You are on page 1of 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan masyarakat konflik merupakan hal yang wajar dan biasa, karena
setiap individu memiliki kepentingan yang berbeda-beda dan ketika kepentingan antara satu
individu denan individu lain ataupun kepentingan kelompok dengan kelompok saling
berbenturan maka terjadilah konflik.
Pada dasarnya, muculnya konflik tidak bisa lepas dari kehidupan suatu masyarakat,
karena konflik merupakan suatu fenomena yang tidak dapat dihilangkan dalam suatu
interaksi sosial. Konflik hanya dapat dikendalikan dan diminimalisasikan saja, sehingga
konfik yang timbul tidak sampai stadium lanjut yang mengancam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Namun, kehidupan bangsa Indonesia dewasa ini tengah menghadapi ancaman serius
berkaitan dengan mengerasnya konflik-konflik dalam masyarakat, baik yang bersifat vertikal
maupun horizontal. Konflik-konflik ini muncul dengan dipicu oleh berbagai faktor yang
mempengaruhinya, baik faktor dari dalam maupun dari luar.
Kondisi ini berpengaruh pada memudarnya rasa persatuan dan kesatuan
masyarakat,bangsa, dan negara. Untuk itu perlu adanya upaya yang harus dilakukan demi
mewujudkan kembali persatuan dan kesatuan bangsa, yang akan dibahas lebih lanjut dalam
makalah ini.

B. Rumusan Masalah
Ada beberapa rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini diantaranya :
1) Apa yang dimaksud dengan konflik?
2) Apa faktor-faktor penyebab terjadinya konflik dalam masyarakat?
3) Apa dampak terjadinya konflik dalam masyarakat?
4) Apa saja jenis-jenis konflik yang terjadi dalam masyarakat?
5) Bagaimana cara penyelesaian konflik di msayarakat?
6) Pentingnya Rasa Persatuan dan Kesatuan dalam masyarakat
7) Bagaimana meningkatkan dan mewujudkan kembali rasa persatuan dan kesatuan
bangsa?
8) Apa peran mahasiswa dalam mempertahankan dan mewujudkan persatuan dan
kesatuan bangsa?

C. Tujuan Penulisan Makalah


Makalah ini ditulis dengan beberapa tujuan diantaranya :
1. Untuk mengetahi apa yang dimaksud dengan konflik dan faktor-faktor penyebab
terjadinya konflik,
2. Untuk mengetahui jenis konflik yang terjadi dalam masyarakat dan cara
penyelesaiannya
3. Untuk mengetahui betapa pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa
4. Untuk mengetahui peran serta mahasiswa dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan
bangsa, dan
5. Memupuk kesadaran mahasiswa terhadap persatuan dan kesatuan dalam mengatasi
berbagai konflik di masyarakat.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Konflik
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara
sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga
kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu
interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik,
kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya.Konflik adalah
sesuatu yang wajar terjadi di masyarakat, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan
hilangnya masyarakat itu sendiri. Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan
Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat.Konflik yang terkontrol akan
menghasilkan integrasi. sebaliknya, integrasi yangtidak sempurna dapat menciptakan konflik.

B. Faktor Penyebab Konflik


Ada beberapa faktor penyebab terjadinya konflik di masyarakat yaitu :
a) Perbedaan Individu
Dalam diri setiap manusia yang memiliki karakteristik yang khas dan unik, dimana
keunikan yang dimiliki menjadi pembeda antara manusia satu dengan manusia yang lain.
Melalui perbedaan karakter tersebut memungkinkan terjadinya perbedaan pandapat dan sudut
pandang dalam menilai sesuatu, oleh karenanya akan memungkinkan terjadinya pertentangan
dan ketidakselarasan dalam interaksi yang dilakukan, hal inilah yang menimbulkan konflik.
b) Perbedaan Latar Belakang
Kebudayaan Setiap masyarakat pastilah memiliki kebudayaan yang berbeda dengan
kebudayaan masyarakat lain. Hal ini disebabkan kebudayaan tersebut berbeda pada tempat
dan kondisi tertentu.12 norma sosial yang berbeda-beda ukurannya sesuai dengan kebutuhan
masyarakat setempat. Perbedaan-perbedaan inilah yang memungkinkan terjadinya konflik
sosial.
c) Perbedaan Kepentingan
Setiap manusia pastilah memiliki kepentingan, dan kepentingan pada tiap individu
pastilah berbeda-beda. perbedaan kepentingan pada masing- masing memungkinkan
munculnya konflik.
d) Perubahan-perubahan Nilai yang Cepat
Perubahan nilai terjadi pada setiap masyarakat dimana nilai-nilai sosial, nilai
kebenaran, kesopanan, maupun nilai matrial suatu benda mengalami perubahan, sehingga
perubahan adalah hal yang lazim terjadi.
Namun demikian, secara umum penyebab konflik bisa disederhanakan sebagai
berikut.
a. Konflik-Nilai
Kebanyakan konflik terjadi karena perbedaan nilai. Nilai merupakan sesuatu yang
menjadi dasar, pedoman, tempat setiap manusia menggantungkan pikiran, perasaan, dan

