You are on page 1of 9

Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 6, No.

1, Maret 2011

HUBUNGAN DUKUNGAN KEPALA KELUARGA DENGAN PARTISIPASI KELUARGA


DALAM PROGRAM ELIMINASI (MINUM OBAT) FILARIASIS DI MAJASETRA KABUPATEN
BANDUNG

Nadirawati
STIKES Ahmad Yani Cimahi

ABSTRACT
Based on the data from the years 2000-2009 in West Java, therewere 980 people suffering from
filariasis, and spread over several counties and cities. In Bandung, estimed around 2.7 million till
of the 3.1 million are high risk of filariasis.The purpose of this research was to determine the
relationship support of the family with family participation in the filariasis elimination program
(taking medicine). The design of the study is a quantitative study using cross-sectional approach.
The experiment was conducted from March to April using a questionnaire-shaped instrument.
The sample determined by proportional random sampling technique with sample size were 139
respondents. Analysisof data through twostages of the univariate and bivariate with Chi-Square
(χ2) with95% significance level. Research result revealed the head of a family that supports
elimination program (taking medicine) filariasis, was 61.20%, and that did not support the filariasis
elimination program (taking medicine) was 38.80%, 57.60% participating in the
filariasiselimination program (taking medicine), and42.40% did not participate. There was
correlation between the head of the family with families participation in the filariasis elimination
program (taking medicine), (p-value: 0.000; α). Based on this researchit is suggest to the
community nursesto improve thehealth promotion, counseling on filariasis elimination program,
and motivation so that family can understand and aware the imporbuce of filariasis elimination
program (taking medicine) that will impact on treatment success.

Keywords: Filariasis, Family Support

PENDAHULUAN
Penyakit filariasis limfatik keseluruhan jumlah penderita filariasis di
merupakan penyakit menular yang Indonesia sampai dengan tahun 2008
disebabkan oleh infeksi cacing mengalami peningkatan.Pada tahun 2005
filaria.Penyakit ini ditularkan oleh berbagai ada 8.243 dan meningkat 11.699 pada
jenis nyamuk dan bersifatmenahun (kronis), tahun 2008 (Depkes RI, 2010). Di Jawa
dikarenakan mengakibatkan pembesaran Barat dari tahun 2000-2009 terdapat 980
kaki, lengan, payudara danalat kelamin, baik orang menderita penyakit filariasis.
pada pria (scrotum) maupun pada wanita. Penderita ini tersebar di 26 kabupaten dan
Bila tidak mendapat pengobatan dengan kota, 147 kecamatan dan 267 desa. Salah
baik, dapat menimbulkan kecacatan, satu daerah yang menjadi wilayah endemis
hambatan psikososial dan penurunan filariasis adalah kabupaten Bandung (Dinas
produktivitas kerja individu, keluarga dan Kesehatan Jawa Barat 2009).
masyarakat sehingga menimbulkan Saat ini partisipasi masyarakat
kerugian ekonomi yang besar. Berdasarkan untuk ikut program eliminasi filariasis masih
laporan dari hasil survei pada tahun 2000 kurang. Agar masyarakat berpartisipasi
yang lalu tercatat sebanyak 1553 desa di dalam program tersebut maka diperlukan
647 Puskesmas tersebar di 231 Kabupaten dukungan keluarga.Dukungan keluarga
26 Propinsi sebagai lokasi endemis, dengan yang merupakan bagian dari dukungan
jumlah kasus kronis 6233 orang. Secara sosial mempunyai pengaruh terhadap

