Professional Documents
Culture Documents
ANGGOTA KELOMPOK :
NI MADE DWI WULANDARI (1120025006)
ROBY RENALDY (1120025007)
NARULIFA NATUZZURUL (1120025018)
LUH PUTU PUTRI JAYANTHI (1120025023)
NI MADE SAKUNTALA DEWI (1120025024)
I GUSTI NGURAH ARDI SUKMA (1120025032)
NI PUTU ARI WULANDARI (1120025045)
SOCCA NARESTRI PRADIPTA (1120025049)
NI PUTU SUKMA DEWI (1120025050)
I PUTU EKA WISNAWA (1120025052)
I PUTU DONY RADITYA (1120025055)
I PUTU SUARSAMAN WITA (1120025063)
I MADE JANA DARMIKA (1120025067)
KADEK AGUS DHARMA PUTRA (1120025071)
Berdirinya rumah sakit tidak luput dari sejarah dan perkembangannya. Hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui alasan akan berdirinya rumah sakit dan tetap
berpegang teguh pada pendirian awal terbentuknya rumah sakit. Sejarah
rumah sakit juga dapat menjadi acuan maupun pertimbangan terhadap rumah
sakit yang akan berdiri dikemudian hari sehingga inovasi baru akan terus
berkembang seiring dengan kemajuan zaman. Tidak hanya sejarah,
pembangunan rumah sakit memiliki aspek regulasi sebagai acuan dalam
pembangunannya yaitu UU no. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit. Hal ini
juga didukung oleh sapek-aspek didalamnya salah satunya managemen
keuangan rumah sakit yang dibentuk dan direncanakan guna mencapai
efisiesi dan efektifitas dalam penggunaannya.
berkesinambungan, diagnosa, serta pengobatan penyakit yang diderita oleh
pasien.
2.2 Klasifikasi Rumah Sakit
Berdasarkan sistem pengelolaannya, rumah sakit dibagi atas :
Rumah sakit pemerintah, yaitu rumah sakit yang sistem organisasi dan
operasionalnya diselenggarakan oleh pemerintah
Rumah sakit swasta, yaitu rumah sakit yang sistem organisasi dan
operasionalnya diselenggarakan oleh swasta yang berbadan hukum
yang bertujuan membantu pemerintah di bidang penyediaan fasilitas
medis
Berdasarkan jenis pelayanan medis dan tujuan pengadaannya, rumah sakit
dibagi menjadi :
Rumah sakit umum, yaitu rumah sakit yang memberikan pelayanan
medis terhadap segala macam penyakit, termasuk pelayanan bersalin.
Rumah sakit pendidikan, yaitu rumah sakit yang dihubungkan dengan
pendidikan yang lengkap spesialisasinya dan digunakan secara
menyeluruh oleh satu fakultas kedokteran bagi pendidikan dan riset di
bidang kedokteran tanpa mengganggu kepentingan penderita.
Rumah sakit khusus, yaitu tempat pelayanan yang menyelenggarakan
pelayanan medik spesialisasi tertentu, pelayanan penunjang medik,
pelayanan perawatan secara rawat jalan, dan rawat inap.
Berdasarkan permenkes RI No. 159b/Menkes/PER/II/1988 mengenai
klasifikasi rumah sakit umum pemerintah, dapat digolongkan sebagai
berikut.
Kelas A mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
spesialistik luas dan sub spesialistik luas.
Kelas B II mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik luas
dan sub spesialistik terbatas.
Kelas B I mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
spesialistik sekurang-kurangnya 11 jenis spesialistik.
Kelas C mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
spesialistik sekurang-kurangnya 4 jenis spesialistik.
Kelas D mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
sekurang-kurangnya pelayanan medik dasar.
BAB III
PEMBAHASAN
Pada awal abad XX rumah sakit yang dikelola orang cina mendapatkan
pengaruh pengobatan barat. Pada akhir abad XVII penduduk pribumi baru
mendapatkan pelayanan kesehatan dari misionaris kristen namun dengan
pelayanan yang terbatas. Baru pada akhir abad XIX upaya pemberian
pelayanan rumah sakit diberikan kepada penduduk pibumi oleh misionaris
Kristen. Secara garis besar sampai akhir abad XIX rumah sakit di
Indonesia merupakan rumah sakit militer untuk anggota militer dan
pegawai VOC serta orang-orang eropa.
Pada pertengah abad XIX muncul pendidikan Dokter Jawa untuk melayani
penduduk pribumi dan didirikan rumah sakit untuk penduduk pribumi.
Sejak akhir abad XIX berkembang rumah sakit swasta yang dikelola oleh
pihak perkebunan dan pertambangan . pada akhir abad XX terjadi
pergeseran kelembagaan rumah sakit dari bersifat non-profit menjadi
bersifat profit.
Dari uraian sejarah rumah sikt tersebut menunjukan bahwa rumah sakit di
Indonesia berasal dari sistem berbasis rumah sakit militer, diikuti rumah
sakit keagamaan yang selanjutnya berkembang menjadi rumah sakit
pemerintah setelah masa kemerdekaan.
