You are on page 1of 12

KEMUNGKINAN PEMANFAATAN LEMPUNG SEBAGAI BAHAN

KERAMIK DI WILAYAH PT. BUKIT ASAM TANJUNG ENIM,


KABUPATEN MUARA ENIM, PROVINSI SUMATRA SELATAN
Oleh :
Ratih Sukmawardany S.
Subdit Non Logam

ABSTRACT
Exploration area is located subdistricts of Muara Enim Kota, Lawang Kidul, Tanjungagung,
Gunungmegang, Rambang Dangka, Rambang Lubay, Muara Enim District, South Sumatera Province.
The exploration area, geographicaly situated in the 30 25’ 00’’ – 30 55’ 00’’ south latitude, and 1030 40’
00’’ – 1040 00’ 00’’ east longitude.
Most of the rest of the explorated areas is dominated by Alluvium (Qa), which is consisting of
sandstone, silt, and clay. Young vulcanoes unit (Qhv) composed by pyroclastic breccia, lava deposits, and
andesitic tuffaceous. Andesit unit composed by andesitic igneous rock dyke shape. Kasai Formation (QTk)
composed by tuff, tuff sandstone, tuffaceous sandstone with pumice. Muara Enim Formation (Tmpm)
composed by clay, silt and tuffaceous sandstone. Airbenakat Formation composed by inter lamination of
clay, silt and shale generally limestoneous and carbonaceous. Talang Akar Formation composed by very
coarse to fine sandstone, silt and clay limestone and shale.
Structural geology of in the exploration area are faults, anticlines, sinclines, and joints.
Structural condition founded unclear anymore cause the lithology are weathered.
The exploration area of Tanjung Enim is composed of much kind of rocks, as sediment igneous
rock, volcanic products and alluvium. In this area beside clay also found sand quartz, bentonite and
feldspar.
Infered resources of clay deposit in PT. Bukit Asam area is about of 73.500.000 m3. Clay
deposits probably can usage for raw ceramic material.
According to geology of resources calculation; invered resources of clay mineral is about of
19.608,247 m3, bentonite about of 168,125 m3, feldspar about of 4.500 m3 and hypotetic resources of
quartz sand about of 770.000 m3

SARI
Daerah penyelidikan dan inventarisasi terletak di wilayah Kabupaten Muara Enim, meliputi
Kecamatan, Muara Enim Kota, Lawang Kidul, Tanjungagung, Gunung Megang, Rambang Dangka, dan
Rambang Lubay, Provinsi Sumatera Selatan. Sedangkan secara geografis daerah penyelidikan terletak
antara 3o25’00” – 3o55’00” Lintang Selatan dan 103o40’00” – 104o00’00” Bujur Timur.
Daerah penyelidikan tersusun atas Aluvium (Qa), terdiri dari pasir, lanau, dan lempung. Satuan
Gunungapi Muda (Qhv) terdiri dari breksi gunungapi, lava, dan tufa yang bersifat andesit. Andesit
(Qpva), berupa batuan beku yang bersifat andesit, berupa retas. Formasi Kasai (QTk), terdiri dari tufa,
tufa pasiran dan batupasir tufaan yang mengandung batuapung. Formasi Muaraenim (Tmpm), terdiri
dari batulempung, batulanau dan batupasirtufaan. Formasi Airbenakat (Tma), terdiri dari perselingan
batulempung dengan batulanau dan serpih, pada umumnya gampingan dan karbonan. Formasi
Talangakar (Tomt), terdiri dari batupasir sangat kasar sampai halus, batulanau dan batulempung
gampingan serta serpih.

Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral (DIM) TA. 2002 2 -1


Struktur yang mempengaruhi daerah petelitian adalah sesar, antiklin, sinklin dan kekar. Kondisi
struktur di lapangan tidak dapat di jumpai dengan jelas karena kondisi litologi suidah banyak mengalami
pelapukan.
Daerah penyelidikan di Tanjung Enim dan sekitarnya, Kabupaten Muara Enim, Provinsi
Sumatera Selatan secara geologi disusun oleh berbagai macam batuan dari sedimen, beku hingga produk
atau hasil gunung api dan aluvium. Dalam hal ini, di daerah penyelidikan selain bahan galian lempung
juga dijumpai keterdapatan pasir kuarsa bentonit dan felspar.
Endapan lempung di wilayah PT. Bukit Asam cukup besar, yaitu sekitar 73.500.000 m3 sebagai
interburden penambangan batubara. Sumber daya lempung ini diperkirakan dapat dimanfaatkan sebagai
bahan keramik.
Sumber daya terhitung merupakan sumber daya tereka. Total sumber daya endapan bahan
galian lempung di daerah penyelidikan sekitar 19.608,247 m3. Total jumlah sumber daya endapan bahan
galian bentonit sekitar 168,125 m3. Total sumber daya endapan felspar sekitar 4.500 m3 dan pasir kuarsa
sekitar 770.000 m3.

