Professional Documents
Culture Documents
Teori Deontologis
Teori Deontologis
Disusun Oleh :
AINUR RAHMAN
201510300511006
Mata Kuliah Etika Keperawatan
D-3 Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
KATA PENGANTAR
Penyusun
Ainur Rahman
Daftar Isi
A. Latar Belakang
Etika adalah kode prilaku yang memperlihatkan perbuatan
yang baik bagi kelompok tertentu. Etika juga merupakan peraturan
dan prinsip bagi perbuatan yang benar. Etika berhubungan dengan hal
yang baik dan hal yang tidak baik dan dengan kewajiban moral. Etika
berhubungan dengan peraturan untuk perbuatan atau tidakan yang
mempunyai prinsip benar dan salah, serta prinsip moralitas karena
etika mempunyai tanggung jawab moral, menyimpang dari kode etik
berarti tidak memiliki prilaku yang baik dan tidak memiliki moral
yang baik.
Etika bisa diartikan juga sebagai, yang berhubungan dengan
pertimbangan keputusan, benar atau tidaknya suatu perbuatan karena
tidak ada undang-undang atau peraturan yang menegaskan hal yang
harus dilakukan. Etika berbagai profesi digariskan dalam kode etik
yang bersumber dari martabat dan hak manusia ( yang memiliki sikap
menerima) dan kepercayaan dari profesi. Profesi menyusun kode etik
berdasarkan penghormatan atas nilai dan situasi individu yang
dilayani.
Dalam etika keperwatan ada 2 teori etik keperawatan yaitu
Teleologik dan Deontologi. Teori deontologi adalah konsep moral
yang menitikberatkan pada kewajiban. Konsep ini menyiratkan
adanya pembedaan di antara sekian kewajiban yang hadir bersamaan.
Satu persoalan kadang terlihat baik dari satu sudut pandang tetapi
buruk dari sudut pandang yang lain. Penilaian baik dan buruk tidak
semata-mata bertolak dari nilai kebaikan dan keburukan begitu saja
(David Mc Naughton). Baik dan buruk dinilai berdasarkan konteks
terjadinya suatu perbuatan. Bisa saja perbuatan A benar berdasarkan
prinsip-prinsip umum yang diterima oleh masyarakat, tetapi
konteksnya menyebabkan perbuatan itu terlihat buruk dan berdampak
negative manakala dilakukan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian secara umum Etika Deontologis ?
2. Siapa Tokoh Etika Deontologis ?
3. Bagaimana konsep Etika Deontologis ?
4. Dapat mengetahui contoh Etika Deontologis ?
C. Tujuan
1. Dapat mengerti pengertian dari Etika Deontologis
2. Dapat mengenal tokoh Etika Deontologis
3. Dapat mengerti tentang konsep dari Etika Deontologis
4. Dapat mengerti karakteristik Etika Deontologis
Tujuan Umum
Tujuan umum penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah etika keperawatan. Selain itu, juga agar mahasiswa
dapat mengenal dan memahami tentang Etika deontologi, sehingga
mahasiswa dapat mengaplikasikan pengetahuannya dalam ilmu
keperawatan.
Bab II : Isi
A.Pengertian
Tokoh
Plato
Aristoteles
Aristoteles menegaskan "kebahagiaan adalah sesuatu yang final,
serba cukup pada dirinya, dan tujuan dari segala tindakan...".[6]
Dengan demikian, semua tindakan yang bertujuan untuk
membahagiakan orang lain atau diri sendiri dikatakan baik.[6]
Thomas Aquinas
Filsuf sekaligus teolog Thomas Aquinas menegaskan bahwa
Allah adalah "tujuan" dari segala sesuatu.[6] Dengan demikian, segala
sesuatu yang berorientasi kepada Allah dikatakan "baik", dan segala
sesuatu yang tertuju di luar Allah dikatakan "jahat".[6]
Contoh kasus dari etika deontologi :
1. Jika seseorang diberi tugas dan melaksanakannya sesuai dengan
tugas maka itu dianggap benar, sedang dikatakan salah jika tidak
melaksanakan tugas.
2. Suatu tindakan bisnis akan dinilai baik oleh etika deontology bukan
karena tindakan itu mendatangkan akibat baik bagi pelakunya
melainkan karena tindakan itu sejalan dengan kewajiban si pelaku
untuk misalnya menberikan pelayanan terbaik untuk semua
konsumennya, untuk mengembalikan hutangnya sesuai dengan
perjanjian , untuk menawarkan barang dan jasa dengan mutu
sebanding dengan harganya.
3. PT. PLN memonopoli kelistrikan nasional, kebutuhan listrik
masyarakat sangat bergantung pada PT. PLN, tetapi mereka sendiri
tidak mampu secara merata dan adil memenuhi kebutuhan listrik
masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya daerah-daerah
yang kebutuhan listriknya belum terpenuhi dan juga sering terjadi
pemadaman listrik secara sepihak sebagaimana contoh diatas.
Kejadian ini menyebabkan kerugian yang tidak sedikit bagi
masyarakat, dan investor menjadi enggan untuk berinvestasi. Dalam
kasus ini, PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) sesungguhnya
mempunyai tujuan yang baik, yaitu bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan listrik nasional. Akan tetapi tidak diikuti dengan perbuatan
atau tindakan yang baik, karena PT. PLN belum mampu memenuhi
kebutuhan listrik secara adil dan merata. Jadi menurut teori etika
deontologi tidak etis dalam kegiatan usahanya.
4. Baru-baru ini terjadi kasus penculikan generasi muda yang
dilakukan oleh teman facebooknya, yang belum sama sekali bertemu.
Tetapi, ada oknum yang mengajak teman facebooknya bertemu
kemudian membawa lari teman facebooknya tersebut. Kasus ini
tentunya membuat para orang tua resah karena takut terjadi hal
yang serupa pada anaknya. Para generasi muda yang menggunakan
jejaring sosial memiliki niat serta motif yang baik adalah untuk
bersilaturahmi serta mengenal dan memperbanyak teman. Tetapi
oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab memanfaatkan hal ini
untuk melakukan perbuatan yang tidak benar seperti penculikan.
Dari kasus ini ahli teori deontologikal menilai perbuatan
menggunakan facebook ialah baik karena niatnya untuk menjaga
silaturahmi dan memperbanyak teman. Tetapi, bagi para teleologikal
tidak baik karena yang dilihat teleogikal adalah akibat. Akibat dari
perbuatan menggunakan facebook ialah ada oknum yang
memanfaatkan kesempatan ini untuk penculikan.