Professional Documents
Culture Documents
Gestational Diabetes Mellitus
Gestational Diabetes Mellitus
(toleransi glukosa terganggu) maupun berat (DM), terjadi atau diketahui pertama kali
saat kehamilan berlangsung. Definisi ini mencakup pasien yang sudah mengidap DM
(tetapi belum terdeteksi) yang baru diketahui saat kehamilan ini dan yang benar-benar
yang menunjang pemasokan makanan bagi janin serta persiapan untuk menyusui.
Glukosa dapat berdifusi secara tetap melalui plasenta kepada janin sehingga kadarnya
dalam darah janin hampir menyerupai kadar darah ibu. Insulin ibu tidak dapat
mencapai janin sehingga kadar gula ibu yang mempengaruhi kadar pada janin.
makanan maka terjadi hiperglikemi yang relatif lama dan ini menuntut kebutuhan
insulin.
B. FAKTOR RESIKO
besar bila:
2. Multiparitas.
3. Gemuk (obesitas) yaitu berat badan saat hamil lebih dari 20% berat badan
ideal.
5. Ada sejarah lahir mati dan anak besar (bayi dengan berat lebih dari 4000
gram).
6. Sering abortus.
7. Glukosuria.
C. KLASIFIKASI
Mellitus : IDDM.)
b. Tipe II: Diabetes Mellitus tidak tergantung insulin (Non Insulin Dependen
lainnya.
2. Klasifikasi menurut umur, waktu penyakit timbul, lama sakit, berat penyakit,
a. Kelas A: Diabetes laten (subklinis atau diabetes hamil). Uji toleransi gula
c. Kelas C: timbul pada umur 10-19 tahun, menderita selama 10-19 tahun;
pielonefritis.
1. Diabetes Tipe I
Menurut Brunner dan Suddart, 2001 ada beberapa faktor yang dapat
a. Faktor genetik.
diabetes tipe I.
b. Faktor imunologi
antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap
c. Faktor lingkungan
2. Diabetes Tipe II
a. Faktor genetik.
b. Usia.
c. Obesitas.
d. Riwayat keluarga.
e. Kelompok etnik.
E. Diabetes Gestasional
hormon untuk menopang kehamilan. Hormon ini membuat sel lebih resisten
terhadap insulin. Seiring pembesaran plasenta pada tiga bulan kedua dan ketiga,
F. GEJALA DM
Gejala utama dari kelainan ini pada prinsipnya sama dengan gejala utama
Cuma yang membedakan adalah keadaan pasien saat ini sedang hamil.
kebetulan sebab pasien tidak akan merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya
selain kehamilan, dan gejala sering kencing dan banyak makan juga biasa terjadi
gula darah pun ditemukan nilai yang tinggi pada kadar gula darah puasa dan 2
jam setelah makan serta bila dilakukan pemeriksaan kadar gula pada urine (air
G. PATOFISIOLOGI
untuk menyusui. Glukosa dapat berdifusi secara tetap melalui plasenta kepada
janin sehingga kadarnya dalam darah janin hampir menyerupai kadar darah ibu.
Insulin ibu tidak dapat mencapai janin, sehingga kadar gula darah ibu
relatif lama dan ini menyebabkan kebutuhan insulin meningkat. Menjelang aterm
kebutuhan insulin meningkat hingga mencapai 3 kali dari keadaan normal. Hal ini
resistensi insulin, yaitu bila ia ditambah dengan insulin eksogen ia tidak mudah
menjadi hipoglikemia. Yang menjadi masalah adalah bila seorang ibu tidak
mampu meningkatkan insulin, sehingga ia relatif hipoinsulin yang mengakibatkan
Glukosa yang tidak masuk ke sel tubuh akan tertimbun di dalam darah.
Setelah mencapai kadar tertentu, glukosa tersebut juga akan muncul dalam air
seni, padahal air seni yang normal tidak mengandung glukosa. Jika glukosa
terdapat dalam air seni, glukosa tersebut akan menarik lebih banyak air
Karena terjadi pengeluaran air seni yang berlebihan, tubuh kehilangan banyak
insulin, meski sebenarnya dalam darah terdapat glukosa yang berlebihan, boleh
dikatakan sel-sel ini ‘kelaparan’. Hal ini menyebabkan peningkatan nafsu makan
dan walaupun penderita DM sudah makan lebih banyak, kelihatannya sel tidak
mulai memecahkan lemak dan protein yang ada di dalam tubuh. Hal ini
mengakibatkan turunnya berat badan dan rasa lelah. Jika kadar glukosa dalam
darah sangat tinggi, beberapa orang menjadi mudah tersinggung. Selain itu, tubuh
Tidak semua penderita diabetes mengalami gejala ini dan beberapa orang
lainnya bahkan tidak mengalami gejala apa pun; pada keadaan ini, baru diketahui
bahwa mereka ternyata menderita penyakit DM daripemeriksaan laboratorium
rutin.
(Prawirohardjo, 1997).
H. DIAGNOSTIK
b. Kehamilan dengan sejarah abortus, kematian janin, atau bayi besar diatas 4
kg.
1. Dalam kehamilan
1) Abortus-prematurius.
1) Hidramnion.
J. PENTALAKSANAAN
c. Mengoptimalkan gestasi.
darah puasa < 105 mg/dl, 2 jam sesudah makan < 120 mg/dl, dan kadar
HbA1c<6%. Selain itu juga menjaga agar tidak ada episode hipoglikemia, tidak
ada ketonuria, dan pertumbuhan fetus normal. Pantau kadar glukosa darah
minimal 2 kali seminggu dan kadar Hb glikosila. Ajarka pasien memantau gula
darah sendiri di rumah dan anjurkan untuk kontrol 2-4 minggu sekali bahkan
lebih sering lagi saat mendekati persalinan. Obat hipoglikemik oral tidak dapat
dipakai saat hamil dan menyusui mengingat efek teratogenitas dan dikeluarkan
Penatalaksanaan Obstetric :
Pantau ibu dan janin dengan mengukur TFU, mendengarkan DJJ, dan
secara khusus memakai USG dan KTG. Lakukan penilaian setiap akhir minggu
pada umur kehamilan cukup waktu (40-42 minggu) dengan persalinan biasa.
terkendali baik, namun harus selalu diperhatikan gerak janin (normalnya >20
memerlukan insulin.
1. Diet
apabila perlu. Diet dianjurkan ialah karbohidrat 40%, protein 2 gr/kg berat
2. Olah raga
Wanita hamil perlu olah raga, tetapi sekedar untuk menjaga kesehatannya.
Kita tidak bisa memaksakan olah raga pada ibu hamil hanya untuk
insulin merupakan salah satu pengobatan bagi penderita penyakit DMG untuk
hingga saat ini memang tidak seluruhnya boleh diberikan pada ibu hamil,
karena dapat menimbulkan efek yang merugikan bagi janin yang dikandung.
paling sukar dilakukan pengobatan karena adanya nausea dan vomitus. Pada
timester kedua pengobatan tidak begitu sukar lagi karena tidak perlu
arang.
4. Diuretik
Jika ada hipertensi atau tanda-tanda retensi cairan dianjurkan miskin garam.
5. Steroid-steroid seks
Sekresi estrogen berkurang pada wanita hamil diabetik. Komplikasi pada fetus
berkurang jika selama kehamilan diberi estrogen dan progesteron dalan dosis
besar.
6. Penatalaksanaan obstetrik
a. Persalinan dilakukan:
ahli neonatologi.
KESIMPULAN
(toleransi glukosa terganggu) maupun berat (DM), terjadi atau diketahui pertama kali
saat kehamilan berlangsung. Definisi ini mencakup pasien yang sudah mengidap DM
(tetapi belum terdeteksi) yang baru diketahui saat kehamilan ini dan yang benar-benar
yang menunjang pemasokan makanan bagi janin serta persiapan untuk menyusui.
Glukosa dapat berdifusi secara tetap melalui plasenta kepada janin sehingga kadarnya
dalam darah janin hampir menyerupai kadar darah ibu. Insulin ibu tidak dapat
mencapai janin sehingga kadar gula ibu yang mempengaruhi kadar pada janin.
hormon lain : estrogen, steroid dan plasenta laktogen. Akibat lambatnya resopsi
makanan maka terjadi hiperglikemi yang relatif lama dan ini menuntut kebutuhan
insulin.
Pada saat kehamilan kesehatan ibu dan janin adalah sangat penting dan saling
mempengaruhi. Kondisi janin yang baik sangat diperlukan tetapi keselamatan ibu
diagnostik dan pembedahan perlu dihindarkan pada ibu hamil, tetapi bila diperlukan
dapat dilakukan.
Diabetes mellitus merupakan komplikasi medis yang paling umum terjadi
selama kehamilan. Pengendalian kadar glukosa darah adalah hal penting selama
kehamilan. Pada pasien yang telah menderita DM sebelumnya jika kemudian hamil
maka akan cukup rawan untuk terjadi komplikasi pada janin yang dikandung, dan
diabetik.
DAFTAR PUSTAKA
Disusun Oleh
RUSPAWANDI
010112a092
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNGARAN 2018