Professional Documents
Culture Documents
Abstrak : Perasaan cemas merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami oleh
anak pra sekolah. Dampak ini berisiko dapat mengganggu tumbuh kembang anak
dan proses penyembuhan pada anak. Untuk mengurangi kecemasan anak dapat
diberikan terapi bermain. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh terapi
bermain mewarnai gambar terhadap tingkat kecemasan pada anak usia pra sekolah
akibat hospitalisasi. Metode penelitian pre experimental designs. Teknik
pengambilan sampel yaitu accidental sampling sebanyak 30 responden. Uji
Statistik paired sample t-Test dengan tingkat kemaknaan 95% (α = 0,05). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa nilai p value = 0,000 (<0,05) sehingga terdapat
pengaruh terapi bermain mewarnai gambar terhadap tingkat kecemasan pada anak
usia pra sekolah akibat hospitalisasi di Ruangan Irina E BLU RSUP Prof. Dr. R.
D.Kandou Manado. Kesimpulan : Diperoleh hasil adanya pengaruh terapi
bermain mewarnai gambar terhadap tingkat kecemasan pada anak usia pra sekolah
akibat hospitalisasi di Ruangan Irina E BLU RSUP Prof. Dr. R. D.Kandou.
Kata kunci : Hospitalisasi, Kecemasan, Terapi Bermain
PENDAHULUAN Untuk mengurangi kecemasan yang
Hospitalisasi merupakan perawatan dirasakan oleh anak dapat diberikan terapi
yang dilakukan dirumah sakit dan dapat bermain. Bermain dapat dilakukan oleh
menimbulkan trauma dan stres pada klien anak yang sehat maupun sakit. Walaupun
yang baru mengalami rawat inap di rumah anak sedang mengalami sakit, tetapi
sakit. Hospitalisasi pada anak merupakan kebutuhan akan bermain tetap ada
proses karena suatu alasan yang berencana (Katinawati, 2011). Bermain merupakan
atau darurat mengharuskan anak untuk salah satu alat komunikasi yang natural
tinggal di rumah sakit menjalani terapi dan bagi anak-anak. Bermain merupakan dasar
perawatan sampai pemulangan kembali pendidikan dan aplikasi terapeutik yang
kerumah (Supartini, 2004). Menurut Wong membutuhkan pengembangan pada
(2000), hospitalisasi adalah suatu keadaan pendidikan anak usia dini (Suryanti, 2011).
krisis pada anak, saat anak sakit dan Bermain dapat digunakan sebagai
dirawat di rumah sakit sehingga anak harus media psiko terapi atau pengobatan
beradaptasi dengan lingkungan rumah terhadap anak yang dikenal dengan
sakit. sebutan Terapi Bermain (Tedjasaputra,
Perasaan cemas merupakan dampak 2007). Adapun tujuan bermain bagi anak
dari hospitalisasi yang dialami oleh anak di rumah sakit yaitu, mengurangi perasaan
karena menghadapi stressor yang ada takut, cemas, sedih, tegang dan nyeri
dilingkungan rumah sakit. Perasaan (Supartini, 2004).
tersebut dapat timbul karena menghadapi Menggambar atau mewarnai
sesuatu yang baru dan belum pernah merupakan salah satu permainan yang
dialami sebelumnya, rasa tidak nyaman memberikan kesempatan anak untuk bebas
dan merasakan sesuatu yang menyakitkan berekspresi dan sangat terapeutik (sebagai
(Supartini, 2004). Kecemasan merupakan permainan penyembuh). Anak dapat
perasaan paling umum yang dialami oleh mengekspresikan perasaannya dengan cara
pasien anak terutama usia prasekolah. menggambar, ini berarti menggambar bagi
Potter & Perry (2005) menyatakan usia anak merupakan suatu cara untuk
prasekolah merupakan masa kanak-kanak berkomunikasi tanpa menggunakan kata-
awal yaitu pada usia 3-6 tahun. Pada usia kata (Suparto, 2003, dalam Paat, 2010 ).
ini, perkembangan motorik anak berjalan Dengan menggambar atau mewarnai
terus-menerus. Reaksi terhadap kecemasan gambar juga dapat memberikan rasa
yang ditunjukkan anak usia prasekolah senang karena pada dasarnya anak usia pra
yaitu menolak makan, sering bertanya, sekolah sudah sangat aktif dan imajinatif
menangis walaupun secara perlahan, dan selain itu anak masih tetap dapat
tidak kooperatif terhadap petugas melanjutkan perkembangan kemampuan
kesehatan (Supartini, 2004). Dampak dari motorik halus dengan menggambar
hospitalisasi dan kecemasan yang dialami meskipun masih menjalani perawatan di
anak usia prasekolah berisiko dapat rumah sakit.
mengganggu tumbuh kembang anak dan Dalam penelitian yang dilakukan oleh
proses penyembuhan pada anak (Wong, Katinawati (2011) tentang kecemasan anak
2004). Anak usia prasekolah memandang usia prasekolah yang mengalami
hospitalisasi sebagai sebuah pengalaman hospitalisasi menunjukkan adanya
yang menakutkan. Ketika anak menjalani perbedaan kecemasan anak sebelum dan
perawatan di rumah sakit, biasanya ia akan sesudah dilakukan terapi bermain, dimana
dilarang untuk banyak bergerak dan harus sebelum diberikan terapi bermain 80%
banyak beristirahat. Hal tersebut tentunya anak mengalami kecemasan sedang dan
akan mengecewakan anak sehingga dapat 20% anak mengalami kecemasan berat dan
meningkatkan kecemasan pada anak setelah diberikan terapi bermain 86.7%
(Samiasih, 2007).
anak mengalami kecemasan ringan dan 1-7 hari, semua orangtua/pendamping yang
13.3% anak mengalami kecemasan sedang. bersedia untuk menjadikan anaknya subjek
Berdasarkan hasil studi pendahuluan penelitian dan siap menandatangani surat
yang dilakukan di Ruangan Irina E BLU pernyataan penelitian. Sedangkan kriteria
RSUP Prof.Dr. R.D.Kandou Manado, eksklusi dalam penelitian ini yaitu pasien
selama 2 bulan terakhir dari bulan Januari anak yang bedrest total, pasien anak yang
sampai dengan Februari 2014 didapatkan memiliki keterbatasan aktivitas karena
data jumlah pasien anak usia 3-6 tahun terpasang beberapa alat invasive, pasien
sebanyak 79 pasien. Hasil observasi anak yang mengalami gangguan mental,
menemukan banyak anak yang menangis pasien anak yang sudah lebih dari 7 hari
terutama saat dilakukan tindakan dirawat di Ruangan Irina E BLU RSUP
perawatan. Selain menangis, pasien anak Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
juga tidak mau berpisah dengan Instrumen penelitian yang digunakan
orangtua/walinya dan menghindar ketika yaitu kuesioner yang terdiri dari 19
akan dilakukan tindakan perawatan. Di pertanyaan untuk tiap pertanyaan diberi
Ruangan Irina E BLU RSUP Prof. Dr. nilai sebagai berikut : nilai 1 untuk
R.D.Kandou Manado sudah mempunyai jawaban tidak pernah, nilai 2 untuk
ruang bermain tapi untuk pelaksanaan jawaban kadang-kadang, dan nilai 3 untuk
terapi bermain sendiri belum maksimal. jawaban selalu. Skor akhir dengan
Berdasarkan uraian di atas, peneliti menjumlahkan angka untuk tiap jawaban.
tertarik melakukan penelitian untuk Prosedur pengumpulan data
melakukan tindakan untuk meminimalkan administrasi sebelum penelitian dilakukan,
kecemasan anak yang mengalami peneliti meminta surat izin penelitian
hospitalisas dengan cara pemberian terapi dari bagian akademik Program Studi Ilmu
bermain dengan mewarnai gambar. Keperawatan FK UNSRAT. Setelah itu
mengajukan izin penelitian kepada direktur
METODE PENELITIAN BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Penelitian ini merupakan penelitian Manado. Setelah mendapat persetujuan
eksperimental dengan menggunakan dari bagian pendidikan dan penelitian BLU
rancangan penelitian pre experimental RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado,
designs dengan rancangan pra-pasca test peneliti kemudian melakukan sosialisasi
dalam satu kelompok (one-group pre test- rencana penelitian kepada Kepala Instalasi
post test design). Tempat penelitian di Irina E. Peneliti memberikan informasi
Ruangan Irina E BLU RSUP Prof. Dr. R. kepada orang tua/wali pasien mengenai
D. Kandou Manado, waktu penelitian tujuan dan prosedur penelitian yang
Populasi adalah pasien-pasien usia pra dilakukan. Peneliti mempersilahkan orang
sekolah yang ada di Ruangan Irina E BLU tua/wali pasien untuk menandatangani
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. surat persetujuan menjadi responden
Pada penelitian ini sampel diambil (informed consent) jika responden bersedia
dengan menggunakan teknik Non Peneliti menyerahkan kuesioner kepada
Probability Sampling dengan accidental orangtua/wali untuk mengukur kecemasan
sampling, dimana pengambilan sampel ini anak sebelum diberikan terapi bermain
mempertimbangkan kriteria inklusi mewarnai gambar. Peneliti memberikan
maupun kriteria eksklusi yang ada. Kriteria terapi bermain mewarnai gambar kepada
inklusi penelitian ini yaitu pasien anak usia responden. Responden diberikan waktu
3-6 tahun yang sementara dirawat di bermain selama 30 menit. Untuk kuesioner
Ruangan Irina E BLU RSUP Prof. Dr. R. post test diberikan sehari setelah dilakukan
D. Kandou Manado, anak yang baru terapi bermain. Peneliti memberikan
menjalani perawatan di rumah sakit selama kuesioner kepada orangtua/wali untuk
mengukur kecemasan anak sesudah
diberikan terapi bermain mewarnai demikian. Meskipun jenis kelamin bukan
gambar. Pengolahan data yaitu cleaning, faktor dominan terhadap munculnya
coding, scoring, entering. Teknik analisa kecemasan, tetapi ada penelitian yang
data menggunakan univariat, bivariat. mengatakan bahwa tingkat kecemasan
Etika penelitian meliputi: Informed yang tinggi terjadi pada wanita dibanding
consent, anonimity, confidentiality. laki-laki yaitu 2:1 (Hawari, 2004).
Samiasih, Amin. (2007). Pengaruh Terapi Wong, W. (2000). Buku Ajar Keperawatan
Bermain Terhadap Tingkat Kecemasan Pediatrik Edisi 2. Jakarta : EGC.
Anak Usia Prasekolah Selama
Tindakan Keperawatan di Ruang Wong, D. L. (2004). Pedoman Klinis
Lukman Rumah Sakit Roemani Keperawatan Pediatrik Alih Bahasa.
Semarang. http://www.academia.edu/ Jakarta : EGC.
3585452/PENGARUH_TERAPI_BER
MAIN_TERHADAP_TINGKAT_KE
CEMASAN_ANAK_USIA_PRASEK
OLAH_SELAMA_TINDAKAN_KEP
ERAWATAN_DI_RUANG_LUKMA
N RUMAH SAKIT ROEMANI
SEMARANG. Diakses pada tanggal 20
Maret 2013, pukul 20.00 WITA