You are on page 1of 11

USAHA B O NSAI

Dosen pembimbing:
Dr. Budi Utomo, SP. MP

Disusun oleh:
Duma Fransisca Sihotang 081201039
Yusrani D. P. Malau 081201059

DEPARTEMEN KEHUTANAN
MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum
geodesi hutan ini tepat pada waktunya.
Adapun laporan mata kuliah Kewirausahaan yang berjudul “Usaha
Bonsai” adalah merupakan salah satu syarat untuk dapat lulius dalam mata kuliah
ini.
Penulis mengucapkan terima kasih Bapak Dr. Budi Utomo selaku dosen
mata kuliah Kewirausahaanyang telah memberikan pedoman dalam pembuatan
laporan ini. Penulis juga tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada para pihak
yang telah banyak membantu dalam penyelesaian laporan ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini belum sempurna, oleh
karena itu, penulis sangat diharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca, demi kesempurnaan laporan ini dan laporan-laporan berikutnya.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Desember 2009

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................
i
DAFTAR ISI.............................................................................................................
ii

PENDAHULUAN
Latar Belakang
....................................................................................................................................
1
Tujuan
....................................................................................................................................
2

PROPOSAL KEGIATAN
Deskripsi Usaha
....................................................................................................................................
3
Peralatan dan Media yang Digunakan
....................................................................................................................................
3
Analisis Modal Awal
....................................................................................................................................
5
Analisis Penjualan
....................................................................................................................................
6
Analisis Keuntungan
....................................................................................................................................
7

DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Bonsai merupakan seni mengkerdilkan pohon di dalam pot berukuran


kecil yang hasilnya mengingatkan pada pohon serupa di alam sesungguhnya,
tetapi sudah di dalam bentuk mini. Jadi, bonsai merupakan suatu karya seni tinggi
yang tidak bisa dinilai secara materi, melainkan harus dinilai dengan jiwa seni
juga.
Dahulu seni mengkerdilkan pohon di negeri asalnya sangat kurang
diminati meskipun ada yang tertarik dengan keindahan dan keajaiban bentuk
pohonnya. Setelah memasuki Jepang, seni bonsai langsung disenangi kaum pria
dan wanita karena Jepang memeng terkenal pandai meniru. Rasa seni yang sudah
melekat pada diri setiap masyarakat di Jepang mendorong mereka untuk
mengerdilkan pohon dan meliuk-liukkan tanaman. Tidak mengherankan kalau
bonsai cepat berkembang dengan bentuk-bentuk tertentu, walaupun untuk
merawatnya diperlukan ketelatenan dan kepekaan pengendalian keseimbangan
antara hidup dan mati. Itulah sebabnya semakin banyak orang yang mencintai seni
bonsai.
Di Indonesia, bonsai semula hanya sebagai hobi dari beberapa penggemar,
tetapi dengan adanya pemberiataan dari beberapa media cetak yang memberikan
informasi selengkap-lengkapnya mengenai bonsai, maka bonsai tidak hanya milik
beberapa orang saja. Hingga tahun 1991 penggemar bonsai semakin banyak.
Mereka umumya menyenangi jenis bonsai dari tanaman asli Indonesia yang
berasal dari hutan.
Di pasaran bonsai dunia, Indonesia sudah mampu bersaing dengan
Negara-negara penghasil bonsai lainnya seperti Jepang, Cina dll. Hal ini
disebabkan karena Indonesia mampu membuat bonsai dari jenis tanaman asli
Indonesia sendiri. Pengakuan bonsai tropis Indonesia sebagai bonsai kelas dunia
berdampak positif terhadap prospek bisnis bonsai di Indonesia. Bonsai bisa
dikatakan sebagai komoditi ekspor non-migas peraup devisa.
Ekspor bonsai sebenarnya sudah dilakukan sejak tahun 1988 dan hingga
tahun 1989 hasil ekspor sudah bisa meraup devisa sebesar US$ 30 ribu dan tahun
1990 US$ 60 ribu. Melihat cerahnya bisnis bakalan bonsai, maka tidak menutup
kemungkinan bagi pecinta bonsai dan masyarakat yang mencintai seni untuk
membuat bakalan bonsai. Permintaan bakalan bonsai dari Negara importer setiap
tahunnya meningkat sebanding dengan peningkatan penggemar bonsai di Negara
itu. Jika pasar bonsai sudah bisa meluas ke seluruh dunia, maka bisa dikatakan
ekspor bakalan bonsai masih terbuka lebar. Bakalan bonsai harganya bisa
mencapai US$ 7 (Rp 14.000,00) per pot dan bonsai detraining selama 2 – 3 tahun
harganya antara US$ 25 – 250 (RP p 50.000,00 – Rp 500.000,00) per pot. Bisa
dibayangkan keuntungan yang akan diperoleh dari usaha membuat bonsai.
Peluang bisnis bonsai dalam negeri tidak kalah dengan luar negeri.

