Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Ade Wardana
Fadia Salsabila
Miftahul Hidayati
Kelas : XI MIA 1
Segala puji hanya milik Allah, Tuhan yang menguasai seluruh alam raya ini, dan
yang senantiasa mengawasi makhluk-Nya serta mengkaruniakan kepada setiap makhluk
yang dikehindaki-Nya. Shalawat beserta salam semoga tercurah kepada suri tauladan
kita, Rosulullah SAW jaga kepada segenap keluarga, sahabat, serta umat beliau hingga
akhir zaman. Amin.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari banyak sekali kesalahan yang
disebabkan kurangnya wawasan dan pengetahuan dari penulis. Untuk ini penulis
mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah
ini.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini bermanfaat dan dapat digunakan
sebagaimana mestinya.
Kelompok 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada masyarakat modern saat ini , perjalanan (safar) menjadi bagian mobilitas
kehidupan. Artinya semakin maju ingkat kehidupan seseorang , maka akan semakin
sering seseorang melakukan perjalanan untuk memenuhi berbagai kebutuhan dan tujuan.
Pada masa Rosulullah, perjalanan untuk berbagi keperluan ( terutama berdagang) telah
menjadi tradisi masyarakat Arab sebelum Islam datang. Pada musim tertentu seperti
musim panas maupun hujan masyarakat Arab melakukan perjalanan ke berbagai tempat
dengan berbagi keperluan. Untuk memberikan gambaran rinci tentang akhlak dalam
perjalanan, berikut akan di uraikan; pengertian akhlak perjalanan, bentuk akhlak
perjalanan , nilai positif akhlak perjalanan, membiasakan akhlak perjalanan dalam
perilaku hidup.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
Perjalanan dalam bahasa arab disebut dengan kata “rihlah atau safar’. Dalam
bahasa Arab, bepergian dinamakan safar yakni menempuh perjalanan. sedang yang
melakukan perjalanan /bepergian dinamakan musafir. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, perjalanan diartikan; “ perihal(cara, garakan) berjalan atau berpergian dari
suatu tempat ke tempat yang lain untuk suatu tujuan”. Secara istilah, perjalanan sebagai
aktifitas seseorang untuk keluar ataupun untuk meninggalkan rumah dengan berjalan kaki
ataupun menggunakan berbagai macam sarana transportasi yang mengantarkan sampai ke
tempat tujuan dengan maksud ataupun tujuan tertentu. Dalam istilah fiqih, kata safar
diartikan dengan, keluar bepergian meninggalkan kampung halaman dengan maksud
menuju suatu tempat dengan jarak tertentu yang membolehkan seseorang yang
bepergian untuk menqashar sholat
Dengan demikian rumah tinggal merupakan start awal dari semua jenis perjalanan
yang dilakukan setiap orang, sedangkan finisnya berada pada tempat yang menjadi tujuan
setiap perjalanan. Namun demikian setelah seorang sampai pada tempat tujuan dan telah
menemukan ataupun mendapatkan sesuatu yang dicari, maka pada suatu saat mereka
akan kembali ke rumah. Perjalanan yang demikian ini kemudian yang dikenal dengan
istilah pulang pergi(PP)
2. Umrah 4.Berdakwah
Di antara jenis perjalanan (safar) yang dianjurkan dalam islam yaitu pergi haji,
umrah,menyambung silaturrahmi, menuntut ilmu, berdakwah, berperang di jalan Allah,
mencari karunia Allah dan lain-lain. Perjalanan (safar) juga berfungsi untuk menyehatkan
dan merefresing kondisi jasmani dan rohani dari kelelahan dan kepenatan dalam
menjalani suatu aktifitas.
2. Sunnah mengerjakan shalat sunnah dua atau empat rakaat sebelum memulai
Perjalanan. (HR.Thabrani)
3. Ketika keluar rumah disunnahkan membaca do’a : Bismillaahi Tawakkaltu ‘alalloohi Laa
hawla walaa quwwata illa billaahil ‘aliyyil ‘adzhiim/ Dengan nama Allah aku
bertawakkal kepada Allah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali kepada Allah” (HR Abu
Dawud, Hakim)
6. Jika tiba di tempat tujuan, disunnahkan membaca do’a Robbi Anzilnii Munzalan
Mubaarokan Wa Anta Khoirul Munziliin/ Ya Allah, Turunkanlah kami di tempat yang
penuh berkah. Dan Engkau sebaik-baik Pemberi tempat.
7. Boleh menjama’ shalat dan atau mengqasar dalam perjalanan pada dua waktu, yaitu :
Shalat Zhuhur dan Ashar, Shalat Magrib dan Isya.
8. Gunakan masa dalam perjalanan dengan zikir, jika tidak ada amalan yang dapat
dilakukan lebih baik tidur.
3. Ketika Sampai dan Kembali dari Perjalanan
1. Takbir Tiga Kali dan Berdoa. Setelah melakukan perjalanan atau dari medan perang,
Rasulullah Saw. mengucapkan takbir tiga kali, lalu mengucapkan (artinya) : “Tiada
sembahan selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi Allah
kekuasaan dan pujian dan Dia mampu melakukan segala sesuatu. Kami pulang
kembali bertobat, beribadah dan kepada Allah kami bertahmid.”
2. Jangan Pulang Mendadak. Rasulullah Saw. bila pulang larut malam, beliau tidak
langsung mengetuk pintu, tetapi menanti sampai besok pagi.
3. Shalat Dua Raka’at. Sekembali dari perjalanan, Rasulullah Saw. memasuki masjid,
shalat dua raka’at dan baru pulang ke rumah. Ketika memasuki rumah beliau
mengucapkan istighfar (astaghfirullah hal-’azim).
2. Safar menjadi sarana bagi seorang untuk mencari hasil usaha (mata pencaharian)
4. Dengan safar , maka seorang akan lebih banyak mengenal adab kesopanan yang
berkembang pada suatu komunitas masyarakat.
5. Perjalanan akan dapat menambahkan wawasan dan bahkan kawan yang baik dan mulia.
BAB III
PENUTUP
1.Kesimpulan
Perjalanan didefinisikan sebagai “aktivitas seseorang untuk keluar ataupun
meninggalkan rumah dengan berjalan kaki ataupun menggunakan berbagai sarana
transportasi yang mengantarkan sampai pada tempat tujuan dengan maksud ataupun
tujuan tertentu”
Supaya umatnya selalu dalam ridha Allah, Islam telah mengajarkan beberapa tuntunan
adab dan etika dalam melakukan perjalanan, yaitu akhlak Sebelum Perjalanan,Dalam
Perjalanan, dan Ketika Sampai dan Kembali dari Perjalanan.
2.Saran