2
tindakan. Yang termasuk dalam kategori ini adalah konflik yang bersumber pada
perbedaan rasa percaya, keyakinan, bahkan ideologi atas apa yang diperebutkan.
b. Kurangnya Komunikasi
Kita tidak bisa menganggap sepele komunikasi antarmanusia karena konflik bisa
terjadi hanya karena dua pihak kurang berkomunikasi. Kegagalan berkomunikasi karena
dua pihak tidak dapat menyampaikan pikiran, perasaan, dan tindakan sehingga membuka
jurang perbedaan informasi di antara mereka, dan hal semacam ini dapat mengakibatkan
terjadinya konflik.
c. Kepemimpinan yang Kurang Efektif
Secara politis kepemimpinan yang baik adalah kepemimpinan yang kuat, adil, dan
demokratis. Namun demikian, untuk mendapatkan pemimpin yang ideal tidah mudah.
Konflik karena kepemimpinan yang tidak efektif ini banyak terjadi pada organisasi atau
kehidupan bersama dalam suatu komunitas. Kepemimpinan yang kurang efektif ini
mengakibatkan anggota masyarakat “mudah bergerak”.
d. Ketidakcocokan Peran
Konflik semacam ini bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Ketidakcocokan peran
terjadi karena ada dua pihak yang mempersepsikan secara sangat berbeda tentang peran
mereka masing-masing.
e. Produktivitas Rendah
Konflik seringkali terjadi karena out put dan out come dari dua belah pihak atau lebih
yang saling berhubungan kurang atau tidak mendapatkan keuntungan dari hubungan
tersebut. Oleh karenanya muncul prasangka di antara mereka. Kesenjangan ekonomi di
antara kelompok masyarakat, termasuk dalam konflik ini.
f. Perubahan Keseimbangan
Konflik ini terjadi karena ada perubahan keseimbangan dalam suatu masyarakat.
Penyebabnya bisa karena faktor alam, maupun faktor sosial.
g. Konflik atau Masalah yang Belum Terpecahkan
Banyak pula konflik yang terjadi dalam masyarakat karena masalah terdahulu tidak
terselesaikan. Tidak ada proses saling memaafkan dan saling mengampuni sehingga hal
tersebut seperti api dalam sekam, yang sewaktu-waktu bisa berkobar.

Tujuh penyebab konflik di atas adalah penyebab yang sifatnya umum, dan sebenarnya
masih bisa diperinci lebih detail lagi. Namun demikian, jika mencermati konflik-konflik yang
terjadi khususnya masyarakat Indonesia akhir-akhir ini, bisa merunut, paling tidak ada salah
satu penyebab seperti di atas. Dengan mengetahui penyebab terjadinya konflik bisa berharap
bahwa konflik akan bisa dikelola, dan diselesaikan dengan baik.

C. Dampak Terjadinya Konflik dalam Masyarakat


a. Goyang dan retaknya persatuan kelompok apabila terjadi konflik antargolongan
dalam suatu kelompok
b. Menimbulkan dampak psikologis yang negatif, seperti perasaan tertekan sehingga
menjadi siksaan terhadap mentalnya, stres, kehilangan rasa percaya diri, rasa frustasi,
cemas dan takut.

3
c. Mematikan semangat kompetisi dalam masyarakat karena pribadi yang mendapat
tekanan psikologis akibat konflik cenderung pasrah dan putus asa
d. Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia. Hal tersebut terjadi apabila
konflik telah mencapai pada tahap kekerasan, seperti perang, bentrok antar kelompok
masyarakat, dan konflik antar suku bangsa.

