You are on page 1of 14

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

MODUL KARDIOVASKULAR

KELOMPOK : C1
NAMA:
Diana Putri Lestari I1011141004
Vini Apriyanti I1011141022
Ra’ida Afiffa A.S I1011161035
Dita Rahma Sumarna I1011161039
Heri Irawan I1011161057
Dellaneira Ananda I1011161065

Agung Prasetyo I1011161075

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS


KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK

2018

1
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sistem kardiovaskular adalah serangkaian pipa (pembuluh darah) yang berisi


cairan (darah) dan dihubungkan dengan pompa (jantung). Tekanan yang dihimpun
diujung akan mendorong darah melalui sistem tersebut secara terus menerus. Fungsi
utama sistem kardiovaskular adalah transport materi dari dan menuju keseluruh bagian
tubuh. System kardiovaskular terdiri dari jantung, pembuluh darah serta sel dan plasma
darah.1
Kekuatan yang mendorong aliran darah kedalam system kardiovaskular adalah
kontraksi ventrikel. Ketika darah yang mendapatkan tekanan dipompa dari ventrikel kiri,
aorta dan arteri mengembang untuk mengakomodasinya. Dengan mempertahankan
tekanan pendorong untuk aliran darah selama ventrikel rileksasi, arteri mempertahankan
aliran darah agar terus megalir agar melalui pembuluh darah.1
Tekanan arteri rerata adalah tekanan darah yang dipantu dan diatur, bukan tekanan
diastolik atau sistolik arteria tau tekanan nadi dan juga bukan tekanan bagian lain pohon
vascular. Pengukuran tekanan darah rutin merekam tekanan sistolik dan diastolik arteri,
yang dapat digunakan sebagai patokan untuk menilai tekanan arteri rerara. Nilai ambang
terkini untuk tekanan darah normal yang ditentukan oleh National Institutes of Health
(NIH) adalah kurang dari 120/80 mm Hg. Kadang-kadang mekanisme kontrol tekanan
darah tidak berfungsi dengan benar atau tidak mampu secara sempurna mengompensasi
perubahan-perubahan yang terjadi. Tekanan darah dapat terlalu tinggi (hipertensi jika di
atas 140/90 mm Hg) atau terlalu rendah (hipotensi jika di bawah 100/60 mm Hg).2
Frekuensi jantung (heart rate) merupakan jumlah denyutan jantung per satuan
waktu, biasanya per menit. Denyut jantung didasarkan pada jumlah kontraksi ventrikel.
Denyut jantung terlalu cepat (takikardia) atau terlalu lambat (bradikardia). Denyut nadi
adalah denyutan arteri dari gelombang darah yang mengalir melalui pembuluh darah
sebagai akibat dari denyutan jantung. Untuk menentukan frekuensi jantung dapat di ukur
dengan pengukuran denyut nadi, karena dalam keadaan normal kecepatan jantung sama
dengan kecepatan nadi (setiap kontraksi jantung memicu denyut nadi akibat semprotan
dari darah ke arteri).2,3

2
METODOLOGI
Alat dan Bahan

I. Pengukuran Tekanan Darah Arteri Manusia Pada Berbagai Kondisi

A. Pengukuran Tekanan Darah A. Brachialis pada Sikap Berbaring,


Duduk, dan Berdiri
1. Sfigmomanometer air raksa
2. Stetoskop
3. Metronom
B. Pengukuran Tekanan Darah Sesudah Kerja Otot

1. Sphygmomanometer raksa
2. Stetoskop
3. Stopwatch

II. Tes Peningkatan Darah Dengan Pendinginan (Cold-Pressor Test)

1. Sfigmomanometer dan stetoskop


2. Stopwatch
3. Wadah berisi air + es
4. Termometer kimia

Langkah Kerja

Pengukuran Tekanan Darah Arteri Manusia Pada Berbagai Kondisi

A. Pengukuran Tekanan Darah A. Brachialis pada Sikap Berbaring,


Duduk, dan Berdiri
Pengukuran tekanan darah A. brakhialis pada sikap berbaring, duduk dan
berdiri.

Berbaring terlentang

3
1. Orang percobaan (OP) disuruh berbaring terlentang dengan tenang selama
10 menit ( pada tatacara yang baku OP seharusnya berbaring selama 20
menit).
2. Selama menunggu, pasang manset sfignomanometer pada lengan kanan atas
OP.
3. Carilah dengan palpasi, denyut a. brakhialis pada fossa cubiti dan denyut a.
radialis pada pergelangan tangan OP.
4. Setelah OP berbaring 10 menit. Siapkan stetoskop di telinga saudara, pompa
manset sambil meraba a. radialis sampai tekanan di dalamnya melampaui
tekanan sistolik +30 mmHg.

5. Lakukan pengukuran tekanan darah a. brakhialis cara auskultasi dan


tetapkan tekanan darah OP menurut cara baru.
6. Ulangi pengukuran butir 5 sebanyak 3 kali untuk mendapatkan nilai rata-rata
dan catat hasilnya.

Duduk

Tanpa melepaskan manset. OP disuruh duduk kemudian segera ukur


tekanan darah OP. Setelah 3 menit, ukurlah kembali tekanan darah a.
brakhialis dengan cara yang sama sebanyak 3 kali untuk mendapatkan nilai
rata-rata.

Berdiri

1. Tanpa melepas manset, OP disuruh berdiri, kemudian segera ukur tekanan


darah OP. Setelah menunggu 3 menit, ukur kembali tekanan darah a.
brakhialis dengan cara yang sama sebanyak 3 kali untuk mendapatkan nilai
rata-rata dan catat hasilnya.

4
2. Bandingkan hasil pengukuran tekanan darah OP pada ketiga sikap yang
berbeda tersebut.

B. Pengukuran Tekanan Darah Sesudah Kerja Otot


1. Tekanan darah arteri brakhialis OP diukur dengan penilaian menurut metode
baru pada sikap duduk ( OP tidak perlu sama dengan OP percobaan I )
2. Tanpa melepas manset. OP disuruh berlari ditempat dengan frekuensi ± 120
loncatan/menit selama 2 menit ( mengikuti detakan metronom ). Segera
setelah selesai OP disuruh duduk dan diukur tekanan darahnya
3. Pengukuran tekanan darah ini diulangi tiap menit sampai tekanan darahnya
kembali seperti semula

II. Tes Peningkatan Darah Dengan Pendinginan (Cold-Pressor Test)

1. Suruhlah orang percobaan (OP) berbaring terlentang dengan tenang selama 10


menit (pada tatacara baku OP seharusnya berbaring selama 201 menit)
P-CPT 1. Mengapa OP harus berbaring selama 10 menit?
Jawab : OP harus berbaring selama 10 menit agar OP merasa tenang dan rileks
sehingga pada saat pengukuran sistolik dan diastolik sebelum pendinginan
didapatkan tekanan darah murni pada saat istirahat.
2. Selama menunggu, pasanglah manset sfigmamonometer pada lengan kanan
atas OP
3. Setelah OP berbaring 10 menit, tetapkanlah tekanan darahnya setiap menit
sampai terdapat hasil yang sama (tekanan basal) 3 kali berturut-turut (selisih
hasil 3 kali pengukuran ≤ 5 mmHg)
P-CPT 3. Apakah kontraindikasi untuk melakukan Cold-Pressor Test?
Jawab : Kontraindikasinya adalah bila tekanan darah dari waktu ke waktu
menunjukkan peningkatan. Test ini dapatmenjadi salah satu cara penilaian
terhadap OP apakah OP tersebut berisiko tinggi terhadap penyakit
hipertensi.

5
4. Tanpa membuka manset suruhulah OP memasukkan tangan kirinya kedalam
wadah berisi air es (4oC) sampai pergelangan tangan
5. Pada detik ke-30 dan detik ke-60 pendinginan, tetapkanlah tekanan sistolik
dan diastoliknya
P-CPT 5. Bagaimana caranya agar saudara dapat mengukur tekanan darah
orang percobaan dengan cepat?
Jawab : Caranya yaitu setelah melakukan pemeriksaan sistolik dan diastolik
sebelum pendinginan manset sfigmomanometer tidak dilepas dari tangan OP,
sehingga pada saat waktu sebelum detik ke-30 pemeriksa mulaimenaikkan
tekanan sampai pada tekanan darah basal sehingga pada saat detik ke-30
sudah dapat melepaskan tekanannya sehingga didapatkan nilai dari sistolik
dan diastolik pada detik ke-30. Hal tersebut juga berlaku untuk detik ke-60.
P-CPT 6. Apa yang diharapkan terjadi pada tekanan darah OP selama
pendinginan? Terangkan mekanismenya!
Jawab : Yang diharapkan adalah terjadinya perubahan tekanan darah yang
disebabkan oleh perubahan temperatur lingkungan menjadi dingin dan hal
tersebut merupakan salah satu contoh pengaruh fisik lokal pada otot.
Sedangkan untuk mekanisme apabila terjadinya perubahan suhu didalam
tubuh kita maka tekanan darah akan meningkatk dikarenakan didalam
pembuluh darah terjadi vasokontriksi sehingga jangtung bekerja memompa
darah lebih banyak agar darah dapat sampai ke jaringan.
6. Catatlah hasil pengukuran tekanan darah OP selama pendinginan
Bila pada pendinginan tekanan sistolik dan atau tekanan diastolik naik ≥
15 mmHg, maka OP termasuk golongan hiperreaktor.
Bila kenaikan tekanan darah OP masih dibawah angka tersebut, maka OP
termasuk golongan hiporeaktor.

