You are on page 1of 8

PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI GAMBAR TERHADAP

TINGKAT KECEMASAN PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH


AKIBAT HOSPITALISASI DI RUANGAN IRINA E
BLU RSUP. PROF. DR. R. D. KANDOU
MANADO

Fricilia Euklesia Wowiling


Amatus Yudi Ismanto
Abram Babakal

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi Manado
Email : friciliaeuklesia@gmail.com

Abstract: Anxiety is the impact of hospitalization experienced by pre-school


childrens. The impact of this risk can interfere with the child development and the
child's healing process. To reduce anxiety of child can be given by play therapy.
The purpose of this study was to determine the effects of therapeutic play coloring
pictures against anxiety levels in pre-school age childrens due hospitalization.
Methods of this study using pre-experimental designs. Sampling technique with
accidental sampling by 30 respondents. Statistic testusing paired sample t-test
with a significance level of 95% (α =0.05). The results showed that the p value =
0.000 (<0.05) so there is a therapeutic effects of therapeutic play coloring
pictures against anxiety level sin pre-school age childrens due hospitalization at
Irina E BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Conclusion: The results
showed there is an effects of therapeutic play coloring pictures of the level of
anxiety in children of pre school age due to hospitalization at Irina E BLU RSUP
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
Keywords : Hospitalization, Anxiety, Play Therapy

Abstrak : Perasaan cemas merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami oleh
anak pra sekolah. Dampak ini berisiko dapat mengganggu tumbuh kembang anak
dan proses penyembuhan pada anak. Untuk mengurangi kecemasan anak dapat
diberikan terapi bermain. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh terapi
bermain mewarnai gambar terhadap tingkat kecemasan pada anak usia pra sekolah
akibat hospitalisasi. Metode penelitian pre experimental designs. Teknik
pengambilan sampel yaitu accidental sampling sebanyak 30 responden. Uji
Statistik paired sample t-Test dengan tingkat kemaknaan 95% (α = 0,05). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa nilai p value = 0,000 (<0,05) sehingga terdapat
pengaruh terapi bermain mewarnai gambar terhadap tingkat kecemasan pada anak
usia pra sekolah akibat hospitalisasi di Ruangan Irina E BLU RSUP Prof. Dr. R.
D.Kandou Manado. Kesimpulan : Diperoleh hasil adanya pengaruh terapi
bermain mewarnai gambar terhadap tingkat kecemasan pada anak usia pra sekolah
akibat hospitalisasi di Ruangan Irina E BLU RSUP Prof. Dr. R. D.Kandou.
Kata kunci : Hospitalisasi, Kecemasan, Terapi Bermain
PENDAHULUAN Untuk mengurangi kecemasan yang
Hospitalisasi merupakan perawatan dirasakan oleh anak dapat diberikan terapi
yang dilakukan dirumah sakit dan dapat bermain. Bermain dapat dilakukan oleh
menimbulkan trauma dan stres pada klien anak yang sehat maupun sakit. Walaupun
yang baru mengalami rawat inap di rumah anak sedang mengalami sakit, tetapi
sakit. Hospitalisasi pada anak merupakan kebutuhan akan bermain tetap ada
proses karena suatu alasan yang berencana (Katinawati, 2011). Bermain merupakan
atau darurat mengharuskan anak untuk salah satu alat komunikasi yang natural
tinggal di rumah sakit menjalani terapi dan bagi anak-anak. Bermain merupakan dasar
perawatan sampai pemulangan kembali pendidikan dan aplikasi terapeutik yang
kerumah (Supartini, 2004). Menurut Wong membutuhkan pengembangan pada
(2000), hospitalisasi adalah suatu keadaan pendidikan anak usia dini (Suryanti, 2011).
krisis pada anak, saat anak sakit dan Bermain dapat digunakan sebagai
dirawat di rumah sakit sehingga anak harus media psiko terapi atau pengobatan
beradaptasi dengan lingkungan rumah terhadap anak yang dikenal dengan
sakit. sebutan Terapi Bermain (Tedjasaputra,
Perasaan cemas merupakan dampak 2007). Adapun tujuan bermain bagi anak
dari hospitalisasi yang dialami oleh anak di rumah sakit yaitu, mengurangi perasaan
karena menghadapi stressor yang ada takut, cemas, sedih, tegang dan nyeri
dilingkungan rumah sakit. Perasaan (Supartini, 2004).
tersebut dapat timbul karena menghadapi Menggambar atau mewarnai
sesuatu yang baru dan belum pernah merupakan salah satu permainan yang
dialami sebelumnya, rasa tidak nyaman memberikan kesempatan anak untuk bebas
dan merasakan sesuatu yang menyakitkan berekspresi dan sangat terapeutik (sebagai
(Supartini, 2004). Kecemasan merupakan permainan penyembuh). Anak dapat
perasaan paling umum yang dialami oleh mengekspresikan perasaannya dengan cara
pasien anak terutama usia prasekolah. menggambar, ini berarti menggambar bagi
Potter & Perry (2005) menyatakan usia anak merupakan suatu cara untuk
prasekolah merupakan masa kanak-kanak berkomunikasi tanpa menggunakan kata-
awal yaitu pada usia 3-6 tahun. Pada usia kata (Suparto, 2003, dalam Paat, 2010 ).
ini, perkembangan motorik anak berjalan Dengan menggambar atau mewarnai
terus-menerus. Reaksi terhadap kecemasan gambar juga dapat memberikan rasa
yang ditunjukkan anak usia prasekolah senang karena pada dasarnya anak usia pra
yaitu menolak makan, sering bertanya, sekolah sudah sangat aktif dan imajinatif
menangis walaupun secara perlahan, dan selain itu anak masih tetap dapat
tidak kooperatif terhadap petugas melanjutkan perkembangan kemampuan
kesehatan (Supartini, 2004). Dampak dari motorik halus dengan menggambar
hospitalisasi dan kecemasan yang dialami meskipun masih menjalani perawatan di
anak usia prasekolah berisiko dapat rumah sakit.
mengganggu tumbuh kembang anak dan Dalam penelitian yang dilakukan oleh
proses penyembuhan pada anak (Wong, Katinawati (2011) tentang kecemasan anak
2004). Anak usia prasekolah memandang usia prasekolah yang mengalami
hospitalisasi sebagai sebuah pengalaman hospitalisasi menunjukkan adanya
yang menakutkan. Ketika anak menjalani perbedaan kecemasan anak sebelum dan
perawatan di rumah sakit, biasanya ia akan sesudah dilakukan terapi bermain, dimana
dilarang untuk banyak bergerak dan harus sebelum diberikan terapi bermain 80%
banyak beristirahat. Hal tersebut tentunya anak mengalami kecemasan sedang dan
akan mengecewakan anak sehingga dapat 20% anak mengalami kecemasan berat dan
meningkatkan kecemasan pada anak setelah diberikan terapi bermain 86.7%
(Samiasih, 2007).
anak mengalami kecemasan ringan dan 1-7 hari, semua orangtua/pendamping yang
13.3% anak mengalami kecemasan sedang. bersedia untuk menjadikan anaknya subjek
Berdasarkan hasil studi pendahuluan penelitian dan siap menandatangani surat
yang dilakukan di Ruangan Irina E BLU pernyataan penelitian. Sedangkan kriteria
RSUP Prof.Dr. R.D.Kandou Manado, eksklusi dalam penelitian ini yaitu pasien
selama 2 bulan terakhir dari bulan Januari anak yang bedrest total, pasien anak yang
sampai dengan Februari 2014 didapatkan memiliki keterbatasan aktivitas karena
data jumlah pasien anak usia 3-6 tahun terpasang beberapa alat invasive, pasien
sebanyak 79 pasien. Hasil observasi anak yang mengalami gangguan mental,
menemukan banyak anak yang menangis pasien anak yang sudah lebih dari 7 hari
terutama saat dilakukan tindakan dirawat di Ruangan Irina E BLU RSUP
perawatan. Selain menangis, pasien anak Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
juga tidak mau berpisah dengan Instrumen penelitian yang digunakan
orangtua/walinya dan menghindar ketika yaitu kuesioner yang terdiri dari 19
akan dilakukan tindakan perawatan. Di pertanyaan untuk tiap pertanyaan diberi
Ruangan Irina E BLU RSUP Prof. Dr. nilai sebagai berikut : nilai 1 untuk
R.D.Kandou Manado sudah mempunyai jawaban tidak pernah, nilai 2 untuk
ruang bermain tapi untuk pelaksanaan jawaban kadang-kadang, dan nilai 3 untuk
terapi bermain sendiri belum maksimal. jawaban selalu. Skor akhir dengan
Berdasarkan uraian di atas, peneliti menjumlahkan angka untuk tiap jawaban.
tertarik melakukan penelitian untuk Prosedur pengumpulan data
melakukan tindakan untuk meminimalkan administrasi sebelum penelitian dilakukan,
kecemasan anak yang mengalami peneliti meminta surat izin penelitian
hospitalisas dengan cara pemberian terapi dari bagian akademik Program Studi Ilmu
bermain dengan mewarnai gambar. Keperawatan FK UNSRAT. Setelah itu
mengajukan izin penelitian kepada direktur
METODE PENELITIAN BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Penelitian ini merupakan penelitian Manado. Setelah mendapat persetujuan
eksperimental dengan menggunakan dari bagian pendidikan dan penelitian BLU
rancangan penelitian pre experimental RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado,
designs dengan rancangan pra-pasca test peneliti kemudian melakukan sosialisasi
dalam satu kelompok (one-group pre test- rencana penelitian kepada Kepala Instalasi
post test design). Tempat penelitian di Irina E. Peneliti memberikan informasi
Ruangan Irina E BLU RSUP Prof. Dr. R. kepada orang tua/wali pasien mengenai
D. Kandou Manado, waktu penelitian tujuan dan prosedur penelitian yang
Populasi adalah pasien-pasien usia pra dilakukan. Peneliti mempersilahkan orang
sekolah yang ada di Ruangan Irina E BLU tua/wali pasien untuk menandatangani
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. surat persetujuan menjadi responden
Pada penelitian ini sampel diambil (informed consent) jika responden bersedia
dengan menggunakan teknik Non Peneliti menyerahkan kuesioner kepada
Probability Sampling dengan accidental orangtua/wali untuk mengukur kecemasan
sampling, dimana pengambilan sampel ini anak sebelum diberikan terapi bermain
mempertimbangkan kriteria inklusi mewarnai gambar. Peneliti memberikan
maupun kriteria eksklusi yang ada. Kriteria terapi bermain mewarnai gambar kepada
inklusi penelitian ini yaitu pasien anak usia responden. Responden diberikan waktu
3-6 tahun yang sementara dirawat di bermain selama 30 menit. Untuk kuesioner
Ruangan Irina E BLU RSUP Prof. Dr. R. post test diberikan sehari setelah dilakukan
D. Kandou Manado, anak yang baru terapi bermain. Peneliti memberikan
menjalani perawatan di rumah sakit selama kuesioner kepada orangtua/wali untuk
mengukur kecemasan anak sesudah
diberikan terapi bermain mewarnai demikian. Meskipun jenis kelamin bukan
gambar. Pengolahan data yaitu cleaning, faktor dominan terhadap munculnya
coding, scoring, entering. Teknik analisa kecemasan, tetapi ada penelitian yang
data menggunakan univariat, bivariat. mengatakan bahwa tingkat kecemasan
Etika penelitian meliputi: Informed yang tinggi terjadi pada wanita dibanding
consent, anonimity, confidentiality. laki-laki yaitu 2:1 (Hawari, 2004).

HASIL dan PEMBAHASAN Tabel 3. Distribusi frekuensi berdasarkan


A. Hasil Penelitian pendamping anak usia pra sekolah di
1. Analisis Univariat Ruangan Irina E BLU RSUP Prof. Dr. R.
Tabel 1. Distribusi frekuensi berdasarkan D. Kandou Manado
umur anak usia pra sekolah di Ruangan Pendamping n %
Irina E BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Orang Tua 21 70,0
Manado Saudara 9 30,0
Umur n % Total 30 100,0
3 tahun 4 13,3 Sumber : data primer
4 tahun 11 36,7 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan
5 tahun 8 26,7 pendamping anak yang terbanyak yaitu
6 tahun 7 23,3 orang tua berjumlah 21 orang (70,0%).
Total 30 100,0 Supartini (2004) mengatakan bahwa anak
Sumber : data primer membutuhkan orang tua selama proses
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan hospitalisasi. Adanya perpisahan dengan
umur anak responden yang sedang dirawat orangtua dapat memicu terjadinya
sebagian besar berumur 4 tahun yaitu 11 kecemasan pada anak, Oleh karena itu
orang (36,7%). Menurut Supartini (2004), keberadaan orangtua/saudara sangat
reaksi anak terhadap sakit berbeda-beda penting untuk mendampingi anak selama
sesuai dengan tingkat perkembangan anak menjalani perawatan di rumah sakit dan
(Supartini, 2004). Semakin muda usia membantu dalam memenuhi kebutuhan
anak maka akan semakin sukar baginya dasar anak seperti memandikan, memberi
untuk menyesuaikan diri dengan makan, mengganti popok, dan lain-lain
pengalaman di rawat di rumah sakit (Elfira, Eqlima, 2011).
(Elfira, Eqlima, 2011).
Tabel 4. Distribusi frekuensi kecemasan
Tabel 2. Distribusi frekuensi responden sebelum dan sesudah pemberian terapi
berdasarkan jenis kelamin anak usia pra bermain pada anak usia pra sekolah akibat
sekolah di Ruangan Irina E BLU RSUP hospitalisasi di Ruangan Irina E BLU
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado RSUP Prof. DR. R. D. Kandou Manado
Jenis Kelamin n % Min-
Variabel Mean Median SD n
Laki-Laki 17 56,7 Max
Perempuan 13 43,3 Kecemasan
42,43 45,50 7,785 25-52
Total 30 100,0 sebelum
30
Sumber : data primer Kecemasan
37,17 34,00 8,030 20-49
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan sesudah
jenis kelamin anak responden yang sedang Sumber : data primer
dirawat sebagian besar berkelamin laki- Berdasarkan tabel diatas menunjukkan
laki yaitu 17 orang (56,7%). Menurut yaitu nilai rata-rata tingkat kecemasan
Soetjiningsih (1995) dalam Samiasih, pada anak usia pra sekolah sebelum
Amin (2007), anak laki-laki lebih sering dilakukan terapi bermain sebesar 42,43
sakit dibandingkan anak perempuan, tetapi dengan standar deviasi 7,785 sedangkan
belum diketahui secara pasti mengapa setelah dilakukan terapi bermain diperoleh
nilai rata-rata 37,17 dengan standar deviasi
8,030 yang berarti terjadi penurunan Tabel 6. Pengaruh terapi bermain
tingkat kecemasan rata-rata sebesar 5,26. mewarnai gambar terhadap tingkat
kecemasan pada anak usia pra sekolah
2. Analisis Bivariat akibat hospitalisasi di Ruangan Irina E
Sebelum dilakukan analisis bivariat BLU RSUP Prof. DR. R. D. Kandou
dilakukan uji normalitas yang merupakan Manado
syarat mutlak uji t dependen maupun t Beda
independen. Setelah dilakukan uji Rerata P
Variabel Rerata SD t df n
normalitas data dan didapatkan distribusi (95% value
data yang normal maka syarat untuk CI)
dilakukan uji t terpenuhi. Hasil uji sebelum 42,43 7,785 5,267
normalitas didapatkan skewness dibagi (4,123, 9,421 29 30 0,000
dengan standar errornya menghasilkan sesudah 37,17 8,030 6,410)
nilai ≤ 2, berarti data terdistribusi normal Sumber : data primer
(Sofian, 2012). Uji normalitas dilakukan Berdasarkan hasil analisis
untuk variabel numerik dalam hal ini menggunakan uji Paired Sample t-Test
meliputi kecemasan sebelum dilakukan diperoleh nilai p ≤ α = 0,05 maka dapat
terapi bermain dan kecemasan sesudah disimpulkan bahwa ada pengaruh terapi
dilakukan terapi bermain. bermain mewarnai gambar terhadap
tingkat kecemasan pada anak usia pra
Tabel 5. Uji normalitas kecemasan sekolah akibat hospitalisasi di Ruangan
sebelum dilakukan terapi bermain dan Irina E BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
kecemasan sesudah dilakukan terapi Manado.
bermain di Ruangan Irina E BLU RSUP
Prof. DR. R. D. Kandou Manado B. PEMBAHASAN
Variabel Skewness/SE Hospitalisasi pada pasien anak dapat
menimbulkan kecemasan dan stress pada
Kecemasan sebelum -1,035
semua tingkatan usia (Ambarwati, 2012).
Kecemasan sesudah -0,163 Bagi anak usia pra sekolah, mereka
Sumber : data primer
memandang hospitalisasi sebagai sebuah
Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa uji
pengalaman yang menakutkan (Samiasih,
normalitas berdasarkan hasil pembagian
2007). Anak akan menunjukkan berbagai
antara Skewness dan standar error pada
perilaku sebagai reaksi tehadap
kecemasan sebelum dilakukan terapi
pengalaman hospitalisasi. Reaksi anak
bermain -1,035 yang artinya data
terhadap hospitalisasi bersifat individual,
berdistribusi normal dan umtuk kecemasan
dan sangat bergantung pada tahapan usia
setelah dilakukan terapi bermain
perkembangan anak, pengalaman
berdasarkan hasil pembagian skewness
sebelumnya terhadap sakit, sistem
dibagi standar error adalah -0,163 yang
pendukung yang tersedia, dan kemampuan
artinya data berdistribusi normal.
koping yang dimilikinya (Supartini, 2004).
Setelah dilakukan uji normalitas dan
Kecemasan merupakan respon individu
didapatkan hasil kedua data berdistribusti
terhadap suatu keadaan yang tidak
tidak normal, maka untuk uji bivariat dapat
menyenangkan dan dialami oleh semua
menggunakan uji Paired Sample t-Test.
makhluk hidup dalam kehidupan sehari-
hari (Suliswati, dkk , 2005). Kecemasan
dan stress yang dialami anak saat
hospitalisasi dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain faktor dari petugas
kesehatan (perawat, dokter dan tenaga
kesehatan lainnya), lingkungan baru dan percaya antara anak dan peneliti tapi berkat
keluarga yang mendampingi selama bantuan orang terdekat dan ketika
perawatan (Nursalam, dkk, 2008). ditunjukkan kepada anak mengenai media
Kecemasan yang dialami anak selama yang mendukung terapi ini dalam hal ini
hospitalisasi dapat menimbulkan dampak pensil warna dan gambar yang akan
diantaranya proses penyembuhan anak diwarnai, sebagian besar anak mulai
dapat terhambat, menurunnya semangat menunjukkan respon yang baik kepada
untuk sembuh dan tidak kooperatifnya peneliti dan mau melakukan terapi bermain
anak terhadap tindakan perawatan dalam hal ini mewarnai gambar.
(Supartini, 2004). Permainan yang disukai anak akan
Bermain merupakan kegiatan yang membuat anak merasa senang melakukan
dilakukan secara suka rela, dan tidak ada permainan tersebut. Sementara itu, jika
paksaan atau tekanan dari luar atau anak kurang menyukai terhadap jenis
kewajiban (Nurhayatin, 2010). Bermain permaianan tertentu mereka tidak akan
merupakan cerminan kemampuan fisik, menikmati permainan yang mereka
intelektual, emosional dan sosial dan lakukan. Selama penelitian, peneliti
bermain merupakan media yang baik untuk menemukan tidak semua anak mengalami
belajar karena dengan bermain anak-anak penurunan skor kecemasan karena
dapat berkata-kata (berkomunikasi), mungkin mereka tidak menikmati
belajar menyesuaikan diri dengan permainan yang dikerjakan. Responden
lingkungan, dan melakukan apa yang dapat tidak mengalami penurunan skor
dilakukan (Wong, 2000). Bermain dapat kecemasan dapat juga disebabkan oleh
dilakukan oleh anak yang sehat maupun kondisi fisik anak akibat penyakit yang
sakit. Walaupun anak sedang mengalami diderita, pola asuh dan dukungan keluarga
sakit, tetapi kebutuhan akan bermain tetap yang kurang. Anak yang terbiasa
ada (Suryanti, 2011). dimanjakan dan jarang diajak bermain
Salah satu permainan yang cocok dengan teman sebayanya akan sulit
dilakukan untuk anak usia pra sekolah bersosialisasi dan menerima keberadaan
yaitu mewarnai gambar, dimana anak orang lain di sekitarnya. Sementara itu,
mulai menyukai dan mengenal warna serta anak yang di rumah kurang diperhatikan
mengenal bentuk-bentuk benda di akan banyak mencari perhatian dengan
sekelilingnya (Suryanti, 2011). Mewarnai rewel dan cenderung bertindak agresif
merupakan salah satu permainan yang (Kholisatun, 2013).
memberikan kesempatan pada anak untuk Penelitian ini terkait dengan penelitian
bebas berekspresi dan sangat terapeutik Samiasih (2007) ada pengaruh terapi
(Paat, 2010). bermain terhadap tingkat kecemasan anak
Berdasarkan hasil penelitian usia prasekolah selama tindakan
menunjukkan nilai rata-rata tingkat keperawatan di Ruang Lukman Rumah
kecemasan pada anak usia pra sekolah Sakit Roemani Semarang dimana nilai
sebelum diberikan terapi bermain sebesar rata-rata kecemasan sebelum pemberian
42.43 dan setelah diberikan terapi bermain terapi bermain adalah 3,55 sedangkan
diperoleh nilai rata-rata 37,17, yang berarti kecemasan setelah pemberian terapi
terjadi penurunan tingkat kecemasan anak bermain adalah 2,60. Selisih rata-rata
pra sekolah dengan nilai rata-rata sebesar kecemasan sebelum dan sesudah
5,26. pemberian terapi bermain sebesar 0,95.
Saat dilakukan penelitian, respon yang Hal ini menunjukkan ada pengaruh
muncul yaitu anak cenderung menangis pemberian terapi bermain terhadap
atau marah ketika didekati, bahkan tidak penurunan tingkat kecemasan anak.
segan-segan ia merajuk pada orang tuanya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Awalnya sangat sulit membina rasa Sutomo (2011) menunjukan adanya
pengaruh terapi bermain mewarnai gambar 2014, pukul 15.30 WITA
terhadap tingkat kecemasan anak usia pra
sekolah yang mengalami hospitalisasi di Hawari, D. (2004). Manajemen Stress,
RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan. Cemas Dan Depresi. Jakarta: Balai
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penerbit FKUI
tingkat kecemasan yang dialami anak usia
pra sekolah mengalami penurunan sesudah Katinawati. (2011). Pengaruh Terapi
terapi bermain. Hal ini berarti bahwa Bermain Dalam Menurunkan
terapi bermain mewarnai gambar Kecemasan Pada Anak Usia Pra
merupakan salah satu teknik yang dapat Sekolah (3-5 tahun) Yang Mengalami
mengalihkan perhatian anak akan suatu Hospitalisasi Di Rumah Sakit Umum
objek yang mencemaskannya. Dari hasil Daerah Tugurejo Semarang.
pembahasan di atas dapat disimpulkan http://ejournal.stikestelogorejo.ac.id/ej
bahwa terapi bermain mewarnai gambar ournal/index.php/ilmukeperawatan/arti
dapat memberikan pengaruh terhadap cle/view/92. Diakses pada 23
penurunan tingkat kecemasan pada anak Oktober 2013, pukul 18.00 WITA
usia prasekolah yang mengalami
kecemasan di Ruangan Irina E BLU RSUP Kholisatun. (2013). Pengaruh Clay
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Therapy Terhadap Kecemasan Akibat
Hospitalisasi Pada Pasien Anak Usia
Prasekolah di RSUD Banyumas.
SIMPULAN http://keperawatan.unsoed.ac.id/conten
Terjadi penurunan tingkat kecemasan t/pengaruh-clay-therapy-terhadap
anak usia pra sekolah yang mengalami kecemasan-akibat-hospitalisasi-pada-
hospitalisasi dari sebelum dan sesudah pasien-anak-usia. Diakses pada 25
dilakukan terapi bermain mewarnai Maret 2014, pukul 16.00 WITA
gambar di Ruangan Irina E BLU RSUP
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Nursalam,dkk. (2008). Asuhan
Menjawab hipotesis bahwa ada pengaruh Keperawatan Bayi dan Anak, Jakarta :
terapi bermain mewarnai gambar terhadap Salemba Medika.
tingkat kecemasan pada anak usia pra
sekolah akibat hospitalisasi di Ruangan Nurhayatin. (2010). Gambaran Kecemasan
Irina E BLU RSUP Prof. DR. R. D. Pada Anak Usia Pra Sekolah Yang
Kandou Manado. Dilakukan Terapi Bermain Bercerita di
Ruang Nusa Indah Rumah Sakit Bhakti
DAFTAR PUSTAKA Wira Tamtama Semarang.
Ambarwati, Fitri & Nasution, Nita. (2012). http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/1
Buku Pintar Asuhan Keperawatan Bayi 45/jtptunimus-gdl-nurhayatin-7221-2-
Dan Balita. Yogyakarta : Cakrawala babi.pdf. Diakses pada 26 Maret 2014,
Ilmu pukul 00.45 WITA