D. Jenis – Jenis Konflik


Menurut Dahrendorf, konflik dibedakan menjadi 4 macam :
a. konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara peranan-peranan
dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role)
b. konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank).
c. konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).
d. konflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara)

Sedangkan menurut Soerjono Soekantoada lima bentuk khusus konflik yang terjadi
dalam masyarakat. Kelima bentuk itu adalah konflik pribadi, konflik politik, konflik sosial,
konflik antarkelas sosial, dan konflik yang bersifat internasional.
1) Konflik pribadi, yaitu konflik yang terjadi di antara orang perorangan karena
masalah-masalah pribadi atau perbedaan pandangan antarpribadidalam menyikapi
suatu hal. Misalnya individu yang terlibat utang, atau masalah pembagian warisan
dalam keluarga.
2) Konflik politik, yaitu konflik yang terjadi akibat kepentingan atau tujuan politis yang
berbeda antara seseorang atau kelompok. Seperti perbedaan pandangan antarpartai
politik karena perbedaan ideologi, asas perjuangan, dan cita-cita politik masing-
masing. Misalnya bentrokan antarpartai politik pada saat kampanye.
3) Konflik rasial, yaitu konflik yang terjadi di antara kelompok ras yang berbeda karena
adanya kepentingan dan kebudayaan yang saling bertabrakan. Misalnya konflik antara
orang-orang kulit hitam dengan kulit putih akibat diskriminasi ras (rasialisme) di
Amerika Serikat dan Afrika Selatan.
4) Konflik antarkelas sosial, yaitu konflik yang muncul karena adanya perbedaan-
perbedaan kepentingan di antara kelaskelas yang ada di masyarakat. Misalnya konflik
antara buruh dengan pimpinan dalam sebuah perusahaan yang menuntut kenaikan
upah.
5) Konflik yang bersifat internasional, yaitu konflik yang melibatkan beberapa
kelompok negara (blok) karena perbedaan kepentingan masing-masing. Misalnya
konflik antara negara Irak dan Amerika Serikat yang melibatkan beberapa negara
besar.

E. Upaya Mengatasi Konflik di Masyarakat


Secara umum, untuk menyelesaikan konflik dikenal beberapa istilah, yakni
a) pencegahan konflik; pola ini bertujuan untuk mencegah timbulnya kekerasan dalam
konflik,
b) penyelesaian konflik; bertujuan untuk mengakhiri kekerasan melalui persetujuan
perdamaian,

4
c) pengelolaan konflik; bertujuan membatasi atau menghindari kekerasan melalui atau
mendorong perubahan pihak-pihak yang terlibat agar berperilaku positif;
d) resolusi konflik; bertujuan menangani sebab-sebab konflik, dan berusaha membangun
hubungan baru yang relatif dapat bertahan lama di antara kelompok-kelompok yang
bermusuhan,
e) transformasi konflik; yakni mengatasi sumber-sumber konflik sosial dan politik yang
lebih luas, dengan mengalihkan kekuatan negatif dari sumber perbedaan kepada
kekuatan positif.

