You are on page 1of 6
PERINTISAN UNIT PRODUKSI SERBUK ZAT WARNA ALAMI UNTUK MAKANAN Edia Rahayuningsih*, Tri Joko Raharjo, dan Shinta Pertivi. “Jurusan Taknik Kimia, Fokultes Teknik, Universites Gadjan Mada. Ji Grafika 2 Kampus UGM, Yogyakarta 5281 ecia_rahayu@chemeng.ugm.ac.id Abstract The final goal of this research umbrella was the construction of production unit of natural dye for food on an economical scale and a simple process which is appropriate for the small and mecium industries. The specific purpose of the first yeer research was to obtain raw materials and an optimum condition of natural dye extraction. The extraction of flavonoid from Rose was carried cut by varying the citric acid cancentratian in water solution, citrict acid adding mathad, and extraction temperature. Meanwhile the extraction of chlorophyl trom Suji leaves were conducted dy varying the solvent, collokl sedimentation method, the ratio of leaves waightand solvent volume, as well as the temperature. Powder productions irom ine extracts were done by spray dryer and tray dryer. with the variation of termparature, oH, and the number ef filler. Addition of Citric ecid to the Rose's ‘trate, up 10 DH = 3.5, wil give a good results filtrate colour, The optimum ratio of the solvent volume to the weight of Sujileef is 200:20. Aceion isa good solvent from the Sujileaf compared to other solvent: they are water. alkhohol, and isooropy! ether. The addition of dexirin as a filler can help dissolving natural dyes which are non-polar in weter. Adcition of dextrin (o the extract, the resultof powder will stable. Based on economic analysis, a Rose is uneconomical as 2 natural dye source. The spray dlyer produce very good powder. Sujileefs very prospective as raw material naturaldyes. Katakunei: Dryer, Extraction, Natural dye ponder, Rose flower, Suji leaves. powarna sintotis yang seharusnya untuk tokstil digunakan untuk produk makanan dan minuman. Hal ini sangat berbehaye bagi Kesehatan manusia. Beterapa zat warna yang terdapat dalam 4, PENDAHULUAN Penggunaan zat pewarna sintetis dalam banan makanan dapat memberikan efek negatit bagi kesehaten konsumen. The Brezilian Journal of Biology edisi Februari 2007 menyataken bahwe tatrezine, zat pewarna makanan sintetis untuk warra kuning, dapat menyebebkan alergi seperti asme dan gatal- gata. Agan standard makanan inggris (Food Standerds Agency), pada tahun 2003, mempublkasixan bahwe pewama makanan sintetis meningkakan agresiviias anac-anek Pewarnaan terhadap makanan merupekan budaya ci Indonesia, nal ini ba dikenall pada sedagian bosar mekanan tradigional dan makanan_ringan anak-anak ci_ Indonesia. Sampai saat ini kesadaren produsen dan konsumen. makanen ternadap penggunaan pewama makanan yang eman dan sehat masih rendan. Hal ini disebabkan Karena pewarna alemi untuk mekanan berharga relatfmehal dan tidak mudah diperoleh, selain itu undang undang penggunaan zat pewarna belum iterapkan secara tegas di Indonesia. Oleh karena itulah terdapat kecenderungan ferjadinya penyalahgunaan pamakaian zat tumbuhan yang dapat digunakan’ sebagai pewerne makanan adalah flavonoid, bela karoten, dan Klorofi. Produksi favoncid, beta karoten, dan Klorofl sebagai zat_pewarna makanan alami merupakan lindakan praventif tethadap efek negatif dari zat pewarna mekanen sintatis. Selain ity, sfat anticksidan yang dinilixi flavonoid dan beta karoten bermanfaat bagi tubuh, Penggunaan zat pewama alam! dapat bersaing dengan zat pewama sintotisjixe mudeh didapatkan, tersegla dengan kepasitas cukup dan kortinyu, berharga murah, seria. prakts dalam penggunannya. Untuk itu produksi zat pewara lami sangat dibutuhkan di Indonesia Selain itu permintaan pasar terhadap zat pewarna elemi untuk pewama mekanan di dunia sengat tinggi. Dengan demikian Indonesia memilki peluang sebagai pemasck zat waina alami tersebut karena bahan baku tersedia dengan sangat melimpan. Produksi zat warna alami untuk pewarna makanan di Indonesia Jurtal imu Pengetanuan dan Teknologi Tepat Guna | Universitas Gacjah Mada 105 memiliki banyak manfaat, yaitu dapat meneken penggunaan zat warna sinletis, sebagai sumber devisa negara, dan dapat membangun kembali kelayaan indonesia sebagai penghasilzatwarna alami cebageimena waktu yang lampau. Tujuan akhir dani payung penelitian ini adeleh terbangunnya unit produksi zat pewarna maxanan alami yang dapat memproduksi zat pewarna makanan alami yeng tersedia dengan kapasitas cukup dan kontinyu, berharga muran, seria prakts delam penggunasnnys. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah: 1) Mendapatken behan baku zat pewarna makanan alemi yang dapat memenuhi kntena sebagai bahan baku zat wama alami, 2). Mendapatkan kondisi operasi optimum pemungutan zat warna alami, den 3). Mendapatkan kondisi optimum proses pembuatenserbuk. Jenis zat warna alami yang sering digunakan untuk pewama makanan antara lain, karotenoid (warna jingga dan Kuning), tavonod (werne merah), kurkurin (warma kuning),biksin, karamel (wama coklat), thanium oksida (wara uth), cochineel, kermin (wama moran) dan asemkerminat. Pada prinsipnya semua bagian tanaman sepert kayu, Kult Kavu, ranting, daun, akar, unga, bij, atau goteh ‘mongandung pigmen alam yang dengan proses pengolahan tertentu faken diveroleh zat pewarna makanan elem Filosofi dari penggunaan zat warne alami adalah memenfeatken bahan deri alem yang merpunyai nilai sosial dan ekonomi rendan, sehingge eksistensi zal wama alemi sebega substitusi pewama sintetis dapat meningkatkan nilai tembeh bahan tersebut. Selain itu penggunaan behan daku tersabut tidak menggenggu lingsungan dan ketersediaennye harus terus menerus seria dalam jumiah yang cukup banyak. Labu kuning, bunga Keri bbunga Mawar, dan daun Sujimemenuhi kriteria in, 2 ~“f B Za Quang S97 ha lle | Ss i. Gember 1. Struktur umum flavonoia OR Oy ember 2. Strultur barbagai kolompok senyawva flavonoid, Zat wama alami berbasis favonod akan emi fungsi gande yakni sebagel pewama makanan dan juga sebagai antioksidan'” Wama merah pada mehkota bunga mawar mengandung pigmen antosianin yang tergolong senyawa flavonoid. Zat wernainibanyak diisolasi Untuk digunakan dalam beberapa bahan olahan, makanen maupun minuman "©. Pada kondisi eam antosianin akan lebih stabil ditandingkan dengan pade kondisi Dasaalaunetral Berdaserken hesil panelitian Saat dapat diketahuljenis kandungan pigmen dalam beberapa bunga, dan dinyataken pada Tabel 1 Hasil penelitian Saati” menunjukkan nilai pH untuk Mewar sekitar 1,48. Nilai pH pigmen ini sangat mempengaruhi stabilitas pigmen selama penyimpenanipasca panen maupun dalem proses pengolahannya, Hal tersebut

You might also like