You are on page 1of 20
1 Transformator ‘Teansformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau Jebih rangkaian listrik ke rang- kaian listrik yang lain melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi-elektromagnet. ‘Teansformator digunakan secara luas, baik dalam bidang tenaga listrik maupun elektronika. Penggunaan transformator dalam sistem tenaga memungkinkan dipilihnya tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan; misalnya, kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya listrik jarak jaun. Dalam bidang elektronika, transformator digunakan antara lain sebagai gandengan impedansi antara sumber dan beban; untuk memisahkan satu rangkaian dari rangkaian yang lain; untuk menghambat arus searah sambil tetap melalukan arus bolak-balik antara rangkaian. Berdasarkan frekwensi, transformator dapat dikelompokkan sebagai beri- kut: 1. frekwensi daya, 50 - 60 o/s 2. frekwensi pendengaran, 50 c/s - 20 ke/s 3. frekwensi radio, di atas 30 ke/s Dalam bidang tenaga listrik pemakaian transformator dikelompokkan men- jadi: 1. transformator daya 2. transformator distribusi 3. transformator pengukuran: yang terdiri dari: transformator arus dan transformator tegangan. Kerja transformator yang berdasarkan induksi elektromagnet menghendaki adanya gandengan magnet antara rangkaian primer dan sekunder. Gandengan magnet ini berupa inti besi tempat melalukan fluks bersama. Berdasarkan cara melilitkan kumparan pada inti dikenal dua macam trans~ formator, yaitu tipe inti dan tipe cangkang. Karena prinsipnya yang sederhana namun mempunyai arti penting seba- gai dasar pembahasan mesin listrik, i pembahasan transformator patut didahulukan. Untuk memudahkan pembahasan, akan dibicarakan lebih dahulu beberapa aspek dasar elektromagnet. spt pe cee wm. 2 BEBERAPA DASAR ELEKTROMAGNET ubungan antara arus Listrik dengan medan magnet dinyatakan oleh Hukun Ampere. sebagai berinut: {ran = fan T= kerapatan arus dalam anpere/m? H+ kuat medan dalam ampere Turn/m aa = unsur 2uas — at = unsur panjang in are Untuk rangkaian sederhana seperti pada Gb. 2, persanaan Hokum Anpere Gi atas menjadi; Ni = He N= jumlah Lilitan i= arus listrik (a) = panjang jalur ob. 3 2° ZUWAL, DASAR TENAGA LISTAIK Ampere-Turn Ni dikenal sebagai gaya gerak magnet dan dinyatakan dengan F. Xuat medan H menghasilkan garis fluks yang kerapatannya adalah: BE UH B = kerapatan fluks dalam weber/n u = permeabilitas Sedangkan besaran fluks dalam weber dinyatakan dengan: $ = fluks dalam weber o> Span 4a = unsur luas Apabila medan magnet berubah-ubah terhadap waktu, akan dibangkitkan medan listrik yang hubungannya dinyatakan oleh Hukun Faraday rat = - & Span. B= volt/m Pada Gb. 3, medan magnet yang berubah-ubah pada inti menghasilkan gaya gerak listrik pada ujung kumparan sebesar ern ea BLD at ~ at Jadi, energi yang tersimpan pada medan magnet adalah: X + we fio) a= S FUG) ag Persamaan integral di atas mengandung arti bahwa besar energi yang ‘tersinpan pada medan magnet tersebut merupakan suatu luas daerah ter- tentu; sedangkan 1uas daerah tersebut ditentukan oleh jenis bahan penagnetan inti. Untuk bahan feromagnet hubungan antara F dan @ akan tidak linear dan Ailukiskan seperti pada Gb. 4, ven ” Dari Gb. 4a diketahui bahwa untuk fs * kurva menaik Oa, junlah energi yang @ibutuhkan sama dengan luas daerah Oac. Dan apabila harga F dikerbali- kan ke harga nolaya (kurva menurun ab), sebagian energi yang besarnya sama dengan luas daerah abe akan we o Gilepaskan, sedangkan energi se~ besar luas daerah Cab hilang seba~ ob. 4 gai panas (rugi histeresis). Siklus penuh rugi histeresis akan menbentuk suatu gelang (Lingkar tertutup) seperti pada Gb. 4b. KEADAAN TRANSFORMATOR TANPA BEBAN Bila kumparan primer suatu trans~ 6 formator dihubungkan dengan sumber tegangan V, yang sinusoid, akan ‘o mengalirlah arus primer I, yang juga sinusoid dan dengan menganggap belitan N, reaktip murni, Ip akan (a) () tertinggal 90° dari V, (Gb 5b). Arus primer Tp menimbulkan fluks ob. § (@) yang sefasa dan juga berbentuk ‘TRANSFORIATOR 3 sinusoid. 8 bq SAN WE Fluks yang sinusoid ini akan menghasilkan tegangan induksi e, (Hukum Faraday) ag ero ae ate... sin wt) ° e, =~, Mt — = - Nw 4, cos we (tertinggal 90° dari 4). Ny.2m £9, Harga efektifnya E, Ke 44d Nyt Ve Pada rangkaian sekunder, fluks ($) bersama tadi menimbulkan: yo e2" 7 Neat 2 = NyW 6, cos wt EB, ON, E, 7 Ade tte, + Sehingga B= ge Dengan mengabaikan rugi tahanan dan adanya fluks bocor, EY, ON, B, YN, a = perbandingan transformasi Dalam hal ini tegangan induksi E, mempunyai kebesaran yang sama tetapi berlawanan arah dengan tegangan sumber Vj. ARUS PENGUAT Arus primer I,°yang mengalir pada saat kumparan sekunder tidak dibebani disebut arus Penguat. Dalam kenyataannya arus primer Ig bukanlah merupakan arus induktip mur ni, hingga ia terdiri dari dua komponen (Gb. 6): ' 1. romponen aus penagnetan Tye yang | monghasitkan fluke (0). Karen sifat Beet yang nontinier (inget herve 5-7), fata sus pomagneten {dan Suge. €uks (3) dalam kenyavaannye" tidek berbentuk sinusoid (Gh. 7). p eoeponen arus rugi tenbaga Tey menya- Zacan'Gaya yang hileng akibee adanve EOg? SSSZEN Gan vance eagy's Te se sare error y ® danger demikien basil Cae ean vs Ae) erupakan aya uate) yang bilng- 4 2UHAL, DASAR TENAGA LISTRIK ween ob. 7 KEADAAN BERBEBAN Apabila kumparan sekunder dihubungkan dengan beban Z,, 1, mengalir pada kunparan sekunder, dinana I, = V,/Z, dengan 0, = faktor kerja beban. Arus beban 1, int-akan’mentnbulkan gaya A » gerak magnet’ (gam) NaI, yang cenderung on bras nelientang fluks (#) Befsama yang telah wu ge ada akibat arus penagnetan 1y. Agar fluks bersama itu tidak berubah nilainya, pada kumparan primer harus mengalir arus I, yang menentang fluks oe 8 yang dibangkitkan oleh arus beban I,, hingga keseluruhan arus yang meng alir pada kumparan primer menjadi: Ts2i,+t} Bila rugi besi diabaikan (1, diabaikan) maka I, = Teqt+ty Untuk menjaga agar fluks tetap tidak berubah sebesar ggm yang dihasilkan oleh arus pemagnetan Iy saja, berlaku hubungan: Ny tm = N, 1, -N, 7, ate Ny Ty Ny ty =, (ty + TP) - NBT hingga Nr = N, I, ‘TRANSFORMATOR 5 Karena nilai I, diancgap kecil maka Ih = Ty ON