You are on page 1of 7

ANALISIS EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

(Studi Pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Probolinggo)

Rizka Novianti Pertiwi


Devi Farah Azizah
Bondan Catur Kurniawan

PS Perpajakan, Jurusan Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya


105030407111017@mail.ub.ac.id

ABSTRACT

Land and Building Tax Transitional Rural and Urban throughout the Regency/ City Government conducted begin
no later than January 1, 2014. Probolinggo city is one of cities that implemented tax on land and building be the
Local Taxes in 2013. Law No. 28 of 2009 on Regional Taxes and Levies Tax on Land and Building mandates
previously Tax Center is now a local tax. The method used is descriptive research. The results indicate the
effectiveness of land and building tax collection in Probolinggo City less effective because for 6 years from 2008-
2013 have not reached the predetermined income target. Low income receipt in 2010 amounted to 72.12% with less
effective criteria. While the highest income realization in 2013 amounted 83.48% with criteria quite effective. The
increasing of land and building tax income in 2013 due the transition of land and building tax into Local Taxes. In
the other hand, taxes socialization from fiscus increase tax compliance. In an effort to improve the land and building
tax income in Probolinggo city need to repeat data collection on Land and Building Tax Objects by adjusting the
market price and the current economy.
Keyword: Regional Taxes, Land and Building Tax Transition, and Land and Building Tax

PENDAHULUAN ditetapkan selama 6 tahun dari tahun 2008-2013.


Pajak mempunyai kontribusi yang Upaya yang dilakukan pemerintah Kota
cukup besar dalam penerimaan negara non Probolinggo dalam memotivasi kinerja
migas. Berdasarkan sudut pandang fiskal, pajak pemungut PBB (Pajak Bumi dan Bangunan)
adalah penerimaan negara yang digunakan kecamatan dan kelurahan melalui pemberian
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat reward untuk pemungut yang berhasil mencapai
dengan prinsip dasar menghimpun dana yang target hingga 100 persen. Pemberian reward
diperoleh dari dan untuk masyarakat melalui (selain insentif) diharapkan mampu
mekanisme yang mengacu pada peraturan meningkatkan pencapaian target pajak Kota
perundang–undangan. Pajak merupakan Probolinggo. Berdasarkan temuan Setyorini
pemasukan dana yang memiliki potensi melalui (2011) bahwa terdapat 5 kelurahan dengan
pertumbuhan penduduk dan stabilitas penerimaan PBB paling rendah di Kota
perekonomian. Berkaitan dengan hal tersebut Probolinggo untuk tahun 2010 yaitu Kelurahan
pengelolaan pajak tersebut menjadi prioritas Kedungasem, Kareng Lor, Pakistaji,
bagi pemerintah (Darwin, 2013:1). Pajak di Mangunharjo dan Jrebeng Kulon. Terdapat 3
Indonesia sendiri menurut kewenangannya kelurahan yang mendapat catatan yaitu
terbagi menjadi pajak Pusat dan Daerah. Kelurahan Mangunharjo, Jati dan Kanigaran
Berdasarkan UU No. 28 Tahun 2009 untuk peningkatan penerimaan PBB di tahun
tentang PDRD, PBB yang semula merupakan 2011.
Pajak Pusat saat ini telah dilimpahkan ke Efektivitas pemungutan pajak
kabupaten/kota menjadi Pajak Daerah. menggambarkan kinerja suatu pemerintahan.
Pengalihan tersebut dilakukan paling lambat Pengertian efektivitas berhubungan dengan
tanggal 1 Januari 2014. Kota Probolinggo keberhasilan bagi suatu organisasi dalam
merupakan salah satu kota yang sudah menyelesaikan kegiatannya tepat pada waktu
menerapkan PBB P2 tahun 2013. dan sesuai dengan tujuannya.
Penerimaan dari PBB yang diperoleh
DPPKA Kota Probolinggo, terdapat kekurangan.
Kekurangan tersebut salah satunya yaitu belum
tercapainya target penerimaan yang telah

Jurnal Perpajakan |Vol. 3 No. 1 November 2014| 1


perpajakan..studentjournal.ub.ac.id
TINJAUAN PUSTAKA b. Asas Sumber
Pajak c. Asas Kebangsaan
1. Pengertian Pajak 3. Berdasarkan Sistem Pemungutan Pajak
Pajak menurut Soemitro dalam a. Official Assessment
Mardiasmo (2009:1) diartikan sebagai iuran b. Self Assessment System
yang dibayarkan oleh rakyat ke kas negara c. Withholding System
berdasarkan Undang–Undang (yang dapat
dipaksakan) dengan tidak ada timbal balik 4. Tarif Pajak
langsung. Terdapat 4 macam tarif pajak menurut
Sedangkan Smeets dalam Waluyo, Mardiasmo (2009:9):
(2011:2) pajak merupakan Prestasi yang terutang a. Tarif Sebanding/Proporsional
kepada pemerintah melalui norma–norma b. Tarif Tetap
umum dan dapat dipaksakan, tanpa ada c. Tarif Progresif
kontraprestasi langsung dalam hal yang d. Tarif degresif
individual, dimasukkan untuk membiayai
pengeluaran pemerintah. Definisi PBB
PBB menurut Soemarso (2007: 612)
2. Fungsi Pajak adalah pengenaan pajak yang dikenakan atas
Menurut Mardiasmo (2009:1) terdapat 2 harta tak gerak berupa bumi dan/atau
(dua) fungsi pajak antara lain : bangunan. Keadaan atau status orang atau
1. Fungsi budgetair badan yang dijadikan sebagai Subjek Pajak tidak
2. Fungsi mengatur (regulerend) mempengaruhi besarnya pajak. Oleh karena itu,
PBB termasuk pajak objektif. Sebagai Pajak
3. Pengelompokkan Pajak Objektif timbulnya kewajiban pajak sangat
Menurut Resmi (2012:7) terdapat berbagai ditentukan oleh adanya Objek Pajak sedangkan
jenis pajak, yang dapat dikelompokkan menjadi kondisi Subjek Pajak tidak mempengaruhi
(3) tiga kelompok, yaitu pengelompokan pajak besarnya pajak (Darwin, 2013:6).
menurut golongan, menurut sifat, dan menurut Dari pengertian tersebut dapat
lembaga pemungutannya: disimpulkan bahwa PBB adalah pajak yang
1. Menurut Golongan dikenakan atas bumi dan bangunan, dimana
a. Pajak Langsung besarnya pajak ditentukan oleh keadaan
b. Pajak Tidak Langsung objeknya yaitu bumi, tanah dan bangunan.
2. Menurut Sifat
a. Pajak Subjektif Objek PBB
b. Pajak Objektif Objek PBB yaitu Bumi dan/atau
3. Menurut lembaga Pemungutannya Bangunan. Bumi merupakan permukaan serta
a. Pajak Pusat / Negara tubuh bumi di bawahnya. Tanah dan perairan
b. Pajak Daerah pedalaman serta laut wilayah Indonesia bagian
dari permukaan bumi. Pengertian dari
4. Tata Cara Pemungutan Pajak bangunan adalah konstruksi teknis yang
Menurut Waluyo (2011:16) Tata Cara ditanamkan atau melekat pada tanah maupun
Pemungutan Pajak terdiri atas stelsel pajak, asas perairan (Darwin, 2013:8).
pemungutan pajak dan sistem pemungutan
pajak: Subjek PBB
1. Berdasarkan Stelsel Pajak Subjek PBB adalah orang atau badan
a. Stelsel nyata (riil stelsel) secara nyata memiliki hak atas bumi maupun
b. Stelsel anggapan (fictieve stelsel) bangunan. Subjek Pajak (orang atau badan) PBB
c. Stelsel campuran dikatakan Wajib Pajak PBB apabila memenuhi
2. Berdasarkan Asas Pemungutan Pajak persyaratan objektif, yaitu memiliki objek PBB
a. Asas Domisili (Asas Tempat Tinggal) yang dikenakan pajak. Dikatakan memiliki

Jurnal Perpajakan |Vol. 3 No. 1 November 2014| 2


perpajakan..studentjournal.ub.ac.id
objek berarti memiliki hak atas objek yang METODE PENELITIAN
dikenakan pajak, menguasai dari objek kena Peneliti menggunakan penelitian
pajak (Soemitro, 2001:17). deskriptif dikarenakan dalam penelitian ini,
peneliti lebih banyak mendeskripsikan atau
Dasar Pengenaan PBB menggambarkan kenyataan dari kejadian yang
Dasar pengenaan PBB menggunakan diteliti untuk mendapatkan data yang objektif.
Nilai Jual Objek Pajak. NJOP dapat diperoleh Penelitian dilakukan di Kantor DPPKA Kota
dari proses jual beli secara wajar serta Probolinggo yang terletak di Jalan Panglima
membandingkan harga dengan objek lain sejenis Sudirman 19 Probolinggo. Situs penelitian
letaknya berdekatan dan fungsinya sama serta dalam penelitian ini adalah bagian pajak
telah diketahui harga jualnya, nilai perolehan khususnya di Pajak Bumi dan Bangunan.
baru, dan penentuan Nilai Jual Objek Pajak Wawancara dan dokumentasi menjadi teknik
pengganti (Mardiasmo, 2009:317). pengumpulan data dalam penelitian ini.
Berdasarkan perumusan masalah yang
Tarif PBB diteliti, maka fokus penelitian yang ditetapkan
Tarif PBB yang berlaku merupakan tarif peneliti yaitu tingkat efektivitas pemungutan
tunggal sebesar 0,5% atas DPP untuk seluruh PBB di Kota Probolinggo pada tahun 2008-2013
Objek Pajak (Gunadi, 2001:137). Sejak ditetapkan (sebelum dan sesudah pengalihan PBB dikelola
sebagai Pajak Daerah maka tarif PBB Kota Pemerintah Kota Probolinggo), faktor-faktor
Probolinggo menggunakan Peraturan Daerah yang mempengaruhi efektivitas pemungutan
Kota Probolinggo Nomor 2 Tahun 2011 sebagai PBB di Kota Probolinggo dan upaya yang
berikut: dilakukan dalam optimalisasi pemungutan PBB.
a) sebesar 0,2 % (nol koma dua persen) Analisis data yang dilakukan meliputi
untuk NJOP Rp. 1.000.000.000,00 (satu penyusunan tabel target dan realisasi
milyar rupiah) atau lebih; penerimaan PBB anggaran tahun 2008-2013,
b) sebesar 0,1 % (nol koma satu persen) perhitungan dan penyusunan tabel efektivitas
untuk NJOP kurang dari Rp. pemungutan PBB anggaran tahun 2008-2013,
1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah). analisis faktor-faktor yang mempengaruhi PBB
di Kota Probolinggo dan analisis upaya dalam
Efektivitas optimalisasi PBB.
Halim (2004:166) mendefinisikan
Efektivitas merupakan keadaan yang terjadi HASIL DAN PEMBAHASAN
akibat atas yang dikehendaki. Sedangkan Analisis Efektivitas Pemungutan PBB di Kota
menurut Mardiasmo (2009:134) efektivitas Probolinggo
merupakan ukuran berhasil tidaknya suatu Perhitungan tingkat efektivitas
organisasi dalam mencapai tujuan. Jika tujuan pemungutan PBB Kota Probolinggo periode
organisasi tersebut berhasil dicapai, maka tahun 2008-2013 dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2: Efektivitas Pajak Bumi dan Bangunan Kota
organisasi tersebut dikatakan efektif. Rumus
Probolinggo Tahun 2009-2013
yang digunakan sebagai berikut: Target Realisasi Kriteria
Tahun (%)
(Rp) (Rp) Efektivitas
𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑃𝐵𝐵
Efektivitas PBB = x 100% Sebelum Pengalihan PBB menjadi Pajak Daerah
𝑡𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑃𝐵𝐵
Kurang
2008 4.699.621.089,00 3.449.819.044,00 73,41 Efektif
(Halim, 2004:135) Kurang
2009 4.818.239.759,00 3.823.371.225,00 79,35
Tabel 1: Nilai Interpretasi Efektivitas Efektif
Kurang
Persentase (%) Kriteria 2010 5.598.480.489,00 4.037.443.280,00 72,12 Efektif
Cukup
>100 Sangat Efektif 2011 5.598.442.701,00 4.487.279.280,00 80,15 Efektif
90-100 Efektif Cukup
2012 5.767.958.057,00 4.697.123.952,00 81,43 Efektif
80-90 Cukup Efektif
60-80 Kurang Efektif Sesudah Pengalihan PBB menjadi Pajak Daerah
<60 Tidak Efektif Cukup
2013 5.649.827.437,00 4.716.360.032,00 83,48 Efektif
Sumber : Kepmendagri No: 690.900-327 ( dalam
Adelina, 2013) Berdasarkan perhitungan pada Tabel 2
menunjukkan bahwa pemungutan PBB di Kota

Jurnal Perpajakan |Vol. 3 No. 1 November 2014| 3


perpajakan..studentjournal.ub.ac.id
Probolinggo mengalami fluktuasi yaitu dari Kompetensi pegawai merupakan
hasil yang kurang efektif menjadi cukup efektif. kemampuan dan keterampilan yang
Dalam tabel juga terlihat bahwa anggaran dimiliki oleh pegawai. Untuk mengetahui
penerimaan PBB dari tahun 2008-2013 Kota pendidikan keahlian/spesialisasi/khusus
Probolinggo belum pernah mencapai target yang diikuti oleh pegawai dapat dilihat
yang telah ditentukan. Pada tahun 2011 tingkat pada tabel sebagai berikut:
efektivitas menunjukkan kriteria cukup efektif Tabel 3 Pendidikan keahlian/ spesialisasi/
sebesar 80,15% dengan realisasi sebesar khusus untuk Pegawai Seksi Pajak Bumi dan
Rp4.487.279.280,00. Bangunan
Pengelolaan PBB terakhir dikelola oleh No Jenis Pelatihan Jumlah
1. Diklat Operator Consule 1
pemerintah pusat pada tahun 2012. Pada tahun
2 Diklat Penilai 1
tersebut realisasi penerimaannya sebesar 3. Diklat Persiapan Peralihan PBB 1
Rp4.697.123.952 dengan persentase 81,43%. 4. Bimbingan teknis tentang 2
Pelayanan PBB
Tingkat efektivitas penerimaan PBB tahun 2013
5. Bimbingan teknis tentang Penilaian 1
sebesar 83,48% dengan realisasi Rp PBB
4.716.360.032,00 dengan kriteria cukup efektif. Jumlah 6

Realisasi penerimaan pada tahun 2013 Sumber: DPPKA, 2014

merupakan awal yang cukup bagus dalam


pengalihan PBB menjadi Pajak Daerah dengan Pada Tabel 3 dijelaskan selama

berbagai keterbatasan yang dimiliki oleh periode tahun 2013 dalam masa pengalihan

