You are on page 1of 4

Penilaian status gigi

Menurut protokol Depkes berdasarkan Hukum Asuransi Kesehatan Nasional, 1994,


masing masing rumah sakit jiwa dengan pasien kejiwaan dilakukan pemeriksaan gigi setiap
tahunnya. Untuk penelitian, pemeriksaan ini dilakukan oleh dua dokter gigi yang sudah di
kalibrasi sebelum penelitian untuk menilai pengalaman dari dokter tersebut sebagai dasar dari
standar nasional yang telah ditetapkan ( koefisien untuk kesepakatan (kappa) antara penguji
adalah 0.88). Pemeriksaan gigi dilakukan dengan menggunakan cermin dan periodental probe (
Indeks Pengobatan Komunitas Periodental ) dengan pasien duduk di depan jendela dan dibawah
cahaya yang cukup. Pasien yang berada di bangsal tertutup yang tidak bisa bergerak dan pasien
usia lanjut akan diperiksa di bangsal. Pasien akan diperiksa keadaan gigi dan restorasi gigi,
jaringan lunak dan keras menurut metode survey Oral dari WHO, edisi keempat yang merinci
secara detail untuk pemeriksaan. Index DMFT yang mewakili keseluruhan status gigi dan
pengalaman karies sebelumnya yaitu Decayed (D), Missing (M), Filled (F), Teeth (T) di gigi
permanen yang sudah dihitung dari setiap pasien. Index skor DMFT adalah jumlah dari ketiga
komponen dan dengan kisaran dari 0 sampai dengan 28 untuk nilai maksimum. Perlu diingat
karena index DMFT dilakukan tanpa foto X-Ray mungkin akan mengabaikan prevalensi dari
karies gigi.

Analisis Data
Semua data di analisis menggunakan SPSS 14 untuk windows. Data DMFT di
tampilkan dalam skoring dan SD. Perbedaan pada karakteristik pasien, kategori dan variabel
kontinyu akan di analisis dengan tes Chi-Square dan ANOVA.Kami menguji hipotesis kami
tentang index DMFT dan komponen skor antara tipikal dan atipikal dan kombinasi dari kedua
group dengan cara satu arah ANOVA dengan perbandingan Turkey HSD. Faktor pembaur dari
jenis kelamin antara kelompok yang berbeda diuji dengan t-test. Signifikasi yang ditetapkan
adalah p<0.05.

Hasil
Hasil kelompok pada group tipikal agak lebih tua dibandingkan dengan yang atipikal
dan group kombinasi meskipun hasilnya tidak signifikan. Terlihat signifikan pada pasien wanita
yang lebih banyak pada group tipikal, relatif pada group atipikal dan group kombinasi dengan
nilai p<0.05.
Untuk menilai hipotesis kami, skor DMFT membandingkan dengan semua kelompok
group. Hasil ANOVA menunjukkan bahwa pasien yang diberikan terapi tipikal memberikan
hasil yang lebih signifikan dengan skor index lebih tinggi dengan nilai p<0.05 serta Missing
p<0.01, Filled p<0.05 skor komponen gigi dari mereka yang diobati dengan antipsikotik atipikal.
Tidak ada perbedaan antara kelompok dalam komponen skor pada group Decayed yang
ditemukan. Pasien yang di obati dengan tipikal tidak berbeda secara signifikan dari semua group
kombinasi di skor DMFT kecuali untuk untuk yang lebih tinggi berarti jumlah gigi yang tetap
hilang. Disana tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistic dalam semua skor DMFT
antara pasien dalam group atipikal dan group kombinasi antipsikotik.
Untuk menilai efek dari jenis kelamin sebagai faktor pembaur pada status gigi dengan
pasien yang diberikan terapi antipsikotik yang berbeda, kami membandingkan index DMFT dan
skor komponen antara laki-laki dan perempuan yang di nilai dengan t-test. Tidak ada perbedaan
pada skor DMFT yang ditemukan pada pemberian terapi antipsikotik.