Tujuan
Adapun tujuan dari Usaha Bonsai adalah:
1. Tujuan utama dari usaha bonsai adalah untuk menghasilkan tanaman
bonsai yang berkualitas untuk dapat bersaing pada peluang bisnis baik
dalam maupun luar negeri.
2. Menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar yang memiliki jiwa
seni.
3. Sekaligus dengan adanya usaha bonsai ini, dapat meningkatkan kecintaan
dan keinginan untuk menjaga alam, mengigat bahwa bonsai merupakan
salah satu hasil inspirasi dari pohon-pohon yang ada di hutan.
4. Meningkatkan jiwa seni untuk dapat mengahasilkan bonsai yang
mempunyai bentuk fisik yang unik/berbeda dari yang biasa sehingga dapat
meningkatkan harga jual.
PROPOSAL KEGIATAN

Deskripsi Usaha
Kegiatan usaha yang dilakukan adalah usaha penjualan tanaman bonsai
dari jenis-jenis dari tanaman asli Indonesia dan untuk dapat menjalankan usaha
bonsai yang sukses dan memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya, banyak
hal-hal yang perlu diperhatikan, mulai dari penyedian bibit dari tanaman yang
akan dijadikan bonsai, sarana dan prasarana, serta analisis biaya agar usaha tidak
mengalami kerugian.
Sebagai Negara tropis Indonesia memiliki beragam jenis tanaman yang
dapat dijadikan sebagai tanaman bonsai. Tanaman tropis Indonesia yang
mempunyai keunikan dan keeksotisan tersendiri tidak kalah nilainya dengan
tanaman yang hidup di Negara dengan empat musim, seperti Jepang atau di
Negara-negara di belahan bumi barat. Selain itu, ada beberapa hal lain yang harus
diperhatikan sebagai syarat dalam pembuatan bonsai, yakni tanaman yang akan
dibonsai harus toleran terhadap lahan yang sempitdalam pot, memiliki umur yang
relative cukup panjang, tidak tumbuh terlalu cepat dalam pengertian tanaman
tidak cepat tumbuh tinggi melainkan tumbuh membesar, berdaun lebat, kecil, dan
tidak mudah rontok, bentuk atau sosoknya secara keseluruhan (akar, batang, daun,
bunga, dan buah) sudah indah dari aslinya, dan bisa dibentuk serta dipaksa atau
tahan training sehingga bentuk pohon bisa berubah menjadi seperti yang
diinginkan.