Jadi, Nyt) = N, 2, atag = 2 Ny RANGKAIAN EKIVALEN Dalan penbahasan terdahulu kita mengabaikan adanya tahanan dan fluks bocor. Analisa selanjutnya akan menperhitungkan kedua hal tersebut. Tidak seluruh fluks (4) yang dihasilkan oleh arus pemagnetan Ty merupa~ kan fluks bersama (4), sebagian daripadanya hanya mencekup kunparan primer (¢,) atau kunaran sekunder saja (+,). Dalam model rangkaian (rangkaiah ekivalen) yang dipakai untuk menganalisa kerja suatu trans- formator, adanya fluks bocor ¢; dan $2 ditunjukkan sebagai reaktansi x dan x). Sedan ruci tahanan ditunjukkan dengan R, dan Rj. Dengan demikian ‘roel’ rangkaian dapat dituliskan seperti pada Gb. 9. | al : cb. 9 Dari rangkaian di atas dapat dibuat vektor diagramnya sebagai terlukis pada Gb. 10. 4 Gb. 10 Dari model rangkaian di atas dapat pula diketahui hubungan perjumlahan vektor: V2 E+ QR, + TX, E)=V) + 2,R; + 15x, 2, Ny a hingga: B, = a(I,2, + 1,R, + 1;X,) HOM a . Karena; z= g?+ 2 atau r= ar} By maka: E, = a?tjZ, + a7ZjR, + a?Zjx, fan atrjz, + atx; Brag, + + 4 132, + atayR, + atzyx, + 1,R, + 1X, 6 ZUWAL, DASAR TENAGA LISTRIK Persamaan terakhir mengandung pengertian bahwa apabila parameter rang kaian sekunder dinyatakan dalam harga rangkaian primer, harganya perlu dikalikan dengan faktor a?. Sekarang model rangkaian menjadi sebagai terlihat pada Gb. 11. ge. Untuk memudahkan analisa (perhitungan), model rangkaian tersebut dapat diubah menjadi seperti dapat dilinat pada Gb. 12. EOE YeShe ula #4 te ee pes | cp. 12 Vektor diagram rangkaian di atas untuk beban dengan faktor kerja ter~ belakang dapat dilukiskan sebagai pada Gb. 13. MENENTUKAN. PARAMETER Parameter. transformator yang terdapat pada model rangkaian (xangkaian ekivalen) Ry, Xy, Roy, dan Xgy, dapat ditentukan besarnya dengan dua macam pengukuran (test) berikut: 1. Pengukuran beban nol Dalam keadaan tanpa beban bila kumparan primer dihubungkan dengan sur- ber tegangan V,, seperti telah diterangkan terdahulu maka hanya T, yang mengalir. Dari pengukuran daya yang nlasuk (P,), arus I, dan tegangan V, akan aiperoleh harga: Dengan demikian dari pengukuran beban cb. 14 nol dapat diketahui harga R, dan X,- 2. Pengukuran hubungan singkat Hubungan singkat berarti impedansi beban Z, diperkecil menjadi nol, sehingga hanya impedansi Z,, = Ru + iXm yang membatasi arus. Karena harga Ry dan Xg ini relatip kecil, harus dijaga agar tegangan yang masuk (V, ,) cukup kecil sehingga arus yang dihasilkan tidak melebihi arus’ nominal. Harga Ip akan relatip kecil bila dibandingkan dengan arus nominal, sehingga pada pengukuran ini dapat diabaikan. Dengan mengukur tegangan V,.,., arus Iy,g, dan daya Py, ,, akan dapat dihitung paranetes ATR fy cb. 15 SISTEM PER UNIT Menyatakan besar rugi reaktansi suatu mesin listrik dengan besaran tertentu, misalnya sekian Volt, tidak dapat memberikan gambaran jelas tentang besarnya rugi reaktansi tersebut. Tetapi dengan menyatakan rugi reaktansi mesin tersebut misalnya 0,08 sistem per unit, berarti rugi reaktansi adalah 8 prosen harga tegangan nominal mesin, dan dengan demikian diperoleh gambaran yang lebih jelas. Di samping itu pada persoalan sistem kerja yang kompleks, dimana banyak dipérgunakan trafo dengan tingkat harga tegangan berbeda-beda, sistem per unit divasakan sekali manfaatnya. arga pou = Raza ashi harga P-4 © harga pangkal Biasanya tegangan dan arus dipilih sebagai dua harga pangkal, dimana harga pangkal lainnya dapat dinyatakan dengan kedua harga tersebut. P oanatat «2 panorat SAY VA reser Y panstan 7 pangnat 8 ZUWAL, DASAR TENAGA LasTREK Y panaiat R onatot 7 Xpangeet S88 Z sangha 1 atau ¥ 5 anges + B ponent renokal * ‘Tahap penggunaan sistem per-unit adalah: 1. Kita pilin dua harga sebagai haraa pangkal, biasanya harga tegangan dan arus. 2. Kita ubah semua harga asli menjadi harga per unit. 3. Kita gunakan di dalam menyelesaikan persoalan, harga per-unit sebagai besaran biasa. 4. Kita wbah kembali hasil akhir perhitungan harga sistem per-unit men- jadi havga aslinya, dengan mengingat bahwa: harga asii = (harga per unit) * (harga pangkal). contoh ‘Transformator 1000 kVA dengan tegangan nominal 2.400 volt, mempunyai Zu = 0,708 + 3 0,92 ohm. Hitunglah ekivalen impedansi per unit, serta tegangan ekivalen TZ Pemecahan: Vania = 2400-9 va 200.000 _ 4, Semis" Tog ad00 ATA Vous 9400 2 sanohat Gey 7 97/55 ohm 2, 0,708 + 50,92 ‘ a 2 y Teg EO? = 0,012 + s0,026 Harga setengah arus nominal: IZ), = 0,5(0,0123 + j0,016) = 0,00615 + 40,008 P= 0,0101 pu. Jadi, tegangan 12 dalam volt = 0,0101 * 2.400 = 24,24 volt. PENGATURAN TEGANGAN Pengaturan tegangan suatu transformator ialah, perubahan tegangan sekunder antara beban nol dan beban penuh pada suatu faktor kerja tertentu, dengan tegangan primer konstan. tv Ya canes nema Pengaturan 2 Bevan penn Dengan mengingat model rangkaian yang telah ada (dalam hal ini harga sekunder ditransformasikan ke harga primer): Ge. 16 2 carpe papas 7 2 V2 nanan pars Pengaturan = ——>Sstet beet ___?_beten pees 2 beban penuh Dari rangkaian ai atas ternyata: 82 cmon Ya harga tegangan nominal (dalam hal ini tegangan nominal primer) . Vv, - 2 V, (nominal) Sy tnoninaly 292 paban pan Pengaturan = contoh Pengukuran hubungan singkat transformator fasa tunggal 15 kVA yang mem- punyai perbandingan tegangan 2400 V/240 V, £ = 50 c/s; menghasilkan data pengukuran sebagai berikut: arus hubungan singkat 1, , = 6,25 8 tegangan yang dipasang vy, , = 131 V daya masuk Py, = 214 W. Hitunglah prosentasi pengaturan untuk beban dengan cos $ = 0,8 terbe~ lakang. Pemecaha: Faktor kerja pada keadaan hubungan singkat = 214 ‘ 52 = sar Serge = 0/262 tertinggal = 74°52 . Mus aor fge hee | 13h . Seo 2, 0 So eee - 20,96 (74°52'ohm 20,90 x cos 74°52'= 5,49 ohm . 20,90 x sin 74°52" = 19,97 ohm sehingga: V, = 2400(0,8 + 3 0,6) + 6,25(5,49 + 5 19,97) = 1920 +'j 1440 + 34,3 + 3 124,8 = 19584,3 + 5 1564.8, = 2502,2 volt = 2502,2 = 2400 Jadi, * pengaturan = 2502;2-— x Loos = 4,268 10 cuwaL, DASAR TENAGA LISTAIK Pemecahan dengan sistem per unit (p.u) Ys can = 2400-9 Ty pangkal 2400 6.25 1 k ste gga’ raktor Ker}a pada Keadaan hubungan singkat = ;>#24—= «0,261 tertinggal 74°52". 31 Int v = 2 = 00546 voit pau. 0,0546 /o® = SO - o,0546 4°52! ohn peas “1,0 fa?s2t R,, = 0/0546 * cos 74°52" = 0,01425 ohm p.u. x 0,0546 x sin 74°52" = 0,0506 ohm p.u. hingga: V, = 1,0 (0,8 + 30,6) + 1,0 (0,01425 + 50,0506) = 0,81425 + 40,6506 = 1,0426 volt p.u. 210426 x 100 = 4,268 Jadi, * pengaturan = KERJA PARAREL Pertambahan beban pada suatu saat menghendaki adanya kerja paralel di antara transformator. Tujuan utama kerja paralel ialah agar beban yang dipikul sebanding dengan kemampuan kVA masing-masing transformator, hingga tidak terjadi penbebanan lebih dan pemanasan lebih. cb. 17 Untuk maksud di atas diperlukan beberapa syarat: 1, Perbandingan tegangan harus sama ~ Jika perbandingan tegangan tidak sama, maka tegangan induksi pada kun~ Paran sekunder masing-masing transformator tidak sama. Perbedaan ini menyebabkan terjadinya arus pusar pada kumparan sekunder ketika trans~ formator dibebani. Arus ini menimbulkan panas pada kumparan sekunder tersebut. 2. Polaritas transforsator harus sana ‘TRANSFORNATOR a 3. Tegangan impedansi pada keadaan beban penuh harus sama Dari persamaan rangkaian ekivalen yang lalu diketahui: +L v= 22 y Dua transformator yang diparalelkan dapat digambarkan sebagai berikut: I, total = 1,, + ty, karena an v= 12, +h maka untuk keadaan beban penuh: My V3 = TanZia = TapZie Persamaan di atas mengandung arti, agar kedua transformator membagi beban sesu- ai dengan kemampuan kVA-nya, sehingga ce. 18 ‘tegangan impedansi pada keadaan beban penuh kedua transformator tersebut harus sama (I), % Zyp + Tyg * 2,5) + Dengan demikian dapat juga dikatakan bahwa kedua transformator tersebut mempunyai impedansi per unit (p.u) yang sama. 4. Perbandingan reaktansi terhadap tahanan sebaiknya sama Apabila perbandingan R/x sama, kedua transformator tersebut akan beker- ja pada faktor kerja yang sama. contoh Dua transformator 3 fasa yang mempunyai perbandingan tegangan yang sama bexerja secara paralel dan menyalurkan beban total 800 kW pada cos ¢ = 0,8 terbelakang. Kemampuan transformator tersebut adalah: Transformator Kemampuan tahanan p.u. veaktansi p.u. a 400 kVA 0,02 0,04 B 600 kVa 0,01, 0,05 ‘Tentukan daya keluar dan faktor kerja masing-masing transformator ter- sebut. Pemecahan: KVR gugar Giambi = 1000 kVA: 4» 2000 _ - x 2000. R, = 0,02 x 2908 = 0,05 x, = 0,04 x 2008 = on 2000 . 2000 - x 1000 = 0,0167 x 2000. 0, R, = 0,01 = 2888 x, = 0,05 x 285 = 0,0833 Bila cos $ = 0,8 terbelakang dan daya (P) = 800 KW. Maka S(KVA) = 800 ~ 3600 5, = 800 - 3600 2b aed 2 0,05 + 30,1 + 0,0167 + 30,0833 = p00 = 0,05 + 3 02 800 ~ 3600 orer7 + 51,835 414 - 33 392 s- 386 - 3208 12 2UHAL, DASAR TENAGA LISTRIK 414 kW, S 386 kW, S 570 kVA, cos ¢ = 0,726 terbelakang 440 KVA, cos $ = 0,876 terbelakang Transformator A Transformator 8 RUGI DAN EFISIENS! fusions Fg Tent t Feiner” -—*] Stony F—*] sera cant | fess an coy eir cb. 19 1. Rugi tembaga (P_,) Rugi yang disebabkan arus beban mengalir pada kawat tembaga, 2 Pair Karena arus beban berubah-ubah, rugi tembaga juga tidak Konstan tergan- tung pada’ beban. 2. Rugi besi (P,) Rugi besi terdifi atas: 1) Rugi histezesis, yaitu rugi yang disebabkan fluks bolak-balik pada inti besi. 16 P, = K,£ Bale wate K, = konstanta B. fluks maximum (weber). 