47
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 6, No.1, Maret 2011

penyembuhan dan pemulihan pasien Peranan dari masyarakat dalam


(Gottlieb dalam Kuntjoro, 2002). Dukungan pelaksanaan pengobatan ini sangat penting,
sosial dapat berupa informasi verbal atau dan dalam hal ini keluarga sebagai unit
non-verbal, saran, bantuan yang nyata atau terkecil dari masyarakat diharapkan mampu
tingkah laku yang diberikan oleh orang- untuk menyukseskan program tersebut.Hal
orang yang akrab dengan subjek di dalam ini tidak terlepas dari kemampuan kepala
lingkungan sosialnya atau yang berupa keluarga yang dituntut mampu mengambil
kehadiran dan hal-hal yang dapat keputusan yang tepat untuk keluarganya,
memberikan keuntungan emosional atau karena dukungan kepala keluarga
berpengaruh pada tingkah laku. Dukungan dibutuhkan dalam partisipasi mencegah
ini bisa didapatkan dari keluarga, seperti meluasnya penularan filariasis. Tujuan
dari suami, orang tua, ataupun keluarga umum penelitian ini adalah untuk
dekat lainnya. Dukungan sosial keluarga mengetahui hubungan antara dukungan
dapat mendatangkan rasa aman, rasa puas, kepala keluarga dengan partisipasi keluarga
rasa nyaman dan membuat orang yang dalam program eliminasi (minum obat)
bersangkutan merasa mendapat dukungan filariasis di Desa Majasetra wilayah kerja
emosional yang akan mempengaruhi Puskesmas Majalaya Kabupaten Bandung.
kesejahteraan jiwa manusia.
Menurut Friedman (1998), terdapat METODE PENELITIAN
hubungan yang kuat antara keluarga dan Desain penelitian yang akan dipakai
status kesehatan anggotanya dimana peran dalam penelitian ini dirancang dengan
keluarga sangat penting bagi setiap aspek menggunakan penelitian deskriptif kolerasi
perawatan kesehatan anggota keluarga, dengan pendekatan cross sectional.
mulai dari strategi-strategi pencegahan Populasi adalah keseluruhan subjek
penyakit hingga fase rehabilitasi. Mengkaji penelitian (Arikunto, 2006). Populasi dalam
dan memberikan perawatan kesehatan penelitian ini adalah seluruh KK (kepala
merupakan hal yang penting dalam Keluarga) yang tinggal di Desa Majasetra
membantu setiap anggota keluarga untuk wilayah kerja Puskesmas Majalaya
mencapai suatu keadaan sehat hingga Kabupaten Bandung Tahun 2010 sebanyak
tingkat optimum. Moran, dkk (1997) 837 jiwa, dengan jumlah kepala keluarga
menyatakan dukungan keluarga sebanyak 213 KK. Kriteria responden pada
berpengaruh penting dalam pelaksanaan penelitian ini sampel yang diikutsertakan
pengobatan berbagai jenis penyakit kronis adalah kepala keluarga di Desa Majasetra
sedangkan menurut Bosworth (2009) yang berada di Kecamatan Majalaya
dukungan keluarga sangat berpengaruh Kabupaten Bandung. Penelitian ini
terhadap kesehatan mental anggota menggunakan instrumen penelitian berupa
keluarganya, atau lebih dikenal dengan kuesioner. Analisis dilakukan menggunakan
dukungan sosial. uji Chi-Square (χ2) dengan tingkat
kemaknaan 95% atau nilai alpha 0,05 (5%).

HASIL DAN BAHASAN


Penelitian ini mengkaji tentang dilakukan terhadap 139 orang keluarga di
hubungan antara dukungan kepala keluarga Desa Majasetra Kecamatan Majalaya.
dengan partisipasi keluarga dalam program Hubungan yang akan diuji antara lain
eliminasi (minum obat) filariasis di Desa dukungan kepala keluarga dan partisipasi
Majasetra wilayah kerja Puskesmas keluarga dalam program eleminiasi (minum
Majalaya Kabupaten Bandung. Berikut ini obat) filariasis. Dalam penelitian ini
akan disajikan hasil penelitian yang menggunakan analisa data secara univariat

48
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 6, No.1, Maret 2011

untuk melihat gambaran tiap variabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan


independen (dukungan kepala keluarga) Dukungan Kepala Keluarga
dan dependen (partisipasi keluarga dalam Dalam penelitian ini salah satu variabelnya
program eliminasi (minum obat filariasis). Uji adalah dukungan kepala keluarga yang
bivariat untuk mengetahui hubungan antara dikelompokan dalam dua kategori
vairabel independen (dukungan kepala Mendukung dan Tidak Mendukung. Secara
keluarga) dengan variabel dependen lengkap hasil penelitian dapat dilihat pada
(partisipasi keluarga dalam program tabel berikut ini.
eliminasi (minum obat) filariasis) yang
secara lengkap akan disajikan sebagai
berikut.

