You are on page 1of 10

PEMERINTAH KOTA SUBULUSSALAM

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS RUNDING
JL. Perjuangan Pasar Rundeng Kode Pos 24782.
Email : pkmrunding@gmail.com

KERANGKA ACUAN KERJA


PEMANTAUAN IBU HAMIL RESIKO TINGGI (BUMIL RESTI)
PUSKESMAS RUNDENG TAHUN 2018

A. PENDAHULUAN
Pelayanan kebidanan dasar memerlukan pentingnya pemberdayaan ibu dan
keluarga dengan bantuan Bidan untuk mengatasi masalah yang mungkin dijumpai selama
masa kehamilan, persalinan dan nifas. Dalam memberikan pelayanan kebidanan dasar
juga perlu diperhatikan bahwa sasaran langsung pelayanan adalah ibu dan janin serta bayi
baru lahir. Pelaksanaan pelayanan KIA mempunyai tugas untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan dan konseling terhadap ibu hamil serta keluarganya agar ibu hamil dapat
melalui kehamilannya dengan sehat dan selamat..

B. LATAR BELAKANG
Sebagian ibu hamil tidak pernah memeriksakan kehamilan karena beberapa
alasan. Mereka perlu dikunjungi ke rumahnya sejak kehamilan muda dan terutama sejak
umur kehamilannya 34-36 minggu. Oleh karena itu, banyak ibu hamil resiko tinggi yang
tidak terdeteksi oleh tenaga kesehatan. Dalam salah satu sasaran yang ditetapkan untuk
tahun 2010 adalah menurunkan Angka Kematian Ibu menjadi 125 / 100.000 kelahiran
hidup dari 307/ 100.000 kelahiran hidup (SDKI) 2002 / 2003. Penyebab kematian ibu di
Indonesia terbanyak disebabkan oleh komplikasi obstetrik (90%) yaitu perdarahan
(30,77%), Infeksi (22,5%), preeklamsi dan eklamsi (25,18%), lain-lain (11,55%).
Penyebab kematian ibu ini juga merupakan resiko tinggi pada kehamilan.

C. TUJUAN
- Mengetahui identitas pasien dan keluarga serta perilaku kehidupan sehari-hari
- Mengetahui secara dini riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu
- Mengetahui umur kehamilan, supaya dapat mengetahui perkiraan persalinan
- Mengenali sejak dini faktor resiko dan resiko tinggi
- Memberikan konseling pada ibu serta keluarga tentang keadaan kehamilannya
- Memotivasi ibu supaya merencanakan pertolongan persalinanya dengan tenaga
kesehatan

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIANNYA


No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
1. Pendeteksian dan pemantauan ibu 1. Anamnesa
hamil resti 2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan penunjang
4. Konseling
E. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN
- Kegiatan dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan anamnesa untuk mendeteksi
ibu hamil resti
- Kegiatan pemeriksaan bumil dilaksanakan di Poskesdes
- Kunjungan rumah kerumah ibu hamil yang tidak memeriksakan kehamilannya

F. BIAYA
Kegiatan ini dilaksanakan dengan pendanaan dari dana BOK Tahun 2018.

G. SASARAN
Semua ibu hamil dari umur 0 minggu – 40 minggu untuk seluruh 23 desa di kecamatan
Rundeng.

H. JADWAL PELAKSANAAN
Bulan
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pendeteksian dan v v v v v v v v v v
pemantauan ibu hamil
resti

I. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN


Sasaran terlayani dengan baik, target persalinan oleh tenaga kesehatan, penjaringan resti
bumil dan dapat tercapai, cakupan target bumil terpenuhi,Penanganan ibu hamil resti
cepat,tepat dan selamat tercapai. Dengan kegiatan ini diharapakan angka ibu hamil resti dapat
menurun di Kecamatan Rundeng Dari hasil evaluasi tersebut bisa dijadikan sebagai bahan
pembelajaran guna melakukan kegiatan berikutnya.
Evaluasi oleh pelaksana (Bidan/koordinator bidan) dilakukan pada setiap selesai kegiatan.
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta Dinas Kesehatan Provinsi dapat melakukan evaluasi
bersama sama.

J. PENCATATAN DAN PELAPORAN


Pencatatan dan pelaporan dilakukan selesai kegiatan untuk dilaporkan ke Dinas
Kesehatan Subulussalam untuk selanjutnya akan dilakukan pemantauan yang lebih intensif
bagi ibu hamil resti. Setelah dilakukan pelaporan sesuai dengan hasil evaluasi dengan
menganalisa laporan yang diterima dan menyampaikan umpan balik penerimaan laporan dan
hasil analisisnya dalam rangka penilaian dan pengembangan kegiatan tersebut serta untuk
memicu kesinambungan pelaporan.

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Koordinator UKM

SAPRIADI SAADAH
NIP. 19781025 200604 1 006 NIP. 19890506 201101 2 003
PEMERINTAH KOTA SUBULUSSALAM
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS RUNDING
JL. Perjuangan Pasar Rundeng Kode Pos 24782.
Email : pkmrunding@gmail.com

Kerangka Acuan
Kelas Ibu Hamil Puskesmas Rundeng
PUSKESMAS RUNDENG TAHUN 2018

A. Pendahuluan
Program pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih diprioritaskan
pada upaya peningkatan derajat kesehatan Ibu dan anak, terutama pada kelompok yang
paling rentan kesehatan yaitu ibu hamil, bersalin dan bayi pada masa perinatal.
Hal ini ditandai dengan tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Bayi (AKB).
Penggunaan Buku KIA diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan
Kesehatan Ibu dan Anak serta gizi sehingga salah satu tujuan pembangunan kesehatan
nasional yaitu penurunan AKI dan AKB dapat tercapai. Penyebarluasanpenggunaan
Buku KIA dilakukan melalui Puskesmas, Rumah Sakit, kegiatan Posyandu dan lain-
lain dengan tujuan agar terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan dari para
petugas kesehatan serta adanya peningkatan kualitas pelayanan. Selain itu Buku KIA
dapat pula dipakai sebagai alat pemantau kesehatan Ibu dan Anak, serta pendidikan
dan penyuluhan kesehatan bagi masyarakat khususnya ibu-ibu.
Kelas Ibu Hamil ini merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan
bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk
peningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, perawatan
kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit
menular dan akte kelahiran.

B. Latar belakang
Dewasa ini penyuluhan kesehatan Ibu dan Anak pada umumnya masih banyak
dilakukan melalui konsultasi perorangan atau kasus per kasus yang diberikan pada
waktu ibu memeriksakan kandungan atau pada waktu kegiatan posyandu.
Kegiatanpenyuluhan semacam ini bermanfaat untuk menangani kasus per kasus
namun memiliki kelemahan antara lain:
1. Pengetahuan yang diperoleh hanya terbatas pada masalah kesehatan yang dialami
saat konsultasi
2. Penyuluhan yang diberikan tidak terkoordinir sehingga ilmu yang diberikan
kepada ibu hanyalah pengetahuan yang dimiliki oleh petugas saja
3. Tidak ada rencana kerja sehingga tidak ada pemantauan atau pembinaan secara
lintas sektor dan lintas program
4. Pelaksanaan penyuluhan tidak terjadwal dan tidak berkesinambungan.
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan di atas, direncanakan metode
pembelajaran kelas ibu hamil. Kegiatan yang direncanakan adalah pembahasan
materi Buku KIA dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang diikuti diskusi
dan tukar pengalaman antara ibu-ibu hamil dan petugas kesehatan. Kegiatan
kelompok belajar ini diberi nama KELAS IBU HAMIL

