Professional Documents
Culture Documents
lalu.ellsyam@gmail.com
Abstract
The use of electronic money (e-money) in the next few years in Indonesia will grow significantly. With e-money, will
facilitate public transactions without the need to use cash. E-money is a non-cash payment instruments, these products save
some money value stored in the electronic equipment. Nominal money stored electronically done by exchanging a sum of
money or by debiting a bank account which is then stored in electronic equipment. Implementation of e-money in Indonesia,
including late if compared to countries such as Hong Kong and Singapore. E-money introduced since 2007, while in Hong
Kong in 1997 and Singapore in 2000. With the condition of the infrastructure in Indonesia, it takes a long time to people
accustomed to using e-money. Cultural society accustomed to transact in cash will be a challenge. To increase public
confidence, Bank Indonesia has issued a regulation with e-money transactions. The use of e-money will also facilitate the
public, because no longer need to carry cash. Transact using e-money is safe, because it uses technology that attention to
standardization such as the use of chips.
money, atau sering disebut dengan stored value. Keuntungan bagi issuer, sistem e-money jauh
Dana yang tercatat dalam e-money sepenuhnya lebih murah untuk beroperasi dari model
berada dalam
penguasaan konsumen. pembayaran lainnya, yang merupakan
Pada saat transaksi, perpindahan dana dalam keuntungan besar. Kewajiban untuk penerbit
bentuk electronic value
dari kartu e-money juga minim, yang mengurangi biaya dan
milik konsumen kepada terminal merchant dapat meningkatkan keuntungan.
dilakukan secara off-line. Dalam hal ini verifikasi Kekurangan penggunaan e-money:
cukup dilakukan pada level merchant (point of Banyaknya sistem kartu yang muncul dimana-
sale), tanpa harus on-line ke komputer issuer. mana, mejadikan konsumen bingung dalam
2. Accessp roduct (kartu debet dan kartu kredit) penggunaan kartu-kartu tersebut. Bahkan mungkin
Tidak ada pencatatan dana pada instrumen kartu. tidak dapat menggunakan kartu di mana-mana. Jika
pengguna saja bingung dalam penggunaannya, fungsi
Dana sepenuhnya berada dalam pengelolaan
e-money sebagai pengganti uang fisik akan hilang. Hal
bank, sepanjang
belum ada otorisasi dari
ini akan berdampak pada keuntungan issuer yang akan
nasabah untuk melakukan pembayaran.
menurun bahkan null. Di samping kebingungan yang
Pada saat transaksi, instrumen kartu digunakan ada di masyarakat, peraturan yang belum pasti
untuk melakukan akses secara on-line ke peraturan untuk uang elektronik masih belum jelas,
komputer issuer untuk mendapatkan otorisasi sehingga pihak issuer belum bisa menyediakan terlalu
melakukan pembayaran atas beban rekening banyak e-money di pasaran [2].
nasabah, baik berupa rekening simpanan (kartu C. Fitur dan Transaksi dalam e-money
debet) maupun rekening pinjaman (kartu kredit). a. Fitur e-money
Setelah di-otorisasi oleh issuer, rekening nasabah 1. transferability, fitur yang memberikan
kemudian akan langsung didebet. Dengan batasan transaksi e-money. Dalam hal ini
demikian pembayaran dengan menggunakan adalah transfer yang dilakukan secara offline
kartu kredit dan kartu debet mensyaratkan oleh nasabah dari satu ke kartu yang lain.
adanya komunikasi on-line ke komputer issuer. 2. otorisasi on-line, otorisasi yang dilakukan
B. Manfaat e-money adalah dimana card issuer melakukan proses
Beberapa manfaat atau kelebihan dari validasi atas transaksi yang dilakukan oleh
penggunaan e-money dibanding dengan uang tunai nasbah. Hanya saja dengan adanya fitur ini,
maupun alat pembayaran non-tunai lainnya, antara tedapat biaya tambahan biaya komunikasi
lain: dan penambahan waktu dalam pemyelesaian
Lebih cepat dan nyaman dibandingkan dengan uang suat transaksi. Fitur ini diterapkan dalam
tunai,
khususnya untuk transaksi yang bernilai pengisisan ulang.
kecil (micro payment), disebabkan nasabah tidak 3. information collection, penyelenggara
perlu menyediakan sejumlah uang pas untuk suatu melakukan collect data terhadap nasabah
transaksi atau harus menyimpan uang kembalian. yang digunakan dalam pelacakan jika terjadi
Selain itu, kesalahan dalam menghitung uang fraud.
kembalian dari suatu transaksi tidak terjadi apabila 4. pengisian ulang, uang yang ada pada smart
menggunakan e-money. card (e-money) hanya dapat digunakan
Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu sekali, jika dana telah habis maka tidak dapat
transaksi dengan e-money dapat dilakukan jauh digunakan lagi. Untuk mengatasi hal ini,
lebih singkat dibandingkan transaksi dengan kartu nasabah dapat melakukan pengisian ulang
kredit atau kartu debit, karena tidak harus dengan cara transfer dari rekening,
memerlukan proses otorisasi on-line, tanda tangan pembayaran rekening atau dengan kartu
maupun PIN. Selain itu, dengan transaksi off-line, kredit.
maka biaya komunikasi dapat dikurangi. 5. single atau multiple currencies, e-money di
Electronic value dapat diisi ulang kedalam kartu e- desain hanya menggunakan mata uang yang
money melalui berbagai sarana yang disediakan beredar di negara penerbit e-money.
oleh issuer [1]. 6. single atau multiple aplications, Smart card
Keuntungan penggunaan e-money: yang bertindak sebagai uang elektronik dapat
Kenyamanan konsumen, dengan fasilitas canggih ditambahkan aplikasi yang lain. Jadi smart
yang dimiliki e-money, konsumen tidak perlu card yang tadinya hanya difungsikan sebagai
membawa uang tunai untuk transaksi bernilai uang elektronik, juga dapat digunakan
kecil. sebagai kartu kredit dan kartu debet. Selain
Meningkatkan kepercayaan konsumen, dengan itu juga dapat ditambahkan produk yang non-
adanya kode yang digunakan untuk mengunci pembayaran/ non-payment [3].
sistem dalam kartu, memungkinkan pengguna b. Transaksi dalam e-money
untuk melakukan penguncian terhadap uang Transaksi yang terjadi pada e-money hanyalah
yang ada di smart card, jadi jika kartu hilang antara kartu konsumen dengan terminal merchant.
atau dicuri, orang lain tidak akan dapat Namun secara luas, transaksi yang terjadi dalam e-
menggunakan uang itu. money adalah :
103
Jurnal METHODIKA, Vol. 2 No. 1 Maret 2016 ISSN : 2442-7861
Selain itu, dalam mengembangkan e-money atau berbagai pelaku pasar yang memiliki potensi untuk
stored value card di Indonesia perlu diperhatikan mengembangkan e-money dalam bisnis mereka.
kondisi sosial, perilaku dan preferensi konsumen, serta Mengingat dalam model seperti ini hanya ada satu
budaya masyarakat Indonesia. Hal ini didasarkan pada lembaga yang menjadi issuer atau penerbit, maka
fakta bahwa perbedaan budaya di masing-masing keberadaan lembaga penerbit tersebut memegang
negara mempengaruhi tingkat penerimaan masyarakat peranan kunci karena harus dapat diterima oleh semua
masing-masing negara tersebut terhadap penggunaan pelaku pasar yang ada.
stored value card yang dikembangkan.
2. Model Multi Issuer- Single Operator
B. Model Bisnis e-money di Indonesia
Secara konseptual model penyelenggaraan e-
money yang ideal adalah model dengan sistem dimana
satu kartu yang dimiliki oleh konsumen dapat
digunakan secara luas. Dengan kata lain satu kartu
dapat digunakan oleh masyarakat untuk berbagai
macam pembayaran pada berbagai merchant yang
berbeda. Untuk memiliki model pengembangan e-
money yang ideal seperti itu, maka secara konsep
pengembangan e-money di Indonesia dapat
dikembangkan melalui 3 (tiga) model sebagai berikut:
1. Model Single Issuer
terdapat lebih dari satu issuer yang menerbitkan e- transaksi yang ada menggunakan e-money ini. Dengan
money, namun masing-masing issuer dapat adanya hal tersebut, maka dibutuhkan satu kartu saja
menggunakan system operator berbeda. Karena untuk melakukan transkasi kesemua merchant yang
masing-masing issuer menggunakan system operator ada [5].
yang berbeda, agar setiap e-money yang diterbitkan Dengan adanya prinsipal dan integrasi antara
oleh masing-masing issuer itu dapat diterima secara regulator dan pelaku usaha, maka akan tercipata suatu
luas, maka perlu ada interoperability dan konvergensi mekanisme alat pembayaran, yaitu e-money, yang bisa
antar sistem e- money yang dikembangkan serta berkembang di Indonesia. Karena e-money bersifat
standarisasi dalam penyelenggaraan e-money oleh fleksibel dan mudah digunakan.
berbagai issuer dan system operator tersebut.
