You are on page 1of 10

SILOGISME ( Pengertian , bagian – bagian dan macam-

macam silogisme.)

MAKALAH
SILOGISME
( Pengertian , bagian – bagian dan macam- macam silogisme.)
KATA PENGANTAR
Bismillahir Rahmanirrahim
Assalamu alaikum warahmatullahi Wabarkatuh
Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kehadirat allah swt. Yang telah melimpahkan rahmat
dan taufiq sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan
judul Silogisme
Salawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada nabi Muhammad saw. Yang telah
membawa kita dari alam jahiliyah menuju alam ilmiyah yang penuh barakah ini
Kami mengucapkan banyak terima kasih atas segala bantuan dan jasa dari berbagai pihak dalam
penyusunan makalah ini . Semoga allah membalasnya dengan balasan yang setimpal dan kami
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan handai tolan STAIN
Khususnya
Billahitaufiq Wal -hidayah
BAB I.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Sejak manusia dilahirkan pada dasarnya sudah sepantasnya untuk dilatihberpikir dengan
jelas , tajam dan terangrumusannya , hal itu juga supaya lebih tangkas dan kreatif
. dengan demikian kita sebagaigenerasi penerus bangsa perlu belajar berpikir tertip , jelas , serta
tajam. Hal yang sangat penting juga adalah belajar membuat deduksi yang berani dengan salah
satu cara untukmelahirkannya adalah silogisme. . Hal ini diperlukan karena mengajarkan
kita untuk dapat melihat konsekwensi dari sesuatu pendirian atau pernyataan yang apa bila di
telaah lebih lanjut, sebenarnya pendirian atau pernyataan itu tadi self – destructive.
Mungkin hal itu bisa terjadi karena tidak mau menghargai kebenaran dari
sesuatu tradisiatau tidak dapat menilai kegunaannya yang besar dari sesuatu yang berasal dari
masa lampau, adajuga sebagian orang yang mengatakan atau
menganggap percuma mempelajari seluk beluk silogisme . Tetapi mungkin juga anggapan itu
didasarkan pada kenyataan bahwa biasanya dalam proses penulisan atau pemikiran hanya sedikit
orang saja yang dapat mengungkapkan pikirannyadalam bentuk silogisme. Akan tetapi , proses
pemikiran kita menurut kenyataanya mengikuti pola silogisme jauh lebih sering dari pada yang
kita duga. Misalnya ucapan “ Saya tidak senangkepada pegawai itu karena ia biasa
datang terlambat ke kantor “ Proses pemikiran tersebut haya bisa di uji dan di kaji apabila
kita beberkan dalam bentuk silogisme karena bentuk silogismelahsetiap langkah dari proses
tersebut menjadi terbuka .
B. RUMUSAN MASALAH
Sesuai dengan latar belakang masalah sebagai mana yang telah kami tulis diatas
maka maka perlu di susun suatu perumusan masalah , hal ini di maksudkan untuk tidak
terjadinya kesalah fahaman dan penafsiran antara penenulis dengan pembaca. Dengan demikian
maka perumusanmasalah dalam makalah ini , penulis akan berpijak pada masalah yang telah di
uraikan di muka . Adapun perumusan masalah yang di jadikan ukuran dalam makalah ini sebagai
berikut,:
“ Apakah silogisme itu “
Dalam penulisan ini kami hanya terbatas pada Pengertian silogisme ,bagian – bagian
silogisme dan macam- macam silogisme.
C. TUJUAN
1. Penulisan makalah silogisme ini betujuan agar dapat mengetahui Pengertian silogisme ,bagian
– bagian silogisme dan macam- macam silogisme.
2. Dengan adanya makalah ini di harapkan menjadi masukan dan tambahan ilmu
pengetahuankepada para pembaca khususnya pada rekan STAIN Pamekasan serta pada
generasi penerus bangsa ini.
BAB I
SILOGISME
A. PENGERTIAN SILOGISME
Silogisme merupakan bagian yang paling akhir dari pembahasan logika formal dan
dianggapsebagian yang paling penting dalam ilmu logika . Dilihat dari bentuknya silogisme
adalah contoh yang paling tegas dalam cara berpikir deduktif yakni mengambil kesimpulan
khusus darikesimpulan umum . hanya saja dalam teori silogisme kesimpulan terdahulu hanya
terdiri dari dua keputusan saja sedang salah satu keputusannya harus universal dan dalam dua
keputusan tersebutharus ada usur – unsur yang sama – sama dipunyai oleh kedua keputusannnya
Jadi tegasnya yang di namakan dengan silogisme adalah suatu pengambilan kesimpulan dari dua
macam keputusan ( yang mengandung unsur yang sama dan salah satunya harus universal ) suatu
keputusan yang ketiga yang kebenarannya sama dengan dua keputusan yang
mendahuluinya [1].Dengan kata lain silogisme adalah merupakan pola berpikir yang di susun
dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan . [2]Contoh
1, Semua makhluk mempuyai mata , ( Primis Mayor )
2. Si kacong adalah seorang mahluk ( Primis Minor )
3. Jadi Si kacong mempuyai mata . ( Kesimpulan )
Pada contoh diatas kita melihat adanya persamaan antara keputusan pertama dengan keputusan
kedua yakni sama – sam mahkluk dan salah satu dari keduanya universal ( Keputusan pertama )
oleh karena itu nilai kebenaran dari keputusan ketiga sama dengan nilai kebenaran dua keputusan
sebelumnya. Kesimpulan yang diambil bahwa Si kacong mempuyai mata adalah sah menurut
penalaran deduktif, sebab kesimpulan ini ditarik secara logis dari dua primis yang
mendukungnya. Pertanyaan apakah kesimpulan itu benar maka hal ini harus di
kembalikan kepada kebenaran primis yang mendahuluinya.. Sekiranya kedua primis yang
mendukungnya adalah benar maka dapat dipastikan bahwa kesimpulan yang di tariknya juga
adalah benar.
Dengan demikian maka ketetapan penarikan kesimpulan tergantung dari tiga hal yakni
kebenaran primis mayor, kebenaran premis minor dan keabsahan pengambilan kesimpulan . Dan
ketikasalah satu dari ketiga unsur tersebut persyaratannya tidak di penuhi maka kesimpulan yang
ditariknya akan salah. Matematika adalah pengetahuan yang disusun secara deduktif,
Argumentasi matematik seperti : a sama dengan b dan bila b sama dengan c maka a sama
denganc hal ini merupakan penalaran deduktif , Kesimpulan ang berupa pengetahuan
baru bahwa a sama dengan c pada haketnya bukan merupakan pengetahuan baru dalam arti yang
sebenarnya , melainkan sekedar konsekwensi dari dua pengetahuan yang sudah kita ketahui
sebelumnya , yakni bahwa a sama dengan b dan b sama dengan c.[3]
B. Bagian Bagian Silogisme
Pada dasarnya silogisme mempuyai empat bagian
1. Bagian pertama adalah keputusan pertama , yang biasanya disebut premis
mayor. Premis mempuyai arti kalimat yang di jadikan dasar penarikan kesimpulan [4] ,
ada juga yang mengatakan primes adalah kata- kata atau tulisan sebagai pendahulu untuk
menarik suatu kesimpulan [5] atau dapat juga diartikan sebagai pangkal pikiran . Mayor
artinyabesar . Primis mayor artinya pangkal pikir yang mengandung term mayor dari
silogisme itu , dimana nantinya akan muncul menjadi predikat dalam kongklusi (
kesimpulan )
Contoh : Semua makhluk mempuyai mata
2. Bagian kedua adalah keputusan kedua , yang umunya di sebut dengan
premis minor. Premis minor artinya pangkal pikiran yang mengandung term minor (
Kecil ) dari silogisme itu , dimana nantinya akan muncul menjadi subjek dalam
kongklusi.
Contoh : Si kacong adalah seorang mahluk
3. Bagian ketiga adalah bagian – bagian yang sama dalam dua keputusan tersebut ,
yang biasanya disebut medium atau term menengah ( middle term ) , Karena
ia terdapatpada kedua premis ( Mayor dan minor ) , maka bertindak sebagai
penghubung ( medium )antara keduanya , tetapi tidak muncul dalam kongklusi.