ideologi dalam kehidupan negara , pada hakekatnya merupakan suatu upaya untuk
meningkatkan ketahanan nasional, dalam arti mempersatukan tekad dan semangat untuk
menjaga kelangsungan hidup bangsa dan negara serta konsistensi bangsa terhadap cita-
citanya.
Berikut beberapa prinsip Persatuan dan Kesatuan yang bisa dilakukan suatu bangsa
dalam mengatasi konflik di masyarakat yaitu :
1. Prinsip-Bhineka-Tunggal-Ika
Prinsip ini mengharuskan kita mengakui bahwa bangsa Indonesia merupakan
bangsa yang terdiri dari berbagai suku, bahasa, agama dan adat kebiasaan yang
majemuk. Hal ini mewajibkan kita bersatu sebagai bangsa Indonesia.
2. Prinsip-Nasionalisme-Indonesia
Kita mencintai bangsa kita, tidak berarti bahwa kita mengagung-agungkan bangsa
kita sendiri. Nasionalisme Indonesia tidak berarti bahwa kita merasa lebih unggul
daripada bangsa lain. Kita tidak ingin memaksakan kehendak kita kepada bangsa
lain, sebab pandangan semacam ini hanya mencelakakan kita. Selain tidak
realistis, sikap seperti itu juga bertentangan dengan sila Ketuhanan Yang Maha
Esa dan Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Prinsip-Kebebasa-yang-Bertanggung-jawab
Manusia Indonesia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Ia memiliki
kebebasan dan tanggung jawab tertentu terhadap dirinya, terhadap sesamanya dan
dalam hubungannya dengan Tuhan Yang maha Esa.
4. Prinsip-Wawasan-Nusantara
Dengan wawasan itu, kedudukan manusia Indonesia ditempatkan dalam kerangka
kesatuan politik, sosial, budaya, ekonomi, serta pertahanan keamanan. Dengan
wawasan itu manusia Indonesia merasa satu, senasib sepenanggungan, sebangsa
dan setanah air, serta mempunyai satu tekad dalam mencapai cita-cita
pembangunan nasional.
5. Prinsip-Persatuan-Pembangunan-untuk-Mewujudkan-Cita-cita-Reformasi
Dengan semangat persatuan Indonesia kita harus dapat mengisi kemerdekaan serta
melanjutkan pembangunan menuju masyarakat yang adil dan makmur.

Cara lain yang dapat dilakukan dalam penyelesaian konflik di msyarakat adalah :
a. Gencatan senjata, yaitu penangguhan permusuhan untuk jangka waktu tertentu, guna
melakukan suatu pekerjaan tertentu yang tidak boleh diganggu. Misalnya : untuk

5
melakukan perawatan bagi yang luka-luka, mengubur yang tewas, atau mengadakan
perundingan perdamaian, merayakan hari suci keagamaan, dan lain-lain.
b. Abitrasi, yaitu suatu perselisihan yang langsung dihentikan oleh pihak ketiga yang
memberikan keputusan dan diterima serta ditaati oleh kedua belah pihak. Kejadian
seperti ini terlihat setiap hari dan berulangkali di mana saja dalam masyarakat,
bersifat spontan dan informal. Jika pihak ketiga tidak bisa dipilih maka pemerintah
biasanya menunjuk pengadilan.
c. Mediasi, yaitu penghentian pertikaian oleh pihak ketiga tetapi tidak diberikan
keputusan yang mengikat. Contoh : PBB membantu menyelesaikan perselisihan
antara Indonesia dengan Belanda.
d. Konsiliasi, yaitu usaha untuk mempertemukan keinginan pihak-pihakyang berselisih
sehingga tercapai persetujuan bersama. Misalnya panitia tetap penyelesaikan
perburuhan yang dibentuk Departemen Tenaga Kerja. Bertugas menyelesaikan
persoalan upah, jam kerja, kesejahteraan buruh, hari-hari libur, dan lain-lain.
e. Stalemate, yaitu keadaan ketika kedua belah pihak yang bertentangan memiliki
kekuatan yang seimbang, lalu berhenti pada suatu titik tidak saling menyerang.
Keadaan ini terjadi karena kedua belah pihak tidak mungkin lagi untuk maju atau
mundur. Sebagai contoh : adu senjata antara Amerika Serikat dan Uni Soviet pada
masa Perang dingin.
f. Adjudication (ajudikasi), yaitu penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan.

F. Pentingnya Rasa Persatuan dan Kesatuan Dalam Masyarakat


Persatuan dan kesatuan penting bagi bangsa Indonesia mengingat bahwa bangsa
Indonesia merupakan bangsa yang majemuk.
Unsur-unsur yang merupakan faktor-faktor penting bagi pembentukan Nasionalisme
Indonesia,diantaranya:
a. persamaan asal keturunan bangsa (etnik);
b. persamaan pola kebudayaan;
c. persamaan tempat tinggal yang disebut tanah air;
d. persamaan nasib kesejahteraannya; dan
e. persamaan cita-cita sebagai kesadaran dari inspirasi kenangan masa silam
Nilai-nilai yang terkandung dalam semangat Angkatan 1945 sebagai perwujudan
keikhlasan di antaranya melalui:
a. menentang dominasi asing dalam segala bentuknya;
b. pengorbanan seperti pengorbanan harta benda dan jiwa raga;
c. tahan derita dan tahan uji;
d. kepahlawanan;
e. persatuan dan kesatuan; dan
f. percaya pada diri sendiri.
Perilaku yang merugikan persatuan dan kesatuan, yaitu kemiskinan, kesenjangan
sosial, keterbelakangan, ketergantungan, KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme), pencemaran
lingkungan hidup, dekadensi moral, apatisme dan ketidakpedulian sosial.
Kesetiaan terhadap bangsa dan negara adalah keteguhan hati dan ketaatan terhadap
tujuan dan cita-cita bangsa dan negaranya. Salah satu wujud kesetiaan bangsa Indonesia saat

