Professional Documents
Culture Documents
Ideni Aspek Gizi
Ideni Aspek Gizi
Aspek Gizi
(PTM 1415)
Kadar abu dan zat gizi pada biskuit
Oleh :
Kelompok 5
Teknologi Pangan
Teknologi Pertanian
Politeknik Negeri Lampung
2018
BAB I
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
a. Alat :
Alat Jumlah
Tanur 1 buah
Cawan porselin 1 buah
Hot plate 1 buah
Neraca analitik 1 buah
Desikator 1 buah
b. Bahan
Bahan Volume
Biskuit 1 buah
1.2 PROSEDUR KERJA
a. Netralisasi
Masukkan cawan kedalam tanur pengabuan dengan suhu 550-600oc selama 3 jam
1. Hasil Organoleptik
2. Kadar Abu
Kelompok Cawan kosong Cawan+ abu Hasil
1 22,6613 22,6654
2 22,2441 22,2571
3 21,5127 21,5365
4 25,1327 25,1592
5 22,0211 22,0342
3. Perhitungan
Kelompok 1 :
Kelompok 2 :
21,5365−21,5127
Kelompok 3 : X 100 % = 1,15 %
23,5728−21,5127
Kelompok 4 :
22,0342−22,0211
Kelompok 5: 24,0611−22,0211 X 100 % = 0,64 %
BAB II
PEMBAHASAN
Biskuit adalah sejenis makanan yang terbuat dari tepung terigu dengan penambahanbahan
makanan lain, dengan proses pemanasan dan pencetakan. Dalam pembuatan biskuitterdapat
standar mutu yang baik sehingga baik untuk dikonsumsi. Perlu kita ketahui kualitasmutu yang
baik pada berbagai macam biskuit yang sering sekali kita konsumsi sehari hari.
Kami menganalisa berapa kadar abu yang ada pada biskuit tersebut. Abu dalam bahan
pangan ditetapkan dengan menimbang sisa mineral hasil pembakaran pada suhu sekitar 550 C.
Kadar abu merupakan besarnya kandungan mineral dalam tepung. Mineral merupakan zat
anorganik dalam bahan yang tidak terbakar selama proses pembakaran. Kadar abu sangat
dipengaruhi oleh jenis bahan, umur bahan dan lain-lain.Kandungan abu pada suatu bahan pangan
juga merupakan residu bahan anorganik yangtersisa setelah bahan organik dalam makanan
didestruksi (Enik Maturahmah,Faisal Attamimi dan Subehan, )
Kadar abu yang didaptkan dari setiap kelomok adalah masing masing dan yang
dihasilkan abu yang pada kelompok 5 adalah sebanyak 0,64 % dan untuk kelompok 3 sudah
hampir tinggi atau sama dengan kadar abu yang ditetepkan oleh SNI yaitu 1,5 % .
Abu dalam bahan pangan ditetapkan dengan menimbang sisa mineral hasil pembakaran
bahan organic pada suhu sekitar 550°C (Apriyantono, 1989). Kadar abu maksimum yang
diizinkan berdasarkan SNI 01-2973-1992 ialah 1,5%. Kadar abu yang diperoleh berdasarkan
percobaan ialah0,64 % Semakin tinggi kadar abu maka kebersihan suatu bahan pangan semakin
berkurang Kadar abu ini bertujuan untuk mengetahui baik atau tidaknya pengelolaan,
mengetahui jenis bahan yang digunakan, penentuan parameter nilai gizi suatu makanan dan
memperkirakan kandungan dan keaslian bahan yang digunakan..
Selain kadar abu yang kami amati ada juga uji organoleptik dari semua bahan biscuit
yang ada,dan melihat zat gizi yang ada pada komposisi yang terdapat pada kemasan prosuk
makanan tersebut.
BAB III
KESIMPULAN
1. Biskuit adalah sejenis makanan yang terbuat dari tepung terigu dengan
penambahanbahan makanan lain, dengan proses pemanasan dan pencetakan
2. Kadar abu yang ada pada kelompok 5 adalah sebesar 0,64 % yaitu berarti masih
dibawah standar SNI 01-2973-1992 (sni kadar abu yang ada pada biscuit)
3. Hasil uji organoleptik pada biscuit tersebut adalah berasa manis,beraroma khas kue
berbentuk setngah bulat,berwarna coklat kekuningan,dan bertekstur renyah.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA