Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Secara umum terjadi penurunan angka lekosit pada infeksi Plasmodium.
Menurut McKenzie et al. (2005) dan Erhart et al. (2004), angka lekosit lebih
rendah terjadi pada individu yang terinfeksi Plasmodium falciparum dibandingkan
dengan individu yang terifeksi Plasmodium vivax. Namun pada infeksi malaria
dapat juga terjadi lekositosis. Lekositosis lebih sering terjadi pada pasien malaria
falciparum sedangkan lekopenia lebih sering pada malaria vivax untuk usia
dewasa (Jandhav,U.M., Singhvi,R., Shah, 2003). Adedapo et al. (2007)
menyimpulkan trombositopenia, anemia dan lekositosis lebih sering terdapat pada
anak dibawah lima tahun dengan malaria falciparum tanpa komplikasi.
Lekositosis pada malaria falciparum berhubungan dengan kejadian anemia berat,
distres napas, hipoglikemia dan peningkatan mortalitas (Modiano et al., 2001).
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan pada pasien anak oleh Ladhani et
al. (2002) bahwa lekositosis pada malaria falciparum berhubungan dengan distres
napas, anemia berat, trombositopenia dan kematian. Sebuah penelitian pada
pasien dewasa menunjukkan bahwa lekopenia berhubungan dengan keparahan
penyakit malaria pada infeksi Plasmodium vivax. Adanya lekopenia khususnya
pada malaria vivax juga berhubungan dengan anemia dan trombositopenia (Shetty
& Bhandary, 2012). Namun kita belum bisa menggunakan penelitian ini untuk
mengatakan bahwa angka lekosit berhubungan dengan keparahan malaria
sehubungan dengan jumlah sampel yang kecil.
2
Angka lekosit merupakan salah satu hal yang menjadi perhatian para klinisi
dalam mengidentifikasi adanya suatu proses inflamasi yang terjadi dalam tubuh
yang salah satu penyebabnya adalah infeksi. Hal ini berhubungan dengan peran
lekosit dalam sistem kekebalan tubuh. Angka lekosit yang terlalu tinggi atau
terlalu rendah pada infeksi mengindikasikan beratnya suatu penyakit. Namun
angka lekosit tidak termasuk dalam kriteria malaria berat sehingga parameter
angka lekosit sering terabaikan dalam menejemen malaria. Meskipun demikian
angka lekosit >12.000/ l dianggap mempunyai prognosis yang jelek (White,
2009).
3
pada anak yang terinfeksi malaria. Di samping itu, pentingnya angka lekosit
dalam infeksi malaria sehubungan dengan keparahan penyakit perlu diteliti lebih
lanjut.
Mimika, merupakan salah satu kabupaten di Papua seluas 21.522 km2 yang
terdiri dari daerah dataran tinggi dan dataran rendah. Insiden malaria di daerah
tersebut sekitar 876 kasus per 1000 penduduk per tahun (Karyana et al., 2008).
Transmisi malaria lebih banyak terjadi di daerah dataran rendah. Rumah Sakit
Mitra Masyarakat merupakan satu-satunya rumah sakit yang ada di daerah
Mimika sampai tahun 2008, kemudian berdiri Rumah Sakit Umum Daerah
Mimika yang mulai beroperasi sejak tahun itu.
B. Permasalahan
Dengan demikian ada dua masalah utama yang akan diteliti. Masalah
pertama adalah proporsi kejadian lekositosis dan lekopenia pada infeksi
Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax dan campuran pada anak usia 0-18
tahun di Indonesia belum diketahui secara pasti. Masalah kedua adalah hubungan
antara profil lekosit dengan kejadian malaria serebral belum diketahui, padahal
angka lekosit merupakan pemeriksaan darah rutin yang mudah dan selalu
dilakukan.
4
C. Pertanyaan Penelitian
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui gambaran angka lekosit pada infeksi Plasmodium falciparum,
Plasmodium vivax dan campuran pada anak usia 0 bulan-18 tahun di Timika.
2. Untuk mengetahui apakah lekositosis berhubungan dengan kejadian malaria
serebral pada anak usia 0 bulan -18 tahun.
E. Manfaat Penelitian
1. Bidang Ilmiah
Hasil peneltian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai gambaran
angka lekosit pada anak dengan infeksi malaria berdasarkan jenis
Plasmodiumnya. Penelitian ini sekaligus mencoba memberikan data serta analisis
tentang perlu tidaknya melihat angka lekosit dalam setiap kasus malaria terutama
lekositosis.
2. Bidang Pengabdian Masyarakat
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi petugas kesehatan
dalam memberikan penatalaksanaan penyakit serta edukasi yang tepat kepada
pasien dan orang tua.
3. Bidang Pengembangan Penelitian
Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu pertimbangan untuk melakukan
penelitian yang lain yang berhubungan dengan peran lekosit sebagai faktor risiko
terjadinya malaria serebral pada anak.
5
F. Keaslian Penelitian
Adapun beberapa penelitian yang pernah dilakukan mengenai malaria dan
lekosit adalah sebagai berikut: