You are on page 1of 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teori-teori pembangunan adalah teori yang usianya masih cukup mudah. Teori ini

muncul sebagai imbas berbagai masalah pembangunan yang dihadapi negara Dunia Ketiga

yang dikenal dengan kelompok negara berkembang atau terbelakang. Faktor-faktor yang

melatar belakangi terjadinya kemiskinan di negara Dunia Ketiga salah satunya adalah negara

Dunia Ketiga dalam proses pembangunannya banyak melakukan kontak dengan negara maju

(negara Barat). Akibatnya banyak ilmuwan sosial yang berpendapat mengenai mengapa

negara Dunia Ketiga tidak mampu menandingi kekuatan Barat, misalnya kemajuan ekonomi,

teknologi, dan ilmu pengetahuan. Sehingga muncullah teori-teori mengenai pembangunan

diantaranya teori mainstream, teori dependensia, dan teori sistem dunia. Akan tetapi,

dimakalah ini saya akan menjelaskan mengenai teori-toeri mainstream dan teori dependensia.

Pembangunan dalam arti luas adalah sebagai proses pertumbuhan atau kemakmuran,

distribusi atau keadilan, transformasi atau kemajuan. Pembangunan sangat berkaitan dengan

masalah ekonomi. Sejarah doktrin ekonomi menunjukan pada saat dilahirkan ekonomika

berhubungan erat dengan etika (Ace Partadiredja,1981). Di satu pihak Ilmu ekonomi di

anggap paling maju dalam menawarkan Pembangunan bagi semua kalangan (masyarakat

maupun negara).

Reformasi ekonomi menghasilakan bagunan ekonomi yang di landasakan pada kekuatan

ekonomi rakyat dan negara. Dengan kata lain dalam membangun sebuah ekonomi yang di

perankan oleh masyarakat, kebijakan-kebijakan pemerintah juga mempengaruhi

pembangunan ekonomi tersebut. Faktor politik dan ekonomi berhubungan erat, namun dalam

1
kenyataannya mudah mengatakan tapi sukar menerapkan. Hubungan Politik dengan

ekonomi menurut Bruno Frey, politik dalam bentuk keinginan mendapat suara terbanyak

dalam pemilihan umum, dan ekonomi dalam bentuk usaha memperkecil tingkat

pengangguran dan tingkat inflasi di masyarakat.

Pemilu yang demokratis dan terciptanya proses check and balances, yakni

terselenggaranya kehidupan kenegaraan dimana dapat dilaksanakan sebuah pemerintahan

yang bersih dan efisien yang diimbangi oleh control yang efektif dari lembaga legislatif,

eksekutif dan yudikatif dan dalam mewujudkan itu peran masyarakat juga sangat di perlukan,

yaitu dengan memilih wakil-wakilnya dengan mempertimbangkan kesejateraan bersama.

Revolusioner sangat di perlukan dalam proses pembangunan yang sejalan dengan

ekonomi dan politik yang demokratis, modern dan menempatkan hukum sebagai rujukan

utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang menjamin keadilan bagi semua orang.

Jika proses reformasi ini tidak terkelolah dengan baik, akan cenderung mendorong situasi

yang khaos dan kondisi revolusioner yang pada gilirinya dapat menciptakan disintegrasi

bangsa. Dengan Pemilu yang demokrtasis yaitu adanya keadilan hukum dan diiringi dengan

pembangunan yang merata di masyarakat tentu akan membentuk sebuah negara yang ideal.

1.2 Rumusan Masalah

Apa pengertian teori-teori pembangunan?

Bagaimanakah teori-teori mengenai pembangunan ?

1.3 Tujuan

Tujuan kami menulis makalah dan mengangkat Tema mengenai “TEORI-TEORI UTAMA

TENTANG PEMBANGUNAN” ini adalah guna memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi

Pembangunan.

2
Mengetahui pengertian dan ruang lingkup pembangunan.

Mengetahui tentang teori-teori pembangunan.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Negara, Masyarakat Dan Pembangunan

1. Pengertian Negara

Menurut Aristoteles negara adalah persekutuan dari keluarga dan desa guna memperoleh hidup

yang sebaik-baiknya. Plato mendefinisikan negara adalah suatu tubuh yang senantiasa tampak

maju, berkembang, sebagaimana layaknya orang-orang (manusia).(Inu Kencana Syafiie,

2010:75).

Sebagaimana manusia negara juga bisa lahir, tumbuh berkembang dan mati, ada yang di

sebabkan oleh penyakit menahun seperti kemiskinan, penjajahan, namun ada pula yang mati

seketika karena peperangan atau pemberontakan provinsi-provinsi separatis yang kemudian

memisahkan diri menjadi negara yang berdiri sendiri, sehingga wilayah pusatnya kehilangan

wilayah karena keseluruhnya terbagi habis dan tidak lagi mengakui sebagai sub ordinat

dari negara pusat. (Inu Kencana Syafiie, 2010:74)

Negara terbentuk atas dasar keingin manusia bisa berdasarkan telaah atas peristiwa sejarah suatu

bangsa. Karena dalam diri manusia memiliki rasa kebangsaan yaitu salah satu dari bentuk rasa

cinta, bahkan pusat gabungan dari rasa cinta karena merupakan kumpulan yang besar sehingga

melahirkan jiwa kebersamaan.

2. Pengertian Masyarakat

Dalam sebuah negara tentu memiliki masyarakat. Pengertian masyarakat adalah sekelompok

individu yang memiliki kepentingan bersama dan memiliki budaya serta lembaga yang khas.

Masyarakat juga bisa dipahami sebagai sekelompok orang yang terorganisasi karena memiliki

tujuan bersama. Richard T. Schaefer dan Robert P. Lamm,(1998) mendefinisikan masyarakat

4
adalah sejumlah besar orang yang tinggal dalam wilayah yang sama, relatif independen dan

orang orang di luar wilayah itu, dan memiliki budaya yang relatif sama.

Dalam kebangsaan kita mengenal adanya ras, bahasa, agama, batas wilayah, budaya dan lain-

lain. Maka di perlukan nilai dan pandangan hidup yang sama yaitu dengan memunculkan suatu

ideology untuk mempersatukan pemeluknya. contohnya negara Indonesia.

3. Pengertian Pembangunan

Mengenai pengertian pembangunan para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam

seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan bisa saja di artikan berbeda oleh satu orang

dengan orang lain, daerah satu dengan daerah lainnya, dan negara satu dengan negaralainnya.

Namun, secarar umum ada satu kesepakatan bahwa pembangunan merupakan proses untuk

melakukan perubahan.

Berikut pengertian pembangunan menurut parah ahli:

Pembangunan dapat di artikan sebagai suatu upaya terkoordinasi untuk menciptakan alternatif

yang lebih banyak secara sah kepada setiap warga negara untuk memenuhi dan mencapai

aspirasinya yang paling manusiawi (Nugroho dan Rochmin Dahuri, 2004).

Ginanjar Kartasasmita (1994), Pembangunan ialah suatu proses perubahan ke arah yang lebih

baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana.

Siagian (1994), pembangunan adalah suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan

perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan

pememrintahan, menuju modernitas dalam rangka pembinanaan bangsa.

Alexander (1994), pembangunan (development) adalah proses perubahan yang mencangkup

seluruh system sosial seperti politik, ekonomi, infastruktur, pertahanan, pendidikan, teknologi,

kelembagaan dan budaya.

5
Portes (1976), mendefinisikan pembangunan sebagai transformasi ekonomi, sosial dan

budaya.

Deddy T. Tikson (2005) bahwa pembangunan nasional dapat pula di artikan sebagai

transformasi ekonomi, sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju

arah yang diinginkan.

2.2 Teori Pembangunan

1. Teori Pembangunan Mainstream (Modernisasi)

Teori mainstream adalah teori modernisasi dan teori pembangunan pertumbuhan model W.W

Rostow (1960;1978) dan para pengikutnya. Teori mainstream atau teori modernisasi adalah

teori-teori yang menjelaskan bahwa kemiskinan ini terutama disebabkan oleh faktor-faktor yang

terdapat di dalam negera yang bersangkutan. Teori modernisasi secara umum dapat diungkap

sebagai cara pandang (visi) yang menjadi modus utama analisisnya kepada faktor manusia dalam

suatu masyarakat. Teori ini terkenal olehTeori modernisasi berlatar belakang penetrasi

kebudayaan asing yang padat modal dan teknologi untuk dijadikan acuan bagi kemajuan

masyarakat di Negara berkembang. (Robert Jakson dan Georg Sorensen, 2009 : 257-258)

Teori modernisasi melihat tradisi masyarakat sebagai faktor penghambat yang harus dieleminir

oleh pola pikir rasional. Kematangan masyarakat menuju masyarakat industri, memiliki bentuk

transisi yang cukup panjang dan lama dalam bentuk orientasi sekarang (present oriented). Arief

budiman pernah menyatakan bahwa teori modernisasi berkembang di banyak Negara

berkembang dengan tidak mempertimbangkan akar budaya lokal sebagai potensi pembangunan,

oleh karena itu bersifat a-historis. (Robert Jakson dan Georg Sorensen, 2009 : 257-258)

6
Teori modernisasi merupakan teori pembangunan yang intinya adalah usaha pembangunan

institusional (perekayasaan struktur sosial melalui pembentukan institusi-institusi baru) dan

pembangunan mentalitas manusia (perekayasaan kultural).

2. Teori Dependensi

Secara historis, teori dependensi lahir atas ketidak mampuan teori modernisasi membangkitkan

ekonomi Negara terbelakang, terutama negara di bagian Amerika Latin.Paradigma Dipendensi

dapat dikatakan asli Amerika Latin, namun “bapak pendiri” perpektif ini adalah Baran, yang

bersama Magdoff dan Sweezy merupakan juru bicara kelompok North American Monthly

Review. Secara teoriti, teori modernisasi melihat bahwa kemiskinan dan keterbelakangan yang

terjadi di Negara Dunia Ketiga terjadi karena faktor internal di negara tersebut. Karena faktor

internal itulah kemudian Negara Dunia Ketiga tidak mampu mencapai kemajuan dan tetap

berada dalam keterbelakangan. (Robert Jakson dan Georg Sorensen, 2009 : 259)

Teori ini berpendapat bahwa kemiskinan dan keterbelakangan yang terjadi di Negara-negara

Dunia Ketiga bukan disebabkan oleh faktor internal di Negara tersebut namun lebih banyak

ditentukan oleh faktro eksternal dari luar Negara Dunia Ketiga itu. Faktor luar yang paling

menentukan keterbelakangan Dunia ketiga adalah adanya campur tangan dan

dominasi Negara Maju pada laju pembangunan Negara Dunia Ketiga. Dengan campur tangan

tersebut maka pembangunan di Nedara Dunia Ketiga tidak berjalan dan berguna untuk

menghilangkan keterbelakangan yang sedang terjadi, namun semakin membawa kesengsaraan

dan keterbelakangan. Keterbelakangan jilid dua di Negara Dunia Ketiga ini disebabkan oleh

7
ketergantungan yang diciptakan oleh campur tangan Negara maju kepada Negara Dunia Ketiga.

Jika pembangunan ini berhasil, maka ketergantungan ini harus diputus dan dibiarkan Negara

Dunia Ketiga melakukan roda pembangunannya secara mandiri. (Robert Jakson dan Georg

Sorensen, 2009 : 260)

Secara garis besar, teori dependensi adalah suatu keadaan dimana keputusan-keputusan utama

yang memengaruhi kemajuan ekonomi di Negara berkembang seperti keputusan mengenai harga

komoditi, pola investasi, hubungan moneter, dibuat oleh individu atau institusi di luar negeri

yang bersangkutan. (Zulkarimen Nasution, 2007: 44)Teori-teori yang mengenai ketergantungan

dan keterbelakangan telah digambarkan dalam studi-studi yang dilakukan Celso Furtado, Andre

Gunder Frank, Theotonio Dos Santos,dan Fernando Henrique Cardoso. Pada umumnya mereka

itu membahas secara serius masalah colonial yang secara historis membekas pada pertumbuhan

di Negara-negara Amerika Latin, Afrika dan Asia. Menurut mereka, kecuali dengan suatu

pengenalan yang eksplisit akan konsekuensi hubungan tersebut. Dengan kata lain bahwa

keterbelakangan yang ada sekarang ini merupakan kosekuensi masa penjajahan yang telah

dialami oleh Negara-negara baru. (Robert Jakson dan Georg Sorensen, 2009 : 262)

2.3 Pembangunan Negara Maju Dan Negara Yang Sedang Berkembang

Struktur ekonomi dan masyarakat di Negara Maju dan di Negara yang sedang Berkembang

sangat berbeda. Perbedaan tersebut menyebabkan masalah pembangunan daerah yang ada

di Negara Maju dan di Negara yang sedang Berkembang dan kemampuan masing-masing

golongan negara tersebut dalam menghadapi masalah pembangunan daerah yang terdapat di

negaranya sangatlah berbeda. Keadaan yang demikian menyebabkan pula perbedaan dalam

8
corak prioritas dari tujuan maupun kebijaksanaan pembangunan daerah di kedua golongan

negara tersebut. (Sadono Sukirno, 1982: 27)

1. Proses pembangunan ekonomi di negara maju

Perkembangan ekonomi di negar maju telah dimulai sejak beberapa abad yang lalu dan

mengalami akselerasi sejak terjadinya revolusi industri di Inggris. Dengan dimulainya Revolusi

Industri di Inggris maka Inggris merupakan negara dimana modernisasi ekonomi permulaan

sekali berlangsung. Dalam dua dasawarsa pada abad ke 18, negara ini mencapai taraf take-off

dalam pembangunan ekonominya. Negara-negra Eropa Barat lainya dan negara-negara yang

dibentuk oleh bangsa-bangsa Eropa Barat seperti Selandia Baru, Australia, Amerika Serikat dan

Kanada baru mengikuti jejak Inggris dan mengalami percepatan dan mencapai taraf take-oof

pembangunan ekonominya pada permulaan abad ke-19. Dan dalam bagian kedua abad itu

Revolusi Industri menjalar pula ke Russia dan Jepang. Dengan demikian negara maju telah

mengalami pertumbuhan ekonomi yang berterusan sejak satu atau dua abad yang lalu sebelum

mencapai tingkat kesejateraan yang tinggi yang dialaminya. (Sadono Sukirno, 1982: 27)

Perkembangan ekonomi yang telah berlaku di Negara Maju bukan saja telah menyebabkan

peningkatan di dalam kesejateraan masyarakat tetapi juga menimbulkan pula perombakan dalam

struktur ekonominya. Peran sektor industri dan sektor jasa-jasa, ditinjau dari peranan dalam

menciptakan pendapatan nasional dan menyediakan pekerjaan kepada penduduk, menjadi

bertambah besar dari masa ke masa. (Sadono Sukirno, 1982: 27)

Meningkatnya peranan sektor industri dan jasa-jasa di sebabkan pula oleh perubahan dalam

corak penawaran barang-barang yang digunakan masyarakat. Perkembangan ekonomi yang telah

terjadi di Negara Maju diikuti oleh perbaikan dalam kwalitet dari barang-barang yang telah ada

dan pertambahan di dalam jenis barang dan jasa-jas yang digunkan oleh masyarakat. Hal ini

9
terutama di sebabkan oleh dua faktor yaitu kemajuan teknologi dan bertambah peliknya pola

kegiatan ekonomi sebagai akibat dari adanya pembangunan ekonomi.

Dinegara-negra Maju tingkat teknologi juga mengalami kemajuan yang pesat. Kemajuan

teknologi akan menyebabkan kwalitet barang yang telah ada menjadi bertambah baik dan jenis

barang yang tersedia dalam masyarakat menjadi bertambah banyak. Pekembangan yang

demikian sifatnya menyebabkan permintaan terhadap barang yang dihasilkan oleh sektor

industri bertambah lama bertambah besar dan dengan demikian mempebesar peranan sektor

industri dalam menciptakan pendapatan nasional. Karena kegiatan perdangangan, jasa-jasa,

pengangkutan, kegiatan bank dan keungan juga ikut meningkat. Kemajuan ekonomi di suatu

negara akan menyebabkan meluasnya kegiatan pemerintah untuk menjamin agar perdagangan

berjalan lancar, masyarakat menjalankan perkerjaannya dengan tertib dan menurut peraturan, dan

kestabilan dalam perekonomian akan terbentuk.

Proses perubahan struktur ekonomi di negara maju mempunyai bebrapa sifat yaitu:(Sadono

Sukirno, 1982: 31-32)

Sektor pertanian merupakan sektor terlebih dahulu mengalami perkembangan. Fakta

diberbagai negara menunjukan bahwa perkembangan dimulai dari berlakunya kemajuan di sektor

pertanian.

Kemajuan sektor pertanian tersebut mendorong perkembangan jasa-jasa dan sektor industri.

Nilai dan volume perdangan bertambah, spesialisasi berkembang dan sektor insusri sedikit demi

sedikit bertambah penting.

Perkembangan sektor industri di samping meniptakan permintaan atas bahanmentah

menciptakan pula atas sumber tenaga. Sedangkan perluasaan kegiatan perdangan menciptakan

10
pula dorongan untuk memperluas jaringan pengankutan dan perkembangan lat pengangkutan dan

akibatnya timbul industri baja untuk pembangunan transportasi.

Kemajuan-kemajuan diatas menyebabkan pendapatn masyarakat meningkat dengan demikan

masyarakat akan terus mengembang teknologi untuk membantu berkembangannya jaringan

industri.

Pencapaian ekonomi masyarakat mencapai taraf kesejateraan yang lebih tinggi tidak terlepas

oleh peran pemerintah yang mengontrol, sebagai pertahanan, adminstrasi dan pembuatan

kebijakan.

2. Pembangunan ekonomi di negara sedang berkembang

Pembangunan ekonomi di Negara yang sedang Berkembang yaitu di negra-negara Asia, Afrika

dan Amerika latin sangat terbatas sekali. Perkembangan yang terjadi umumnya kegitan

menghasilkan barang export yang pada umumnya terdiri dari barang pertanian dan

pertambangan. Berbeda dengan Negara Maju di Negara yang sedang Berkembang pembangunan

di sektor exsport telah menjadi pemimpin dan menggerakan pembangunan di sektor

lainnya. (Sadono Sukirno, 1982: 39)

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan peran sektor export di negara yang sedang

berkembang berbeda dengan Negara Maju salah satunya yaitu di negra yang sedang berkembang

perkembang sektor export tidak mendorong kemajuan di bidang lain dan sektor export lebih

banyak menguntungkan negara penjajah atau negara-negra Barat karena perkembangan export di

negra yang sedang berkembang memungkinkan mereka untuk:(Sadono Sukirno, 1982: 40).

Memperoleh bahan mentah dengan harga yang murah

11
Menjual hasil-hasil industri bahan modal yaitu kepada penguasa pengembangan sektor export

di negara yang sedang berkembang dan kepada pemerintah jajahan yang mengembangakan

prasarana untuk mengembangkan sektor export dan

Menjual hasil industri barang konsumsinya,yaitu kepada penduduk yang sekarang

memperoleh pendapatan berupa uang dari kegiatan mereka yang menghasilkan barang export.

Pengaruh buruk yang timbur dari sifat export negara yang sedang berkembang terhadap

pembangunan ekonomi bersumber dari beberapa faktor yaitu: (Sadono Sukirno, 1982: 41)

Permintaan terhadap bahan mentah sangat tergantung kepada keadaan ekonomi di negara

maju.

Kalau dibandingkan dengan harga barang indutri, harga-harga hasil pertanian dan

pertambangan mengalami perkembangan yang sangat lambat.

Dalam jangka pendek naik turunnya harga barang export dari sektor pertanian dan

pertambangan sangat besar sedangkan jenis barang yang dieksport sangat terbatas.

Akhirnya yang menyebabkan sektor eksport gagal dalam mendorong pembangunan ekonomi

negara sedang berkembang bersumber pada dua faktor yang saling berkaitan, yaitu pertambahan

penduduk yang cepat dan tingkat pendapatan yang rendah pada waktu sektor export mengalami

perkembangan yang pesat. (Sadono Sukirno, 1982: 41-42)

2.4 Indikator Pembangunan

Berbicara mengenai pembangunan yang dilakukan oleh otoritas suatu negara tentu tidak dapat

dilepaskan dari indikator yang digunakan sebagai alat untuk mengukurnya. Hal ini penting

dilakukan agar upaya yang dilakukan dalam bingkai pembangunan dapat diketahui dampaknya

bagi kehidupan masyarakat. Apakah beragam upaya ‘pembangunan’ yang dilakukan berdampak

12
positif ataukah berimplikasi negatif terhadap kehidupan masyarakat dan negara. Dengan adanya

indikator tersebut di samping dapat mengetahui dampaknya, juga akan dapat diketahui beragam

kelebihan dan mungkin kekurangan yang ada dalam upaya tersebut sehingga dapat dilakukan

perbaikan di waktu berikutnya.

Penggunaan indicator dan variable pembangunan bisa berbeda untuk setiap Negara. Di

Negara-negara yang masih miskin, ukuran kemajuan dan pembangunan mungkin masih

sekitar kebutuhan-kebutuhan dasar seperti listrik masuk desa, layanan kesehatan pedesaan,

dan harga makanan pokok yang rendah. Sebaliknya, di Negara-negsara yang telah dapat

memenuhi kebutuhan tersebut, indicator pembangunan akan bergeser kepada factor-

faktor sekunder dan tersier (Tikson, 2005).

Sejumlah indicator ekonomi yang dapat digunakan oleh lembaga-lembaga internasional

antara lain pendapatan perkapita (GNP atau PDB), struktur perekonomin, urbanisasi, dan

jumlah tabungan. Disamping itu terdapat pula dua indicator lainnya yang menunjukkan

kemajuan pembangunan sosial ekonomi suatu bangsa atau daerah yaitu Indeks Kualitas

Hidup (IKH atau PQLI) dan Indeks Pembangunan Manusia (HDI). Berikut ini, akan disajikan

ringkasan Deddy T. Tikson (2005) terhadap indicator tersebut: (Syamsiah Badruddin, 2009)

1. Pendapatan Per Kapita

Pendapatan per kapita, baik dalam ukuran GNP maupun PDB merupakan salah satu indikaor

makro-ekonomi yang telah lama digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi. Dalam

perspektif makroekonomi, indikator ini merupakan bagian kesejahteraan manusia yang dapat

diukur, sehingga dapat menggambarkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat.

Tampaknya pendapatan per kapita telah menjadi indikator makroekonomi yang tidak bisa

diabaikan, walaupun memiliki beberapa kelemahan. Sehingga pertumbuhan pendapatan

13
nasional, selama ini, telah dijadikan tujuan pembangunan di negara-negara dunia ketiga.

Seolah-olah ada asumsi bahwa kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat secara otomatis

ditunjukkan oleh adanya peningkatan pendapatan nasional (pertumbuhan ekonomi).