DPPKA Kota Probolinggo. PBB bahwa pendidikan keahlian/

Lebih lanjut, tingkat pencapaian spesialisasi/ khusus yang dilakukan oleh

efektivitas penerimaan PBB pada tahun 2013 pegawai Seksi PBB cukup bagus. Salah

menjelaskan bahwa Pemerintah Kota satunya adalah saat mendapat undangan

Probolinggo melalui DPPKA telah berusaha Provinsi Jawa Timur untuk mengikuti

dalam mengoptimalkan penerimaan PBB Bimbingan Teknis tentang Pelayanan PBB,

tersebut. Ditinjau dari segi realisasi penerimaan bagian seksi PBB mengirim 2 orang, ini

PBB, diperlukan upaya yang konkrit dari pihak bertujuan untuk menambah wawasan dan

DPPKA Kota Probolinggo agar lebih efektif keterampilan tentang pelayanan PBB.

dalam pemungutannya. Beberapa yang perlu Peningkatan kompetensi petugas/pegawai

diperhatikan oleh DPPKA: yang ditinjau dari pendidikan

1. Pendataan ulang Objek PBB secara keahlian/spesialisasi/ khusus yang diikuti

berkala. Pendataan ini bertujuan untuk oleh DPPKA cukup memadai.

menyesuaikan dengan perkembangan 2. Meningkatkan kapasitas sumber daya

saat ini, uji coba pendataan ulang yang pegawai

dilakukan oleh DPPKA akhir tahun 2013 Kapasitas pegawai khususnya Seksi

di 5 kelurahan 10 blok. Pajak Bumi dan Bangunan pada DPPKA

2. Penetapan target penerimaan dengan Kota Probolinggo masih belum sesuai.

menyesuaikan keadaan saat ini agar tidak Ketidaksesuaian ini didasarkan atas belum

memberatkan Wajib Pajak. adanya kemampuan atau pendidikan yang

3. Melakukan sosialisasi dan penyuluhan berlatar belakang perpajakan pada Seksi

secara intensif kepada petugas pemungut PBB. Keterbatasan lainnya yaitu kurangnya

tingkat kecamatan dan kelurahan untuk pegawai yang menyebabkan pekerjaan

lebih aktif dalam pelaksanaan setiap pegawai terhambat karena ada

pemungutan dan Wajib Pajak agar beberapa pegawai yang merangkap

mengetahui pentingnya membayar PBB. pekerjaannya. Ini berakibat pada tidak


efektifnya penyelesaian pekerjaan pegawai.

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dengan demikian, peningkatan kapasitas

Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan pegawai dengan menambah pegawai

1. Peningkatan Kompetensi petugas/pegawai dengan kemampuan atau latar belakang


perpajakan.