T abel 1.Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Kepala Keluarga Dalam Program Eliminasi
(Minum Obat) Filariasis di Desa Majasetra Puskesmas Majalaya Kabupaten Bandung
2011
Kategori Frekuensi Presentase
Mendukung 85 61,20%
Tidak Mendukung 54 38,80%
Total 139 100%

Berdasarkan Tabel 1 diatas, (61,20%) mendukung dalam pelaksanaan


menggambarkan proporsi dukungan kepala program eliminasi (minum obat) filariasis.
keluarga sebagian besar responden

2. Distribusi Responden Berdasarkan filariasis yang dikelompokan dalam dua


Partisipasi Keluarga Dalam Program kategori yang Berpartisipasi dan Tidak
Eliminasi (Minum Obat) Filariasis. Berpartisipasi. Partisipasi keluarga sebagian
Dalam penelitian ini variabel besar responden (57,60%) berpartisipasi
selanjutnya adalah partisipasi keluarga dalam program eliminasi (minum obat)
dalam program eliminasi (minum obat) filariasis (Tabel 2).

T abel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Partisipasi Keluarga dalam program eliminasi


(minum obat) filariasis di Desa Majasetra Puskesmas Majalaya Kabupaten Bandung
2011
Kategori Frekuensi Presentase
Berpartisipasi 80 57,60%
Tidak Berpartisipasi 59 42,40%
Total 139 100%

3. Hubungan Antara Dukungan Kepala Keluarga Dengan Partisipasi Keluarga Dalam


Program Eliminasi (Minum Obat) Filariasis
Pada Tabel 3 hasil dari analisis dukungan kepala keluarga, sedangkan
hubungan dukungan kepala keluarga kepala keluarga yang tidak berpartisipasi
dengan partisipasi keluarga dalam program ada 36 (66,70%) tidak didukung oleh kepala
eliminasi (minum obat) filariasis diperoleh keluarganya. Hal diatas menunjukan bahwa
sebagian besar responden (72,90%) kepala tidak semua responden yang mendukung
keluarga yang berpartisipasi dengan program eliminasi (minum obat) filariasis

49
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 6, No.1, Maret 2011

akan berpartisipasi dalam pelaksaan partisipasi keluarga dalam program


program eliminasi tersebut. Sebaliknya tidak eliminasi (minum obat) filariasis di Desa
semua responden yang tidak mendukung Majasetra wilayah kerja Puskesmas
program eliminasi (minum obat) filariasis Majalaya Kabupaten Bandung Tahun 2011
tidak mengikuti proram eliminasi (minum dengan derajat kepercayaan yang
obat) filariasis tersebut. Berdasarkan hasil digunakan adalah 95% dan α = 0,05,
uji stastistik menunjukkan adanya hubungan didapatkan p value = 0,000 (p value< 0,05).
antara dukungan kepala keluarga dengan

T abel 3. Analisis Hubungan Antara Dukungan Kepala Keluarga Dengan Partisipasi Keluarga
Dalam Program Eliminasi (Minum Obat) Filariasis Di Desa Majasetra Wilayah Kerja
Puskesmas Majalaya Bandung 2011
Dukungan Tidak Berpartisipasi P
Total
Kepala Berpartisipasi Value
keluarga N % n % n %
Tidak 36 66,70 18 33,30 54 38,80
Mendukung 0,000
Mendukung 23 27,10 62 72,90 85 61,20

T otal 59 80 139 100

Pada bagian ini akan diuraikan keluarga adalah suatu sistem pendukung
mengenai pembahasan dari hasil penelitian dengan memberikan bantuan berupa
dari pengolahan data statistik mengenai informasi atau nasihat, bantuan nyata atau
hubungan antara dukungan kepala keluarga tindakan yang mempunyai manfaat
dengan partisipasi keluarga dalam program emosional atau pengaruh pada perilaku
eliminasi (minum obat) filariasis di Desa penerimanya.Gottlieb (1983, dalam Kuntjoro
Majasetra wilayah kerja Puskesmas 2002).
Majalaya Kabupaten Bandung. Untuk Pendapat lain yang dikemukakan
mendapatkan gambaran yang lebih oleh Mubarak (2009) menyatakan bahwa
mendalam mengenai hubungan antara keluarga sebagai unit terkecil dalam
dukungan kepala keluarga dengan masyarakat mempunyai arti yang strategis
partisipasi keluarga dalam program dalam menciptakan sumber daya manusia
eliminasi (minum obat) filariasis maka akan yang berkualitas melalui lima tugas keluarga,
dilakukan pembahasan berdasarkan hasil yaitu mengenal masalah kesehatan,
data kuantitatif yang akan ditunjang dengan mengambil keputusan yang tepat untuk
landasan teoritis dalam penelitian ini. mengatasi masalah kesehatan, merawat
anggota keluarga yang mengalami masalah
1. Dukungan Kepala Keluarga kesehatan, menciptakan lingkungan yang
Berdasarkan hasil penelitian yang dapat meningkatkan kesehatan dan mampu
dilakukan terhadap 139 responden di Desa memanfaatkan fasilitas kesehatan secara
Majasetra seperti yang ditunjukkan pada tepat. Salah satunya di dalam keluarga yang
tabel 1, didapatkan 61,20% dengan kepala memberikan dukungan keluarga adalah
keluarga yang mendukung program seorang kepala keluarga (ayah atau ibu),
eliminasi (minum obat) filariasis dan 38,80% yang memiliki tugas untuk mengambil
dengan kepala keluarga yang tidak keputusan dalam hal apa pun. Dalam
mendukung program eliminasi (minum obat) penelitian ini keluarga di hadapkan pada
filariasis. Hal ini sejalan dengan dukungan pengambilan keputusan untuk usaha

