You are on page 1of 7

A.

Pengertian Iman, Islam, dan Ihsan


1. Pengertian Iman
Iman adalah kepercayaan kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa. Syahadatain (dua
persaksian: bersaksi bahwa tiada Tuhan yang disembah kecuali Allah dan Muhammad
adalah Rasulullah) merupakan suatu pernyataan sebagai kunci dalam memasuki gerbang
Islam. Pernyataan bahwa hanya Allah (Yang Esa) satu-satunya Tuhan yang wajib disembah,
merupakan pokok ajaran yang menjadi misi segala Nabi yang pernah diutus oleh Allah ke
bumi di sepanjang sejarah kehidupan manusia.
Ar- Raghib al-Ashfahani (ahli kamus Al-quran) mengatakan, iman didalam Al-quran
terkadang digunakan untuk arti iman yang hanya sebatas dibibir saja padahal dalam hati dan
perbuatannya tidak beriman, terkadang digunakan untuk arti iman yang hanya terbatas pada
perbuatannya saja, sedang hati dan ucapannya tidak beriman dan ketiga kata iman terkadang
digunakan untuk arti iman yang diyakini dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan di amalkan
dalam perbuatan sehari-hari.[1]
Iman itu perkataan dan perbuatan, yaitu perkataan hati dan lisan, dan perbuatan hati, lisan,
dan anggota badan. Ia bertambah karena ketaatan dan berkurang karena maksiat, dan orang
yang beriman itu bertingkat keimanannya.
Firman Allah
... ‫ولكن هللا حبب اليكم اال يمان و زينه في قلوبكم‬
“… tetapi Allah menjadikanmu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam
hatimu…” (al-hujurat: 7)
Perkataan dan perbuatan adalah makna syahadatain (persaksian tidak ada tuhan selain
Allah dan Muhammad utusan Allah), yang seseorang tidak sah memeluk agama Islam tanpa
dua kalimat syahadat ini. Ia merupakan amalan hati dengan mengitikadkannya dan amalan
lisan dengan mengucapkannya dengan segala konsekuensi. Allah berfirman,
… ‫وماكان هللا ليضيع ايما نكم‬
“… dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu…” (al- Baqarah: 143)
Yang dimaksudkan oleh “imanmu” dalam ayat ini adalah shalat yang dilaksanakan
dengan menghadap ke Baitul Maqdis sebelum diciptakannya perubahan kiblat.
Di sini, shalat secara keseluruhan disebut iman, karena shalat menghimpun perbuatan hati,
lisan, dan anggota badan. Nabi Muhammad SAW juga menjadikan jihad, ibadah lailatul
qadar, puasa Ramadhan, shalat tarawih, dan shalat lima waktu sebagai iman. Ketika beliau
ditanya tentang amalan yang paling utama, beliau menjawab, “Iman kepada Allah dan rasul-
Nya.”
Berikut ini dalil yang menunjukkan bertambah dan berkurangnya iman
… ‫المؤمنين ليزدادوا ايمانا مع ايمانهم‬
“… supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada)…”
(al-Fath: 4)
‫ىهد وزدنهم‬
“… dan kami tambahkan kepada mereka petunjuk.” (al-Kahfi: 13)
“… adapun orang-orang yang beriman, maka surat ini menambah imannya…” (at-Taubah:
124)[2]