Walaupun demikian, beberapa ahli menganggap penggunaan indikator ini mengabaikan pola

distribusi pendapatan nasional. Indikator ini tidak mengukur distribusi pendapatan dan

pemerataan kesejahteraan, termasuk pemerataan akses terhadap sumber daya ekonomi.

2. Struktur Ekonomi

Telah menjadi asumsi bahwa peningkatan pendapatan per kapita akan mencerminkan

transformasi struktural dalam bidang ekonomi dan kelas-kelas sosial. Dengan adanya

perkembangan ekonomi dan peningkatan per kapita, konstribusi sektor manupaktur/indust ri

dan jasa terhadap pendapatan nasional akan meningkat terus. Perkembangan sektor industri

dan perbaikan tingkat upah akan meningkatkan permintaan atas barang-barang industri, yang

akan diikuti oleh perkembangan investasi dan perluasan tenaga kerja. Di lain pihak ,

kontribusi sektor pertanian terhadap pendapatan nasional akan semakin menurun.

3. Urbanisasi

Urbanisasi dapat diartikan sebagai meningkatnya proporsi penduduk yang bermukim di

wilayah perkotaan dibandingkan dengan di pedesaan. Urbanisasi dikatakan tidak terjadi

apabila pertumbuhan penduduk di wilayah urban sama dengan nol. Sesuai dengan

pengalaman industrialisasi di negara-negara eropa Barat dan Amerika Utara, proporsi

penduduk di wilayah urban berbanding lurus dengn proporsi industrialisasi. Ini berarti bahwa

kecepatan urbanisasi akan semakin tinggi sesuai dengan cepatnya proses industrialisasi. Di

Negara-negara industri, sebagain besar penduduk tinggal di wilayah perkotaan, sedangkan di

14
Negara-negara yang sedang berkembang proporsi terbesar tinggal di wilayah pedesaan.

Berdasarkan fenomena ini, urbanisasi digunakan sebagai salah satu indicator pembangunan.

4. Angka Tabungan

Perkembangan sector manufaktur/industri selama tahap industrialisasi memerlukan investasi

dan modal. Finansial capital merupakan factor utama dalam proses industrialisasi dalam

sebuah masyarakat, sebagaimana terjadi di Inggeris pada umumnya Eropa pada awal

pertumbuhan kapitalisme yang disusul oleh revolusi industri. Dalam masyarakat yang

memiliki produktivitas tinggi, modal usaha ini dapat dihimpun melalui tabungan, baik swasta

maupun pemerintah.

5. Indeks Kualitas Hidup

IKH atau Physical Qualty of life Index (PQLI) digunakan untuk mengukur kesejahteraan dan

kemakmuran masyarakat. Indeks ini dibuat indicator makroekonomi tidak dapat memberikan

gambaran tentang kesejahteraan masyarakat dalam mengukur keberhasilan

ekonomi. Misalnya, pendapatan nasional sebuah bangsa dapat tumbuh terus, tetapi tanpa

diikuti oleh peningkatan kesejahteraan sosial. Indeks ini dihitung berdasarkan kepada (1)

angka rata-rata harapan hidup pada umur satu tahun, (2) angka kematian bayi, dan (3) angka

melek huruf. Dalam indeks ini, angka rata-rata harapan hidup dan kematian b yi akan dapat

menggambarkan status gizi anak dan ibu, derajat kesehatan, dan lingkungan keluarga yang

langsung beasosiasi dengan kesejahteraan keluarga. Pendidikan yang diukur dengan angka

melek huruf, dapat menggambarkan jumlah orang yang memperoleh akses pendidikan

sebagai hasil pembangunan. Variabel ini menggambarkan kesejahteraan masyarakat, karena

tingginya status ekonomi keluarga akan mempengaruhi status pendidikan para anggotanya.

Oleh para pembuatnya, indeks ini dianggap sebagai yang paling baik untuk mengukur

15
kualitas manusia sebagai hasil dari pembangunan, disamping pendapatan per kapita sebagai

ukuran kuantitas manusia.

6. Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index)

The United Nations Development Program (UNDP) telah membuat indicator pembangunan

yang lain, sebagai tambahan untuk beberapa indicator yang telah ada. Ide dasar yang

melandasi dibuatnya indeks ini adalah pentingnya memperhatikan kualitas sumber daya

manusia. Menurut UNDP, pembangunan hendaknya ditujukan kepada pengembangan

sumberdaya manusia. Dalam pemahaman ini, pembangunan dapat diartikan sebagai sebuah

proses yang bertujuan m ngembangkan pilihan-pilihan yang dapat dilakukan oleh manusia.

Hal ini didasari oleh asumsi bahwa peningkatan kualitas sumberdaya manusia akan diikuti

oleh terbukanya berbagai pilihan dan peluang menentukan jalan hidup manusia secara bebas.

Pertumbuhan ekonomi dianggap sebagai factor penting dalam kehidupan manusia, tetapi

tidak secara otomatis akan mempengaruhi peningkatan martabat dan harkat manusia. Dalam

hubungan ini, ada tiga komponen yang dianggap paling menentukan dalam pembangunan,

umur panjang dan sehat, perolehan dan pengembangan pengetahuan, dan peningkatan

terhadap akses untuk kehidupan yang lebih baik. Indeks ini dibuat dengagn

mengkombinasikan tiga komponen, (1) rata-rata harapan hidup pada saat lahir, (2) rata-rata

pencapaian pendidikan tingkat SD, SMP, dan SMU, (3) pendapatan per kapita yang dihitung

berdasarkan Purchasing Power Parity. Pengembangan manusia berkaitan erat dengan

peningkatan kapabilitas manusia yang dapat dirangkum dalam peningkatan knowledge,

attitude dan skills, disamping derajat kesehatan seluruh anggota keluarga dan lingkungannya.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Teori Pembangunan adalah serangkaian teori yang digunakan sebagai acuan untuk

membangun sebuah masyarakat. Ide tentang pentingnya perhatian terhadap teori pembangunan

pada awalnya muncul ketika adanya keinginan dari negara-negara maju untuk mengubah kondisi

masyarakat dunia ketiga yang baru merdeka yang menurut negara maju masih miskin dan

terbelakang

Proses pembangunan merupakan suatu kegiatan yang terus menerus dan menyeluruh

dilakukan mulai dari penyusunan suatu rencana, penyususnan pogram, kegiatan pogram,

pengawasan sampai pada pogram terselesaikan.

Pertumbuhan Ekonomi di setiap negara berbeda-beda tergantung dari tingkat pendapatan per

kapita suatu negara tersebut dan tergantung dari berapa besar pendapatan / penghasilan dari

penduduknya. Jika pendapatan Negara itu tinggi maka pertumbuhan ekonominya juga cepat

tetapi sebaliknya jika pendapatan suatu negara itu di bawah rata-rata maka pertumbuhan

ekonominya juga rendah.

Pertumbuhan ekonomi pada zaman sekarang ini berdampak pada kehidupan penduduk

suatu negara. Semuanya ini berpengaruh pada kesejahteran rakyat banyak. Oleh karena itu

pemerintah harus memperbaiki beberapa sektor yaitu pengangguran, sumber daya manusia,

inflasi, korupsi dan kemiskinan agar tingkat pertumbuhan ekonomi lebih baik.

Partisipasi aktif masyarakat sipil juga sangat diperlukan dalam proses pembangunan negara baik

di tingkat pusat maupun daerah provinsi, kabupaten/kota, distrik dan kampung. Hal ini menuntut

17
kesadaran dan semangat masyarakat sipil seutuhnya sebagai warga Negara yang turut

bertanggung jawab dalam proses pembangunan.

3.2 Saran

Menurut pendapat kami, bahwa untuk meningkatkan pengembangan ekonomi perlu

memperhatikan factor-faktornya secara seimbang, karena antara factor yang satu dengan yang

lain saling berkaitan.

18
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com

https://www.teoripembangunan.com

https://www.pembangunan.com

19

You might also like