Hasil dan Pembahasan

Pengukuran Tekanan Darah Arteri Manusia Pada Berbagai Kondisi

6
A. Pengukuran Tekanan Darah A. Brachialis pada Sikap Berbaring,
Duduk, dan Berdiri
Hasil
Sikap Tubuh Tekanan Darah (mmHg)
Berbaring TD awal 110/70
Saat berbaring Setelah berbaring 10 menit TD
telentang 110/70
Duduk TD awal 110/80
Setelah 3 menit 110/80
Berdiri TD awal 110/70
Pada saat berdiri TD 110/80
Setelah 3 menit 110/80

Pembahasan
Pada praktikum ini, tekanan darah diukur dengan pengukuran dilakukan pada
lengan bagian atas. Tekanan darah dari OP diukur dalam beberapa keadaan, yaitu
pada saat berbaring, duduk dan berdiri. OP diukur tekanan darahnya dengan
menggunakan Sfigmomanometer.
Pada percobaan terjadi karena adanya pengaruh gravitasi terhadap darah.
Gravitasi ini memberi pengaruh dengan memberikan gravitational pressure.
Efeknya karena semakin jauh darah dari pusat gravitasi darah akan semakin berat,
jadi darah vena yang seharusnya kembali ke atrium kanan, akan sulit untuk
kembali sehingga akan menumpuk di ekstremitas bawah. Hal ini disebut venous
pooling. Bila aliran turun maka cardiac output juga turun, setelah itu tekanan
darah awal-awal menurun. Saat tubuh berbaring, gravitasi tidak berpengaruh itu
disebut tekanan darah basal (dasar). Selanjutnya duduk setelah itu berdiri gravitas
yang paling berefek. Beberapa saat kemudian baroreseptor akan teraktivasi. Hal
ini dikarenakan aliran yang menurun mengakibatkan tekanan darah

7
menurun,pembuluh darah kurang meregang maka aktiflah baroreseptor. Aktifnya
baroreseptor akan menaikkan sinyal simpatis menyebabkan vasokonstriksi yang
akhirnya akan meningkatkan tekanan darah. Selain itu yang diaktifkan adalah
peningkatan heart rate yang akan meningkatkan CO. Hasilnya tekanan darah
mulai naik lagi sebagai respon penurunan awal.2

B. Pengukuran Tekanan Darah Sesudah Kerja Otot


Hasil
Perlakuan saat
pengukuran Tekanan Tekanan darah (mmHg)
darah
Segera setelah berlari 140/80
Duduk setelah menit
120/70
pertama
Duduk setelah menit
110/70
kedua

Pembahasan
P-TD.3. Bagaimana tekanan darah seseorang segera setelah melakukan kerja
otot?
Pada saat berolahraga, terjadi perubahan besar dalam sistem sirkulasi dan
pernapasan, dimana keduanya berlangsung bersamaan sebagai bagian dari
respon homeostatik. Berolahraga terjadi dua kejadian yaitu peningkatan curah
jantung (cardiac output) dan redistribusi darah dari otot-otot yang tidak aktif ke
otot-otot yang aktif. Curah jantung tergantung dari isi sekuncup (stroke volume)
dan frekuensi denyut jantung (heart rate). Kedua faktor ini meningkat pada waktu
latihan. Redistribusi darah pada waktu latihan menyangkut vasokonstriksi
pembuluh darah yang memelihara daerah yang tidak aktif dan vasodilatasi dari
otot yang aktif yang disebabkan oleh kenaikan suhu setempat, peningkatan CO2

