You are on page 1of 8

TUGAS AKIDAH AKHLAK

Oleh :

Ade Wardana

Indah Luthfia Ramadhani

Fadia Salsabila

Miftahul Hidayati

Kelas : XI MIA 1

MAN 2 MODEL PALEMBANG


TAHUN AJARAN 2016/2017
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah, Tuhan yang menguasai seluruh alam raya ini, dan
yang senantiasa mengawasi makhluk-Nya serta mengkaruniakan kepada setiap makhluk
yang dikehindaki-Nya. Shalawat beserta salam semoga tercurah kepada suri tauladan
kita, Rosulullah SAW jaga kepada segenap keluarga, sahabat, serta umat beliau hingga
akhir zaman. Amin.

Dengan terselesainya makalah yang berjudul “Akhlak Dalam Perjalanan” berarti


telah menyelesaikan salah satu syarat guna memenuhi tugas yang telah ditetapkan oleh
guru mapel Akidah Akhlak. Untuk terwujudnya makalah ini penulis merasa berhutang
budi atas bantuan yang tidak ternilai harganya, dan tidak lupa penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu terselesainya makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari banyak sekali kesalahan yang
disebabkan kurangnya wawasan dan pengetahuan dari penulis. Untuk ini penulis
mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah
ini.

Akhirnya kami berharap semoga makalah ini bermanfaat dan dapat digunakan
sebagaimana mestinya.

Palembang, September 2016

Kelompok 3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada masyarakat modern saat ini , perjalanan (safar) menjadi bagian mobilitas
kehidupan. Artinya semakin maju ingkat kehidupan seseorang , maka akan semakin
sering seseorang melakukan perjalanan untuk memenuhi berbagai kebutuhan dan tujuan.
Pada masa Rosulullah, perjalanan untuk berbagi keperluan ( terutama berdagang) telah
menjadi tradisi masyarakat Arab sebelum Islam datang. Pada musim tertentu seperti
musim panas maupun hujan masyarakat Arab melakukan perjalanan ke berbagai tempat
dengan berbagi keperluan. Untuk memberikan gambaran rinci tentang akhlak dalam
perjalanan, berikut akan di uraikan; pengertian akhlak perjalanan, bentuk akhlak
perjalanan , nilai positif akhlak perjalanan, membiasakan akhlak perjalanan dalam
perilaku hidup.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian akhlak perjalanan?

2. Apa adab akhlak perjalanan dalam islam ?

3. Apa Nilai positif akhlak perjalanan ?.

4. Apa hikmah dari perjalanan ?

C. Tujuan

1. Menjelaskan pengertian akhlak perjalanan.

2. Menjelaskan adab akhlak perjalanan dalam islam.

3. Menjelaskan Nilai positif akhlak perjalanan.

4. Mengetahui Hikmah akhlak perjalanan


BAB II

PEMBAHASAN

1.Pengertian Akhlak Perjalanan

Perjalanan dalam bahasa arab disebut dengan kata “rihlah atau safar’. Dalam
bahasa Arab, bepergian dinamakan safar yakni menempuh perjalanan. sedang yang
melakukan perjalanan /bepergian dinamakan musafir. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, perjalanan diartikan; “ perihal(cara, garakan) berjalan atau berpergian dari
suatu tempat ke tempat yang lain untuk suatu tujuan”. Secara istilah, perjalanan sebagai
aktifitas seseorang untuk keluar ataupun untuk meninggalkan rumah dengan berjalan kaki
ataupun menggunakan berbagai macam sarana transportasi yang mengantarkan sampai ke
tempat tujuan dengan maksud ataupun tujuan tertentu. Dalam istilah fiqih, kata safar
diartikan dengan, keluar bepergian meninggalkan kampung halaman dengan maksud
menuju suatu tempat dengan jarak tertentu yang membolehkan seseorang yang
bepergian untuk menqashar sholat