Peralatan dan Media yang digunakan

Peralatan untuk membuat dan merawat bonsai ada bermacam-macam. Ada


yang digunakan untuk memotong cabang, batang, akar, dan daun. Adapun alat-
alat yang digunakan yaitu :
1. Gunting
Jenis gunting yang dipakai yaitu :
 Gunting kecil yang digunakan untuk memotong ranting atau
cabang serta tangaki bunga yang sudah tua
 Gunting kuikiri yang digunakan untuk memotong cabang atau akar
tanaman tanpa meninggalkan bekas tonjolan pada bidang yang
dipotong
2. Gergaji
Digunakan untuk memotong batang atau cabang bonsai yang berukuran cukup
besar, dalam arti tidak tidak dapat dipotong lagi dengan gunting
3. Pahat
Pahat ada bermacam-macam. Pahat yang kurus digunakan untuk membuat
guratan melebar, celah atu lubang pada batang tanaman. Pahat berukuran kecil
digunakan untuk pembentukan goretan-goretan berukuran kecil
4. Kawat
Digunakan untuk melilit batang tanaman yang sedang detraining, maksudnya
untuk mengatur arah percabangan agar sesuai dengan kriteria bonsai
5. Pemotong kawat
Digunakan untuk memotong kawat yang digunakan untuk mentraining bonsai
agar hasil pemotong menjadi rapid an tidak mengganggu tanaman
6. Tracker
Digunakan untuk membengkokkan batang tanaman yang cukup besar
7. Tang
Digunakan untuk menyompel serpihan batang atau cabang
8. Kakatua
Alai ini dipakai untuk memotong cabang atau batang serta bias juga untuk
menyompel
9. Kikir bengkok
Alat ini dipakai untuk mengerjakan finishing pahatan agar hasil pahatan
berkesan alami
10. Ampelas, kertas gosok
Alat ini dipakai untuk menghaluskan permukaan pahatan dan guratan-guratan
yang dibuat
11. Sikat kawat dan kuas
Sikat kawat dipakai untuk membersihkan bidang pahatan sebelum pahatan
diawetkan, sedangkan kuas dipakai untuk mengoleskan bahan pengawet pada
bagian yang dipahat
12. Bangku dan tali
Bangku digunakan untuk menaruh bakal tanaman yang akan dikerjakan,
sedang tali digunakan untuk mengikat bonsai pada bangku. Bangku dan tali
digunakan untuk mengerjakan bonsai yang berukuran besar
13. Pot
Pot yang tidak sesuai akan mengurangi nilai bonsai yang indah. Ada
bermacam-macam bentuk pot bonsai, biasanya berbentuk geometris, ada yang
bersegi enam, segi delapan, bujur sangkar, persegi panjang, bundar, dan oval.
14. Meja atau tempat memajang bonsai
15. Media tanah dan batu
Media tanah dan batu digunkan sebagai media tanam
16. Pupuk kandang dan kompos
17. Kapur dolomite

Total Modal Awal yang Dibutuhkan untuk Menjalankan Usaha Bonsai dalam
Periode Tahun

Analisis Modal Awal


No Beban Pembelian Jumlah yang Harga/unit Total Harga
dibutuhkan
(pcs,kg)
1 Gunting
 Gunting kecil 2 Rp 30.000 Rp 60.000
 Gunting kuikiri 2 Rp 30.000 Rp 60.000
2 Gergaji listrik 1 Rp 120.000 Rp 120.000
3 Pahat listrik 1 Rp 80.000 Rp 80.000
4 Kawat 25 Rp 10.000 Rp 250.000
5 Pemotong kawat 2 Rp 25.000 Rp 50.000
6 Tracker 1 Rp 150.000 Rp 150.000
7 Tang 2 Rp 35.000 Rp 70.000
8 Kakatua 2 Rp 40.000 Rp 80.000
9 Kikir bengkok 2 Rp 25.000 Rp 50.000
10 Ampelas 20 Rp 5.000 Rp 100.000
11 Sikat kawat 2 Rp 15.000 Rp 30.000
12 Kuas 2 Rp 15.000 Rp 30.000
13 Bangku 10 Rp 50.000 Rp 500.000
14 Tali 30 Rp 12.000 Rp 360.000
15 Pot 10 Rp 35.000 Rp 350.000
16 Meja tempat memajang 2 Rp 100.000 Rp 200.000
bosai
17 Tanah 10 Rp 3000 Rp 100.000
18 Pupuk kandang 10 Rp 3000 Rp 150.000
19 Kompas 10 Rp 3000 Rp 200.000
20 Kapur dolomit 5 Rp 25.000 Rp 50.000
21 Bibit Ficus benjamina 10 Rp 10.000 Rp 100.000
22 Akumulasi penyusutan - - Rp. 600.000
peralatan
23 Sewa Bangunan - - Rp. 3.000.000
TOTAL Rp 6.740.000