50
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 6, No.1, Maret 2011

preventif dari penyakit filariasis. Hal ini memiliki, meningkatkan harga diri dan
sejalan dengan peranan kepala keluarga kejelasan identitas.
yang akan menentukan pengambilan Berdasarkan hasil pengamatan, sebagian
keputusan, karena meskipun anggota besar dukungan yang diberikan antara lain
keluarga mendukung program eliminasi diwujudkan dalam bentuk dukungan
filariasis sementara kepala keluarga tidak emosional melalui rasa empati, dukungan
mendukung program eliminasi tersebut finansial melalui bantuan langsung berupa
maka keputusan keluarga itu adalah tidak pinjaman uang atau pemberian barang dan
akan mendukung program eliminasi karena makanan, maupun dukungan informasi
keputusan mutlak ada di kepala keluarga. berupa pemberian nasihat, saran-saran atau
Adapun keluarga yang tidak petunjuk. Sesuai dengan pendapat Sarafino
mendukung program eliminasi (minum obat) (1994), yang mengatakan bahwa jenis-jenis
filariasis, karena setiap kepala keluarga dukungan yang dapat diberikan oleh kepala
mempunyai pandangan berbeda dalam keluarga dapat berupa dukungan emosi,
pengambilan keputusan, tergantung dari dukungan informasi, dukungan
psikologis kepala keluarga tersebut dalam penghargaan, serta dukungan instrumental.
menghadapi masalah yang dia hadapi. Dari data tersebut diatas terlihat
Dikarenakan masih adanya keluarga yang bahwa dukungan yang diberikan oleh
memiliki persepsi yang salah tentang masing-masing keluarga berbeda. Sesuai
penyakit filariasis, yang beranggapan bahwa dengan teori Friedman (1998), yang
penyakit filariasis merupakan penyakit menyatakan bahwa dukungan kepala
kutukan, keturunan, dosa dan gangguan roh keluarga yang diberikan kepada anggota
halus, sehingga keluarga tersebut keluarganya dipengaruhi oleh beberapa
beranggapan penyakit filariasis tidak dapat faktor, diantaranya adalah ukuran keluarga
disembuhkan oleh tenaga kesehatan maka maupun keadaan sosial ekonomi keluarga
lebih baik mendatangi dukun. Ditambah (pendapatan, pekerjaan, dan lain-lain).
masih adanya pesepsi yang beranggapan Pendapat lain Sudiharto (2007),
bahwa kalau sesorang yang merasa sehat mengatakan pula bahwa dukungan kepala
untuk apa harus minum obat (Mulyadi, keluarga yang dapat diberikan keluarga
2007). sangat dipengaruhi oleh latar belakang
Menurut Friedman (1998, dalam pendidikan kepala keluarga dan anggota
Effendi dan Tjahjono 1999) dukungan social keluarga yang lainnya. Semakin tinggi
merupakan transaksi interpersonal yang tingkat pendidikan atau pengetahuan
ditujukan dengan member bantuan kepada seseorang maka akan semakin efektif pula
individu lain dan bantuan itu diperoleh dari dukungan keluarga yang diberikan.
orang yang berarti bagi individu yang Menurut Nadirawati (2010), dalam
bersangkutan. Dukungan sosial berperan penelitiannya didapatkan hasil bahwa
penting dalam memelihara keadaan keluarga telah menggunakan sistem
psikologis individu yang mengalami pendukung yaitu dukungan sosial keluarga
tekanan, sehingga menimbulkan pengaruh dalam membantu upaya perawatan penyakit
positif yang dapat mengurangi gangguan filariasis. Hal itu dibuktikan lebih lanjut oleh
psikologis. Selain itu dukungan sosial dapat Ryan dan Austin (dalam Friedman, 1998)
dijadikan pelindung untuk melawan bahwa adanya dukungan sosial yang
perubahan peristiwa kehidupan yang adekuat berhubungan dengan penurunan
berpotensi penuh dengan stres, sehingga angka kematian akan mempercepat proses
dapat meningkatkan kesejahteraan penyembuhan penyakit, dan pada lansia
psikologis karena adanya perhatian dan dapat meningkatkan kesehatan fisik,
pengertian akan menimbulkan perasaan emosional, dan fungsi kognitif. Sarafino

51
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 6, No.1, Maret 2011

(1998), menyebutkan orang lain yang bisa perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan
memberikan dukungan sosial ini terdiri dari pemantapan. Dalam kegiatan tersebut
pasangan hidup seperti orang tua, saudara, masyarakat menyumbangkan tenaga dan
anak, kerabat, teman, serta anggota dalam sumber daya lainnya seperti biaya, fasilitas,
kelompok kemasyarakataan. Jenis dan sebagainya (Nasution, 2009).
dukungan sosial yang didapatkan oleh Partisipasi keluarga dapat terwujud secara
keluarga dan klien filariasis yaitu dukungan nyata bila keluarga tersebut mempunyai
emosional, dukungan harga diri, dukungan pengertian dan kemampuan serta
informasional, dan dukungan instrumental. kesempatan dan motivasi untuk
menggerakan potensinya menjadi gerakan
2. Partisipasi Keluarga Dalam Program pembangunan yang berdayaguna dan
Eliminasi (minum obat) Filariasis. berhasil guna.Kalau semuanya sudah
Berdasarkan hasil penelitian yang tercapai bisa dikatakan partisipasi keluarga
dilakukan terhadap 139 responden di Desa sudah sangat baik.
Majasetra tentang partisipasi keluarga Hasil penelitian menunjukkan
dalam program eliminasi (minum obat) bahwa terdapat hubungan antara dukungan
filariasis, seperti yang ditunjukkan pada kepala keluarga dengan partisipasi keluarga
tabel 4.2 yaitu 57,60% keluarga yang dalam program eliminasi (minum obat)
berpartisipasi dalam program eliminasi filariasis di Desa Majasetra wilayah kerja
(minum obat) filariasis dan 42,40% dengan Puskesmas Majalaya Kabupaten Bandung.
jumlah keluarga yang tidak berpartisipasi Berdasarkan tabel 3. hasil uji statistik antara
dalam program eliminasi (minum obat) dukungan kepala keluarga dengan
filariasis. Hal ini merupakan dapat diartikan partisipasi keluarga didapatkan adanya
keberhasilan pemerintah dalam hubungan antara dukungan kepala keluarga
perencanaan dan pelaksanaan dengan partisipasi keluarga dalam program
pemberantasan vektor di wilayahnya (Depkes eliminasi (minum obat) filariasis di Desa
RI, 2002). Kegiatan ini dimaksudkan untuk Majasetra wilayah kerja Puskesmas
meyakinkan masyarakat bahwa program ini Majalaya Kabupaten Bandung Tahun 2011
perlu dilaksanakan oleh masyarakat untuk (p value = 0,000 ; α : 5 %).
mengatasi masalah yang ada di Keberadaan kepala keluarga
lingkungannya.Jadi dapat disimpulkan bahwa memiliki peranan yang sangat penting
partisipasi masyarakat adalah individu atau dalam pembangunan bangsa, keluarga
kelompok yang secara aktif turut serta dan merupakan bagian terkecil atau paling besar
ikut bertanggung jawab dalam suatu kegiatan dari suatu kehidupan berbangsa dan
tertentu. Ikut serta bertanggung jawab dalam bernegara.Peran serta keluarga sangat
pengertian ini mempunyai spektrum yang penting dalam menentukan keberhasilan
luas, tergantung pada tingkat dan tahap dan kemajuan setiap daerah sampai negara
partisipasinya (Nasution, 2009). khususnya dalam memutus mata rantai
Meskipun demikian program ini penyebaran filariasis.Dalam program
tidak bisa dikatakan berhasil karena eliminasi ini keluarga berperan sebagai
benyaknya keluarga yang belum indikator keberhasilan dari program
sepenuhnya berpartisipasi dengan berbagai eliminasi filariasis. Apabila keluarga tidak
alasan, yaitu dengan mengatakan keluarga berpartisipasi, program tersebut tidak akan
merasa tidak mengalami suatu penyakit dan berjalan dengan baik sebagaimana yang
tidak memerlukan pengobatan apa pun. Hal telah dicanangkan pemerintah pusat
ini sejalan dengan partisipasi masyarakat maupun daerah. Hal yang akan terjadi
yaitu keadaan terlibatnya masyarakat adalah rendahnya angka partisipasi dalam
secara aktif dalam pengenalan masalah, program eliminasi karena keluarga tidak ikut