Jurnal Perpajakan |Vol. 3 No. 1 November 2014| 4


perpajakan..studentjournal.ub.ac.id
3. Tingkatkan Sarana dan Prasarana 7. Peningkatan sosialisasi peraturan daerah
operasional tentang kemitraan dan sisi pendapatan
Sarana dan prasarana operasional Peraturan daerah yang merupakan
berperan penting dalam pemungutan PBB. landasan hukum berpengaruh terhadap
Berbagai sarana yang dibutuhkan telah penerimaan PBB . Peraturan Daerah perlu
tersedia, tinggal penggunaan dan menyesuaikan dengan kondisi yang
pemeliharaan sarana tersebut. Sarana yang berkembang, sehingga dapat meningkatkan
digunakan di lapangan cukup memadai penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan.
saat ini, sarana tersebut merupakan Dalam sosialisasi tentang Peraturan Daerah
transportasi yaitu kendaraan roda empat kepada Wajib Pajak diperlukan sebagai
dan roda dua guna menjangkau kecamatan pemahaman atas kebijakan yang telah
dan kelurahan yang jauh dari kantor ditetapkan oleh pemerintah.
DPPKA Kota Probolinggo. 8. Kerjasama dengan pihak ketiga
4. Peningkatan Intensifikasi Pendapatan Asli Pada pelaksanaan Pengalihan PBB
Daerah diperlukan persiapan yang matang oleh
Intensifikasi merupakan suatu daerah. Selain mengenai kesiapan sumber
kegiatan penggalian penerimaan pajak daya manusia tetapi juga dengan Sistem
terhadap objek dan serta Subjek Pajak yang Manajemen Informasi Objek Pajak.
telah ada atau terdaftar. Peningkatan Penggunaan SISMIOP memerlukan
intensifikasi yang dilakukan oleh DPPKA kerjasama dengan pihak ketiga yaitu pihak
Kota Probolinggo salah satunya yaitu KPP Pratama Kota Probolinggo.
dengan penyuluhan pajak baik melalui Pengalihan PBB diperlukan pendampingan
media elektronik dan media cetak agar dan pelatihan untuk mendukung
lebih patuh dan tepat waktu dalam kemampuan teknis guna mengefektifkan
melunasi pajak terutangnya. pelaksanaan pemungutan PBB.
5. Peningkatan Profesional kinerja pegawai 9. Peningkatan manajemen keuangan yang
Profesional dalam bekerja yaitu ketika akuntabel
melakukan pemungutan PBB tidak Peningkatan manajemen keuangan
melakukan manipulasi dan penyelewangan yang akuntabel pada seksi PBB yaitu
atas pembayaran PBB. Terdapat petugas dengan dilakukannya tertib adaministrasi.
pemungut ditingkat kelurahan dan Tertib administrasi pada pemungutan PBB
kecamatan yang melakukan dapat berupa Pembukuan pelayanan
penyelewengan dengan tidak menyetorkan administrasi, Pembukuan realisasi
pajak terutang Wajib Pajak yang dititipkan penerimaan, Administrasi SPPT,
ke Bank Jatim. Tindakan tidak profesional Administrasi Surat Tanda Terima
tersebut akan berdampak pada Sementara (STTS) dan Database SISMIOP.
kepercayaan Wajib Pajak dalam membayar Pelaksanaan tertib administrasi sebagai
PBB. wujud meningkatkan manajemen
6. Peningkatan sosialisasi tentang pajak keuangan yang akuntabel telah dilakukan
kepada Wajib Pajak dengan baik oleh DPPKA Kota
Peningkatan kepatuhan Wajib Pajak Probolinggo.
dalam membayar pajak memerlukan 10. Peningkatan kualitas pelayanan publik
sosialisasi yang intensif. Salah satu Pemberian kepuasan kepada Wajib
sosialisasi yang dilakukan yaitu Pekan Pajak melalui peningkatan kualitas
Panutan Pelunasan SPPT PBB. Kegiatan pelayanan publik sebagai pelanggan
Pekan Panutan merupakan kegiatan dari sehingga dapat meningkatkan kepatuhan.
kalangan pejabat pemerintah maupun Salah satu upaya meningkatkan kepatuhan
Wajib Pajak potensial dalam memberikan Wajib Pajak adalah dengan memberikan
contoh dan teladan kepada masyarakat pelayanan yang baik. Perbaikan kualitas
dalam pelunasan PBB. pelayanan memiliki tujuan agar