6
ini adalah kesetiaan mempertahankan dan mengembangkan kebersamaan dengan
menegakkan nilai-nilai kesetiaan. Kesetiaan itu mencakup kesetiaan terhadap keutuhan
bangsa Indonesia, Proklamasi Kemerdekaan, Pancasila dan UUD 1945, dan kesetiaan
terhadap Tata Hukum Indonesia.
Kesetiakawanan sosial adalah rasa solidaritas yang melandasi hubungan antar sesama
warga masyarakat. Inti solidaritas adalah kesediaan untuk memahami dan memperhatikan
kepentingan dan kebutuhan orang lain. Sikap dan perilaku setia, serta rasa kesetiakawanan
sosial perlu dikembangkan sejak dini, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun
lingkungan yang lebih luas.

G. Upaya meningkatkan dan mewujuddkan kembali persatuan dan kesatuan bangsa.


Membangun Persatuan dan kesatuan mencakup upaya memperbaiki kondisi
kemanusiaan lebih baik dari hari kemarin. Semangat untuk senantiasa memperbaiki kualitas
diri ini amat sejalan dengan perlunya menyiapkan diri menghadapi tantangan masa depan
yang kian kompetitif. Untuk dapat memacu diri, agar terbina persatuan dan kesatuan paling
kurang terdapat sepuluh hal yang perlu dilakukan:
 berorientasi ke depan dan memiliki perspektif kemajuan;
 bersikap realistis, menghargai waktu, konsisten, dan sistematik dalam bekerja;
 bersedia terus belajar untuk menghadapi lingkungan yang selalu berubah;
 selalu membuat perencanaan;
 memiliki keyakinan, segala tindakan mesti konsekuensi;
 menyadari dan menghargai harkat dan pendapat orang lain;
 rasional dan percaya kepada kemampuan iptek;
 menjunjung tinggi keadilan; dan
 berorientasi kepada produktivitas, efektivitas dan efisiensi.

H. Peran Serta Generasi Muda dalam Membangun Persatuan dan Kesatuan Bangsa.
Disaat kondisi bangsa seperti saat ini peranan pemuda atau generasi muda
sebagai pilar, penggerak dan pengawal jalannya reformasi dan pembangunan sangat
diharapkan.
1) Saatnya pemuda menempatkan diri sebagai agen sekaligus pemimpin perubahan.
Pemuda harus meletakkan cita-cita dan masa depan bangsa pada cita cita
perjuangannya. Pemuda atau generasi muda yang relatif bersih dari berbagai
kepentingan harus menjadi asset yang potensial dan mahal untuk kejayaan dimasa
depan.
2) Pemuda harus bersatu dalam kepentingan yang sama (common interest) untuk suatu
kemajuan dan perubahan. Tidak ada yang bisa menghalangi perubahan yang diusung
oleh kekuatan generasi muda atau pemuda, sepanjang moral dan semangat juang tidak
luntur. Namun bersatunya pemuda dalam satu perjuangan bukanlah persoalan mudah.
3) Mengembalikan semangat nasionalisme dan patriotisme dikalangan generasi muda
atau pemuda akan mengangkat moral perjuangan pemuda atau generasi muda.
Nasionalisme adalah kunci integritas suatu negara atau bangsa.

7
4) Menguatkan semangat nasionalisme tanpa harus meninggalkan jatidiri daerah.
Semangat kebangsaan diperlukan sebagai identitas dan kebanggaan, sementara jatidiri
daerah akan menguatkan komitmen untuk membangun dan mengembangkan daerah.
5) Perlunya kesepahaman bagi pemuda atau generasi muda dalam melaksanakan agenda-
agenda Pembangunan.

Dalam hal ini, Pemuda menjadi aktor untuk terwujudnya demokrasi politik dan ekonomi
yang sebenarnya. Tidak dapat dihindari bahwa politik dan ekonomi masih menjadi bidang
eksklusif bagi sebagian orang termasuk generasi muda.Pemuda atau generasi muda harus
dapat memainkan perannya sebagai kelompok penekan atau pressure group agar kebijakan-
kebijakan strategis daerah memang harus betul-betul mengakar bagi kepentingan dan
kemashlatan umat.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkann bahwa :
 Konflik merupakan suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga
kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
 Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya konflik
diantaranya Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat
serta Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang
berbeda pula. seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran
dan pendirian kelompoknya.
 Diantara jenis- jenis konflik yang sering terjadi dalam lingkungan masyarakat yaitu :
a. konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara peranan-
peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role)
b. konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank).
c. konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).
d. konflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara).
 Prinsip – prinsip yang dapat dilakukan oleh suatu bangsa dalam upaya mengatasi
konflik di masyarakat salah satunya adalah : Prinsip Bhineka Tunggal-Ika
Prinsip ini merupakan prinsip yangsangat penting yang harus di terapkan oleh masing
– masing individu masyarakat yang mengharuskan kita mengakui bahwa bangsa
Indonesia merupakan bangsa yang terdiri dari berbagai suku, bahasa, agama dan adat
kebiasaan yang majemuk. Hal ini mewajibkan kita bersatu sebagai bangsa Indonesia,
dan
 Pentingnya peran serta generasi muda dalam membangun persatuan dan
kesatuan bangsaDalam hal ini, Pemuda menjadi aktor untuk terwujudnya demokrasi
politik dan ekonomi yang sebenarnya. Tidak dapat dihindari bahwa politik dan
ekonomi masih menjadi bidang eksklusif bagi sebagian orang termasuk generasi
muda.

B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan terhadap pembahasan dalam makalah ini
adalah :
a. Sebagai warga negara yang baik, kita harus mampu mengendalikan dan meningkatkan
rasa persatuan dan kesatuan bangsa.
b. Menumbuhkan kesadaran diri dengan menghargai segala bentuk perbedaan suku,
bangsa, dan agama, yang berlandasan prinsip “Bhineka Tunggal Ika”.
c. Menjalin hubungan komunikasi yang baik antar masyarakat,
d. Mengubah pola pikir dan prilaku yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku
dalam masyarakat.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://www.wahyoefiles.web.id/2010/11/konflik-dan-cara-penyelesaiannya.html
http://www.slideshare.net/slametreadi/konflik-dan-integrasi-sosial-dalam-masyarakat
http://ebookbrowse.com/contoh-analisis-faktor-faktor-penyebab-konflik-sosial-yang-terjadi-
dimasyarakat-pdf-d385882953
http://blog.komputerbutut.com/campuran/menyelesaikan-permasalahan-konflik-sosial.php
http://149-santoz.blogspot.com/2012/02/peranan-generasi-muda-dalam-kehidupan.html
http://singgihcongol.wordpress.com/artikel-2/persatuan-dan-kesatuan/
http://ssbelajar.blogspot.com/2012/03/bentuk-bentuk-konflik.html

10
MAKALAH
UPAYA PENYELESAIAN KONFLIK

OLEH

NAMA : MARIA Y. OELEU


KELAS : XI. IIS1

SMA NEGERI 2
KEFAMENANU
2018
11
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ............................................................................................................ ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................1
A. Latar Belakang .............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan Makalah ...........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................................2
A. Pengertian Konflik .......................................................................................................2
B. Faktor Penyebab Konflik ............................................................................................2
C. Dampak Terjadinya Konflik dalam Masyarakat ..........................................................3
D. Jenis – Jenis Konflik ....................................................................................................4
E. Upaya Mengatasi Konflik di Masyarakat ....................................................................4
F. Pentingnya Rasa Persatuan dan Kesatuan Dalam Masyarakat ...................................6
G. Upaya meningkatkan dan mewujuddkan kembali persatuan dan kesatuan bangsa. ...7
H. Peran Serta Generasi Muda dalam Membangun Persatuan dan Kesatuan Bangsa. .....7
BAB III PENUTUP .................................................................................................................9
A. Kesimpulan ..................................................................................................................9
B. Saran ............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................10

12iii

You might also like