2) ust ‘arse edgy’, yatta ugh yang disebabkan arus posar pada best Re Peek, fat, Jadi, rugi besi (rugi inti) Py P 3. Bfisiensi ny = Saya keluar _ daya keluar 1 Ezegi daya masuk “ daya keluar += ogi” } daya masuk @imana Exusi = Py + Py 4, Perubahan efisiensi terhadap beban V, cos ¢ cos +1, RR, ‘TRANSFORNATOR 13 agar n maksimum, maka : Untuk beban tertentu, efisiensi maximum terjadi ketika rugi rugi inti. 5. Perubahan_efisiensi terhadap faktor kerja (cos $) beban Vp I, cos # +E rugi = rusi/v, r, ~ cos OFS ragiv, Ty bila E rugi/v, 1, = X = konstan, maka n = 1 ~ X/cos $ 1 + x/cos 6 Hubungan antara efisiensi dengan beban pada cos $ yang berbeda-beda dapat dilihat pada Gb. 20. nel- et L ont NT ool a 80 Gs UO 1 1p Toen ce. 20 TRANSFORMATOR TIGA FASA ‘Transformator tiga fasa digunakan karena pertimbangan ekonomi. @ « 2 24° couaL, DaSAR TENAGA LISTAIK Dari pembahasan berikut ini akan terlihat bahwa pemakaian inti besi pada transformator tiga’ fasa akan jauh lebih sedikit dibandingkan dengan pemakaian tiga buah transformator fasa tunggal. Gb. 21a di atas menunjukkan tiga buah transformator fasa tunggal tipe cangkang yang disusun ke atas, sedangkan gambar 21b menunjukkan hubung- an vektornya. Pada bidanc a bcd Gb. 2la hanya diperlukan mengalir fluks sebesar: rT Gan dari gambar vektornya (Gb, 218) diketahui bahva kebesaran vektor tersebut adalah sebesar: a 2s Apabila digunakan transformator fasa tunggal, pada bagian tersebut akan mengalir fluks sebesar 44, dan + 4,, atau sebesar ¢,. Demikian juga halnya untuk bidang nm gr. Jadi pemakaian inti besi jelas menunjukkan penghematan pada transforma- tor tiga fasa. Penghematan tersebut akan lebih terasa lagi bila kini kita mengubah polaritas transformator sedemikian rupa hingga arah ke atas. Dengan arah $, ke atas fluks yang mengalir pada bidang a bic & menjadi: ® fa te 272 dan besaran vektor ini hanya sebesar: dx Z% oy (Gb. 21y) Ditambah lagi dengan sistem pendingin yang maju, transformator tiga fasa menjadi lebih ekonomis. HUBUNGAN DELTA ‘Yegangan transformator tiga fasa dengan kumparan yang dihubungkan seca~ ra delta, yaitu V,,, V,, dan V., dan masing-masing berbeda fasa 120°. “as * ac * Yea = 0 Untuk beban yang seimbang: th" Tas 7 Toa Ta = Tee 7 Tap Gb. 22 ‘TRANSFORMATOR as Dari vektor diagram (Gb. 22b) diketahui bahwa arus I, (arus jala~jala) adalah V3 « Iy3 (arus fasa). Tegangan jala-jala dalam hubungan delta sama dengan tegangan fasa-nya. V.A. bubungan delta = VT, Ly, -30 Bove = viv,h HUBUNGAN BINTANG Arus transformator tiga fasa dengan kumparan yang dihubungkan secara bintang yaitu, I, Ip dan Ig, masing-masing berbeda fasa 120°. Untuk heban yang seimban ty 7s tg tig =O Yuan * Yaw * Mua * Yaw 7 “ec = Yau ~ Yew Ven = Yew ~ Yaw (a) cb. 23 Dari Gb. 23 (a) dan (b) diketahui bahwa untuk hubungan bintang berlaku hubungan: Vj, = V3 Vy, atau v= V3 v, jalu Ter, Jadi, V.A hubungan bintang = 3v, OTOTRANSFORMATOR Suatu transformator fasa tunggal dengan perbandingan lilitan 3: 1 (ab : cd) pada Gb. 24a akan menjadi suatu