2. Pengertian Islam
Secara genetik kata Islam berasal dari Bahasa Arab terambil dari kata “salima” yang
berarti selamat sentosa. Dari kata itu dibentuk kata “aslama” yang berarti menyerah, tunduk,
patuh, dan taat. Kata “aslama” menjadi pokok kata Islam. Sebab itu orang yang melakukan
“aslama” atau masuk islam dinamakan Muslim. Selanjutnya dari kata “salima” juga
terbentuk kata “silmun” dan “salamun” yang berarti damai. Karenanya seorang yang
menyatakan dirinya muslim adalah harus damai dengan Allah dan dengan sesama manusia.
Penyebutan orang-orang Barat terhadap Islam sebagai Moehammedanism dan
Moehamadan, bukan saja tidak tepat tetapi salah secara prinsipil (Nasrudin Razak, 1985: 55).
Istilah ini mengandung arti Islam adalah paham Muhammad atau pemujaan terhadap
Muhammad, sebagaimana perkataan Kristen dan Kekristenan yang mengadung arti pemujaan
terhadap Kristus.[3]
Islam artinya penyerahan diri kepada Allah, tuhan yang Maha Kuasa, Maha Perkasa, dan
Maha Esa. Penyerahan itu diikuti dengan kepatuhan dan ketaatan untuk menerima dan
melakukan apa saja perintah dan larangan-Nya. Tunduk pada aturan dan undang-undang yang
diturunkan kepada manusia melalui hamba pilihan-Nya (para rasul). Aturan dan undang-
undang yang dibuat oleh Allah itu dikenal dengan istilah “Syari’ah”. Kadang-kadang
syari’ah itu disebut juga din (agama). Innaddina ‘indallahi al-islam (sesungguhnya agama di
sisi Allah adalah Islam QS. 3:19), karena memang agama di sisi Allah ialah penyerahan yang
sesunggguhnya kepada Allah. Maka walaupun seseorang mangaku memeluk agama Islam,
kalau tidak menyerah yang sesungguhnya kepada Allah, tidak mau mematuhi suruhan dan
larangannya, belumlah dia Islam.
Dengan memasuki Islam seseorang akan selamat, damai, dan sentosa dalam kehidupan
yang seimbang lahir dan batin, dunia dan akhirat. Islam memang mempunyai arti (selamat,
damai, dan sentosa), suatu agama yang diturunkan oleh Allah kepada segenap nabi dan rasul-
Nya. Allah jua menegaskan bahwa siapa saja yang memeluk agama selain Islam tidak akan
diterima (QS. 3:85), karena itu tentulah para nabi membawa dan memeluk ini, karena Islam
memang diperuntukkan bagi segenap manusia. Ajaran Islam itu, oleh karenanya merata,
mengatur manusia dalam segala seginya, bukan semata mengatur hubungan manusia dengan
Tuhannya, melainkan juga mengatur hubungan manusia dengan sesamanya, dan manusia
dengan lingkungannya (alam semesta).

3. Pengertian Ihsan
Ihsan, menurut kamus berasal dari kata: ahsana-yuhsinu-ihsan berarti, baik, bagus,
kebajikan atau saleh. Menurut makna istilah, seperti dikemukakan dalam hadits nabi di
permulaan tulisan ialah: “engkau menyembah Allag seakan-akan engkau melihat-Nya, dan
jika engkau tidak dapat melihat-Nya, sesungguhnya Ia melihat engkau.”[4]

B. Rukun-rukun Iman dan Islam


1. Rukun Iman
a. Iman Kepada Allah
Yakni beriman kepada rububiyyah Allah Swt, maksudnya : Allah adalah Tuhan,
Pencipta, Pemilik semesta, dan Pengatur segala urusan, Beriman kepada uluhiyyah Allah
Swt, maksudnya: Allah sajalah tuhan yang berhak di sembah, dan semua sesembahan selain-
Nya adalah batil, iman kepada Nama-Nama dan Sifat-Sifat-Nya maksudnya: bahwasanya
Allah Swt, memiliki nama-nama yang mulia, dan sifat-sifat-Nya yang sempurna serta agung
sesuai yang ada dalam Al-quran dan Sunnah Rasul-Nya.
b. Iman Kepada Malaikat-malaikat Allah
Malaikat adalah hamba Allah yang mulia, mereka diciptakan oleh Allah untuk beribadah
kepada-Nya, serta tunduk dan patuh menta’ati-Nya, Allah telah membebankan kepada
mereka berbagai tugas, Diantaranya adalah : Jibril tugasnya menyampaikan wahyu, Mikail
mengurusi hujan dan tumbuh-tumbuhan, Israfil meniup sangsakala di hari kiamat, Izrail
(malaikat maut), Raqib , Atit, mencatat amal perbutan manusia, Malik menjaga neraka,
Ridwan menjaga surga, dan malaikat-malaikat yang lain yang hanya Allah Swt yang dapat
mengetahuinya.