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penggunaan keramik dalam industri 3o55’00” Lintang Selatan dan 103o40’00” –
perumahan akan terus meningkat dengan lajunya 104o00’00” Bujur Timur dengan luas wilayah
pertumbuhan penduduk. Dengan sumber lebih kurang 1.685 km2.
daya/cadangan bahan baku keramik yang
terbatas masih perlunya mencari daerah lain
untuk dieksplorasi. 2. KEADAAN GEOLOGI
Dijumpainya lempung sebagai
interburden dalam kegiatan penambangan 2.1 Geologi Regional
batubara dalam konsesi PT Bukit Asam, sebagai 2.1.1 Tatanan Tektonik
buangan tambang (tailing) sangat menarik untuk Daerah penyelidikan merupakan bagian
dieksplorasi dan diuji coba sebagai bahan baku dari Cekungan Palembang, yang terletak di tepi
keramik. barat bagian selatan. Cekungan Palembang
terbentuk dalam daur susut laut pada zaman
1.2 Maksud dan Tujuan Tersier. Tobler, 1906 yang pertama kali
Diharapkan dari eksplorasi ini dapat menyusun stratigrafi daerah ini, membagi
diketahui potensi bahan galian industri di daerah Cekungan Palembang menjadi 3 formasi
Konsesi PT Bukit Asam khususnya dan Palembang Bawah, Formasi Palembang Tengah
Kabupaten Muara Enim umumnya, terutama dan Formasi Palembang Atas.
kemungkinan penggunaan lempung sebagai
bahan baku keramik. Dengan tujuan dapat 2.1.2 Stratigrafi Regional
dijadikan sebagai bahan masukan dalam rangka Susunan stratigrafi daerah penyelidikan
pengembangan perekonomian daerah, dari batuan yang tua ke batuan yang lebih muda
khususnya dalam bidang industri pertambangan dapat diuraikan, sebagai berikut :
guna meningkatkan pendapatan asli di daerah.
Formasi Air Benakat (Tmab).
1.3 Lokasi Daerah Penyelidikam Formasi ini merupakan satuan batuan
Daerah penyelidikan terletak di yang tertua di daerah penyelidikan, berumur
wilayah Kabupaten Muara Enim, meliputi Miosen Tengah sampai Miosen Akhir . Formasi
Kecamatan, Muara Enim Kota, Lawang Kidul, Air Benakat ( Spruyt, 1956) adalah nama lain
Tanjungagung, Gunung Megang, Rambang dari Formasi Palembang Bawah. Penyebaran
Dangka, dan Rambang Lubay, Provinsi satuan ini tidk luas, terdapat di sungai Kiahaan,
Sumatera Selatan. Sedangkan secara geografis Sungai Liling dan sungai Lengi singkapan yang
daerah penyelidikan terletak antara 3o25’00” – jelas sukar ditemukan. Batuannya mengalami

Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral (DIM) TA. 2002 2 -2


pelapukan yang sangat kuat, sehingga sudah dimaaatkan untuk kebun, peladangan dan
dilapangan mengalami kesukaran dalam pemukiman. Satuan ini terdiri dari kerakal pasir
membedakan dengan Formasi lainnya untuk dan lempung berumur Resen.
membedakan dengan Formasi lain ialah adanya Andesit (Qpva). Batuan ini menerobos
sisipan sisipan batuan yang bersifat gampingan batuan Formasi Muaraenim yang mengandung
dalam Formasi Air Benakat ( contoh batupasir batubara (Muaraenim Coal Formation), sehingga
gampingan yang terdapat di Sungai Kiahan dan dapat meningkatkan mutu batubara tersebut.
sungai Selingsing). Singkapannya terdapat di Bukit Asam dan di
Formasi Air Benakat terdiri dari serpih, Bukit Malaluteh sebelah Barat Pulau Panggung.
batulanau, napal , batupasir yang sebahagian Di Bukit Mataluteh andesit tersebut menerobos
bersifat gampingan, serpih berwarna kelabu batuan Formasi Kasai. Kenampakan dilapangan
terang-kehijauan, berlapis baik kadang kadang berupa bongkah (Insitu) berserakan berukuran 3-
bersifat gampingan. . Batulanau dan 4 m . Diduga andesit disini merupakan retas
batulempung merupakan perselingan berwarna (dyke). Batuan andesit berwarna kelabu tua,
kelabu terang-kekuningan, coklat, kuning, pejal, tekstur porfiritik. Komposisi mineralnya,
karbonatan, glaukonitan, gampingan. Batupasir terdiri dari hornblende, piroksin, plagioklas dan
merupakan sisipan berbutir halus, berwarna mineral gelap, lainnya. Batuan terobosan ini
kelabu kehijauan, pemilahan baik, kesarangan berumur Plistosen.
jelek sampai sedang.Komponen terdiri dari Satuan Gunungapi muda (Qhv). Di
kuarsa, felspar, glaukonit dan mika. Fasies daerah penelidikan penyebaran satuan batuan
pengendapan dari Formasi ini ialah litoral. ini hanya sedikit. Terdapat disebelah Timur-
Formasi Muaraenim (Tmpm). Laut Bukit Merdanau, bagian Hulu sungai
Formasi Muara enim (Spruyit,1956) adalah Lengi. Proses pelapukan sangat kuat dan derah
nama lain dari Formasi Palembang Tengah ini menjadi daerah hutan serta semak belukar.
yang berumur Miosen Akhir sampai Pliosen Litologi terdiri dari breksi dan tufa. Breksi
Awal. Formasi ini terletak selaras di atas terutama terdiri dari komponen andesit,
Formasi Air Benakat.Hampir seluruhnya batuapung dan massa dasar tufa pasiran. Tufa
mengalami pelapukan yang sangat kuat. Formasi berwarna kelabu, putih kekuningan dengan
ini mengandung lapisan batubara yang cukup komposisi terdiri mineral gelas, felspar,
tebal (Coal bearing Formation). Formasi ini hornblende dan sebagainya.
terdiri dari batulempung, batulanau dan
batupasir tufaan dengan sisipan batubara. 2.1.3 Struktur Regional
Formasi Kasai (QTk). Satuan ini Lipatan. Secara regional daerah
merupakan endapan gunungapi (vulkanis), fasies penyelidikan terletak dalam cekungan Sumatera
daratan, berumur Pliosen Akhir sampai Selatan .Posisinya terhadap cekungan terletak di
Plistosen Awal. Formasi Kasai menindih selaras tepi barat bagian Selatan yang terendapkan
di atas Formasi Muaraenim. Litologi terdiri dari dalam Zaman Tersier. Penyebaran Formasi
tufa, tufa batuapung dan perselingan antara batuan mengikuti arah jurus perlapisan batuan
batupasir tufaan berbutir halus dan lempung yaitu dengan arah umum Utara Selatan.
tufaan yang mengandung sisa tumbuhan. Lapisannya miring rata rata ke arah Barat
Setempat dijumpai lensa batubara tipis. Tufa sebesar 15o – 20o.
batuapung berwarna kelabu, putih kekuningan, Sesar. Identitas sesar di daerah ini
dengan fragmen batuapung sebesar 3-5 cm. sukar dikenali (diamati), karena pelapukan
Batupasir tufaan dan tufa pasiran, berwarna berlangsung sangat kuat. Tanah penutup tebal.
putih, berbutir halus, dengan komposisi terutama Terdapatnya kelurusan topografi alihan batuan
kuarsa, felspar dan gelas. Kadang kadang (Offset) dan perubahan arah kemiringan lapisan
dijumpai fosil daun (Cast). Penyebaran satuan batuan, maka dapat untuk menduga adanya
ini terdapat di sebelah Barat Sungai Enim. sesar.
Sebagai hasil endapan gunungapi formasi ini
banyak mengandung konsentrasi lempung 2.2 Geologi Daerah Penyelidikan
bentonit dan kaolin, berbentuk lensa. 2.2.1 Morfologi
Aluvium (Qa). Satuan ini terdapat Morfologi daerah telitian merupakan
dipinggir sungai Enim. Penyebarannya tidak suatu daerah dataran bergelombang sedang dan
luas merupakan hasil endapan sungai, yang rendah. Bagian tengah dan utara merupakan

Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral (DIM) TA. 2002 2 -3


daerah dataran bergelombang sedang dan rendah Endapan Bentonit dijumpai pada
yang terdiri dari perkampungan, hutan kayu formasi Muaraenim yang berselingan dengan
kertas, hutan karet, dan kebon sawit. Sebagian endapan lempung.
besar bagian utara ini merupakan hutan kayu Endapan pasir kuarsa di lapangan
kertas, meliputi hampir 60 %, sedangkan untuk dijumpai pada formasi Kasai. Dimana formasi
kebon sawit dan kayu karet 30 % dan 10 % Kasai ini terdiri dari batuan tufa, tufa pasiran,
merupakan pemukiman penduduk. dan batupasir tufaan yang mengandung
Bagian selatan daerah telitian tidak batuapung.
jauh beda dengan bagian utara. Terdiri dari Endapan feldspar dijumpai pada
kebon sawit, hutan kayu kertas, hutan karet, formasi Muaraenim merupakan hasil rombakan
serta pemukiman penduduk. Morfologi bagian dari batuan granit, berwarna coklat kehijauan,
selatan daerah telitian ini juga berupa dataran berukuran pasir halus sampai kasar.
bergelombang sedang dan rendah.
3. HASIL PENYELIDIKAN
2.2.2 Stratigrafi
Stratigrafi daerah telitian mengacu 3.1 Endapan Bahan Galian Hasil
kepada Peta Geologi Lembar Lahat, Sumatera Penyelidikan
Selatan, Skala 1 : 250.000 oleh Pusat Penelitian Daerah penyelidikan di Tanjung Enim
dan Pengembangan Geologi, 1986, Bandung. dan sekitarnya, Kabupaten Muara Enim,
Berdasarkan Peta Geologi Lembar Lahat Provinsi Sumatera Selatan secara geologi
tersebut, daerah penelitian tersusun atas Formasi disusun oleh berbagai macam batuan dari
: sedimen, beku, hingga produk atau hasil
Aluvium (Qa) : terdiri dari pasir, lanau, gunung api dan aluvium. Proses geologi yang
dan lempung. Satuan Gunungapi Muda (Qhv) : berlangsung dengan segala aspek yang
terdiri dari breksi gunungapi, lava dan tufa yang menyertainya memberikan makna bagi
bersifat andesit.Andesit (Qpva) : Batuan beku kehidupan manusia. Dalam hal ini, di daerah
yang bersifat andesit, berupa retas. Formasi penyelidikan selain bahan galian lempung dan
Kasai (QTk) : terdiri dari tufa, tufa pasiran dan pasir kuarsa juga dijumpai keterdapatan bentonit
batupasir tufaan yang mengandung dan felspar.
batuapung.Formasi Muaraenim (Tmpm) : terdiri
dari batulempung, batulanau dan 3.1.1 Lempung
batupasirtufaan, Formasi Airbenakat (Tma) : Endapan bahan galian lempung di
terdiri dari perselingan batulempung dengan daerah penyelidikan terdapat di formasi Muara
batulanau dan serpih, pada umumnya Enim. Formasi Muaraenim terdiri dari
gampingan dan karbonan.Formasi Talangakar batulempung, batubara dan batupasirtufaan
(Tomt) : terdiri dari batupasir sangat kasar dengan sisipan batubara dan berumur Pliosen
sampai halus, batulanau dan batulempung Akhir.
gampingan serta serpih. Endapan bahan galian lempung di
lapangan terdiri dari endapan lempung yang
2.2.3 Struktur berlapis dan masif. Endapan lempung sedimen
Struktur yang terdapat di daerah telitian memperlihatkan adanya perlapisan. Tetapi
adalah struktur sesar, lipatan dan kekar. Struktur karena kondisi di lapangan sudah banyak
lipatan terdiri dari antiklin dan sinklin. Struktur mengalami pelapukan kuat, sehingga tidak
tersebut tidak begitu jelas terlihat di lapangan semua dapat diukur jurus dan kemiringannya.
karena litologi sudah banyak mengalami Dari hasil pengukuran jurus dan kemiringan
pelapukan kuat. dapat terlihat adanya struktur yang bekerja
seperti lipatan dan sesar. Sedangkan lempung
2.3 Indikasi Endapan Bahan Galian hasil dari pelapukan banyak tersingkap dan
Endapan lempung di lapangan terdapat dimanfaatkan oleh penduduk setempat untuk
pada formasi Muaraenim. Formasi Muaraenim bahan pembuatan batu bata dan genteng.
terdiri dari batulempung, batubara dan Bahan galian lempung yang diselidiki
batupasirtufaan dengan sisipan batubara. adalah bahan galian lempung secara umum.
Pada dasarnya lempung umum ini mudah

Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral (DIM) TA. 2002 2 -4


ditemukan dan dalam penggunaannya tidak Kecamatan Muara Enim Kota
memerlukan spesifikasi atas proses laboratorium Endapan bahan galian lempung di desa
yang kaku. Tetapi analisa laboratorium tetap Pasar I Muara Enim, dan desa Ujan Mas Baru
diperlukan untuk mengetahui mutu dari bahan tidak terlihat perlapisannya. Kondisi lempung
galian lempung itu. Sehingga dapat diarahkan tidak begitu jelas tersingkap. Yang tersingkap
penggunaannya. dengan baik dan terbuka terletak di sekitar jalan
Lokasi keterdapatan endapan lempung lintas Sumatera dimana telah dimanfaatkan oleh
di daerah penyelidikan : penduduk setempat sebagai bahan pembuatan
Kecamatan Lawang Kidul batu bata. Selain merupakan pemukiman
Endapan lempung di Desa Darmo penduduk juga terdapat hutan karet, terdapat
sudah dimanfaatkan oleh penduduk setempat wilayah pertamina, dan kebon kelapa sawit.
untuk pembuatan batu bata. Kenampakannya Kecamatan Rambang Dangka
dari warna cukup bervariasi kuning kemerahan, Endapan bahan galian lempung di desa
merah, kuning kecoklatan. Batu bata yang Subanjaruji keadaan tidak cukup bagus dan
dihasilkan cukup bagus. terletak di wilayah hutan kayu kertas, sehingga
Endapan bahan galian lempung di desa tidak tersingkap dengan baik.
Penyandingan Enim sudah dimanfaatkan oleh Guna mengetahui sifat fisik dan kimia
penduduk setempat sebagai bahan pembuatan bahan galian lempung, dalam kaitan dengan
batu bata. Lempung di wilayah PTBA, Air Laya, mutu, spesifikasi dan penggunaannya, telah
desa Lingga endapan lempungnya berlapis, dilakukan pekerjaan analisa keramik untuk satu
berwarna kuning kehijauan, kehitaman. conto lempung yang diambil di desa Darmo,
Ketebalan endapan 3 – 4 meter. Berselang Kecamatan Lawang Kidul. Sedangkan conto
seling antara lempung yang kuning kehijauan, lempung untuk analisa kimia diambil dari desa
kehitaman dan lapisan batubara. Endapan Darmo, desa Tg Raja, wilayah PTBA, Air Laya,
lempung tersingkap dengan jelas karena desa Lingga, Kecamatan Lawang Kidul; desa
merupakan overburden dari lapisan batubara Gunung Megang Dalam, Kecamatan Gunung
yang dieksploitasi oleh PTBA. Megang; desa Ujan Mas Baru, Kecamatan
Endapan bahan galian lempung di Muara Enim Kota; desa Ulak Bandung, desa
Bangko Barat, desa Tg Raja tidak berbeda jauh Subanjaruji, Kecamatan Rambang Dangka .
dengan yang terdapat di Air Laya. Keadaan Berdasarkan hasil analisa kimia
endapan sudah terbuka karena merupakan didapatkan kandungan SiO2 antara 57,50%-
interburden dari lapisan batubara. 68,30%; Al2O3 antara 13,10%-18,60%; Fe2O3
Kecamatan Gunung Megang antara 0,00%-4,31%; Na2O antara 0,38%-
Endapan bahan galian lempung di S. 1,69%; dan K2O antara 0,42%-1,42%. Hasi
Lengi, desa Gunung Megang Dalam, desa Analisa Methyl Blue Test menunjukkan
Gunung Megang Luar, Desa Ujan Mas Baru, kandungan montmorilonit antara 15%-65%.
Desa Ulak Badung, Desa Muara Enim, dan Interpretasi atas hasil analisa kimia dan
A.Lengi, desa Kayuara Sakti mempunyai hasil analisa keramik terhadap conto,
kesamaan dan sudah dimanfaatkan oleh menunjukkan bahwa conto lempung di daerah
penduduk setempat sebagai bahan baku batu telitian secara keseluruhan bermutu cukup baik
bata dan genteng. Hasilnya cukup bagus. dan sudah banyak dimanfaatkan oleh penduduk
Sebaran endapan bahan galiannya cukup luas setempat sebagai bahan pembuatan batu batu
berada pada formasi Muaraenim. Hampir dan genteng.
sebagian besar daerah Kabupaten Muara Enim Ditinjau dari hasil uji penyerapan air
merupakan wilayah hutan karet, hutan kayu dan kuat lentur maka komposisi 1, 2 dan 3 pada
kertas, kebon kelapa sawit dan terdapat pula pembakaran dengan suhu 1050oC dapat
sumur – sumur pertamina. memenuhi persyaratan mutu body earthenware.
Kecamatan Tanjung Agung Sedangkan pada pembakaran dengan suhu
Endapan lempung di desa Seleman 1150oC, komposisi 1 dapat masuk ke dalam
berupa endapan lempung yang massif dan liat. kategori body stoneware I, hanya susut bakarnya
Sudah banyak yang dimanfaatkan oleh terlalu besar (>7%), sehingga perlu penambahan
penduduk setempat sebagai bahan baku bahan lain untuk mengurangi susut.
pembuatan batu bata. Lokasi tidak jauh dari
jalan di sebelah timur dan barat jalan.

Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral (DIM) TA. 2002 2 -5


Sumber daya tereka.bahan galian Raja dan desa Lingga; kawasan Kebon Kelapa
lempung di daerah penyelidikan sekitar Sawit, desa Tanjung Lalang, Kecamatan
153.971.000 m3. Lawang Kidul; Bukit Kancil, desa Muara Gulo
Baru, Kecamatan Gunung Megang; Di desa
3.1. 2 Bentonit Tungkal, Muara Enim Kota. Berdasarkan hasil
Endapan bahan galian bentonit, analiasa kimia pada conto bentonit didapatkan
dijumpai pada formasi Muara Enim dan formasi prosentase senyawa SiO2 antara 55,00%-
Kasai. Formasi Muaraenim.. 73,30%; Al2O3 antara 14,60%-17,40%; Fe2O3
Pada umumnya endapan bahan galian antara 0,64%-3,96%; Na2O3 antara 0,56%-
bentonit di lapangan berasosiasi dengan 2,63%; dan K2O antara 0,58%-1,42%.
lempung. Kenampakan di lapangan kadang tidak Kandungan montmorillonite antara 20%-65%.
begitu jelas karena sudah mengalami pelapukan Daya bleaching bervariasi ada yang dapat
lebih lanjut. Arah sebaran endapan bahan galian digunakan langsung tanpa perlu diaktivasi ada
bentonit hampir berarah barat dan tenggara. yang perlu diaktifasi.
Kecamatan Lawang Kidul Berdasarkan hasil evaluasi daya
Di wilayah PTBA Air Laya, desa Tg bleaching terhadap syarat mutu bentonit untuk
Raja endapan bahan galian bentonit mempunyai penjernih minyak kelapa, bentonit dari daerah
ketebalan sekitar 0,5 meter sampai 2 meter. kawasan kebon kelapa sawit, desa Tanjung
Keadaan endapan bahan galian bentonit Lalang, Kecamatan Lawang Kidul, dapat
di Kawasan Kebun kayu kertas dan kebun digunakan untuk keperluan penjernih minyak
kelapa sawit, desa Tanjung Lalang tersingkap kelapa, dan dapat dikatagorikan masuk mutu I.
0,5 meter dilihat hasil analisanya juga cukup Hasil perhitungan sumber daya tereka endapan
bagus dimana sebelum diaktifkan 93 % dan bentonite sekitar 1.685.000 m3.
setelah diaktifkan 96%, dengan standar bentonit
bleaching (tonsil) 97%. 3.1.3 Pasir Kuarsa
Kecamatan Gunung Megang Endapan pasir kuarsa di lapangan
Endapan bahan galian bentonit di Bukit dijumpai pada formasi Kasai. Dimana formasi
Kancil, desa Muara Gulo Baru dan merupakan Kasai ini terdiri dari batuan tufa, tufa pasiran,
tanah milik Kepala Desa Muara Gulo Baru. dan batupasir tufaan yang mengandung
Keadaan endapan tidak begitu jelas karena batuapung dan berumur Plistosen.
merupakan jalan setapak dan direncanakan Endapan pasir kuarsa yang dijumpai di
untuk pembuatan jalan menembus desa lapangan terdiri dari dua macam, yaitu pasir
seberang. Lokasi ini terletak di sekitar kebun kuarsa yang sudah mengalami transportasi dan
kelapa sawit. Dilihat dari hasil analisa bleaching pasir kuarsa yang masih berupa batuan. Pasir
powder sebelum diaktifkan 73% dan sesuda kuarsa terletak di atas endapan lempung.
diaktifkan 77% dengan standar bentonit Sedangkan yang sudah tertransport diendapkan
bleaching (tonsil) 97%. Ini berarti bahwa pada dasar sungai.
endapan bentonit disini cukup bagus. Pasir kuarsa dapat dimanfaatkan di
Kecamatan Muara Enim Kota berbagai bidang industri, tergantung dari sifat
Endapan bahan galian bentonit di desa fisik dan kimia dari pasir kuarsa itu sendiri,
Tungkal berada di wilayah pertamina. Keadaan seperti untuk industri kaca, pengecoran logam
endapan tersingkap sebagai tebing jalan dan dan bata tahan api, bahan keramik (bahan
tersingkap cukup bagus. Dilihat dari hasil rangka keramik), dan lain-lain.
analisa bleaching powder sebelum diaktifkan Kecamatan Gunung Megang
48% dan setelah diaktifkan 85%. Ini Endapan bahan galian pasir kuarsa di S.
menunjukkan bahwa endapan bahan galian Lengi, desa Gunung Megang Dalam berupa
bentonit dapat digunakan setelah diaktifkan pasir lepas. Yaitu batuan pasir kuarsa yang
sebagai penjernih minyak kelapa sawit. sudah mengalami transportasi ke sungai. Pasir
Guna mengetahui sifat fisik dan kimia kuarsa itu sendiri bersumber dari formasi Kasai
bahan galian bentonit, dalam kaitan denga mutu, di wilayah kebun kelapa sawit yang mengalami
spesifikasi dan penggunaannya, telah dilakukan transportasi ke sungai Lengi.
pekerjaan analisa daya bleaching (“Bleaching Endapan bahan galian pasir kuarsa di
Power”) untuk beberapa conto bentonit yang S. Lekukan, desa Gunung Megang Luar berupa
diambil dari wilayah PTBA, Air Laya, desa Tg

Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral (DIM) TA. 2002 2 -6


paasir kuarsa lepas yang sudah terransport ke dan desa Karangraja, Pasar I Muara Enim,
sungai Lekukan. Kecamatan Muara Enim Kota.
Guna mengetahui mutu dari pasir Pengujian terhadap felspar dilakukan
kuarsa di daerah telitian maka di lakukan analisa dengan analisa kimia, mineral butir, dan analisa
kimia dan analisa butir. Conto pasir kuarsa yan keramik (bakar dan prototype).
dianalisa diambil dari Desa Gunung Megang Berdasarkan hasil analiasa kimia pada
Dalam, Di S. Lekukan, Desa Gunung Megang conto felspar didapatkan prosentase senyawa
Luar, Kecamatan Gunung Megang dan Desa SiO2 antara 68,40%-72,80%; Al2O3 antara
Pasar I Muara Enim, Kecamatan Muara Enim 15,00%-15,10%; Fe2O3 antara 1,04%-1,71%;
Kota. Na2O3 antara 2,06%-2,25%; dan K2O antara
Berdasarkan hasil analiasa kimia pada 1,50%-2,58%. Hasil analisa butir didapatkan
conto pasirkuarsa didapatkan prosentase kandungan felspar antara 87,82%-98,16%.
senyawa SiO2 antara 89,50%-95,00%; Al2O3 Salah satu contoh felspar dicampur
antara 1,50%-15,30%; Fe2O3 antara 0,41%- dengan endapan lempung dan diuji coba
1,08%; Na2O3 antara 0,56%-3,00%; dan K2O prototype benda keramik dan hasilya adalah
antara 0,42%-1,08%. Hasil analisa butir sebagai berikut :
didapatkan kandungan kuarsa antara 72,97%- Dengan komposisi 50 % Felspar + 50 %
96,85%. lempung (I), 40 % Felspar + 60 % Lempung (II)
Sudah dimanfaatkan oleh penduduk dan 30 % Felspar + 70 % Lempung (III).
setempat guna dimanfaatkan sebagai bahan Ditinjau dari hasil uji penyerapan air dan kuat
bangunan. Luas sebaran endapan bahan galian lentur maka komposisi 1, 2 dan 3 pada
pasir kuarsa diperkirakan sekitar 77 ha, jika pembakaran dengan suhu 1050oC dapat
tebal endapan dasar sungai diperkirakan 1 m, memenuhi persyaratan mutu body earthenware.
maka sumber daya hipotetik pasir kuarsa sekitar Sedangkan pada pembakaran dengan suhu
770.000 m3. 1150oC, komposisi 1 dapat masuk ke dalam
kategori body stoneware I, hanya susut bakarnya
3.1.4 Felsdpar terlalu besar (>7%), sehingga perlu penambahan
Endapan felspar di daerah telitian bahan lain untuk mengurangi susut.
terdapat di formasi Muaraenim. Sebaran felspar
berarah barat-timur. Endapan bahan galian 3.2 Pemanfaatan Lempung sebagai bahan
felspar ini terletak di atas endapan lempung keramik
Kecamatan Muara Enim Kota Endapan lempung di daerah telitian
Endapan bahan galian felspar di desa secara megaskopis cukup bervariasi terkandung
Karangraja, Pasar I Muara Enim berupa endapan di dalam formasi Muaraenim.
masif yang diselingi oleh lempung. Letaknya di Endapan lempung di wilayah PTBA
atas endapan lempung, mempunyai ketebalan Di wilayah PT. Bukit Asam, endapan
2,5 meter. Penduduk menggunakannya sebagai lempungnya merupakan endapan buangan dari
alat pencuci gerabah. Dilihat dari hasil analisa penambangan batu bara.
mineral butir kandungan mineral felsparnya Wilayah PT. Bukit Asam yang
98,16% (hasil analisa butir), kandungan (hasil dilakukan penyelikan adalah Air Laya dan
aanalisaa kimia) SiO2 : 68,40%, Fe2O3 : 1,71%; Bangko Barat. Endapan lempung di Air Laya
K2O + Na2O : 4,64%. berwarna kuning kecoklatan, abu-abu hingga
Kecamatan Rambang Dangka kehitaman, masih, berlapis, lunak-keras, ada
Endapan bahan galian felspar di desa yang mempunyai kilap lilin (bentonit), kondisi
Subanjaruji keadaannya tidak jauh berbeda endapan ada yang hancur dan ada yang
dengan endapan felspar di Pasar I Muara Enim, masif,ketebalan cukup bervariasi dari 20cm-4m,
Kecamatan Muara Enim Kota. Hanya hasil dari berada di bawah lapisan A2, berselang seling
analisa mineral butir untuk kandungan mineral dari endapan lempung yang bersifat betonitan,
felspar nya 87,82%, sedangkan berdasarkan berwarna kehitaman, lempung pasiran.
analisa kimia kandungann senyawa SiO2: Sedangkan endapan lempung di Bangko Barat
72,80%, Fe2O3 : 1,04%; K2O + Na2O : 3,75%. endapan lempung berada di atas lapisan batu
Sampel felspar yang diuji berasal dari bara A2, berwarna kuning, abu-abu hingga
desa Subanjaruji, Kecamatan Rambang Dangka, kehitaman, masif, ketebalan 2-4 m. Di dekat
pintu keluar Bangko Barat terdapat penggalian

Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral (DIM) TA. 2002 2 -7


endapan lempung berwarna kuning kecoklatan kemungkinan pengembangan bahan galian di
yang dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan daerah Kabupaten Muara Enim.
batu bata.
Berdasarkan hasil analisa kimia 4. KESIMPULAN DAN SARAN
didapatkan kandunga senyawa senyawa SiO2
antara 58,80%-65,40%; Al2O3 antara 13,10%- 4.1 Kesimpulan:
16,80%; Fe2O3 antara 1,88%-3,40%; Na2O3 - Endapan lempung di daerah penyelidikan
antara 0,75%-1,69%; dan K2O antara 0,58%- cukup melimpah. Terutama yang terdapat
1,42%. Sumber daya tereka endapan lempung di di wilayah PTBA. Endapan lempung yang
wilayah PT.BA Bukit Asam diperkirakan di luar wilayah PTBA juga cukup banyak
sebesar 73.500.000 m3. dan sudah banyak dimanfaatkan oleh
Endapan lempung di luar wilayah penduduk setempat untuk pembuatan
PTBA. Endapan lempung di luar wilayah PT. bahan batu bata dan genteng. Berdasarkan
Bukit Asam berwarna kuning kecoklatan, abu- hasil analisa keramik endapan bahan
abu hingga kehitaman, masih, berlapis, lunak- galian lempung di daerah penyelidikan
keras, ada yang mempunyai kilap lilin umumnya masuk dalam earthenware
(bentonit), kondisi endapan ada yang hancur dan dengan suhu pembakaran 1050o C dan
ada yang masif, ketebalan cukup bervariasi dari komposisi 50 % Felspar dan 50 %
20cm-4m, banyak yang sudah dimanfaatkan lempung pada suhu 115o C masuk kategori
oleh penduduk ssetempat sebagai bahan body stoneware I. Besar sumber daya
pembuatan batu batu dan genteng dan dilihat tereka endapan lempung adalah
dari batu bata dan genteng yang dihasilkan 153.971.000 m3.
cukup bagus. - Endapan bahan galian bentonit terdapat di
Berdasarkan hasil analisa kimia formasi Muaraenim Endapan bentonit
didapatkan kandungan senyawa senyawa SiO2 keterdapatannya cukup banyak. Hanya
antara 57,50%-68,30%; Al2O3 antara 14,40%- tersingkapnya setempat-setempat karena
18,60%; Fe2O3 antara 0,00%-4,31%; Na2O3 rata-rata terdapat di wilayah kebun kelapa
antara 0,38%-0,94%; dan K2O antara 0,42%- sawit dan hutan kayu kertas. Besar sumber
0,83%. Sumber daya tereka endapan lempung di daya endapan bahan galian bentonit tereka
luar wilayah PT. Bukit Asam diperkirakan diperkirakan 1.685.000 m3.
sebesar 80.471.000 m3. - Endapan pasir kuarsa terdapat pada
Dilakukan satu conto analisa keramik formasi Kasai dan jumlahnya tidak begitu
untuk endapan lempung dari Desa Darmo, banyak. Rata-rata pasir kuarsa
Kecamatan Lawang Kidul yang dicampur tertransportaasi ke sungai-sungai. Besaran
dengan endapan felspar. Ditinjau dari hasil uji sumber daya hipotetik yang diperkirakan
penyerapan air dan kuat lentur maka komposisi pasir kuarsa sekitar 770.000 m3. Sudah
1, 2 dan 3 pada pembakaran dengan suhu dimanfaatkan oleh penduduk sebagai
1050oC dapat memenuhi persyaratan mutu body bahan bangunan.
earthenware. Sedangkan pada pembakaran - Endapan feldspar terdapat di formasi
dengan suhu 1150oC, komposisi 1 dapat masuk Muaraenim. Besar sumber daya tereka
ke dalam kategori body stoneware I, hanya susut endapan felspar yang dapat dihitung
bakarnya terlalu besar (>7%), sehingga perlu berdasarkan perhitungan geologi
penambahan bahan lain untuk mengurangi susut. (permukaan) 45.000.000 m3.