Diskusi
Penelitian ini meninjau antara type terapi antipsikotik dan status gigi pada pemberian
terapi jangka panjang pada pasien skizofrenia. Secara hipotesis, pasien yang diberikan terapi
atipikal lebih memiliki gigi yang lebih baik dibandingkan dengan pasien dengan pemberian
terapi tipikal. Secara keseluruhan dari level group decay dengan terapi atipikal yang diukur
dengan index DMFT, secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan kelompok perlakuan
dengan tipikal. Mengindikasikan pasien dengan atipikal telah secaea signifikan lebih
diperlakukan (diisi) gigi dan secara sgnifikan lebih sedikit yang di ekstraksi (hilang) gigi. Hasil
kombinasi dari kelompok terapi ( tipikal bersama dengan atipikal) jatuh di antara kelompok
tipikal dan atipikal pada semua tindakan.
Bagaimana hasil dapat dijelaskan ?
Karena desain dari penelitian kami menggunakan metode cross sectional, kebanyakan
dari penjelasan kami yang ditemukan lebih bersifat spekulatif. secara teori, setelah terjadi karies
yang berkembang dan menyebabkan nyeri terdapat dua strategi utama perilaku untuk penderita :
mencari segera perawatan gigi professional atau terapi pengobatan perilaku penghindar, seperti
mengambil analgesic untuk nyeri yang minimal, pendekatan yang menghasilkan penundaan
pengobatan. Strategi pertama terlihat dari peningkatan komponen Filled pada DMFT, sedangkan
strategi kedua menyebabkan progress karies dengan pembusukan dan kehilangan dari gigi
terlihat dari komponen DMFT.
Karena atipikal memiliki lebih sedikit efek samping pada neurologi dibandingkan
dengan tipikal, tetapi kepatuhannya lebih baik. Kepatuhan yang lebih baik terkait dengan remisi
yang lebih stabil dan penilaian yang lebih baik berkontribusi terhadap kepatuhan pasien untuk
kebersihan mulut dan mencari perawatan gigi yang memadai secara tepat. Yang mengaah pada
perbaikan gigi akhirnya lebih banyak dan sedikit ekstraksi. Khususnya, group yang menerima
terapi kombinasi antara group yang diterapi dengan tipikal atau hanya atipikal dari semua
parameter gigi kecuali jumlah gigi yang di ekstraksi menunjukkan hasil yang lebih signifikan
pada group yang di terapi hanya dengan tipikal. Temuan ini menunjukkan bahwa dibandingkan
dengan group tipikal pasien dengan terapi kombinasi tipikal dan atipikal lebih terlihat kooperatif
dengan perawatan gigi dan dokter gigi harus menghindari ekstraksi gigi yang membusuk pada
group yang masih mungkin di lakukan restorasi.
Hasil kami menunjukkan bahwa status gigi yang lebih baik dari pasien yang diobati
dengan atipikal mungkin terkait dengan perubahan perilaku kesehatan dalam hal perawatan gigi.
Mungkin karena wawasan yang lebih baik dari pasien dan lebih banyak kesadaran dari
kebutuhan kesehatan gigi mereka lebih baik praktik kebersihan mulut atau karena kerjasama
yang lebih baik dengan dokter gigi mereka atau kombinasi dari faktor-faktor ini.
Disarankan bahwa atypicals, relatif terhadap typicals, sampai batas tertentu lebih
efektif dalam mengurangi gejala negatif. Gejala negatif seperti mungkin memainkan peran dalam
kesehatan mulut yang buruk dari pasien sakit mental, mungkin karena penarikan sosial yang
mungkin mengurangi perilaku bantuan-cari. Agen antikolinergik tambahan untuk efek samping
ekstrapiramidal yang menyebabkan mulut kering mungkin bertanggung jawab untuk status gigi
miskin pasien yang diobati dengan typicals dibandingkan dengan mereka yang memakai
atypicals. Namun, tidak ada perbedaan di gigi membusuk komponen antara kelompok. Akhirnya,
perbedaan usia-jenis kelamin, paling sering dikutip sebagai faktor risiko untuk kesehatan gigi,
dapat menjelaskan temuan yang diperoleh, jika faktor-faktor ini tidak dikontrol dalam penelitian
kami.

Keterbatasan
Temuan pada penelitian harus di anggap sebagai awal mengingat dari keterbatasan
yang ada. Pertama, hasil penelitian kami mengukur ( DMFT) menggambarkan masa lalu dan
aktivitas karies yang sekarang dan cara mereka diperlakukan. Regimen obat baru-baru initidak
mempengaruhi aktivitas di masa lalu tetapi keterbatasan ini ada pada kedua group, yang berbeda
hanya jenis obat pada peserta yang menerima obat saat itu. Desain penelitian cross sectional
menghalangi pembentukan kausalitas pada asosiasi saat ini. Penelitian future longitudinal dapat
mengkonfirmasi hasil temuan kami dan menentukan hubungan sebab antara pemberian terapi
antipsikotik dan status gigi pada pasien skizofrenia.
Faktor seperti status ekonomi, kebiaasan kesehatan, perawatan diri dan perawatan
mulut dan diet tidak dinilai dalam penelitian, meskipun faktor tersebut tampaknya relevan untuk
penelitian studi tentang dampak terapi pada kesehatan gigi. Meskipun demikian, terlepas dari
pengobatan antipsikotik, preventive perawatan gigi, termasuk kebersihan mulut, diet sehat,
pemanfaatan fluoride dan lain-lain seharusnya direkomendasikan dan di pantau oleh staf rumah
sakit diantara pasien psikiatri yang rawat inap.

You might also like