Pengeluaran Bulanan
No Beban Pengeluaran Jumlah yang Harga/unit Harga total
dibutuhkan
(kg, L)
1 Pembelian pupuk 5 Rp 3000 Rp 15.000
kandang
2 Pembelian kompos 5 Rp 3000 Rp 15.000
3 Pembelian tanah 10 Rp 3000 Rp 30.000
4 Pemakaian air listrik - - Rp 20.000
5 Biaya lain-lain Rp 350.000
T O TAL Rp 430.000

Pengeluaran Tahunan
No Beban Pengeluaran Jumlah
1 Biaya sewa bangunan Rp.3.000.000
2 Pajak Bumi dan Bangunan Rp. 200.000
TOTAL Rp. 3.200.00

Analisis Penjualan

Pejualan bonsai dilakukan setelah bonsai telah berumur 6 tahun. Pada


umur tersebut, tanaman bonsai telah mencapai bentuk dan ukuran yang
diinginkan. Bonsai-bonsai tersebut telah dibentuk berdasarkan keinginan atau
trend yang banyak diminati di pasaran.
Penjualan bonsai ditujukan pada kalangan tertentu peminat bonsai yang telah
dilakukan penjajakan sebelumnya untuk dijadikan sebagai pangsa
pasar/konsumen. Dapat juga diarahkan pada kelompok konsumen pecinta bonsai
yang tergabung dalam suatu komunitas tertentu yang memiliki anggota. Penjualan
pada konsumen seperti ini dapat menjadi pilihan selain menilik konsumen
perseorangan.
Harga bonsai ditetapkan dengan melihat kondisi dan keindahan fisik dari
bonsai yang telah dibuat. Selain itu, harga bonsai juga dilihat dari jenis bonsai
yang telah dibuat. Bonsai yang telah dibuat berasal dari jenis pohon beringin
(Ficus benjamina) yang tergolong sulit untuk dibentuk dan sangat indah karena
adanya daun yang rimbun dan akar gantung yang indah. Jenis bonsai ini sangat
diminati oleh para pecinta bonsai dan masih sangat jarang penyedia bonsai yang
dapat menyediakan bonsai dengan kualitas yang baik.
Berdasarkan kenyataan demikian, maka ditetapkanlah bahwa harga
minimum bonsai yang telah jadi (sudah berumur 6 tahun) sudah siap dipajang
yakni Rp.15.000.000,-.

Total bonsai yang akan dijual : 10 bonsai


Harga minimum bonsai : Rp. 15.000.000
Total minimum pendapatan: Rp. 150.000.000

Dikatakan sebagai harga minimum karena tidak semua bonsai tersebut memiliki
harga yang sama. Terkadang karena kebutuhan konsumen, bonsai tertentu dapat
melambung harganya bahkan hingga mencapai ratusan juta bila kita sudah
menjajaki kolektor-kolektor berat. Namun dalam hal ini dipatoklah bahwa harga
minimum bonsai yang akan dijual yakni Rp.15.000.000.

Analisis Keuntungan

Keuntungan diperoleh apabila hasil penjualan bonsai lebih besar daripada


total modal yang kita sediakan untuk menjalankan usaha. Maka untuk mengetahui
apakah kita mengalami untung atau rugi, dihitunglah total modal yang disediakan
untuk menjalankan usaha.
Total Modal Awal : Rp. 6.740.000,-
Pengeluaran Bulanan : Rp. 430.000,-
Untuk 6 tahun = (430.000 x 12 bulan) 6
= (5.160.000)6
= Rp. 30.960.000,-
Pengeluaran Tahunan : Rp. 3.200.000,-
Untuk 6 tahun = 3.200.000 x 6
= Rp. 19.200.000,-
Total modal selama 6 tahun : Rp. 6.740.000+Rp. 30.960.000+Rp. 19.200.000
: Rp. 56.900.000,-

Payback Period = x 1 tahun

= x 1 tahun

= 0,61 x 12 bulan
= 7,32 bulan.

You might also like