4.2 Saran :
Ditinjau dari hasil analisa laboratorium - Endapan lempung yang jumlahnya cukup
dan jumlah sumber daya yang cukup besar besar tersebut sebaiknya dilakukan
tersebut, maka dapat diperkirakan bahwa penyelidikan lebih detail lagi terutama di
endapan lempung yang berada di lokasi PT. wilayah PTBA. Dan untuk penyelidikan
Bukit Asam yang merupakan interburden dari lebih detail tersebut sebaiknya diadakan
penambangan batu bara sangat menarik untuk kerjasama dengan pihak PTBA. Dengan
dieksplorasi lebih lanjut dengan analisa penyelidikan lebih detail tersebut akan
kegunaan yang lebih banyak untuk mengetahui didapat besaran yang lebih akurat lagi.

Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral (DIM) TA. 2002 2 -8


Dan ini akan menarik para investor ke Enim dan Lahat, Provinsi Sumatera
daerah tersebut. Selatan, Direktorat Sumberdaya
- Selain penyelidikan di lapangan yang lebih Mineral, Bandung.
detail lagi juga analisa laboratorium lebih
banyak lagi seperti analisa keramik dan 5. Rapiloos Kasoep, dkk., 1990, Laporan Hasil
analisa XRD. Karena ini sangat penting Penyelidikan Umum Bahan Galian
untuk mengetahui lebih pasti kandungan Industri Di Daerah Sumatera Selatan,
mineral pada bahan galian tersebut dan Direktorat Sumberdaya Mineral,
kualitas dari bahan galian itu sendiri. Bandung.
- Perlu inventarisasi dan evaluasi potensi
bahan galian industri di Kabupaten Muara 6. S. Gafoer T, dkk, 1986, Peta Geologi Lembar
Enim, karena terbatasnya data potensi Lahat, Sumatera Selatan, Pusat
bahan galian industri di Kabupaten Penelitian dan Pengembangan Geologi,
tersebut, dalam rangka pengembangan Bandung.
potensi bahan galian industri dengan
tujuan mendapatkan data p;otensi baru
selain di daerah Tanjung Enim.

DAFTAR PUSTAKA

1. Hadi Purnomo, dkk. 1993, Percontohan


Pemanfaatan Lempung Overburden
Batubara A1 Asal PTBA untuk Bahan
Bangunan, Tanjung Enim, Sumatera
Selatan, Proyek Pengembangan
Teknologi Pengolahan Bahan Galian
Pusat Pengembangan Pertambangan
Teknologi Mineral, Bandung.

2. Supriyono HS, dkk. April 1992, Percontohan


Pemanfaatan Lempung Overburden
Batubara A1 Asal PT Batubara Bukit
Asam Untuk Bahan Bangunan,
Tanjung Enim, Sumatera Selatan,
Proyek Pengembangan Teknologi
Pengolahan Bahan Galian Pusat
Pengembangan Pertambangan
Teknologi Mineral, Bandung.

3. Supriyono HS, dkk., 1991, Pengkajian Mutu


dan Uji Penggunaan Lempung dalam
Skala Laboratorium Asal PT Batubara
Bukit Asam, Tanjung Enim, Kabupaten
Muara Enim, Sumatera Selatan, Proyek
Pengembangan Teknologi Pengolahan
Bahan Galian Pusat Pengembangan
Pertambangan Teknologi Mineral,
Bandung.

4. Zulfikar, dkk. 1990, Laporan Sementara


Penyelidikan Geologi Pendahuluan
Terhadap Batumulia dan bahan Galian
Industri di Daerah Kabupaten Muara

Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral (DIM) TA. 2002 2 -9


Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral (DIM) TA. 2002 2 - 10
Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral (DIM) TA. 2002 2 - 11
Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral (DIM) TA. 2002 2 - 12

You might also like