8
dan asam laktat serta kekurangan oksigen. Saat berolahraga berat tekanan darah
sistolik dapat naik menjadi 150 - 200 mmHg dari tekanan sistolik ketika istirahat
sebesar 110 - 120 mmHg. Segera setelah latihan selesai, tekanan darah akan turun
sampai di bawah normal dan berlangsung selama 30-120 menit. Penurunan ini
terjadi karena pembuluh darah mengalami pelebaran dan relaksasi. 4
Olahraga terdiri dari latihan dinamis dan statis. Selama latihan dinamis seperti
lari, renang atau bersepeda akan merangsang kontraksi kelompok otototot besar,
sehingga menyebabkan respon/perubahan akut yang besar pada sistem
kardiovaskuler. Pada olahraga jenis ini akan terjadi peningkatan tekanan darah
sistolik dan sedikit peningkatan pada tekanan rata-rata arteri dan tekanan darah
diastolik. Respon ini akan merangsang pusat otak dan apabila latihan diteruskan
akan memberikan signal mekanisme umpan balik pada pusat kardiovaskular di
batang otak, sehingga menimbulkan perubahan-perubahan berupa penurunan
tahanan vaskuler (vascular resistance) untuk mengimbangi peningkatan perfusi
otot dan peningkatan cardiac output untuk meningkatkan ambilan oksigen yang
pada akhirnya akan meningkatkan tekanan arteri rata-rata. 4
Tekanan darah yang meningkat karena latihan dapat menyebabkan perpecahan
plak aterosklerotik yang rentan, sehingga melepaskan thrombus (gumpalan darah)
yang menyebabkan sumbatan (oklusi) total pada arteri koroner, sedangkan plak
aterosklerotik yang tidak menyumbat (non-oklusif) dapat menimbulkan kematian
otot-otot jantung karena ketidak seimbangan antara permintaan dan pasokan
oksigen otot jantung. 4
Pada perlakuan yang dilakukan diatas diperoleh tekanan darah segeras setelah
kerja otot sebesar 140/80 mmHg. Hal ini terjadi berkaitan denngan vasokonstriksi
pembuluh darah yang memelihara daerah yang tidak aktif dan vasodilatasi dari
otot yang aktif yang disebabkan oleh kenaikan suhu setempat, peningkatan CO2
dan asam laktat serta kekurangan oksigen. Kemudian saat pengukuran tekanan
darah dilakukan setelah menit kedua, tekanan darah kembali ke normal yaitu
110/70 mmHg, hal ini terjadi karena pembuluh darah mengalami pelebaran dan
relaksasi.

9
II. Tes Peningkatan Darah Dengan Pendinginan (Cold-Pressor Test)

Hasil
Perlakuan Percobaan Tekanan darah
Istirahat 10 menit I 110/90 mmHg
II 110/80 mmHg
III 110/80 mmHg
Saat masuk kedalam es Detik ke-30 140/90 mmHg
Detik ke-60 140/90 mmHg
Setelah keluar dari es Menit pertama 120/80 mmHg
Menit kedua 110/80 mmHg

Pembahasan
Pada data hasil percobaan didapatkan terjadi kenaikan tekanan darah sistolik
dan diastolik pada OP sebesar 30 mmHg pada sistolik dan 10 mmHg pada
distolik, maka OP termasuk kedalam golongan Hiperreaktor yang memiliki
potensi hipertensi.
Dari data hasil percobaan, secara umum tekanan darah basal sistol
mengalami peningkatan setelah tanga dimasukkan kedalam wadah yang berisi
air es. Hal tersebut sesuai dengan mekanisme homeostatis dari tubuh manusia.
Saat tubuh manusia berada pada temperatur yang relatif lebih rendah, pembuluh-
pembuluh darah akan mengalami vasokontriksi, terutama pada pembuluh darah
perifer. Adapun tujuan dari proses vasokontriksi tersebut adalah sebagai bentuk
dari penjagaan tubuh agar panasnya tidak keluar. Vasokontriksi tersebut
berdampak pada naikknya tekanan sistolik dan diastolik dari darah.2
Kemungkinan lain yang dapat menyebabkan naiknya tekanan darah OP
adalah pada saat sebelum ia memasukkan tangan kirinya kedalam wadah yang
berisi air es, OP merasa takut ataupun grogi akan dinginya es serta merasa
terkejut karena merasakan perubahan suhu yang mendadak sehingga tekanan

10
darah OP pun akan meningkat.2
Adanya respon stress yang ditimbulkan oleh tubuh pada saat tangan OP
dimasukkan kedala wadah yang bersuhu 4oC juga dapat menjadi alasan
terjadinya peningkatan tekanan darah. Suhu yang sangat dingin dapat
menyebabkan tubuh mengalami gangguan homeostatis dan tidak mampu
mempertahankannya sehingga terjadilah respon berupa stress. Respon stress ini
memicu tersekresinya hormon adrenalin yang dapat memicu peningkatan
aktivitas dari sistem kardiovaskuler yang termasuk didalamnya adalah
peningkatan tekanan darah.4

11
KESIMPULAN

1. Tekanan darah seseorang dipengaruhi oleh gravitasi akibat posisi tubuh serta aktivitas
fisik (olahraga)yang dilakukan.
Tekanan darah seseorang dipengaruhi suhu lingkungan

12
. DAFTAR PUSTAKA

1. Silverthorn Dee Unglaub. Fisiologi Manusia Edisi 6. Jakarta: EGC. 2014.


2. Sherwood L. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem Edisi 8. Jakarta: EGC, 2013.

3. 3. Bickley Lynn S. Buku Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan. Jakarta: EGC.
2012.

4. Levine BD. Exercise physiology for the clinician. in exercise and sports cardiology.
Thompson PD, editor (penyunting). USA: McGraw-Hill Companies, Inc. 2001

13
14

You might also like