ototransformator apabila se~ bagian kumparan primer merupakan bagian dari kumparan sekundernya (Gb. 24b) . Dengan mengabaikan rugi impedansi berlaku hubungan: Vay TVS Vy 16 ZOHAL, OASAR TENAGA LusTarK Tye 31, 100 A dan Ty, = 300 A. Untuk ototransformator diperoleh TL, 7 Tyg 7 Tap 7 300 A - 100 A = 200 A. —J L_. sop fm Gb. 24 Pada ototransformator terlihat bahwa arus di bagian kumparan ef ada~ lah Ig¢ = 300 A - 100 A, sedangkan pada transformator fasa tunggal biasa keseluruhan arus yang mengalir pada bagian tersebut (kumparan primer dan sekunder) adalah 100 A + 300 A = 400 A. Dengan demikian terdapat penghematan tembaga pada ototransformator karena berkurangnya arus yang mengalir pada bagian kumparan ef dari 400 A menjadi 200 A saja. Meskipun demikian otctransformator mempunyai juga kelemahan karena adanya hubungan konduktip antara kumparan tegang- an tinggi dan tegangan rendah, sehingga suatu kesalahan meletakkan tegangan tinggi menjadi tegangan rendah dapat mengakibatkan kerusakan. TRANSFORMATOR ARUS ‘Transformator arus Gigunakan untuk mengukur arus beban suatu rangkaian- Dengan menggunakan transformator arus maka arus beban yang besar dapat diukur hanya dengan menggunakan alat ukur (ammeter) yang tidak terlalu besar. Gb. 25 yy Dengan mengetahui perbandingan transformasi ¢* dan pembacaan anmeter 2 (1,), arus beban T, dapat dihitung. Bila transformator dianggap ideal maka arus beban: Ny xt, a 2 Ny “TRANSFORMATOR wv Untuk menjaga agar fluks (¢) tetap tidak berubah, maka perlu diperhati- kan agar rangkaian sekunder selalu tertutup. Dalam keadaan rangkaian sekunder terbuka ggm N, I, akan sama dengan nol (karena I, = 0) sedangkan ggm N, I, tetap ada, sehingga fluks normal (¢) akan terganggu. a TRANSFORMATOR TEGANGAN ‘Transformator tegangan digunakan untuk mengukur tegangan. Dengan menge~ tahui N, dan Nj, membaca tegangan V,, serta menganggap transformator ideal maka tegangan V, adalah: Pentanahan rangkaian sekunder diperlukan untuk mencegah adanya beda potensial yang besar antara kumparan primer dan sekunder (antara titik a dan b) pada saat isolasi kumparan primer rusak. He 18 2UWAL, DASAR TENAGA LISTRIK RALAT hateran 16 » 2 2 baste veraknie a dort awa evan oe tertutio sohamvonya enue He ae ae" a” & aah, ener. bt mana 2's np merupaean “Elue- ‘Aloka yang borubah -ubah terhadap wakes. Energi listrik yang dives ‘ikan oleh suber akan digunaban (leh sata benerta belitaneye wre ok nenghasiiean medan august Deroleh akan tersinpan dalan = fan nagnit yang cleinbalxen yet t at et Tae tad E rast yo Eat Vib 3, oe. 04 Vans oe Tee - (eerpanjangan gars Dt menotong Tingeagen a eles ©) banding dengan kwadzat dari= peda arus, lsh Harana sta pada Gagram Lingkeran provers! setiay ‘tik pada garters eoraehie oe. 67 (yang sebetah kanan) wna (pada koverangan ) oo.78 - © ava 2 ates Hey to? BC, terdanats dart ry) 2 (1, tordamane 90° eet nt 8 bavah sapere page co, 98. (eda saa) Anduxede mens eign aa) ar Wa Yao Viki Vg ay et Vilas Vi, geome (Gada ujung garie datas asto- by (2, tenaanaty dart 2) AL cr, coxsanana 90° cart 2) peony (ettax ate)

You might also like