C. Tujuan umum dan tujuan khusus


Tujuan Umum :
Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar memahami tentang
Kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan,
persalinan, perawatan Nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir,
mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular dan akte kelahiran.
Tujuan Khusus :
1. Terjadinya interaksi dan berbagi pengalaman antar peserta (ibu hamil dengan ibu
hamil) dan antar ibu hamil dengan petugas kesehatan/bidan tentang kehamilan,
perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan,
Perawatan Nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir,
mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular dan akte kelahiran.
2. Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang:
a. kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan (apakah kehamilan itu?, perubahan
b. perawatan kehamilan (kesiapan psikologis menghadapi kehamilan,
hubungansuami isteri selama kehamilan, obat yang boleh dan tidak boleh
dikonsumsioleh ibu hamil, tanda bahaya kehamilan, dan P4K(perencanaan
persalinan danpencegahan komplikasi).
c. Persalinan (tanda-tanda persalinan, tanda bahaya persalinan dan proses
persalinan).
d. Perawatan Nifas (apa saja yang dilakukan ibu nifas agar dapat menyusui
ekslusif?, bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas, tanda-tanda bahaya dan
penyakit ibu nifas).
e. KB pasca persalinan.
f. Perawatan bayi baru lahir (perawatan bayi baru lahir, pemberian k1 injeksi,
tanda bahaya bayi baru lahir, pengamatan perkembangan bayi/anak dan
pemberian imunisasi pada bayi baru lahir).
g. Mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat yang berkaitan dengan kesehatan
ibu dan anak.
h. Penyakit menular (IMS, informasi dasar HIV-AIDS dan pencegahan
danpenanganan malaria pada ibu hamil).

D. Cara melaksanakan kegiatan


Kegiatan dilakukan dengan membentuk kelompok ibu-ibu hamil .

E. Sasaran
Peserta Kelas Ibu Hamil :
Peserta kelas ibu hamil sebaiknya ibu hamil pada umur kehamilan 4 s/d 36 minggu,
karena pada umur kehamilan ini kondisi ibu sudah kuat, tidak takut terjadi keguguran,
efektif untuk melakukan senam hamil.
Jumlah peserta kelas ibu hamil maksimal sebanyak 10 orang setiap kelas.
Suami/keluarga ikut serta minimal 1 kali pertemuan sehingga dapat mengikuti
berbagai materi yang penting, misalnya materi tentang persiapan persalinan atau
materi yang lainnya.

F. Biaya
Kegiatan ini dilaksanakan dengan pendanaan dari dana BOK Tahun 2017

G. Skedul (Jadwal) pelaksanaan kegiatan


Jadwal Rutin pelaksanaan Kelas Ibu adalah sbb:
No Nama feb Ma Apr Mei Juni Juli Agus Sept okt Nov
desa r
1 Kp.Badar √
√ √ √ √ √ √ √ √ √
2 L.pemualan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3 H.Baru √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4 P.runding √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5 T.tumbuh √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
6 B.makmur √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
7 Lae.mate √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
8 T.Baru √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
9 M.batu √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
10 Sepadan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
11 Dah √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
12 Sibungke
13 Panglima
Sahman
14 Sibuasan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
15 Oboh √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
16 Tualang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
17 Binanga √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

H. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan


Evaluasi dilakukan untuk melihat keluaran dan dampak baik positif maupun
negatif pelaksanaan kelas ibu hamil berdasarkan indikator yang dapat dilihat pada
pelaksanaan kelas ibu hamil bulan berikutnya serta jadwal pelaksanaan sesuai dengan
yang sudah direncanakan .Dari hasil evaluasi tersebut bisa dijadikan sebagai bahan
pembelajaran guna melakukan perbaikan dan pengembangan kelas ibu hamil
berikutnya.
Evaluasi oleh pelaksana (Bidan/koordinator bidan) dilakukan pada setiap selesai
pertemuan kelas ibu tiap bulan sesuai dengan jadwal.
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta Dinas Kesehatan Provinsi dapat melakukan
evaluasi bersama sama misalnya 1 kali set.

I. Pencatatan, Pelaporan dan evaluasi kegiatan


Dilakukan pencacatan dan pelaporan hasil pelaksanaan kelas ibu hamil tiap
bulannya dari tiap poskesdes yang melakukan kelas ibu hamil.
Dilakukan pencacatan dan pelaporan tiap bulannya dari bikor puskesmas kepada
Dinas Kesehatan untuk selanjutkan melakukan evaluasi terhadap pencapaian kelas ibu
hamil. Setelah dilakukan pelaporan sesuai dengan hasil evaluasi tersebut dengan
menganalisa laporan yang diterima dan menyampaikan umpan balik penerimaan
laporan dan hasil analisisnya dalam rangka penilaian dan pengembangan kegiatan
tersebut serta untuk memicu kesinambungan pelaporan.

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Koordinator UKM

SAPRIADI SAADAH
NIP. 19801118 200803 2 003 NIP. 19890506 201101 2 003
PEMERINTAH KOTA SUBULUSSALAM
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS RUNDING
JL. Perjuangan Pasar Rundeng Kode Pos 24782.
Email : pkmrunding@gmail.com

KERANGKA ACUAN
SWEEPING K1 DAN K4 PUSKESMAS RUNDENG
TAHUN 2017

A. PENDAHULUAN
Agar pelaksanaan program KIA dapat berjalan lancar, aspek peningkatan mutu
pelayanan program KIA tetap diharapkan menjadi kegiatan prioritasdi tingkat Kabupaten /
Kota. Peningkatan mutu program KIA juga dinilai dari besarnya cakupan program di
masing-masing wilayah kerja. Untuk itu besarnya cakupan pelayanan KIA di suatu wilayah
kerja perlu dipantau secara terus menerus agar diperoleh gambaran yang jelas mengenai
kelompok mana dalam wilayah kerja tersebut yang paling rawan. Dengan diketahuinya
lokasi rawan kesehatan ibu dan anak maka wilayah kerja tersebut dapat lebih di perhatikan
dan dicarikan pemecahan masalahnya. Untuk memantau cakupan pelayanan KIA tersebut
maka diperlukan strategi lain seperti sweeping cakupan KIA.

B. LATAR BELAKANG
Cakupan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan
pelayanan ibu hamil sesuai standar. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas
pelayanan kesehatan ibu hamil. Salah satu indikator dalam standar pelayanan kesehatan
ibu dan anak di Aceh adalah K4. Hasil pemantauan Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh
dari Tahun 2012 – 2016 dimana K4 ibu hamil cenderung meningkat, pada tahun 2012
mencapai angka 92,66 % dan meningkat mencapai 94,70 % pada Tahun 2016. Untuk itu
perlu tetrap dilakukan Sweeping K1 dan K4 ibu hamil.

C. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Pelaksanaan sweeping KIA dimaksudkan dalam upaya meningkatkan cakupan PWS
KIA dan membangun kemitraan yang efektif melalui kerjasama lintas program dan lintas
sektor dalam hal ini Kader Kesehatan di wilayah binaan tersebut.
b. Tujuan Khusus
1) Meningkatkan Cakupan pelayanan Ibu hamil
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
1. Sweeping K1 dan K4 1. Pendeteksian ibu hamil yang
pernah periksa dan ibu hamil
yang sudah berada pada
trimester 3 dengan bermitra
dengan bides dan kader
2. Kunjungan rumah atau di
posyandu
3. Pemeriksaan ANC
E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Kegiatan sweeping cakupan KIA merupakan kegiatan diluar gedung yang
dilakukan bersama kader kesehatan di wilayah kerja dengan waktu yang telah di sepakati
bersama kader. Sweeping dilakukan dengan mendatangi rumah sasaran satu persatu atau
dengan bidan desa pada saat posyandu.

F. SASARAN
Sasaran sweeping adalah ibu hamil yang sudah hamil tetapi belum pernah periksa dan ibu
hamil yang sudah pada trimester 3 di seluruh 23 desa kecamatan rundeng.