4. Bagian keempat adalah keputusan ketiga yang disebut kongklusi atau
kesimpulan , adalah merupakan keputusan baru ( dari dua keputusan sebelumnya ) yang
mengatakan bahwa apa yang benar dalam mayor , juga benar dalam term minor
Artinya kalau miming benar., Semua makhluk mempuyai mata , maka Si kacong yang
menjadi bagian dari mahkluk adalah mempuyai mata
Si kacong mempuyai mata
C. Macam – macam silogisme.
Penyimpulan deduksi yang telah kita ketahui sekedarnya dapat kita laksanakan melalui teknik –
teknik , silogisme kategosik baik melaui bentuk standarnya maupun bukan
, Silogisme merupakan bentuk penyimpulan tidak langsung di katakan demikian karena dalam
silogisme kitamenyimpulkan pengetahuan baru yang kebenarannya di ambil secara sintetis dari
dua permasalahan yang dihubungkan dengan cara tertentu , yang tidak terjadi dalam
penyimpulan Eduksi. Dan pada saat ini Silogisme terdiri dari silogisme katagorik ,silogisme
hipotetik, Silogisme disyungtif maupun melalui dilema. untuk lebih lanjut akan
kami jelaskan berikut ini ;
1. Silogisme kategorik adalah silogisme yang semua posisinya merupakan proposisi
kategorik , Demi lahirnya konklusi maka pangkal umum tempat kita berpijak harus
merupakan proposisi universal , sedangkan pangkalan khusus tidak berarti bahwa
proposisinya harus partikuler atau sinjuler, tetapi bisa juga proposisi universal tetapi ia
diletakkan di bawah aturan pangkalan umumnya . Pangkalan khusus bisa
menyatakanpermasalahan yang berbeda dari pangkalan umumnya , tapi bisa juga
merupakan kenyataan yang lebih khusus dari permasalahan umumnya dengan demikian
satu pangalan umum dan satu pangkalan khusus dapat di hubungkan dengan berbagai
caratetapi hubungan itu harus di perhatikan kwalitas dan kantitasnya agar kita dapat
mengambil konklusi atau natijah yang valid [6]
Sekarang kita praktekkan bagaimana dua permasalahan dapat menghasilkan kesimpulan
yang absah
Semua Manusia tidak lepas dari kesalahan
Semua cendekiawan adalah manusia
Pangkalan umum disini adalah proposisi pertama sebagai pernyataan universal yang di
tandai dengan kuantifier ‘ semua ‘ untuk menegaskan sifat yang berlaku bagi
manusiasecara menyeluruh . Pangkalah khusussnya adalah proposisi kedua miskipun ia
juga merupakan pernyataan universal ia berada dibawah aturan
pernyataan pertama sehingga dapat kita simpulkan : semua cendikiawan tidak lepas dari
kesalahan .
Bila pangkalan khususnya berupa proposisi singules prosedur penyimpulannya juga
samasegingga dari pernyataan :
Semua tanaman membutuhkan air ( Premis Mayor )
MP
Padi adalah tanaman ( Primis Minor )
SM
Padi membutuhkan air ( Konklusi )
SP
Keterangan :
S = Subyek; P = Predikat M. = Middle term.
Kode – kode serupa membantu kita dalam proses untuk menemukan kesimpulan langkah
pertama tandailah terlebih dahulu term – term yang sama pada kedua premis , dengan
memberi garis bawah kemudia kita tuliskan huruf M . term lain pada premis mayor
pastilah P dan pada premis Minor pastilah S. kemudian tulislah konklusinya dengan
menulis secara lengkap term S dan P nya untuk menentukan mana perimis manyor
tidaklah sukar karena ia boleh dikatakan selalu di sebut pada awal bangunan silogisme ,
term menengah tidak boleh kita sebut atau kita tulis dalam konklusi . begitulah
dasardalam memperoleh konklusi . namun demikinan kita perlu memperhatikan patokan
– patokan lain agar di dapat kesimpulan yang apsah dan benar.
2. Silogisme Hipotetik : Adalah argument yang premis mayornya berupa proposisi
hipotetik sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik yang menetapkan atau
mengingkari terem antecindent atau terem konsecwen premis mayornya .
Sebenarnyasilogisme hipotetik tidk memiliki premis mayor maupun
primis minor karena kita ketahuipremis mayor itu mengandung terem predikat pada
konklusi , sedangkan primis minoritu mengandung term subyek pada konklusi .
Pada silogisme hipotetik term konklusi adalah term yang
kesemuanya dikandung olehpremis mayornya, mungkin bagian anteseden dan
mungkin pula bagian konsekuensinya tergantung oleh bagian yang diakui atau di
pungkiri oleh premis minornya. Kita menggunakan istilah itu secara analog ,
karena premis pertama mengandung permasalahan yang lebuh umum , maka kita
sebut primis mayor , bukan karena ia mengandung term mayor. Kita menggunakan
premis minor , bukan karena ia mengandung term minor , tetapi
lantaran memuat pernyataan yang lebih khusus[7]
Macam tipe silogisme hipotetik
a) Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian antecedent, seperti:
Jika hujan , saya naik becak
Sekarang Hujan .
Jadi saya naik becak.
b) Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian konsekwensinya ,
seperti :
Bila hujan , bumi akan basah
Sekarang bumi telah basah .
Jadi hujan telah turun
c) Silogisme hipotetik yang premis Minornya mengingkari antecendent , seperti :
Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa , maka kegelisahan akan
timbul .
Politik pemerintah tidak dilaksanakan dengan paksa ,
Jadi kegelisahan tidak akan timbul
d) Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian konsekwensinya ,
seperti:
Bila mahasiswa turun kejalanan , pihak penguasa akan gelisah
Pihak penguasa tidak gelisah
Jadi mahasiswa tidak turun ke jalanan
3. Silogisme disjungtif : adalah silogisme dimana premis mayor maupun minornya , baik
salah satu maupun keduanya , merupakan keputusan disjunctive[8] atau ada juga yang
mengatakan bahwa silogisme disjungtif adalah silogisme yang primis
mayornyaberbentuk proposisi disjungtive Contoh :
 Kamu atau saya yang pergi
 Kamu tidak pergi
 Maka sayalah yang pergi
Silogisme disjungtive mempunyai dua buah corak diantaranya : [9]
a) Akuilah satu bagian disjungtif pada premis minor, dan tolaklah lainnya pada
kesimpulan . misalnya :
 Planet kita ini diam atau berputar.
 Karena berputar, jadi bukanlah diam.
Corak ini di sebut modus ponendo tolles.
b) Tolaklah satu bagian disjungsi pada premis minor , dan akuilah yang lainnya pada
kesimpulan . Misalnya :
 Planet bumi kita ini diam atau berputar
 Planit bumi kita ini tidak diam
 Jadi . planet bumi kita ini berputar.
Corak ini disebut modus tolledo ponens.
N.B. Silogisme disjungtif bisa diplangkan ke silogisme kondisional . Misalnya :
 Apabila kamu tidak pergi, sayalah yang pergi .
 Kami tidak pergi .
 Maka sayalah yang pergi.
Silogisme disjungtif dalam arti sempit maupun arti luas mempunyai dua tipe[10] yaitu :
a) Primis minornya mengingkari salah satu alternative, konklusinya adalah
mengakuialternative yang lain, seperti :
 Ia berada diluar atau di dalam
 Ternyata tidak berada di luar.
 Jadi ia berada di dalam.
 Ia berada di luar atau di dalam
 Ternyata tidak berada di dalam
 Jadi ia berada di luar.
b) Premis minor mengakui salah satu alternative, kesimpulannya adalah
mengingkarialternative yang lain, seperti:
 Budi di masjid atau di sekolah
 Ia berada di masjid.
 Jadi ia tidak berada di sekolah.
 Budi di masjid atau di sekolah
 Ia berada di sekolah .
 Jadi ia tidak berada di masjid.
4. Silogisme Konjungtif adalah silogisme yang premis mayornya berbentuk suatu
proporsi konjungtif. Silogisme konjungtif hanya mempunyai sebuah corak,
yakni:akuilah satu bagian di premis minor, dan tolaklah yang lain di kesimpulan .
Misalnya :
 Tidak ada orang yang membaca dan tidur dalam waktu yang bersamaan .
 Sartono tidur .
 Maka ia tidak membaca
Nb. Silogisme konjungtif dapat di kembalikan ke bentuk silogisme kondisional, Misalnya
;
 Andaikata Sartono tidur, ia tidak membaca.
 Sartono tidur
 Maka ia tidak membaca.
5. Dilema , menurut Mundari dalam bukunya yang berjudul logika ia mengartikan Dilema
adalah argumerntasi , bentuknya merupakan campuran antara silogisme hipotetik dan
silogisme disyungtif . Hal ini terjadi karena premis mayornya terdiri dari dua proposisi
hipotetik dan premis minornya satu proposisi disjungtif . Konklusinya, berupa proposisi
disyungtif , tetapi bisa proposisi kategorika. Dalam dilema , terkandung
konsekuensiyang kedua kemungkinannya sama berat . Adapun konklusi yang
diambil selalu tidak menyenangkan . Dalam debat, dilemma dipergunakan sebagai alat
pemojok , sehingga alternatif apapun yang dipilih , lawan bicara selalu dalam
situasi tidak menyenangkan .[11]
Suatu contoh lkasik tentang dilemma adalah ucapan seorang ibu yang membujuk
anaknya agar tidak terjun dalam dunia politik , sebagai brikut;
 Jika engkau berbuat adil manusia akan membencimu . Jika engkau berbuat tidak
adil tuhan akan membencimu . Sedangkan engkau harus bersikap adil atau tidak
adil . Berbuat adil ataupun tidak engkau akan dibenci.
 Apabila para mahasiswa suka belajar , maka motivasi menggiatkan belajar tidak
berguna . Sedangkan bila mahasiswa malas belajar motivasi itu tidak
membawahasil . Karena itu motivasi menggiatkan belajar
itu tidak bermanfaat atau tidakmembawa hasil.
Pada kedua contoh tersebut , konklusi berupa proposisi disjungtif , Contoh
pertamaadalah dilemma bentuk baku , kedua bentuk non baku.
Sekarang kita ambil contoh dilema yang konklusinya merupakan keputusan kategorika.
 Jika Budi kalah dalam perkara ini , ia harus membayarku berdasarkan keputusan
pengadilan . Bila ia menang ia juga harus membayarku berdasarkan perjanjian .
Ia mungkin kalah dan mungkin pula menang . Karena itu ia harus tetap harus
membayar kepadaku.
 Setiap orang yang saleh membutuhkan rahmat supaya tekun dalam kebaikan .
Setiap pendusta membutuhkan rahmat supaya dapat ditobatkan.
Dan setiap manusia itu saleh atau pendusta.
Maka setiap manusia membutuhkan rahmat.
Dilema dalam arti lebih luas adalah situasi ( bukan argumentasi ) dimana kita harus
memilih dua alternative yang kedua – duanya mempuyai konsekwensi yang tidak
diingi, sehingga sulit menentukan pilihan. [12]
Aturan – aturan dilema dan Cara Mengatasi Dilema
1. Aturan – aturan dilema :
 Disjungsi harus utuh . Masing – masing bagian harus betul – betul selesai, sehingga tidak
ada kemungkinan lain . Apabila terdapat kemungkinan lain , hal akan merupakan jalan
keluar. Tutuplah jalan keluar tersebut . Waspadalah untuk tidak tergelincir
kedalamsofisme, yakni pemikiran yang nampaknya betul , tetapi sesungguhnya salah.
 Consequent haruslah sah disimpulkan dari masing – masing bagian.
 Kesimpulan yang ditarik dari masing – masing bagian , haruslah merupakan satu
satunyakesimpulan yang mungkin diambil . Jika tidak , maka lawan kita akan
sanggupmengambil kesimpulan yang berlawanan dengan kesimpulan kita.