Menurut Folland batasan nonprofit secara hukum tidak boleh ada pihak
yang menerima sisa hasil usaha. Di amerika terdapat dua ciri yang
membedakan kelembagaan bersifar profit dengan non profit, yaitu
lembaga non profit tidak perlu membayar pajak dan sumbangan ke
lembaga non profit akan mengurangi pajak bagi pihak yang menyumbang.
Definisi kelembagaan rumah sakit non profin di Amerika sulit untuk di
terapkan di Indonesia. Hal ini karenan di Indonesia rumah sakit for profit
dan non profit mendapatkan perlakuaan pajak yang sama.
Perizinan atau lisensi rumah sakit merupakan suatu proses pemberian izin oleh
pemerintah kepada lembaga pelayanan kesehatan, yang dalam konteks ini
adalah rumah sakit, untuk menjalankan misinya. Regulasi lisensi dilakukan
untuk menjamin bahwa rumah sakit tersebut telah memnuhi standar minimal
untuk melindungi keselamatan publik dan tenaga kesehatan. Perizinan rumah
sakit merupakan regulasi yang diterapkan bagi seluruh rumah sakit baik itu
rumah sakit pemerintah maupun rumah sakit swasta, yang bertujuan untuk
melindungi keselamatan masyarakat, melalui penerapan standar minimal yang
harus dipenuhi sejak pendirian, penyelenggaraan sampai monitoring rumah
sakit, serta untuk menetapkan bahwa pihak yang mengajukan izin pendirian
rumah sakit mempunyai kualifikasi, latar belakang dan sumber daya yang
memadai untuk memenuhi standar tersebut.
1. Penganggaran
Penganggaran adalah proses kegiatan yang menghasilkan anggaran sebagai
suatu hasil kerja (out-put), serta berkaitan dengan pelaksanaan fungsi-fungsi
anggaran, yaitu fungsi pedoman kerja, alat pengkoordinasian kerja dan
pengawasan kerja.
2. Akutansi
Akuntansi ialah suatu sistem yang merupakan salah satu pokok kegiatan
dalam manajemen keuangan yang terdiri dari kegiatan mencatat,
mengklasifikasikan dan menyimpulkan semua transaksi dan kejadian-
kejadian dalam suatu organisasi yang menyangkut keuangan, sehingga
didapatkan suatu data atau informasi yang berguna untuk pengambilan
keputusan.
Hasil akhir dari akuntansi adalah laporan keuangan yang berbentuk :
a. Neraca (Balance sheet)
b. Laporan keuangan (Income statement)
c. Laporan perubahan keuangan.
Fungsi utama akuntansi di Rumah sakit adalah sebagai sumber informasi
yang diperlukan untuk pengambilan keputusan dalam pemecahan masalah
dan perencanaan untuk keberhasilan pengembangan Rumah Sakit. Secara
umum akuntansi tidak lepas dari biaya (cost), dengan perhitungan biaya
yang berbeda akan menghasilkan akuntansi biaya yang berbeda pula serta
berdampak pada pengambilan keputusan yang berbeda. Dengan demikian
untuk pengambilan keputusan yang tepat serta keberhasilan perencanaan
diperlukan sistem dan pelaksanaan akuntansi Rumah Sakit secara optimal.
3. Pengawasan
Pengawasan manajemen keuangan hampir sama dengan manajemen pada
umumnya yaitu suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar
pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem
informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar
yang telah diterapakan sebelumnya, menentukan dan mengukur
penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang
diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan
digunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan
perusahaan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 SIMPULAN
Menurut WHO, rumah sakit merupakan keseluruhan dari organisasi dan
medis, berfungsi memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada
masyarakat baik kuratif maupun rehabilitatif, di mana output layanannya
menjangkau pelayanan keluarga dan lingkungan, rumah sakit juga
merupakan pusat pelatihan tenaga kesehatan serta untuk penelitian
biososial. Tujuan dari didirikannya rumah sakit yaitu untuk melayani dan
memenuhi kebutuhan pasien dan keluarganya dalam pelayanan kesehatan.
sejarah rumah sakit penting diketahui sebagai acuan dasar untuk
mengembangkan inovasi dalam pembangunan rumah sakit sesuai dengan
perkembangan zaman. Selain itu rumah sakit juga dibentuk atas dasar
aspek regulasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah dengan mengacu
pada UU no 44 tahun 2009. Selain itu dalam membangun rumah sakit
diperlukan managemen dalam keuangan sesuai dengan kebutuhan dari
rumah sakit tersebut.
4.2 SARAN
- Dalam pembangunan rumah sakit harus melihat acuan dalam UU no.
44 tahun 2009.
- Diperlukan perencanaan dalam memanagement keuangan untuk
mencapai efektif dan efisien dalam penggunaannya.
DAFTAR PUSTAKA
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25391/4/Chapter%20II.pdf)