52
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 6, No.1, Maret 2011

berpartisipasi dalam program tersebut. Hal menentukan prioritas, merencanakan


tersebut tidak terlepas dari peranan kepala kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan
keluarga dalam mengambil keputusan untuk untuk mengatasi masalah tersebut,
berpartisipasi. Karena bila kepala keluarga menggerakkan pelaksanaan dan
mengambil keputusan untuk berpartisipasi menyediakan sumber daya. Dengan
maka keluarga akan mengikutinya demikian keluarga bukan saja diperlukan
sebaliknya meskipun ada anggota keluarga sebagai objek pembangunan, tetapi juga
yang ingin berpartisipasi tetapi kepala sebagai subjek atau penggerak dan
keluarga tidak mengijinkan maka keluarga pelaksana pembangunan.
tersebut tidak akan berpartisipasi dalam Secara khusus mengenai partisipasi
program eliminasi (minum obat) filariasis keluarga di masyarakat adalah setiap
(Priadi, 2007). keluarga dan anggota keluarga mampu
Hal ini sejalan dengan teori bahwa menolong dirinya sendiri dan keluarga untuk
dukungan keluarga merupakan dukungan dapat hidup sehat.Hal ini dicerminkan
emosi yang berupa simpati yang merupakan dengan kemampuan mengatasi masalah
bukti kasih sayang, perhatian, dan keinginan kesehatan, masalah lingkungan dan
untuk mendengarkan keluh kesah orang kemampuan perorangan atau keluarga
lain. Serta keluarga adalah sistem termasuk mencari pertolongan rujukan. Hal
pendukung dengan memberikan bantuan ini yang menjadikan adanya keterkaitan
berupa informasi atau nasihat, bantuan antara dukungan keluarga dengan
nyata atau tindakan yang mempunyai partisipasi keluarga di masyarakat
manfaat emosional atau pengaruh pada (Nasution, 2009). Dengan demikian terlihat
perilaku penerimanya Gottlieb (1983, dalam bahwa dukungan kepala keluarga
Kuntjoro 2002). Di samping itu keluarga merupakan hal penting dalam meningkatkan
diminta agar turut secara aktif dalam partisipasi keluarga dalam program
mengenal dan merumuskan masalah, eliminasi (minum obat) filariasis.

SIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil penelitian, maka Agar meningkatkan lagi promosi
dapat disimpulkan bahwa dari dukungan kesehatan, penyuluhan tentang program
kepala keluarga yang mendukung program eliminasi filariasis, dan pemberian motivasi
eliminasi (minum obat) filariasis sebagian kepada penderita filariasis dan keluarga
besar responden mendukung. Berdasarkan supaya timbul kesadaran yang tinggi
partisipasi keluarga yang berpartisipasi akanpentingnya penatalaksanaan eliminasi
dalam program eliminasi (minum obat) (minum obat) filariasis sehingga akan
sebagian besar responden berpartisipasi. berdampak terhadap keberhasilan
Hasil penelitian menunjukan terdapat pengobatan. Memberikan contoh kepada
hubungan antara dukungan kepala keluarga keluarga atau pasien untuk meminum obat
dengan partisipasi keluarga dalam program agar tidak ada rasa trauma setelah minum
eliminasi (minum obat) filariasis di Desa obat, dan berperan aktif dalam pencegahan
Majasetra wilayah kerja Puskesmas terhadap penyakit filariasis dengan
Majalaya Kabupaten Bandung dengan p mengikuti secara kooperatif apabila ada
value = 0,000. pengobatan masal.

