You are on page 1of 5

TETANUS ANAK

1. Definisi :

Penyakit toksemik akut yang disebabkan oleh Clostridium tetani dengan tanda utama kekakuan otot
tanpa disertai gangguan kesadaran.

2. Anamnesis :

• Port d”entre; luka tusuk/luas, radang telinga, karies dentis.

• Riwayat imunisasi tetanus tidak lengkap/tidak pernah.

3. Pemeriksaan Fisis:

Trismus, kaku kuduk, resus sardonikus, opistotonus, perut papan, kejang rangsang/spontan, Status

konvulsivus pada kasus berat. Kesadaran tidak terganggu.

3. Diagnosis Banding :

Abses gigi, abses faring/tonsil, meningitis bakterialis, ensefalitis, rabies,Tetani, epilepsi, keracun

striknin.

4. Pemeriksaan penunjang :

Darah tepi (Hb, Ht, Lekosit, Trombosit, hitung jenis lekosit)

5. Konsultasi

THT, Bedah, Gigi Mulut, Rehabilitasi Medik

6. Perawatan Rumah Sakit:

Semua dirawat inap.

7. Terapi :

A. Medikamentosa

Antibiotika

• Penisillin Prokain 50.000 IU/kgbb/kali IM tiap 12 jam, atau

• Ampisillin 100-150 mg/kgbb/hari IV, dibagi 4 dosis, atau

• Metronidazol loading dose 15 mg/kgbb/jam, selanjutnya 7,5 mg/kgbb PO dibagi 4 dosis, atau

• Eritromisin 40-50 mg/kgbb/hari oral dibagi 4 dosis.


Netralisasi toksin

• Human Tetanus Immunoglobulin (kalau ada) 3000 – 6000 IU intra muskuler.

• Atau serum Antitoksin Tetanus (ATS) 50.000 – 100.000 IU, setengah dosis diberikan
intra vena dan setengahnya lagi intra muskuler (lakukan uji kulit).

Anti Konvulsi

• Diazepam 0,1 – 0,3 mg/kg bb/kali intra vena tiap 2 - 4 jam

• Dalam keadaan berat , diazepam drip 20 mg/kg bb/hari, dirawat di ICU

• Dosis pemeliharaan 8 mg/kg bb/hari peroral, dibagi 6 - 8 dosis

Perawatan luka terbuka/port‘d entrée

B. Terapi suportif

• Bebaskan jalan napas

• Hindarkan aspirasi dengan menghisap perlahan-lahan dan merubah-rubah posisi pasien.

• Pemberian oksigen

• Perawatan dengan stimulasi minimal

• Pemberian cairan dan nutrisi yang adequat, bila trismus berat pasang sonde nasogastrik

• Bantuan nafas pada tetanus berat

• Pemantauan/monitoring kejang dan tanda penyulit.

7. Tempat pelayanan : Ruang rawat isolasi/ PICU

8. Lama perawatan : sampai tidak terdapat kejang rangsang atau spontan dan tidak terdapat komplikasi.

9. Masa pemulihan: imunisasi tetanus toksoid, tergantung penyulit yang timbul.

10. Output: Sembuh/ Sembuh dengan gejala sisa/ Meninggal

11. PA: bila diperlukan untuk penelitian atau hukum

12. Otopsi: bila diperlukan untuk penelitian atau hukum

13. Prognosis: baik bila tidak terdapat komplikasi.


DEMAM BERDARAH DENGUE

1. Definisi :
Merupakan suatu penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus genus Flavivirus, Famili
Flaviviridae, mempunyai 4 serotipe, den 1, den2, den 3 dan den 4, melalui perantara nyamuk Aedes
Aegypti atau Aedes Albopictus.
2. Kriteria diagnosis
3. Kriteria klinis
 Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus menerus 2 -7 hari.
 Manifestasi perdarahan, termasuk uji bendung (+), petekie, ekimosis, perdarahan gusi, hematemesis,
dan/melena.
 Pembesaran hati.
 Syok, ditandai nadi cepat dan lemah, penurunan tekanan nadi, hipotensi, kaki dan tangan dingin, kulit
lembab dan pasien tampak gelisah.

Kriteria Laboratorium

 Trombositopenia(100.000/μl atau kurang).


 Hemokonsentrasi, ditandai dengan peningkatan hematokrit 20% menurut standar umur dan jenis
kelamin.

Diagnosa berdasarkan dua kriteria klinis pertama, ditambah trombositopenia dan hemokonsentrasi,
serta dikonfirmasi dengan uji serologik hemaglutinas.

4. Diagnosis banding
 Demam dengue, campak, rubella, demam chikungunya, leptospirosis, malaria, demam tifoid.
 Penyakit Infeksi lain seperti, sepsis, meningitis, meningokokus.
 Penyakit darah, ITP, leukemia, anemia aplastik.

5. Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium
a. Darah perifer ; kadar hemoglobin, leukosit, hitung jenis, hematokrit, trombosit.
b. Uji serologis, imuno serologi dilakukan pemeriksaan IgG dan IgM Dengue, dilakukan pada hari ke 5-6
demam.
c. Pemeriksaan laboratorium yang lain sesuai kebutuhan.

Radiologi

Pemeriksaan foto dada dilakukan atas indikasi.

6. Konsultasi

Dokter Subspesialis Anak (PICU) / ICU, dokter Spesialis lainnya sesuai kebutuhan.

7. Perawatan Rumah Sakit :

Rawat Inap
8. Terapi :

Dibagi menjadi 4 bagian, 1. Tersangka infeksi dengue, 2. DBD derajat I dan II tanpa peningkatan
Hematokrit, 3. DBD`derajat II dengan peningkatan Hematokrit, 4. DBD derajat III dan IV.

DBD~tanpa syok (derajat I dan II) :

Medikamentosa :

 Antipiretik, diberikan parasetamol 10 – 15 mg / Kg BB / kali , 4 – 5 kali sehari selama panas.


 Hindari pemberian obat-obat yang tidak diperlukan (antasid, anti emetik ) untuk mengurangi beban
detoksifikasi obat dalam hati.
 Anti biotika atas`indikasi.

Suportif :
 Mengatasi kehilangan cairan plasma, dengan banyak minu .
 Cairan intra vena diperlukan, apabila : anak terus menerus muntah, tidak mau minum, dehidrasi,
nilai hematokrit terus meningkat pada pemeriksaan berkala.

DBD disertai syok ( DSS, DBD derajat III dan IV ).


 Penggantian volume palasma segera dengan cairan Ringer Laktat 10 – 20 ml/kgbb, IV, dibolus dalam
waktu 30 menit. Apabila syok belum teratasi, tetap berikan Ringer Laktat 20 ml/kgbb, ditambah
koloid 20-30 ml/kgbb/ jam, ( maksimal 1500 ml/hari ).
 Pemberian cairan tetap dilanjutkan 10 ml/kgbb/jam sampai 24 jam pasca syok. volume cairan
diturunkan menjadi 7 ml/kgbb/jam, dan selanjutnya 5 ml dan 3 ml apabila tanda vital baik.
 Jumlah urine 1 ml/kgbb/jam merupakan indikasi bahwa sirkulasi membaik.
 Pada umumnya cairan tidak perlu diberikan lagi 48 jam setelah syok teratasi.
 Oksigen 2-4 L/menit, sewaktu syok.
 Koreksi asidosis metabolik dan elektroli kalau ada.
 Pemberian darah apabila :
- Terdapat perdarahan secara klinis
- Setelah pemberian cairan kristaloid dan koloid, syok menetap, hematokrit menurun tanpa
perbaikan klinsi (diduga terjadi perdarahan), berikandarah segar 10 ml/kgbb.
- Apabila kadar hematokrit tetap diatas 40 vol%, berikan darah dalam vol kecil.
- Plasma segar beku dan suspensi trombosit diberikan untuk koreksi gangguan koagulopati atau
koagulasi intra vaskuler desiminator (KID) pada syok berat yang menim bulkan perdarahan
masif ( pemberian suspensi trombosit pada KID selalu disertai plasma segar untuk mencegah
perdarahan lebih hebat).
 Pasien DBD perlu dirujuk ke PICU/ICU atas indikasi :
- Syok berkepanjangan (syo yng tidak teratasi dalam 60 menit)
- Asyok berulang ( umumnya disebabkan perdarahan internal )
- Perdarahan saluran cerna hebat
- DBD ensefalopati.
 Pemantauan selama perawatan
- Tanda klinis, apakah syok telah teratasi dengan baik, adakah pembesran hati, tanda perdarahan
saluran cerna, tanda ensefalopati.
- Kadar Hb , HT dan trombosit 4-6 jam, minimal setiap 12 jam.
- Balans cairan, jumlah cairan masuk, diuresis ditampung, dan jumlah perdarahan.
9. Tempat pelayanan :

Poliklinik Anak/IGD, Ruang Rawat Inap, ICU.

10. Lama Perawatan :

Pasien dipulangkan apabila :

- Tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik


- Nafsu makan membaik
- Secara klinis baik
- Hematokrit stabil
- Tiga hari setelah Syok teratasi
- Jumlah trombosit diatas 50.000/ml

11. Masa Pemulihan :

Tergantung ada / tidaknya penyulit.

12. Output :

Sembuh /sembuh dengan gejala sisa/meninggal.


13. P A : -

14. Otopsi : Kalau ada permintaan (hukum/penelitian).

15. Prognosis :

Baik, bila tioak ada komplikasi / gejala sisa.

You might also like