Dengan demikian rumah tinggal merupakan start awal dari semua jenis perjalanan
yang dilakukan setiap orang, sedangkan finisnya berada pada tempat yang menjadi tujuan
setiap perjalanan. Namun demikian setelah seorang sampai pada tempat tujuan dan telah
menemukan ataupun mendapatkan sesuatu yang dicari, maka pada suatu saat mereka
akan kembali ke rumah. Perjalanan yang demikian ini kemudian yang dikenal dengan
istilah pulang pergi(PP)

Perjalanan pulang pergi secara berkesinambungan menunjukkan adanya mobilisasi


yang tinggi dan menjadi ciri masyarakat modern. Apabila pada suatu kampung, sebagaian
masyarakatnya melakukan perjalanan pulang pergi pada setiap harinya, maka hal tersebut
menunjukkan adanya mobilisasi masyarakat dan menjadi pertanda kemajuan dan
kesejahteraan masyarakatnya.

Pada masyarakat modern, perjalanan (safar) menjadi bagian dari mobilisasi


kehidupan,artinya semakin maju kehidupan seseorang, maka akan semakin sering
seseorang melakukan perjalanan untuk berbagai tujuan. Pada masa Rosulullah, perjalanan
untuk berbagi keperluan (terutama berdagang) telah menjadi tradisi masyarakat arab.
Pada musim tertentu masyarakat arab melakukan perjalanan ke berbagai tempat untuk
berbagai keperluan. Terdapat beberapa perjalanan yang dianjurkan oleh Islam, di
antaranya:

1. Pergi Haji 3.Menuntut Ilmu

2. Umrah 4.Berdakwah

3. Menyambung Silaturahmi 5. Berperang Dijalan Allah


2. Bentuk Akhlak Perjalanan

Di antara jenis perjalanan (safar) yang dianjurkan dalam islam yaitu pergi haji,
umrah,menyambung silaturrahmi, menuntut ilmu, berdakwah, berperang di jalan Allah,
mencari karunia Allah dan lain-lain. Perjalanan (safar) juga berfungsi untuk menyehatkan
dan merefresing kondisi jasmani dan rohani dari kelelahan dan kepenatan dalam
menjalani suatu aktifitas.

Sebagai pedoman Islam mengajarkan adab dalam melakukan perjalanan yaitu :

1. Semua perjalanan dilakukan dengan niat semata-mata karena Allah SWT.

2. Sunnah mengerjakan shalat sunnah dua atau empat rakaat sebelum memulai
Perjalanan. (HR.Thabrani)

3. Ketika keluar rumah disunnahkan membaca do’a : Bismillaahi Tawakkaltu ‘alalloohi Laa
hawla walaa quwwata illa billaahil ‘aliyyil ‘adzhiim/ Dengan nama Allah aku
bertawakkal kepada Allah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali kepada Allah” (HR Abu
Dawud, Hakim)

4. Sunnah menaiki kendaraan dengan membaca Bismillah, kemudian duduk


dengan membaca Alhamdulillah (Misykat)

5. Ketika mulai memasuki kendaraan, disunnahkan membaca do’a : Subhaanalladzii


sakhkhoro lanaa haadza wamaa kunnaa lahu muqriniin wa Innaa ilaa robbinaa
lamunqolibuun/Maha suci Allah, yang memudahkan ini bagi kami, padahal kami tidak
sanggup mengendalikannya. Dan sungguh kami akan kembali kepada Rabb kami.

6. Jika tiba di tempat tujuan, disunnahkan membaca do’a Robbi Anzilnii Munzalan
Mubaarokan Wa Anta Khoirul Munziliin/ Ya Allah, Turunkanlah kami di tempat yang
penuh berkah. Dan Engkau sebaik-baik Pemberi tempat.

7. Boleh menjama’ shalat dan atau mengqasar dalam perjalanan pada dua waktu, yaitu :
Shalat Zhuhur dan Ashar, Shalat Magrib dan Isya.