Sejauh ini berdasarkan literatur dan discussion 5. Strategi Adopsi Teknologi E-Money
meeting yang telah dilakukan, tidak banyak contoh
model multi issuer-multi operator yang interoperable Dari penjelasan yang telah dipaparkan, dilihat
satu sama lain. Di Singapore terdapat beberapa produk dari segi manfaat dan prosedur yang ada harusnya e-
e-money, dua terbesar diantaranya adalah CashCard money dapat diterapkan di Indonesia. Prosedurnya
dan EZ-link yang diterbitkan oleh issuer dengan tidak rumit karena diselaraskan dengan perkembangan
system operator yang berbeda namun kedua sistem TI yang ada. Masyarakat Indonesia juga bukan lagi
tersebut tidak interoperable satu sama lain. Satu- masyarakat awam yang gagap teknologi. Kalaupun
satunya contoh yang diketahui adalah produk Suica ada, hanya perlu diadakan demo beberapa kali dan
yang diterbitkan oleh JR East dan Icoca yang masyarakat pun akan cepat memahaminya [6].
diterbitkan oleh JR West di Jepang. JR East dan JR Saat ini, ada beberapa perusahaan di Indonesia
West adalah dua perusahaan kereta api terbesar di yang telah menggunakan uang elektronik untuk
Jepang dengan wilayah operasi yang berbeda masing- transaksinya. adapun perusahaan tersebut adalah [7]:
masing di bagian Timur dan Barat Jepang. Namun 1. Alfamidi yang memberikan kesempatan kepada
demikian kedua produk ini juga belum interoperable konsumennya untuk memegang kartu Alfamidi
dengan produk pra-bayar lainnya yang ada di Jepang sebagai pengganti uang fisik.
seperti Edy dan Docomo. 2. Telkomsel, sebagai perusahaan komunikasi pun
Secara kelembagaan, pengembangan e-money tidak ketinggalan, mengeluarkan produk T-Cash
dengan model multi issuer-multi operator, yang banyak digunakan oleh pelanggannya di
mensyaratkan adanya satu institusi sentral yang Indonesia. Telkomsel adalah pelopor kehadiran
bersifat netral yang bertanggung jawab untuk layanan mobile wallet di Indonesia yang bernama
mengelola security system (key sharing management) T-Cash sejak 27 November 2007.
agar semuanya dapat interoperable satu sama lain. 3. Bank Mandiri. Dalam penerapannya, e-money
Terbentuknya model seperti ini tentunya sangat yang dikeluarkan oleh bank mandiri dapat
tergantung pada policy regulator serta kerjasama para digunakan di berbagai tempat umum dan saldo
pelaku pasar yang ingin terjun ke bisnis e-money. maksimal yang dapat diisikan pada smart card
adalah Rp 1 juta dan tidak ada nilai minimum
4. Tantangan Implementasi E-Money dalam transaksinya.
Bank Indonesia (BI) menilai, belum
berkembangnya model pembayaran e-money di 6. Resiko Keamanan (Security Risk)
Indonesia salah satunya dikarenakan belum adanya Motivasi utama seseorang untuk melakukan
model bisnis yang menyatukan regulator dan pelaku kejahatan terhadap e-money adalah untuk memperoleh
usaha dalam mengintegrasikan sistem pembayaran, keuntungan finansial. Hal ini dapat dilakukan dengan
sehingga masih tidak interoperable. Bisnis model berbagai cara seperti menciptakan produk palsu,
uang elektronik di Indonesia masih belum mencuri kartu atau data e- money milik orang lain.
interoperable (belum terintegrasi), sehingga masih Jika e-money yang dipalsukan atau dicuri itu
kecil transaksi yang ada menggunakan e-money. kemudian dapat ditukarkan ke dalam bentuk uang
Belum berkembangnya e-money di Indonesia, tunai atau aset lain maka hal ini tentunya dapat
disebabkan karena masyarakat masih memandang alat menyebabkan kerugian bagi pihak-pihak yang terkait
pembayaran menggunakan e-money cukup rumit dan seperti penerbit maupun konsumen pengguna e-
tidak menjangkau semua lapisan. E-money yang ada money.
belum bisa digunakan untuk semua merchant yang Dalam penyelenggaraan e-money, faktor utama
ada. Ada batasan-batasan. Jadi bagi masyarakat belum yang mempengaruhi tingkat security penggunaannya
fleksibel. Belum berkembangnya e-money ini juga antara lain adalah instrumen/peralatan (hardware)
terlihat dari kebijakan yang dimiliki pemerintah, yaitu yang digunakan, baik oleh konsumen maupun oleh
belum adanya sinergi antar lembaga pemerintah dalam merchant, aplikasi (software) serta proses pertukaran
membuat strategi pengembangan uang data elektronik pada saat terjadi transaksi.