Elfira, Eqlima. (2011). Pengaruh Terapi Paat, T. C. (2010). Skripsi : Analisis


Bermain Dengan Teknik Bercerita Pengaruh Terapi Bermain Terhadap
Terhadap Kecemasan Akibat Prilaku Kooperatif Pada Anak Usia
Hospitalisasi Pada Anak Usia Prasekolah (3-6 Tahun) Selama
Prasekolah di Ruang Perawatan RSUP Menjalani Perawatan Di Ruangan
H Adam Malik Medan. USU Ester Rumah Sakit Umum Pancaran
Institutional Repository. Kasih GMIM Manado. Manado :
http://repository.usu.ac.id/handle/1234 Universitas Sam Ratulangi
56789/24484. Diakses pada 22 Maret
Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Tedjasaputra, Maykes. (2007). Bermain,
Fundamental Keperawatan Volume 1, Mainan dan Permainan. Jakarta :
Edisi 4. Jakarta: EGC. Grasindo.

Samiasih, Amin. (2007). Pengaruh Terapi Wong, W. (2000). Buku Ajar Keperawatan
Bermain Terhadap Tingkat Kecemasan Pediatrik Edisi 2. Jakarta : EGC.
Anak Usia Prasekolah Selama
Tindakan Keperawatan di Ruang Wong, D. L. (2004). Pedoman Klinis
Lukman Rumah Sakit Roemani Keperawatan Pediatrik Alih Bahasa.
Semarang. http://www.academia.edu/ Jakarta : EGC.
3585452/PENGARUH_TERAPI_BER
MAIN_TERHADAP_TINGKAT_KE
CEMASAN_ANAK_USIA_PRASEK
OLAH_SELAMA_TINDAKAN_KEP
ERAWATAN_DI_RUANG_LUKMA
N RUMAH SAKIT ROEMANI
SEMARANG. Diakses pada tanggal 20
Maret 2013, pukul 20.00 WITA

Sofian. E & Tukiran. (2012). Metode


Penelitian Survei. Jakarta : LP3ES

Suliswati, Payapo, T.A., Maruhawa, J.,


Sianturi, Y. & Sumijatun. (2005).
Konsep Dasar Keperawatan Jiwa.
Jakarta: EGC.

Supartini. (2004). Buku Ajar Konsep


Dasar Keperawatan Anak, Jakarta :
EGC.

Suryanti. (2011). Pengaruh Terapi


Bermain Mewarnai Dan Origami
Terhadap Tingkat Kecemasan Sebagai
Efek Hospitalisasi Pada Anak Usia Pra
Sekolah di RSUD dr. R. Goetheng
Tarunadibrata Purbalingga. Jurnal
Kesehatan Samodra Ilmu

Sutomo, Ibnu. (2011). Pengaruh Terapi


Bermain Mewarnai Gambar Terhadap
Tingkat Kecemasan Anak Usia Pra
Sekolah Yang Mengalami Hospitalisasi
Di RSUD Kraton Kabupaten
Pekalongan.http://digilib.unimus.ac.id/
gdl.php?mod=browse&op=read&id=jt
ptunimus-gdlibnusutomo6065&PHPSE
SSID=5c57c5379190e40286973ee3f43
622f2. Diakses pada tanggal 21 Maret
2013, pukul 19.00 WITA

You might also like