UNIVERSITAS GADJAH MADA 2018 I. Landasan Teori a. Organizational Culture Budaya organisasi adalah serangkaian asumsi, kepercayaan, dan nilai yg berkembang dalam suatu organisasi untuk menghadapi lingkungan eksternal dan internal dan diteruskan kepada anggota-anggota baru dalam lingkungan tersebut. Budaya memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai identitas bagi para anggotanya, komitmen para anggotanya, stabilitas, dan pengarahan perilaku. Terdapat budaya organisasi dimana terdapat delegasi otoritas, yang dapat meningkatkan kesempatan terjadinya pengambilan keputusan yang tidak etis. Akan tetapi, dengan penekanan nilai-nilai oraganisasi, tindakan-tindakan tidak etis tersebut dapat dihindari. b. Ciri-ciri Organisasi Beberapa aspek dari budaya organisasi memerlukan perlakuan khusus untuk mengembangkan pemahaman akan pengambilan keputusan yg etis. - Iklim Organisasi Terdapat sembilan iklim etik dalam organisasi, yaitu self-interest, company interest, efisiensi, persahabatan, team interest, tanggung jawab sosial, moral personal, peraturan dan prosedur operasi, hukum dan kode etik profesionalitas. - Tujuan Organisasi Tujuan organisasi juga mempengaruhi etika dalam pengambilan keputusan. Akan tetapi banyak tujuan-tujuan organisasi yang tidak mempengaruhi aspek etika dari keputusan, maka dari itu aspek yang dilihat hanya peraturan organisasi dan struktur rewards. c. Proses Pengambilan Keputusan - Management Problem Kepentingan etika harus diikutkan dalam proses pengambilan keputusan. Management problem dapat berupa urusan strategis dan taktis. Urusan strategis melibatkan komitmen jangka panjang, seperti penetapan lokasi pabrik baru. Sedangkan urusan taktis hanya terbatas pada penggunaan siber daya dalam jangka pendek dan biasanya ditentukan oleh manajemen tingkat bawah. - Alternatif Keputusan Peraturan perusahaan sangat mempengaruhi pemilihan alternatif keputusan. Peraturan perusahaan yang efektif dapat menghasilkan pengambilan keputusan yang etis. Selain itu struktur reward dan kode etik profesionalitas juga dapat membantu menghasilkan pengambilan keputusan yang etis. - Dimensi Keputusan Ketika serangkaian alternatif keputusan telah dibuat, setiap alternatif itu harus dievaluasi berdasarkan kriteria ekonomi, politik, teknologi, sosial, dan etik. - Proses Pengambilan Keputusan Dua Tahap Tahap pertama adalah pengambilan keputusan berdasarkan kinerja minimum (minimum performance level), misalnya pemilihan alternatif yang memiliki nilai ROI minimal seperti yang diinginkan perusahaan. Kinerja minimum mungkin kurang menarik jika hanya aspek tersebut saja yang diperhatikan, maka dari itu perlu diperhatikan aspek lain seperti teknologi, etik, dan lain-lain. Tahap selanjutnya ada uji keuntungan total (total benefit test) alternatif-alternatif keputusan yang telah melewati tahap pertama, kemudian diseleksi pada tahap ini. Pada tahap ini, pemilihan alternatif berdasarkan kepada keuntungan keseluruhan yang dihasilkan oleh alternatif tersebut. d. Membuat Keputusan yang Bermoral Budaya Kinerja Tinggi dapat Meningkatkan Perilaku Etis Faktor kunci dalam etika organisasi adalah nilai-nilai yang terkandung dalam suatu organisasi. Karakteristik dari perusahaaan yang berkinerja tinggi adalah: Karakteristik Budaya Karakteristik budaya harus kuat, sesuai dengan lingkungan dimana perusahaan beroperasi, dan harus dapat membantu perusahaan dalam memprakirakan perubahan lingkungan dan dapat menyesuaikan terhadap perubahan tersebut. Penekanan Sistem Nilai Organisasi Nilai-nilai organisasi harus mengandung kepedulian terhadap stakeholders, memperhatikan efek jangka panjang, dan menekankan integritas. Perilaku Korporasi Nilai organisasi harus menekankan perilaku etis. e. Ethic Tools Dalam evaluasi nilai etik dari sebuah keputusan dibutuhkan sebuah alat atau model, yaitu decision support model. 