8. Gunakan masa dalam perjalanan dengan zikir, jika tidak ada amalan yang dapat
dilakukan lebih baik tidur.
3. Ketika Sampai dan Kembali dari Perjalanan

1. Takbir Tiga Kali dan Berdoa. Setelah melakukan perjalanan atau dari medan perang,
Rasulullah Saw. mengucapkan takbir tiga kali, lalu mengucapkan (artinya) : “Tiada
sembahan selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi Allah
kekuasaan dan pujian dan Dia mampu melakukan segala sesuatu. Kami pulang
kembali bertobat, beribadah dan kepada Allah kami bertahmid.”

2. Jangan Pulang Mendadak. Rasulullah Saw. bila pulang larut malam, beliau tidak
langsung mengetuk pintu, tetapi menanti sampai besok pagi.

3. Shalat Dua Raka’at. Sekembali dari perjalanan, Rasulullah Saw. memasuki masjid,
shalat dua raka’at dan baru pulang ke rumah. Ketika memasuki rumah beliau
mengucapkan istighfar (astaghfirullah hal-’azim).

4. Nilai Positif Akhlak Perjalanan

Safar adalah suatu kelaziman dan keharusan bagi setiap orang,untuk


mengembangkan dan mendapatkan pengalaman, wawasan ataupun pola kehidupan baru
bahkan dapat meningkatkan kualitas diri serta tingkat kesejahteraan dalam kehidupan
yang bisa didapat dalam safar tersebut. Imam Ghozali berpendapat: “bersafarlah,
sesungguhnya dalam safar memiliki beragam keuntungan”.

Imam Ghazali mengatakan bahwa “Bersafarlah, sesungguhnya dalam safar memiliki


beragam keuntungan”. Keuntungan melakukan perjalanan diantaranya yaitu:

1. Safar dapat menghibur diri dari kesedihan

2. Safar menjadi sarana bagi seorang untuk mencari hasil usaha (mata pencaharian)

3. Safar juga dapat mengantarkan seseorang untuk memperoleh tambahan pengalaman


dan ilmu pengetahuan.

4. Dengan safar , maka seorang akan lebih banyak mengenal adab kesopanan yang
berkembang pada suatu komunitas masyarakat.

5. Perjalanan akan dapat menambahkan wawasan dan bahkan kawan yang baik dan mulia.

5. Hikmah Melakukan Perjalanan

Sebaiknya setiap orang memikirkan terlebih dahulu secara matang terhadap


semua perjalanan. Niat kita harus lah baik, ingin beribadah kepada Allah SWT. Apabila
melakukan safar atau Rihlah dengan perhitungan jadwal yang matang, akurat , rinci dan
jelas agendanya. Sebaiknya jika suatu perjalanan tanpa adanya agenda yang jelas, maka
akan cenderung menyia-nyiakan waktu, biaya ataupun Energi, dan bahkan akan
membuka celah bagi syaitan untuk menyesatkan dan akhirnya tujuan Safar tak tercapai.
Dan kita harusnya bersyukur jika kita sudah berhasil melakukan perjalanan.

BAB III

PENUTUP

1.Kesimpulan
Perjalanan didefinisikan sebagai “aktivitas seseorang untuk keluar ataupun
meninggalkan rumah dengan berjalan kaki ataupun menggunakan berbagai sarana
transportasi yang mengantarkan sampai pada tempat tujuan dengan maksud ataupun
tujuan tertentu”
Supaya umatnya selalu dalam ridha Allah, Islam telah mengajarkan beberapa tuntunan
adab dan etika dalam melakukan perjalanan, yaitu akhlak Sebelum Perjalanan,Dalam
Perjalanan, dan Ketika Sampai dan Kembali dari Perjalanan.

2.Saran

Sebelum melakukan perjalanan biasakan untuk memikirkan tujuannya, apakah


perjalanan itu bernilai ibadah dan bermanfaat atau hanya sia-sia saja. Jika niat melakukan
perjalanan tidak jelas, maka sebaiknya ditangguhkan ataupun dibatalkan. Segala
keperluan dan bekalselama perjalanan harus disiapkan dengan lengkap, jangan biasakan
membawa persiapan alakadarnya, agar nanti tidak menemui kesulitan di perjalanan.

You might also like