c. Iman Kepada Kitab-kitab Allah


Allah yang Maha Agung dan Mulia telah menurunkan kepada para Rasul-Nya kitab-kitab,
mengandung petunjuk dan kebaikan. Diantaranya: kitab taurat diturunkan kepada Nabi Musa,
Injil diturunkan kepada Nabi Isa, Zabur diturunkan kepada Nabi Daud, Shuhuf Nabi Ibrahim
dan Nabi Musa, Al-quran diturunkan Allah Swt, kepada Nabi Muhammad Saw. Allah telah
menjamin untuk menjaga dan memeliharanya, karena ia akan menjadi hujjah atas semua
makhluk, sampai hari kiamat.
d. Iman Kepada Rasul Allah
Allah telah mengutus kepada maakhluk-Nya para rasul, rasul pertama adalah Nuh dan
yang terakhir adalah Muhammad Saw, dan semua itu adalah manusia biasa, tidak memiliki
sedikitpun sifat ketuhanan, mereka adalah hamba-hamba Allah yang dimuliakan dengan
kerasulan. Dan Allah telah mengakhiri semua syari’at dengan syari’at yang diajarkan oleh
Nabi Muhammad Saw,yang diutus untuk seluruh manusia, maka tidak ada nabi sesudahnya.
e. Iman Kepada Hari Akhir
Yaitu hari kiamat, tidak ada hari lagi setelahnya, ketika Allah membangkitkan manusia
dalam keadaan hidup untuk kekal ditempat yang penuh kenikmatan atau ditempat siksaan
yang amat pedih. Beriman kepada hari akhir meliputi beriman kepada semua yang akan
terjadi setelah itu, seperti kebangkitan dan hisab, kemudian surga atau neraka.[5]

f. Iman Kepada Qadha’ dan Qadar


Iman kepada qada dan qadar Allah adalah salah satu sendi akidah Islam. Dalam
pembicaraan sehari-hari disingkat dengan sebutan takdir (taqdir). Berbicara tentang takdir
Allah memang bukan sesuatu yang mudah. Sebab yang kita bicarakan langsung menyangkut
kehendak Tuhan terhadap makhluk-makhluk-Nya.
Beriman kepada qada dan qadar Allah adalah rukun keenam dari rukun iman.
Sebagaimana dalam jawaban Rasulullah ketika ditanya oleh Jibril tentang iman, beliau
bersabda:
“Engkau beriman krpada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, hari akhir, dan
engkau beriman kepada qada-Nya, yang baik maupun yang buruk.” (HR.Buhkari dan
Muslim)
Seperti yang dinyatakan dalam Al-Qur’an surah An-Naml [27]: 65 yang artinya
“katakanlah tak seorang pun di laangit maupun di bumi yang mengetahui perkara gaib
kecuali Allah.”[6]
2. Rukun Islam
a. 2 Kalimat Syahadat
Dua kalimat syahadat itu adalah laksana anak kunci yang dengannya manusia masuk ke
dalam alam keselamatan (Islam). Sebagaimana keterangan Hadits Nabi : “dari Mu’az berkata,
aku mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: barangsiapa yang akhir katanya laa ilaaha
illallaah, maka dia pasti masuk surga.”
Kalimat “laa ilaaha illallah” tersusun dalam bentuk dimulai dengan peniadaan, yaitu tiada
tuhan, baru kemudian disusul dengan suatu penegasan : “melaikan Allah!”. Ini berarti bahwa
seorang muslim dalam hidupnya harus membersihkan segala macam tuhan, kepercayaan,
keyakinan, aqidah, dan lain-lain sebagainya lebih dahulu. Yang ada dalam kalbunya hanyalah
satu tuhan, satu kepercayaan, satu keyakinan dan satu aqidah ialah hanya kepada Zat yang
bernama Allah s.w.t.
b. Shalat
Allah telah mensyari’atkan shalat 5 waktu setiap hari sebagai hubungan antara seorang
muslim dengan Tuhannya. Didalamnya dia bermunajat dan berdo’a kepada-Nya, disamping
agar menjadi pencegah bagi muslim dari perbuatan keji dan mungkar. Dan Alah telah
menyiapkan bagi yang menunaikannya kebaikan dalam agama dan kemantapan iman serta
ganjaran, baik cepat maupun lambat. Maka dengan demikian seorang hamba akan
mendapatkan ketenangan jiwa dan kenyamanan raga yang akan membuatnya bahagia di
dunia dan akhirat.
Shalat terdiri dari :
1) Shalat wajib
a) Shalat dzuhur
b) Shalat ashar
c) Shalat magrib
d) Shalat Isya’
e) Shalat subuh
2) Shalat sunnah.
a) Shalat rawatib
b) Shalat dhuha
c) Shalat tahajjud
d) Shalat witir
e) Shalat gerhana matahari dan shalat gerhana bulan
f) Shalat 2 hari raya
g) Shalat istiharah
h) Shalat tasbih[7]
c. Puasa
Puasa adalah salah satu Rukun Islam yang mulai disyariatkan pada tahun ke II Hijriah.
Kata puasa berasal dari bahasa arab “ ‫ص ْو ُم‬
َّ ‫ ” ال‬yang berarti menahan (‫)إمساك‬. Jadi, puasa
menurut bahasa artinya “menahan”. Secara Terminologi, Puasa Adalah
‫إمساك عن مفطر بنية مخصوصة جميع نهار قابل للصوم من مسلم عاقل طاهر من حيض و نفاس‬
(menahan dari sesuatu yang membatalkan puasa dengan niat yang khusus pada seluruh siang
harinya orang yang melakukan puasa yang berakal, dan suci dari haidl dan nifas).
Jadi, puasa adalah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa mulai terbit
fajar sampai terbenam matahari disertai niat dengan syarat dan rukun yang telah ditentukan.
Sesuai firman Allah SWT :
)187 : ‫ (البقرة‬...‫ض ِمنَ ْال َخي ِْط ْاالَس َْو ِد ِمنَ ْالفَجْ ِر‬ ُ ‫و ُكلُ ْو َاوا ْش َرب ُْوا َحتَّى يَتَبَيَّنَ لَ ُك ُم ْال َخ ْي‬...
ُ َ‫ط ْاالَ ْبي‬ َ
Artinya : “makan dan minumlah hingga nyata bagimu benang putih dari benang hitam yaitu
fajar.” (QS. Al-Baqarah : 187)
Adapun hukum melakukan puasa Ramadlan adalah Wajib/Fardlu ‘Ain, sesuai firman Allah
SWT yang artinya :
“ Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu sekalian berpuasa sebagaimana telah
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, supaya kamu bertaqwa.” (Qs. Al-Baqarah : 183).
Macam-macam puasa:
1) Puasa wajib
a) Puasa Ramadhan
b) Puasa Nazar
c) Puasa Kafarat
2) Puasa sunnah
a) Puasa 6 hari pada bulan syawal
b) Puasa hari asyura
c) Puasa pada hari arafah
d) Puasa pada bulan sya’ban
e) Puasa daud
f) Puasa senin-kamis
3) Puasa makruh
a) Puasa syak
b) Puasa pada hari-hari pertengahan bulan sya’ban
4) Puasa haram
a) Puasa pada 2 hari raya
b) Puasa pada hari tasyrik
c) Puasa sepanjang masa
d) Puasa wishal
e) Puasa khusus hari jum’at[8]