1. Mengumpulkan informasi yang relevan Informasi yang dikumpulkan termasuk pengaruh terhadap stakeholders dari alternatif keputusan yang ada. Selain itu, seorang manajer juga harus memperhatikan hypernorms yang relevan dan norma-norma yang ada dalam komunitas. Jika terjadi konflik antara norma-norma tersebut, maka digunakan skala prioritas. 2. Faktor-faktor utama Dalam beberapa kasus, beberapa norma lebih penting dari pada norma lainnya. Misalnya pada perusahaan baja, faktor keamanan adalah hal yang sangat penting. Maka dari itu perlu diadakan tes narkoba, walau pun itu melanggar hak privasi dari pegawai. Faktor penting lainnya adalah incapacitation atau ketidakmampuan seorang manajer dalam memilih suatu alternatif karena keterbatasan informasi. 3. Dimensi keputusan Sama seperti pada “Budaya Organisasi”, dimensi-dimensi keputusan diperlukan dalam decision support model. Ringkasan kasus : WorldCom’s Creative Accounting Pada tahun 1996, Betty Vinson menjabat sebagai akuntan level menengah di WorldCom yang merupakan perusahaan telekomunikasi skala kecil jarak jauh di Jackson, Mississippi. Selama beberapa tahun, WorldCom berkembang dengan cepat setelah mengakuisisi beberapa perusahaan seperti Brooks Fiber, MCI, Skytel, UUNet. Setelah bergabung selama 2 tahun di WorldCom, Vinson dipromosikan menjadi senior manager. Vinson dan 10 anggota timnya bertugas untuk menyusun laporan triwulan operating expenses dan loss reserves. Laba WorldCom meningkat drastis hingga tahun 2000 saat industri komunikasi menghadapi masalah sehingga mengalami penurunan laba secara signifikan. Dengan adanya biaya perusahaan dan biaya sewa jaringan kepada perusahaan telekomunikasi lainnya membuat biaya WorldCom meningkat. Rasio tersebut diamati secara seksama oleh wallstreet sebagai sebuah indikator kesehatan perusahaan. Bernard Ebbers (CEO) dan Scott Sullivan (CFO) mengingatkan wallstreet bahwa pendapatan pada semester kedua tahun tersebut akan turun dibawah ekspektasi. Pada kuarter ketiga, WorldCom mengalami kerugian $685 juta. Vinson, Yates, dan Troy Normand akuntan yang bertugas memonitor biaya tetap perusahaan mencari sebuah cara untuk menutupi kekurangan dalam persiapan mempublikasi laporan keuangan kuartal ketiga. Mereka mampu untuk menempatkan $50 juta untuk menutupi tagihan yang belum terbayar. Pada bulan Oktober Yates bertemu dengan Vinson dan Normand dan mengatakan kepada mereka bahwa Sullivan dan David Myers mengarahkan mereka untuk mengambil $828 juta dari dana cadangan (reserve account) yang didesain untuk menutupi biaya. Hal ini akan mengurangi biaya yang seharusnya dan meningkatkan pendapatan. Ketiga akuntan ini sadar bahwa tindakan ini tidak sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Tetapi akhirnya mereka setuju untuk tetap melakukannya setelah diyakinkan oleh Yates bahwa hal ini hanya dilakukan sekali itu saja. Vinson berencana untuk mengundurkan diri namun tidak diperbolehkan oleh Sullivan dan David Myers. Baik Vinson dan Norman diperbolehkan untuk mengundurkan diri sampai masalah mengenai keuangan perusahaan dapat diatasi. Mereka khawatir apabila dituntut untuk bertanggung jawab atas perbuatannya. Vinson membutuhkan pekerjaan ini karena kondisi ekonomi keluarganya dan kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan yang baru. Akhirnya mereka memutuskan untuk tetap bekerja di WorldCom. Pada 2001 mereka menghadapi kasus yang sama, dengan kerugian $771 juta. Sullivan memerintahkan mereka untuk mencatatkan biaya operasional menjadi biaya modal karena mereka sudah tidak memiliki reserve account. Vinson, Normand, dan Yates akhirnya menuruti perintah Sullivan walaupun mereka terpaksa melakukannya. Mereka masih melakukan tindakan ini sampai 3 kuartal kedepan. Karena tindakan mereka ini, Vinson dipromosikan menjadi Director of Management Reporting, Normand menjadi Director of Legal Entity Accounting.