2. Cara Mengatasi Dilema
Ada beberpa cara yang dapat kita pakai dalam mengatasi dilemma yang kita hadapi.
a. Dengan meneliti kausalitas premis mayor . Sering benar terjadi dalam dilema terdapat
hubungan kausalitas tidak benar yang dinyatakan dalam premis mayornya. Dalam
contoh diatas dikemukakan bahwa motivasi peningkatan belajar tidak bergunaatau
tidak membawa hasil . konklusi tidak benar , karena di tarik dari premis
mayor yang mempuyai hubungan kausalitas tidak benar . Tidak
semua mahasiswayang tidak suka belajar mempuyai sebab yang sama . Dari
sekian mahasiswayang tidak suka belajar , bisa disebabkan kurang kesadaran ,
sehingga motiovasi sangat berguna bagi mereka. Untuk mengatasi dilemma model
ini kita tinggalmenyatakan bahwa premis tidak mempuyai dasar kebenaran yang
kuat.
b. Dengan meneliti alternative yang di kemukakan. Mengapa, karena mungkin
sekalialternative pada permasalahan yang diketegahkan tidak sekedar dinyatakan ,
tetapi lebih dari itu . Pada masa lalu seorang pemimpin sering berkata : Pilihlah
Sukarno atau biarlah Negara ini hancur. Benarkan hanya Sukarno yang bisa
menyelamatkan Negara ini ? Apakah tidak ada orang lain nyang bisa
menggantinya ? Tentu saja ada , sehingga alternatifnya lebih dari dua.
c. Dengan contra dilemma.. Bila dilema yang kita hadapi tidak mengandung
kemungkinan , maka dapat kita atasi dengan mengemukakan dilemma tandingan
.Banyak sekali dilema yang di hadapi orang kepada kita merupakan
alat pemojokyang sebenarnya tidak mempuyai kekuatan , maka dilema itu dapat
dinyatakandalam bentuk lain yang mempuyai konklusi berlainan dengan
penampilan semula. Sebagai contoh adalah pendapat orang yang
menyatakan bahwa hidup ini adalah penderitaan , hendak
memaksakan keyakinan itu dengan mengajukan dilemma kepad kita sebagai
berikut:
Bila kita bekerja maka kita didak bisa menyenangkan diri kita. Bila kita tidak
bekerja , kita tidak dapat uang . Jadi bekerja atau tidak bekerja , kita
dalamkeadaan tidak menyenangkan
Dilema itu dpat kita jawab dengan kontra dilemma sebagai berikut:
Bila kita bekerja, kita mendapat uang . Bila kita tidak bekerja kita dapat
meyenangkan diri kita . Jadi bekerja atau tidak , selalu menyenangkan kita.
d. Dengan memilih alternative yang paling ringan . Bila dilema yang kita hadapi tidak
mungkin kita atasi dengan teknik diatas , maka jalan terakhir adalah memilih
alternatif yang paling ringan . Pada dasarnya tidak ada dilema yang menampilkan
alternatif yang benar- benar sama beratnya. Dalam dilema serupa dibawah ini kita
hanya dapat memilih alternative yang paling ringan . contoh
 Apabila tuan masih tercatat sebagai pegawai negeri , maka tuan tidak
bisa menduduki jabatan tertinggi pada PT “ Buana Jaya “ ini . Untuk
menduduki jabatan tinggi pada PT ini maka anda harus rela
melepaskan status tuan sebagai pegawai negeri . Sementara itu anda
berat melepas pekerjaan sebagai pegawai negeri , sedangkan bila
tidak menjabat pimpinan pendapatan anda di PT itu tetap sedikit.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Silogisme adalah suatu cara untuk melahirkan deduksi . Silogisme mengajarkan pada
kitamerumuskan , menggolong – golongkan pikiran sehingga kita dapat melihat hubungannya
dengan mudah , Dengan demikian kita belajar berfikir tertib , jelas , tajam . Ini diperlukan karena
mengajarkan kita untuk dapat melihat akibat dari suatu pendirian atau penyataan yang telah
kitalontarkan. Banyak orang merumuskan pendirian atau membuat pernyataan yang
apabila ditelaah lebih lanjut , sebenarnya pendirian atau pernyataannya tadi kurang tepat atau
kurang benar. Mungkin saja hal itu karena tidak mau menghargai kebenaran dari suatu
tradisi atau tidak dapat menilai kegunaan yang besar dari sesuatu yang berasal dari masa lampau.
Akan tetapi kitagenerasi penerus , proses pemikiran kita menurut kenyataannya mengikuti pola
silogisme jauh lebih sering dari pada yang kita duga dan dari proses tersebut pemikiran kita lebih
terbuka tertib dan jelas.

You might also like