d. Zakat
Menurut bahasa, “zakat” berasal dari kata zakatan-yuzakki-zakka artinya tumbuh, suci,
atau berkah. Menurut istilah Zakat adalah memberikan harta dengan kadar tertentu kepada
yang berhak sebagai ibadah kepada Allah SWT.
Firman Allah yang memerintahkan kewajiban zakat adalah QS. An-Nisa ayat 77:
‫واقيموا الصلواة واتوا االزكوة‬
Artinya: “… dirikanlah shalat dan tunaikan zakat … ” (QS. An-Nisa :77)
Macam-macam zakat:
1) Zakat fitrah
2) Zakat Maal
a) Emas, perak dan uang
b) Harta perniagaan
c) Harta pertanian
d) Hewan trnak
e) Hasil tambang
f) Barang temuan[9]
e. Haji
Rukun Islam yang ke-5 adalah menunaikan ibadah haji. Setiap orang Islam wajib
menunaikan ibadah haji bila mampu, dan dalam seumur hidupnya hanya dilakukan sekali.
Jika seseorang tidak menunaikan ibadah haji sedangkan ia mamapu, maka ia bukanlah
termasuk orang Islam.
Pengertian haji menurut bahasa dalah ‫القصد‬artinya menyengaja. Sedangkan menurut istilah
haji adalah mengunjungi makkah (ka’bah) untuk mengerjakan ibadah yang terdiri dari thawaf,
sa’I, wuquf, dan ibadah-ibadah lain sesuai dengan ketentuan haji, guna memenuhi perintah
Allah dan mengharap keridlaan-Nya.
Ibaah haji ini merupakan bagian dari syari’at bagi umat-umat dahulu, semenjak Nabi Ibrahim.
Allah telah menyuruh Nabi Ibrahim a.s membangun baitul Haram di amkkah, agar orang-
orang thawaf di sekelilingnya dan menyebut nama Allah ketika thawaf itu.

You might also like