elektronik untuk kepentinga nasional dalam skala luas. Berikut ini akan diuraikan mengenai potential
Bisa dikatakan Bank Indonesia belum secara security risk serta security measures yang dapat
komprehensif mengatur tentang standar keamanan diterapkan untuk mengantisipasi risiko-risiko dalam
seperti halnya instrumen pembayaran lainnya. Karena penyelenggaraan e-money.
itu, dibutuhkan prinsipal agar mengatur semua A. Potential Security Risk
106
Jurnal METHODIKA, Vol. 2 No. 1 Maret 2016 ISSN : 2442-7861
Secara umum, potential security risk yang terdapat terjadinya kerugian akibat adanya pemalsuan dan
dalam penyelenggaraan e-money adalah sebagai penyangkalan (repudiation) transaksi.
berikut: Berdasarkan tujuannya, security measures ini
1. Duplication of devices
dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Risiko kejahatan ini merupakan upaya untuk 1. Preventive measures, bertujuan untuk memastikan
membuat duplikasi dari kartu yang asli, sehingga bahwa ancaman kejahatan terhadap komponen-
komponen dalam sistem dapat dihalangi/dicegah
dapat digunakan untuk melakukan transaksi
semaksimal mungkin sebelum terjadi.
pembayaran sebagaimana kartu yang asli. 2. Detection measures, bertujuan untuk memberikan
2. Alteration or duplication of data/software
peringatan (alert) kepada issuer atau operator akan
Risiko ini merupakan risiko kejahatan melalui terjadinya fraud serta untuk mengidentifikasi
upaya perubahan atau modifikasi data atau aplikasi lokasi terjadinya fraud tersebut.
yang ada pada kartu yang asli sedemikian rupa 3. Containment measures, bertujuan untuk
sehingga pelaku memperoleh keuntungan membatasi/mengurangi dampak kerugian akibat
dari suatu kejahatan yang sudah terjadi.
finansial. Misalnya dengan menambah data
outstanding dana pada e-money atau merubah 7. Referensi
sistem internal aplikasi akunting pada kartu chip
sehingga prosedur perhitungan akuntingnya tidak [1] Siti Hidayati, Ida Nuryanti, Agus Firmansyah Aulia
Fadly, Isnu Yuwana Darmawan, 2006. Kajian
bekerja sebagaimana mestinya. Opersional E-Money. Bank Indonesia.
3. Alteration of message
[2] Gaspar, Julian. 2006. Intrduction to Bussiness.
Risiko ini merupakan risiko kejahatan melalui Houghton Mifflin Company: Boston
upaya untuk melakukan perubahan/intervensi [3] Julianti, Eka 2013. e-money: Bisakah Diterapkan di
Indonesia? http://blog.pasca.gunadarma.ac.id.
ketika data elektronis/message dikirim pada saat [4] Pribadi, Wikan. 2010. 12 Peluang Usaha. Bukune :
seseorang melakukan transaksi. Risiko ini akan Jakarta
lebih mungkin terjadi ketika produk e-money [5] Annisa.2011. Uang Elektronik Asli Indonesia.
http://www.matainfo.com/ 2011/11/uang-elektronik-
digunakan untuk pembayaran melalui jaringan asli-indonesia.html
internet. [6] Oxford Business Group. 2010. The Report Indonesia
4. Pencurian
2010. The Indonesian Institute: Jakarta
Bentuk kejahatan e-money yang paling sederhana [7] Ahniar, Nur Farida dan Nina Rahay. 2012. Tantangan
Penggunaan e-money di Indonesia.
adalah dengan mencuri kartu e-money milik orang
lain untuk kemudian menggunakan dana yang
masih tersisa. Pencurian juga dapat dilakukan oleh
orang-orang dalam yang terlibat dalam
penyelenggaraan e-money, misalnya dengan
melakukan pengisian dana secara tidak legal ke
dalam kartu. Pencurian juga bisa dilakukan oleh
oknum yang memproduksi smart card atau issuer
sebelum instrumen tersebut dijual atau diterbitkan
ke konsumen atau bahkan mencuri kunci
cryptographic tanpa sepengetahuan perusahaan.
5. Penyangkalan transaksi (repudiation) Bentuk
penyalahgunaan lainnya dalam penyelenggaraan e-
money adalah penyangkalan bahwa seseorang telah
melakukan transaksi pembayaran dengan
menggunakan e-money. Dengan penyangkalan ini,
merchant maupun issuer dapat dirugikan.
6. Malfunction
Risiko malfunction dapat berupa data corrupt atau
hilang, tidak berfungsinya aplikasi atau kegagalan
dalam pengiriman message [7].
B. Security Measures
Sebagai mana pada instrumen pembayaran
elektronis lainnya, pengembangan security features
pada e-money juga bertujuan untuk melindungi atau
menjaga integrity, authenticity dan confidentiality baik
data maupun proses transaksi serta melindungi dari
107