G. BIAYA
Kegiatan ini dilaksanakan dengan pendanaan dari dana BOK Tahun 2017.

H. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Bulan
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sweeping K1 dan K4 v

I. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Meningkatnya cakupan indikator PWS KIA yaitu cakupan Bumil terutama K1
dan K4 yang didapatkan di catat dalam kohort selanjutnya di rekapitulasi dalam laporan
bulanan PWS KIA.

J. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Data hasil sweeping di catat dalam kohort selanjutnya di rekap dalam laporan
bulanan PWS KIA, yang selanjutnya dilakukan analisa capaian apakah sudah memenuhi
target sasaran dalam bulan tersebut atau belum memenuhi target. Jika hasil belum
memenuhi target maka sweeping di lakukan kembali pada bulan berikutnya.

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Koordinator UKM

SAPRIADI SAADAH
NIP. 19801118 200803 2 003 NIP. 19890506 201101 2 003
PEMERINTAH KOTA SUBULUSSALAM
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS RUNDING
JL. Perjuangan Pasar Rundeng Kode Pos 24782.
Email : pkmrunding@gmail.com

KERANGKA ACUAN KERJA


KUNJUNGAN PUS TIDAK BER KB (DROUP OUT)
PUSKESMAS RUNDENG
TAHUN 2017
I. Pendahuluan
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan
bahwa angka berhentinya atau droup out peserta KB dalam menggunakan alat
kontrasepsi masih cukup tinggi.Secara umum sekitar 27% pemakai kontrasepsi
berhenti memakai alat konrasepsinya setelah satu tahun pakai.
Terdapat beberapa hal yang melatarbelakangi terjadinya droup out KB. Yang
pertama; pola pembinaan pasca pelayanan, kedua; akseptor menyatakan tidak berniat
lagi memakai kontrasepsi karena alasan fertilitas dan pasangan menginginkan punya
anak lag idan yang ketiga; adalah masih cukup banyak pasangan usia subur yang
tidak ber-KB karena alasan yang berhubungan dengan alat kontrasepsi, seperti
keluhan efek samping kontrasepsi dan biaya mahal.

II. LatarBelakang
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebutkan
bahwa angka putus atau droup out KB masih cukup tinggi. Tingkat pemakaian alat
kontrasepsi atau Contrasepstive Prevalence Rate (CPR) di Indonesia daritahun 2007
ketahun 2012 cenderung menurun. Sebagai suatu kebutuhan, kontrasepsi terkait
dengan kebutuhan fisik dan sosial. Fakta yang perlu mendapt kan perhatian kita
semua adalah kecendrungan pemakaian kontrasepsi di Indonesia. Pemakaian metode
kontrasepsi suntik memperlihatkan kecenderungan peningkatan pada beberapa kurun
waktu terakhir, sebaliknya pemakaian metode kontrasepsi pil dan IUD cenderung
menurun dari waktu ke waktu. Profil Data Kesehatan Indonesia tahun 2011,
persentase peserta KB aktif sebesar 75,96%, dimana persentase kontrasepsi yang
dipakai adalah suntikan sebesar 46,47%, pil 25,81%, IUD 11,28%, implan 8,82%,
MOW 3,49%, kondom 2,96%, MOP 0,71% (Kemenkes RI, 2012).Faktor yang
diprediksi paling dominan terhadap terjadinya drop out penggunaan alat kontrasepsi
adalah faktor tingkat ekonomi, pengetahuan dan kebutuhan penggunaan alat
kontrasepsi, Penyuluh/Petugas Lapangan KB (PKB/PLKB) di kab./kota sangat
kurang karena terkait otonomi daerah, sehingga beralih fungsi yang sangat
menghambat jangkauan pelayanan KB, semakin berkurangnya pembinaan peran
serta masyarakat dan lembaga masyarakat dalam ber KB
III. TujuanUmumdanTujuanKhusus
a. TujuanUmum
Untuk mengetahui tingkat kejadian droup out KB di wilayah kerja Puskesmas
Rundeng dan alasan PUS berhenti menggunakan alat kontrasepsi.
b. TujuanKhusus
1. Untuk menggali lebih dalam alasan PUS berhenti menggunakan alat
kontrasepsi dan melakukan konseling agar PUS yang sudah memiliki
cukup anak dapat ber_KB kembali.
2. Memberikan pendidikan dan konseling kepada PUS agar memiliki
pemahaman yang lebih mendalam tentang berbagai alat kontrasepsi
sehingga bisa mengubah pandangan PUS tentang alat kontrasepsi dengan
berbagai pandangan negative tentang kontrasepsi yang beredar di
masyarakat.
3. Mendapatkan PUS DO-KB yang inginber-KB kembali.

IV. KegiatanPokokdanRincianKegiatan
a. Kegiatan Pokok
Melakukan sweeping terhadap PUS yang telah berhenti menggunakan alat
kontrasepsi.
b. RincianKegiatan
Pendidikan dan konseling KB kepada PUS Droup Out KB dan kepada PUS
lainnya secara umum. Pelaksanaan di lakukan di rumah PUS bersangkutan yang
sifatnya interpersonal, selain itu bisa juga diikuti oleh satu atau beberapa PUS
lainnya yang ingin mendapatkan informasi yang akurat tentang alat kontrasepsi.

V. Cara MelaksanakanKegiatan
Kegiatan dilakukan pada sasaran dengan kunjungan rumah dan konseling
interpersonal.Ala tbantu yang digunakan adalah brosur KB dan juga buku Pedoman
Kesehatan Ibu dan Anak (buku Pink).

VI. BIAYA
Kegiatan ini dilaksanakan dengan pendanaan dari dana BOK Tahun 2017.

VII. Sasaran

PUS yang terdaftar sebgai KB aktif berhenti untuk beberapa periode dari
menggunakan KB

VIII. JadwaPelaksanaanKegiatan

Bulan
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Kunjungan PUS drop v
out Kb

IX. EvaluasiPelaksanaanKegiatandanPelaporan
Evaluasi dapat dilakukan langsung saat pertemuan atau konseling dilakukan untuk
mengetahu pemahaman PUS tentang berbagai alat kontrasepsi serta efek sampingnya,
hal ini bisa menjadi rujukan untuk mengetahui sejauh mana efektifitas atau
kemanfaatan kegiatan ini dilakukan bagi PUS Droup Out KB.
Pelaporan yang dilakukan saat kegiatan dilakukan adalah mencatat semua keluhan,
pertanyaan peserta dalam buku kerja petugas untuk dijadikan sebuah referensi dan
bahan pertimbangan bersama pengelola KIA dan Kepala Puskesmas untuk dapat di
lakukan tindaklanjut.

X. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


a. Pencatatan
Pencatatan dilakukan di dalam lembaran perjalanan dinas petugas, saat proses
dimulai, hasil dan kesimpulan dari kegiatan.
b. Pelaporan
Pelaporan dikirim ke Dinkes Kota Subulussalam berasama dengan laporan KIA
lainnya.
c. EvaluasiKegiatan
Evaluasi kegiatan secara umum dilakukan setiap trisemester untuk menilai apakah
kegiatan yang sudah dilakukan bisa dilanjutkan. Jika ternyata kegiatan
memberikan hasil positif bagi peningkatan persentase angka cakupan KB untuk
wilayah kerja Puskesmas maka kegiatan dapat dilanjutkan. Jika kegiatan tidak
menampakkan perbedaan hasil yang signifikan dari sebelum hingga sesudah
kegiatan dilaksanakan mungkin perlu dilakukan inovasi pada tatacara ,petugas
dan metode yang digunakan saat kegiatan .

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Koordinator UKM

SAPRIADI SAADAH
NIP. 19801118 200803 2 003 NIP. 19890506 201101 2 003

You might also like