Professional Documents
Culture Documents
Anak Agung Istri Sri Kumala Dewi, Gede Kambayana. Program Studi Pendidikan Dokter
Spesialis Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Unud/RSUP Sanglah Denpasar
Pendahuluan
Sendi lutut merupakan sendi terbesar dalam tubuh manusia, yang
kegunaannya dapat mengakibatkan pergerakan fleksi dan ekstensi serta sedikit rotasi
kearah internal maupun eksternal. Sendi lutut menggabungkan tungkai atas dan
bawah, terdiri dari dua artikulasi satu artikulasi antara femur dan tibia dan yang
lainnya antara femur dan patella. Dilapisi oleh suatu selaput yang disebut kantung
synovial yang menghasilkan cairan synovial sebagai suatu pelumas. Selain itu juga
terdapat jaringan lain yang meliputi tulang rawan, otot, tendon, bursa dan ligamen,
serta terdapat alat penahan goncangan yang disebut menisci (singularmeniskus) (1,2).
Nyeri lutut merupakan sepertiga masalah pada sistem musculoskeletal yang
paling sering dikeluhkan pada perawatan dirumah sakit. Nyeri lutut mengenai 1 dari
4 orang orang lebih dari 50 tahun dan dapat menyebakan disabilitas pada orang lanjut
usia (3).
Penyebab dari nyeri lutut itu sendiri dapat beragam. Nyeri dapat bersumber
dari tulang, otot maupun jaringan disekitarnya. Beberapa contohnya di antara lain
karena proses degeneratif seperti pada osteoarthritis, peradangan pada rheumatoid
artritis, trauma, penumpukan asam urat, proses osteoporosis atau kerusakan pada
ligamen sendi lutut. Penyebab yang bervariasi ini juga akan membutuhkan
penanganan yang bervariasi. Penanganan yang diberikan dapat meliputi pemberian
analgetik maupun terapi pembedahan untuk mengatasi nyeri (4).
Karena fungsinya yang besar untuk aktivitas sehari- hari dan strukturnya
yang rumit, penting dilakukan pendekatan penyakit-penyakit yang dapat
menyebabkan nyeri lutut serta sebagai dasar untuk melakukan tata laksana yang baik
dan benar diperlukan pengetahuan dan pemahaman tentang anatomi, anamnesis,
1
2
pemeriksaan fisik dan pemilihan obat dalam rangka untuk mengurangi komplikasi
yang dapat terjadi akibat nyeri lutut tersebut (5,6).
Pada bagian atas sendi lutut terdapat condylus femoris yang berbentuk bulat,
pada bagian bawah terdapat condylus tibiae dan cartilago semilunaris. Pada bagian
bawah terdapat articulatio antara ujung bawah femur dengan patella. Fascies
articularis femoris tibiae dan patella diliputi oleh cartilago hyaline. Persendian pada
sendi lutut termasuk dalam jenis sendi synovial (synovial joint), yaitu sendi yang
3
mempunyai cairan sinovial yang berfungsi untuk membantu pergerakan antara dua
buah tulang yang bersendi agar lebih leluasa. Secara anatomis persendian ini lebih
kompleks daripada jenis sendi fibrous dan sendi cartilaginosa.
Permukaan tulang yang bersendi pada synovial joint ini ditutupi oleh lapisan
hyaline cartilage yang tipis yang disebut articular cartilage, yang merupakan bantalan
pada persambungan tulang. Pada daerah ini terdapat rongga yang dikelilingi oleh
kapsul sendi. Dalam hal ini kapsul sendi merupakan pengikat kedua tulang yang
bersendi agar tulang tetap berada pada tempatnya pada waktu terjadi gerakan.
Kapsul sendi ini terdiri dari 2 lapisan :
1. Lapisan luar
Disebut juga fibrous capsul , terdiri dari jaringan connective yang kuat yang tidak
teratur Dan akan berlanjut menjadi lapisan fibrous dari periosteum yang
menutupi bagian tulang. Dan sebagian lagi akan menebal dan membentuk
ligamentum.
2. Lapisan dalam
Disebut juga synovial membran, bagian dalam membatasi cavum sendi dan
bagian luar merupakan bagian dari articular cartilage. Membran ini tipis dan
terdiri dari kumpulan jaringan ikat. Membran ini menghasilkan cairan synovial
yang terdiri dari serum darah dan cairan sekresi dari sel synovial. Cairan synovial
ini merupakan campuran yang kompleks dari polisakarida protein, lemak dan sel
sel lainnya. Polisakarida ini mengandung hyaluronic acid yang merupakan
penentu kualitas dari cairan synovial dan berfungsi sebagai pelumas dari
permukaan sendi sehingga sendi mudah digerakkan
Anamnesis (5,6,7.8)
Dalam menegakkan diagnosis yang akurat, diperlukan anamnesis yang baik
dan benar. Awalnya diperlukan anamnesis yang berkaitan dengan sistem
muskuloskeletal. Salah satunya seperti nyeri, kekakuan, bengkak, kelemahan,
penguncian, instabilitas, deformitas dan gangguan sensoris dan kehilangan fungsi.
Jika dilihat dari pola sendi yang terkena juga nantinya dapat membedakan jenis
penyakit yang mengenai sendi tersebut (5).
Dikatakan juga jika sendi kecil yang terkena seperti sendi tangan, kaki dan
pergelangan tangan kemungkinan adanya suatu imflamatory arthritis seperti
rheumatoid arthritis atau SLE. Sendi yang sedang dan besar seringkali merupakan
penyakit degeneratif atau arthritis seronegatif seperti spondylitis ankilose atau artriris
psoriasis (5).
1. Nyeri
Deskripsi pasien tentang nyeri lutut dapat membantu dalam menentukan
deferensial diagnosis penyakit yang menyebabkan nyeri lutut tersebut. Anamnesis
penting untuk mengetahui karakteristik dari nyeri lutut tersebut, termasuk onset
(cepat atau lambat), lokasi nyeri (lutut anterior, medial, lateral atau posterior), durasi,
keparahan dan kualitas dari nyeri (tumpul atau tajam) yang nantinya akan dapat
5
membedakan penyakit penyebab nyeri lutut (5,7). Nyeri lutut juga dapat dibedakan
dari etiologinya yaitu dari umur (tua atau muda), jenis kelamin, trauma, pekerjaan
dan aktivitas sosial, hormonal, penggunaan obat-obatan dan obesitas (6).
Onset Nyeri
Akut
Lutut
Akut Cedera kartilage lutut Cedera medial atau meniscal
Cedera Ligamen lutut Ligamen kolateral medial, ligament
Dislokasi dan Patah kolateral lateral
Tungkai Patah atau dislokasi lutut, patah
Ruptur tendon patelar femoral distal, fraktur tibial proksimal
dan fibular
Kronis Monoarthritis Osteoartritis, rheumatoid artritis
Poliarthritis Gout, pseudogout
Kristal artropaty Osteomyelitis, septik artritis
Infeksi Tumor
Penyakit sekitar lutut
Nyeri alih
6
2. Bengkak
Bengkak atau efusi pada lutut dapat disebabkan oleh karena trauma,
penggunaan yang berlebihan atau penyakit sistemik. Bengkak yang disebabkan oleh
trauma adalah kerusakan ligament, cedera pada meniscal atau osseos atau sindrom
penggunaan berlebihan, bengkak yang tidak disebabkan oleh trauma yaitu infeksi,
artritis, deposisi Kristal dan tumor. Efusi mengindikasikan adanya patologis pada
intraartikular atau dikarenakan oleh cairan synovial, darah, pus atau campuran dari
seluruh cairan tersebut. Normalnya volume dari cairan synovial 1-2 ml dan tidak
dapat didipegang. Perdarahan dalam lutut (hamarthrosis) merupakan salah satu
penyebab bengkak yang disebabkan oleh kondisi cederanya struktur vascular dalam
sendi seperti robeknya ligament atau fraktur intraartikular, selain itu pasien dengan
kelainan koagulasi seperti hemophilia atau orang dalam pengobatan antikoagulan
dapat juga menimbulkan hamarthrosis (5,7,8,9). Kecepatan onset bengkak
merupakan petunjuk diagnosis
1. Cepat (< 30 menit) bengkak yang parah : Hamarthrosis
2. Bengkak hingga atau lebih dari 24 jam : Efusi traumatik seperti robekan meniscal
3. Bengkak dalam beberapa jam disertai nyeri, merah, kesulitan untuk
menggerakkan sendi secara aktif maupun pasif : Artritis septik, gouty arthritis
7
4. Instabilitas
Robekan atau longgarnya salah satu dari empat ligament pada lutut dapat
menyebabkan instabilitas. Robekan dapat disebabkan oleh adanya trauma atau
penyakit degenerative (5).
8
2. Feel
Hangat : rasakan kulitnya dan bandingkan kedua tungkai
Efusi : Dengan Patelar tap : Lutut diekstensikan, kosongkan suprapatelar
dengan cara menggeser tangan kiri pemeriksa kearah bawah hingga mencapai
puncak atas patella. Dengan ujung jari tangan kanan, tekan kebawah secara
cepat diatas patella. Pada efusi yang sedang akan dirasakan adanya cairan
pada tangan kiri saat dilakukan ketukan pada tangan kanan.
Ripple test : Lutut diekstensikan dan otot quadrisep direlaksasikan,
kosongkan suprapatelar seperti ketukan pada patella. Jari pemeriksa dibuka,
usapkan medial patella ke arah lateral, kemudian usapkan kembali dari arah
lateral ke medial, kemudian lihat ‘bulging’ yang menandakan adanya
akumulasi cairan pada daerah tersebut.
9
3. Move
Fleksi aktif dan ekstensi : Pasien dalam posisi supine arahkan pasien agar
menekuk lutut hingga mendekati kearah dada kemudian kembalikan tungkai
kearah semula (0-140). Rasakan krepitasi yang terjadi antara patella dan
condylar femoral ini menandakan adanya osteoporosis atau patella
kondromalasia (khusus pada penderita perempuan dewasa muda).
Tungaki tetap diluruskan, jika lutut tidak dapat sepenuhnya dalam keadaan
ekstensi ini menandakan adanya kelemahan pada quadrisep.
Pasif fleksi dan ekstensi
Pemeriksaan Penunjang
Imaging
Penggunaan radiografi seringkali digunakan sebagai pemeriksaaan penunjang
untuk menegakkan sebuah diagnosis dari nyeri lutut itu sendiri. Foto polos
anteroposterior (AP), lateral dan axial digunakan untuk menilai adanya suatu fraktur,
dislokasi dan efusi. AP membantu dalam menilai adanya suatu penyempitan rongga
kompartemen yang berhubungan dengan adanya osteoarthritis maupun robekan
meniscal. Lateral view pada 15 sampai 30 derajat dari fleksi lutut sangat baik untuk
menggambarkan adanya suatu efusi lutut (10,12).
Diagnostic Testing
Artrosinsesis dapat digunakan sebagai alat diagnostik dan terapi. Artrosintesis
sendiri sebaiknya dilakukan pada pasien dengan efusi tanpa adanya riwayat trauma
dan dengan kecurigaan adanya infeksi. Prosedur artrosintesis dapat dilakukan dengan
10
cepat dan mudah, dan dengan sedikit nyeri. Cairan yang diperoleh dari artrosentesis
sebaiknya dikirim untuk dilakukan pemeriksaan analisi cairan (8,9,10).
Diagnosis
a. Pada Remaja dan Dewasa Muda
Pada Remaja dan Dewasa muda biasanya nyeri pada lutut yang terjadi seringkali
disebabkan oleh salah satu dari tiga kondisi yakni patellar subluxation, tibial
apophisitis, atau tendonitis patellar (11,12).
b. Infeksi
Infeksi yang terjadi pada sendi lutut dapat terjadi pada seluruh golongan umur
namun seringkali terjadi pada orang yang memiliki kelemahan sistem imun
seperti pada kanker, diabetes melitus, peminum alkohol, HIV, atau pengguna
kortikosteroid dalam jangka waktu lama. Pasien dengan arthritis septik biasanya
akan memiliki gejala nyeri yang hebat, nyeri tanpa remisi yang mengalami
eksaserbsi oleh karena bergerak dan menahan beban, adanya bengkak, demam,
menggigil dan biasanya ada infeksi ditempat lain. Nyeri dapat membaik sedikit
membaik dengan istirahat. Pemeriksaan Fisik biasanya ditemukan terbatasnya
ROM yang diikuti adanya eritema, perabaan hangat, nyeri tekan kemudian
bengkak dan efusi yang hampir selalu ada. Pemeriksaan yang harus dikerjakan
jika kecurigaan adanya suatu arthritis septik yakni analisa cairan sendi lutut. Pada
analisa cairan synovial sendi dilakukan untuk menggitung sel, pengecatan gram,
melihat polarisasi dengan menggunakan mikroskop light untuk menganalisa
adanya urat. Kultur sekaligus dikerjakan untuk mengetahui jenis bakteria,
mikrobakteria atau jamur penyebab. Pemeriksaan darah rutin ,LED, CRP dan
kultur darah yang sebaiknya dikerjakan untuk menegakkan diagnosis dan
memonitoring keberhasilan terapi yang telah dilakukan. Pemeriksaan radiografi
dalam menegakkan suatu arthriris septik memiliki peran yang minimal. Hanya
menunjukkan adnya osteoarthritis sebagai predisposisi dan menilai kemungkinan
adanya destruksi sendi atau osteomyelistis (13,15).
c. Anterior Knee pain
Merupakan suatu sindrom yaitu kumpulan dari gejala dan temuan yang
ditemukan terlokalisasi pada artekulasi patelofemoral dan berbagai struktur
11
Artroskopi
Definisi Artroskopi
Merupakan suatu prosedur pemeriksaan yang dilakukan untuk dapat melihat
keadaan sekitar sendi lutut melalui sebuah kamera yang dimasukkan ke dalam sendi
lutut dengan cara membuat celah kecil melalui sayatan kecil pada kulit. Gambar yang
ditangkap oleh kamrera akan diproyeksikan ke monitor televisi melalui suatu kabel
fiber optik. Prosedur artroskopi ini diharapkan mampu untuk memberikan suatu
informasi visualisasi struktur morfologi lebih jelas ke dalam suatu organ tanpa
dilakukan prosedur bedah yang lebih besar dan invasif. Pemeriksaan ini dilakukan
untuk dapat mendiagnosis beberapa penyakit yang terjadi pada sendi lutut seperti
trauma meniscus, kerusakan ligament atau arthritis, kerusakan pada tulang atau
kartilage. Arthroskopi sendiri selain alat diagnostik, pada beberapa kasus juga dapat
langsung sebagai media untuk terapeutik (18).
Ringkasan
Nyeri lutut merupakan sepertiga masalah pada sistem musculoskeletal yang
paling sering dikeluhkan pada perawatan dirumah sakit. Penyebab dari nyeri lutut itu
sendiri dapat beragam. Nyeri dapat bersumber dari tulang, otot maupun jaringan
disekitarnya. Karena fungsinya yang besar untuk aktivitas sehari- hari dan
strukturnya yang rumit, penting dilakukan pendekatan penyakit-penyakit yang dapat
menyebabkan nyeri lutut serta sebagai dasar untuk melakukan tata laksana yang baik
dan benar diperlukan pengetahuan dan pemahaman tentang anatomi, anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemilihan obat dalam rangka untuk mengurangi komplikasi
16
yang dapat terjadi akibat nyeri lutut tersebut. Beberapa cara terbaru dalam
mendiagnosis keluhan nyeri lutut yang lebih canggih dan minimal invasive yakni
dengan metode arthroskopi, dimana metode ini dapat digunakan sebagai sarana
mendiagnosis sekaligus terapi untuk keluhan nyeri lutut.
Daftar Pustaka