Jurnal Perpajakan |Vol. 3 No. 1 November 2014| 5


perpajakan..studentjournal.ub.ac.id
meningkatkan kepuasaan dan kepatuhan Kota Probolinggo ini. Kepanjangan dari
Wajib Pajak. Gadis Penter Mas yaitu Gelaran Diseminasi
Informasi Pelayanan Terpadu Kepada
Analisis Upaya yang Dilakukan dalam Masyarakat. Instansi pemerintah yang ikut
Optimalisasi Pemungutan Pajak Bumi dan bergabung dalam event yang diadakan
Bangunan Dinas Kominfo ini adalah DPPKA, BLH,
Kegiatan yang pernah dilakukan oleh PLN, PDAM, BPMPP, Dinas Pendidikan,
DPPKA Kota Probolinggo dalam optimalisasi Perpustakaan Umum, dan Informasi KB.
pemungutan PBB antara lain: d. Sosialisasi melalui Event SEMIPRO
1. Segi Administrasi SEMIPRO merupakan kepanjangan dari
Segi administrasi disini mengenai Seminggu di Kota Probolinggo. Kegiatan
penatalaksanaan administrasi prosedur yang diadakan pemerintah Kota
pembukuan PBB di Kota Probolinggo yang Probolinggo ini hampir sama dengan Gadis
dilakukan oleh DPPKA yaitu Pembukuan Penter Mas yaitu kumpulan dari beberapa
pelayanan administrasi, Pembukuan pelayanan dari instansi pemerintahan yang
realisasi penerimaan, Administrasi SPPT, berada dalam satu lokasi. Kegiatan ini
Administrasi Surat Tanda Terima memberikan manfaat bagi Wajib Pajak
Sementara (STTS), Database SISMIOP. yang akan melakukan pelayanan PBB dan
2. Sosialisasi lainnya di satu tempat saja, ini menjadi
Berkaitan dengan hal tersebut, berikut ini lebih mudah.
akan dijelaskan mengenai macam-macam 3. Pemberian reward Kepada Petugas
Sosialisasi yang dilakukan DPPKA Kota Pemungut
Probolinggo: Pemberian reward atau bonus ini diberikan
a. Pekan Panutan Pelunasan SPPT PBB kepada petugas pemungut di tingkat
Kegiatan Pekan Panutan Pelunasan SPPT kelurahan dan kecamatan. Upaya ini
PBB merupakan salah satu bentuk kegiatan dilakukan untuk mendorong petugas
untuk meningkatkan kesadaran Wajib pemungut agar bersemangat dalam
Pajak agar dapat melunasi/membayar PBB melakukan pemungutan PBB dan berupa
sebelum tanggal jatuh tempo. Kegiatan ini apresiasi dari pemerintah daerah.
bentuk aksi positif dari kalangan pejabat
pemerintah maupun Wajib Pajak potensial KESIMPULAN DAN SARAN
dalam memberikan contoh dan teladan Kesimpulan
kepada masyarakat Kota Probolinggo Efektivitas pemungutan PBB di Kota
dalam pelunasan dan pembayaran PBB. Probolinggo secara keseluruhan ini kurang
b. Sosialiasi pelayanan PBB efektif, karena selama 6 tahun dari tahun 2008-
Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan 2013 belum pernah mencapai target penerimaan
melalui media cetak dengan menerbitkan yang telah ditentukan. Realisasi penerimaan
brosur–brosur dan buku profil yang terendah pada tahun 2010 sebesar
disebarkan ke masyarakat Kota Rp4.037.443.280,00 dan tingkat efektivitasnya
Probolinggo, melalui media elektronik 72,12% dengan kriteria kurang efektif.
berupa kerjasama dengan radio suara kota Sedangkan realisasi penerimaan tertinggi pada
dalam mengadakan talk show dan siaran tahun 2013 sebesar Rp 4.716.360.032,00 dan
lainnya. Selain itu juga sosialisasi dengan tingkat efektivitasnya 83,48% dengan kriteria
menggunakan mobil pelayanan yang cukup efektif. Kenaikan penerimaan PBB pada
dimiliki DPPKA Kota Probolinggo. tahun 2013 dikarenakan pengalihan PBB
c. Kegiatan Gadis Penter Mas menjadi Pajak Daerah. Rata-rata efektivitas
Gadis Penter Mas adalah kegiatan yang penerimaan PBB secara keseluruhan sebesar
diadakan Dinas Kominfo Kota Probolinggo 78,32% dengan kriteria kurang efektif.
dengan mengumpulkan segala macam Faktor-faktor yang mempengaruhi
bentuk pelayanan masyarakat yang ada di pemungutan PBB pada Kota Probolinggo antara

Jurnal Perpajakan |Vol. 3 No. 1 November 2014| 6


perpajakan..studentjournal.ub.ac.id
lain; Peningkatan Kompetensi petugas/ Gresik. Jurnal Akuntansi Universitas
pegawai, Meningkatkan kapasitas sumber daya Surabaya.Vol 1 No. 3: 1-20
pegawai, Tingkatkan Sarana dan Prasarana Darwin. 2013. Pajak Bumi dan Bangunan dalam
operasional, Peningkatan Intensifikasi Tataran Praktis. Jakarta: Mitra Wacana
Pendapatan Asli Daerah, Peningkatan Media.
Profesional kinerja pegawai, Peningkatan Halim, Abdul. 2004. Manajemen Keuangan Daerah
sosialisasi tentang pajak kepada Wajib Pajak. Edisi Revisi. Yogyakarta: UPP AMP
Sedangkan upaya yang dilakukan dalam YKPN.
optimalisasi pemungutan PBB di Kota Gunadi, John, Hutagaol dan Richard Burton.
Probolinggo dari aspek segi penatalaksanaan 2001. Perpajakan Edisi Revisi. Jakarta :
administrasi, sosialisasi, dan pemberian reward Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
sudah cukup baik. Namun, yang perlu UI.
mendapat perhatian mengenai segi Mardiasmo. 2009. Perpajakan Edisi Revisi Tahun
penatalaksanaan administrasi di tingkat 2009. Yogyakarta: Andi Offset.
kecamatan dan kelurahan berupa pembukuan . 2009. Akutansi Sektor Publik.
mengenai hasil pemungutan maupun data Yogyakarta: Andi Offset.
penerima STTS. Mengenai sosialisasi dalam Resmi, Siti. 2012. Perpajakan Teori dan Kasus Jilid
rangka optimalisasi pemungutan Pajak Bumi Edisi 6 Buku 1. Jakarta: Saleemba
dan Bangunan telah dilakukan secara intensif Empat.
dan perlu ditingkatkan lagi dengan sosialisasi Setyorini, Desi Tri. 2011. Siapkan Rewad Bagi
ke masyarakat untuk lebih peduli membayar Petugas Pemungut Pajak”, diakses pada
PBB. Tanggal 12 Januari 2014 dari http:
probolinggokota.go.id
Saran Soemitro, Rochmat. 2001. Pajak Bumi dan
Dalam rangka meningkatkan penerimaan Bangunan. Bandung: Rafika Aditama.
PBB, DPPKA Kota Probolinggo sebaiknya terus SR, Soemarso. 2007. Perpajakan: Pendekatan
melakukan pendataan ulang atau pemutakhiran Komprehensif. Jakarta: Salemba Empat
data secara berkala terhadap subjek dan objek Undang-Undang Republik Indonesia No. 28
PBB di seluruh kecamatan dan kelurahan. Selain Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan
itu diperlukan juga peningkatan kemampuan Retribusi Daerah
pegawai yang berhubungan dengan kegiatan Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia edisi 10.
pemungutan PBB melalui diklat atau studi Jakarta: Salemba Empat
banding untuk bertukar informasi dengan
instansi daerah lain. Peningkatan jenjang
pendidikan yang lebih tinggi dapat
menciptakan pegawai yang lebih berkualitas.
DPPKA Kota Probolinggo harus terus
meningkatkan sosialisasi dan penyuluhan
kepada Wajib Pajak yang berada di daerah-
daerah pelosok tentang pentingnya membayar
PBB guna menunjang pembangunan daerah
serta melakukan pengawasan yang berkala dan
memberikan sanksi administrasi terhadap Wajib
Pajak yang melakukan pelanggaran.

DAFTAR PUSTAKA
Adelina, Rima.2013. Analisis Efektivitas dan
Kontribusi Penerimaan Pajak Bumi
dan Bangunan (PBB) Terhadap
Pendapatan Daerah di Kabupaten

Jurnal Perpajakan |Vol. 3 No. 1 November 2014| 7


perpajakan..studentjournal.ub.ac.id

You might also like