53
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 6, No.1, Maret 2011

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Kuntjoro, Z. S. (2002). Dukungan Sosial
Penelitian suatu Pendekatan Pada Lansia. www.e-psikologi.com
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Mubarak, Wahit Iqbal. (2009). Ilmu
Departemen Kesehatan RI. 1996. Keperawatan Komunitas Konsep
Pendidikan Edukatif, Partisiapsi dan Aplikasi. Jakarta: Salemba
Kesehatan Dalam Bidang Medika.
Kesehatan. Jakarta : Depkes RI. Mulyadi. (2007). Persepsi Penderita dan
Dinas Kesehatan Profinsi Jawa Barat. Keluarga T erhadap Penyakit dan
(2009). Profil Kesehatan Profinsi Program Eliminasi Filariasis
Jawa Barat. Bandung. Kecaatan tunggal Liir, Jambi.
Ditjen PP & PL Dinas Kesehatan Kabupaten Diakses dari http://arc.ugm.id. Pada
Bandung. (2002). Profil Kesehatan tanggal 28 Maret 2011.
kabupaten bandung. Bandung. Nadirawati. (2010). Jurnal Kesehatan
Format Referensi Elektronik Direkomendasi Kartika Vol. 4 No. 2. Cimahi : LPPM
Oleh Google. (2010), tersedia Stikes A Yani
http://www.duta4diagnosa.blogspot. Natadisastra et. al. (1999). Bunga Rampai :
com diperoleh Tanggal 16 Februari Helminatologi Kedokteran Edisi 3.
2011. Jatinangor : FK UNPAD.
Format Referensi Elektronik Direkomendasi Nasution, zulkarnain. (2009). Solidaritas
Oleh Google. (2010), tersedia sosial dan Partisipasi Masyarakat
http://www.infeksi.com diperoleh Desa Transisi. Malang : UMM
Tanggal 16 Februari 2011. Press.
Format Referensi Elektronik Direkomendasi Nursalam. (2010). Konsep dan Penerapan
Oleh Google. (2010), tersedia Metodologi Penelitian Ilmu
http://www.kompas.com diperoleh Keperawatan. Jakarta: Salemba
Tanggal 13 Februari 2011. Medika.
Format Referensi Elektronik Direkomendasi Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Metodologi
Oleh Google. (2010), tersedia Penelitian Kesehatan. Jakarta:
http://www.e-psikologi.com Rineka Cipta.
diperoleh Tanggal 09 Maret 2011. Novianti, A., (2007), Faktor-faktor yang
Friedman, Marilyn M. (1998). Keperawatan Mempengaruhi partisipasi Kepala
Keluarga T eori dan Praktik Edisi 3. Keluarga dalam Pelaksanaan
Jakarta: EGC. Pemberantasan Sarang Nyamuk
Gottlieb. (1983). Social Support Stategis : (PSN) Demam Berdarah Dengue di
guidelines for Mental Health Desa Cisaat Kecamatan Cisaat
Practice. Beverly Hills, CA : Sage. Kabupaten Sukabumi, Skripsi,
Hidayat, Aziz Alimul. (2007). Riset Cimahi, STIKES Ahmad Yani.
Keperawatan dan T eknik Penulisan Oemijati, S. (1993). Masalah Dalam
Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika. Pemberantasan Filariasis Di
Kaltengpos. (2007). Peran Serta Indonesia. Cermin Dunia
Masyarakat Dalam Bidang Kedokteran.
Kesehatan. Sarafino. (1994). Health Psychology :
http://www.kaltengpos.com. Biopshycosocial Interactions.
Keliat. (1996). Peran Serta Keluarga dalam Canada : John And Sons
Perawatan Klien Gangguan Jiwa. S. Sadly. (1997). Partisipasi Masyarakat
Jakarrta : EGC. Sosial. Bandung : Remaja Karya
CV.

54
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 6, No.1, Maret 2011

Setiadi. (2008). Konsep dan Proses Sudrajat, A., (2010), Hubungan Dukungan
Keperawatan Keluarga. Yogjakarta. Keluarga dengan Tingkat
Graha Ilmu. Kecemasan Pasien Preoperasi
Sobari, Wawan. (2002). Interaksi Antar Sedang-Besar di Ruang Soka
warga Negara. Universitas RSUD Sumedang, Skripsi, Cimahi,
muhammadiyah Malang. STIKES Ahmad Yani.
Soeyoko. (2002). Penyakit Kaki Gajah Sugiono. (2007). Statistika untuk Penelitian.
(Filariasis Limfatik) : Permasalahan Bandung: Alfabeta.
& Alternative Penanggulangannya. STIKES Ahmad Yani, (2010). Pedoman
Fakultas Kedokteran Universitas Penulisan dan Petunjuk Karya Tulis
Gajah Mada Ilmiah (KTI), Laporan Tugas Akhir
Sudiharto. (2007). Asuhan Keperawatan (LTA) dan Skripsi. Cimahi: LPPM.
Keluarga dengan Pendekatan WHO. (2000). Preparing and Implementing
Keperawatan Transkultural. Jakarta: a National Plan to Eliminate
EGC. Lymphatic Filariasis WHO Genere,
Switzerand.

55

You might also like