You are on page 1of 7

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN TB PARU

DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA

Factors Affecting The Occurrence Of Pulmonary Tb


And Efforts To Overcome

Helper Sahat P Manalu*

Abstract. Pulmonary TB disease remains a public health problem in Indonesia. In recent years, the
prevalence of TB increases. The increased prevalence was influenced by many factors including
community socio-economic and cultural, related to tuberculosis. Data obtained from several sources, such
as literature reviews and researches, and narratively presented. From several sources had known that most
patients with pulmonary TB had less addressed the prevention of pulmonary tuberculosis. Not all comunity
know and used the program free of pulmonary tuberculosis treatment in health centers. Due to the lack of
TB socialization or there is no charge to come to the clinic. Community knowledge about TB is still low.
This paper obtained that community participation and use to increase intensive counseling. Lung TB
counselling program must be also addressed properly.

Keywords: Incidence of pulmonary TB, Prevention Efforts

PENDAHULUAN mengalami krisis ekonomi atau pergolakan


masyarakat. (c) Perubahan demografik
Di Indonesia Tuberkulosis masih
karena meningkatnya penduduk dunia dan
merupakan salah satu penyakit yang
perubahan struktur umur kependudukan. (d)
menimbulkan masalah kesehatan di
Dampak pandemik HIV. (Depkes 2007)
masyarakat. Penderita TB di Indonesia
merupakan urutan ke-3 terbanyak di dunia Berbagai masalah di masyarakat
setelah India dan Cina dengan jumlah penderita TB anak tidak terdeteksi atau
pasien, sekitar 10 % dari total jumlah pasien terlambat diketahui, dan sulitnya dokter
TB didunia. Diperkirakan pada tahun 2004, mendiagnosa kasus TB pada anak disamping
ada 539.000 kasus baru dan kematian masyarakat sendiri yang belum mengetahui
101.000 orang. Insiden kasus TB BTA epidemiologi penularan TB. Masih banyak
positif sekitar 110 per 100.000 penduduk. orang yang tidak mengetahui secara benar
(Depkes,2007) bahwa penyakit TB dapat menular. Hal ini
menyebabkan sebagian masyarakat tidak
Penyebab utama meningkatnya
mewaspadai ada penderita TB dewasa di
masalah TB antara lain adalah : (a)
sekitar tempat tinggalnya. Hal itu menjadi
Kemiskinan pada berbagai kelompok
sumber penularan yang paling berbahaya
masyarakat, seperti pada Negara yang
adalah orang dewasa yang positif menderita
sedang berkembang. (b) Kegagalan TB
TB (disitir dari http://www.pikiran
selama ini. Hal ini diakibatkan oleh tidak
rakyat.com/cetak0304/28hikmah/lainnya02.
memadainya komitmen politik dan
htm).
pendanaan, tidak memadainya organisasi
pelayanan TB ( kurang terakses oleh Undang-Undang Kesehatan 1992,
masyarakat, penemuan kasus/diagnosis yang telah menggariskan bahwa kesehatan adalah
tidak standar, obat tidak terjamin keadaan sejahterajasmani, rohani dan sosial
penyediaannya, tidak dilakukan yang memungkinkan setiap orang hidup
pemantauan, pencatatan dan pelaporan yang produktif secara sosial dan ekonomis.
standar, dan sebagainya), tidak memadainya Selanjutnya Dwi Hapsari mengatakan, setiap
tatalaksana kasus (diagnosis dan panduan orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin
obat yang tidak standar, gagal bertempat tinggal dan mendapat lingkungan
menyembuhkan kasus yang didiagnosis), hidup yang baik dan sehat serta berhak
salah persepsi terhadap manfaat dan mendapat pelayanan kesehatan. Namun
efektifitas BCG, infrastruktur kesehatan menjaga kualitas kesehatan masyarakat
yang buruk pada Negara-negara yang dipengaruh oleh berbagai faktor yang saling

* Peneliti pada Puslitbang Ekologi & Status Kesehatan

1340
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 9 No 4, Desember 2010 : 1340 - 1346

terkait, dan seperti lingkungan, gaya hidup, BASIL DAN PEMBAHASAN


demografi, pendidikan, ekonomi dan sosial
budaya. Kebiasaan masyarakat yang berkaitan
dengan TB paru
Upaya penanggulangan penyakit TB
sudah dilakukan melalui berbagai program Tuberkulosis adalah suatu penyakit
kesehatan di tingkat Puskesmas, berupa infeksi yang disebabkan oleh bakteri
pengembangan strategi penanggulangan TB berbentuk batang (basil) yang dikenal
yang dikenal sebagai strategi DOTS dengan nama Mycobacterium Tuberculosis.
(directly observed treatment, Short course = Penularan penyakit ini melalui dahak
pengawasan langsung menelan obat jangka penderita yang mengandung basil
pendek), yang telah terbukti dapat menekan tuberkulosis paru tersebut. Pada waktu
penularan, juga mencegah penderita batuk, butir-butir air ludah
perkembangannya MDR (multi drugs beterbangan di udara yang mengandung
resistance = kekebalan ganda terhadap obat basil TBC dan terhisap oleh orang yang
sehat dan masuk ke dalam paru yang
)-TB, tetapi hasilnya masih dirasakan belum
sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena kemudian menyebabkan penyakit
tuberkulosis paru. Kejadian kasus
itu diharapkan adanya perhatian dari pihak-
tuberkulosis paru ini paling banyak terjadi
pihak terkait dalam upaya meningkatkan
pada kelompok masyarakat dengan sosial
keterlibatan peran pelayanan penanganan
ekonomi lemah (di sitir dari
TB paru selanjutnya.
http://library.usu.ac.id/download/fkm-
Penularan dan pemberantasan hiswani6.pdf 2009). Berdasarkan hasil
penyakit TB paru juga tidak lepas dari aspek pengamatan pada penelitian Helper Manalu
sosial budaya masyarakat yang dkk, penderita TB paru mempunyai
bersangkutan. Disamping itu para petugas kebiasaan sering tidak menutup mulut saat
kesehatan seperti dokter diharapkan selalu batuk, hal ini tentunya dapat membuat
menambah pengetahuan dan keterampilan penularan TB pada orang-orang yang sehat
agar dapat lebih sempurna untuk mendeteksi di sekitarnya.
serta mendiagnosa penyakit TB pada
Terjadinya peningkatan kasus TB
stadium dini. Oleh karena itu tulisan ini
dipengaruhi oleh daya tahan tubuh, status
dibuat untuk mengungkapkan masalah
gizi dan kebersihan diri individu dan
faktor sosial budaya terutama menyangkut kepadatan hunian lingkungan tempat tinggal
kebiasaan dan atau tindakan masyarakat
(disitir dari
yang kurang menunjang upaya http://librarv.usu.ac.id/download/fkm-
pemberantasan penyakit TB paru. hiswani6.pdf 2009). Menurut Tjandra Yoga
(2007), TB juga mudah menular pada
mereka yang tinggal di perumahan padat,
BAHAN DAN CARA kurang sinar matahari dan sirkulasi udaranya
Tulisan ini dibuat dengan cara buruk/pengap, namun jika ada cukup cahaya
menelusuri laporan penelitian /artikel yang dan sirkulasi, maka kuman TB hanya bisa
berkaitan dengan kejadian TB paru. Dan bertahan selama 1-2 jam. Tjandra Yoga juga
berikutnya dilakukan seleksi pada laporan menyatakan bahwa di Indonesia setiap tahun
yang terkumpul, sehingga dapat ditelaah ditemukan 582.000 penderita baru TB
sebanyak 17 atikel terpilih. Dari laporan dengan angka kematian 41 orang /100.000
terpilih, ditentukan aspek-aspek yang sebagian besar penderita TB atau sebesar 75
menunjukkan hubungan antara kebiasaan % adalah penduduk usia produktif antara
masyarakat yang berkaitan dengan TB paru ; 15-49 tahun.
faktor-faktor penyebab kejadian TB dan
upaya penanggulangan TB yang dilakukan
saat ini.

1341
Faktor-faktor yang Mempengaruhi...(Helper)

Ketepatan dan kecepatan tuberculosis (TB), seperti dituturkan lewat


mendapatkan pengobatan juga penelitian tersebut diatas. Sehingga muncul
mempengaruhi tingkat kesembuhan desakan untuk membuat undang-undang
penderita TB. Penderita seringkali datang lebih ketat untuk masalah rokok di negara
berobat sudah dalam keadaan terlambat dan tersebut. (disitir dari
banyak komplikasi, hal ini membuat http://www.waspada.co.id/index2.php7optio
penderita tidak sabar dalam melakukan n=com content&do pdf=l&id=48857
pengobatan dan ingin cepat sembuh, tetapi 4/30/2010).
mereka ini mengalami kecewa dan putus asa
karena apa yang diharapkan penderita tidak
sesuai dengan kenyataan perjalanan Faktor-faktor yang berkaitan dengan
pengobatan (Herryanto, 2004). Disinilah kejadian TB
yang membuat kebanyakan keluarga
Menurut Antoni Lamini (2002) ada
penderita merasa jenuh dan bosan dalam
2 gejala TB paru yaitu : gejala umum dan
mencari/menjalankan pengobatan TB jika
gejala khusus. Gejala umum secara klinis
salah seorang anggota keluarganya sakit TB.
mempunyai gejala sbb : (a) batuk selama
Hasil penelitian di Kabupaten lebih dari 3 minggu, (b) demam, (c) berat
Tangerang (2009), penderita TB paru sering badan menurun tanpa sebab, (d) berkeringat
berpindah-pindah tempat pelayanan pada waktu malam, (e) mudah capai, (f)
kesehatan untuk mencari kesembuhan, hal hilangnya nafsu makan. Sedangkan Gejala
ini terjadi oleh karena penderita TB kurang khusus dapat digambarkan sbb : (a)
yakin pada pelayanan kesehatan. Karena tergantung dari organ tubuh mana yang
proses pengobatan yang tidak teratur , terkena, bila terjadi sumbatan sebagian
membuat mereka tidak sembuh. Hal ini bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru)
diperparah dengan kebiasaan tidak akibat penekanan kelenjar getah bening
menghabiskan obat, karena merasa yang membesar, (b) akan menimbulkan
badannya sudah sehat (Helper Manalu, suara "mengi", suara nafas melemah yang
2009). Adapun alasan penderita TB paru disertai sesak, kalau ada cairan dirongga
pindah berobat hampir sama dengan alasan pleura (pembungkus paru-paru), dapat
diantara mereka yang tidak menyelesaikan disertai dengan keluhan sakit dada, (c) bila
pengobatannya yaitu karena tidak kunjung mengenai tulang, maka akan terjadi gejala
sembuh, dan bahkan bertambah parah. seperti infeksi tulang yang pada suatu saat
Herryanto (2004), dalam hasil penelitiannya dapat membentuk saluran dan bermuara
menggambarkan 20,8 % pengobatan TB pada kulit di atasnya, pada muara ini akan
yang dilakukan penderita putus berobat oleh keluar cairan nanah, (d) pada anak-anak
yang tidak meninggal pindah berobat dapat mengenai otak (lapisan pembungkus
dengan alasan karena tidak ada perubahan otak dan disebut sebagai menginitis (radang
dan penderita tidak sembuh. selaput otak), gejala adalah demam tinggi,
Menurut Tjandra Yoga 2007, adanya penurunan kesadaran dan kejang-
ternyata TB tidak hanya menyerang paru, kejang. Disamping itu, masih banyak faktor
tetapi juga dapat menyerang organ tubuh yang mempengaruhi pemberantasan TB
yang lain seperti kulit (TB kulit), tulang (TB paru antara lain sikap petugas kesehatan
tulang), otak dan saraf (TB otak dan saraf), dalam menangani pasien, ketersediaan obat
mata (TB mata), dan Iain-lain. dan faktor penderitanya sendiri. Berkaitan
dengan apa yang di uraikan diatas, 53, 83
Penelitian lain yang dilakukan oleh % program penanggulangan TB paru
Hsien-Ho Lin di Taiwan (2009) tentang disebabkan oleh : (a) Penderita TB
perokok, mendapatkan hampir 18.000 orang menganggap sakit batuk biasa, sehingga
yang mewakili populasi umum selama lebih tidak segera berobat ke Puskesmas, (b)
dari tiga tahun terakhir. "ditemukan Puskesmas belum dipercaya oleh
peningkatan dua kali lipat resiko TB aktif masyarakat, dan obat yang diberikan oleh
pada perokok dibandingkan dengan mereka puskesmas masih di anggap tidak manjur,
yang tidak pernah merokok", ternyata kaum (c) Kinerja puskesmas belum optimal dalam
perokok lebih berpotensi terkena penyakit upaya penanggulangan tuberculosis, (d)

1342
Jumal Ekologi Kesehatan Vol. 9 No 4, Desember 2010 : 1340 -1346

Masih banyak praktek pengobatan yang kematian yang disebabkan oleh TB-paru
belum menggunakan strategi DOTS, (e) dibandingkan dengan akibat proses
Kemampuan pemerintah daerah dalam kehamilan dan persalinan. Pada jenis
menyediakan dana sangat terbatas. (disitir kelamin laki-laki penyakit ini lebih
dari :http ://tesis- tinggi karena merokok tembakau dan
skripsi.blogspot.com/2008/05/analisis minum alkohol sehingga dapat
faktor-faktor yang.htm/). menurunkan system pertahanan tubuh,
sehingga lebih mudah terpapar dengan
Hiswani (2009) mengatakan bahwa
agent penyebab TB-paru. (disitir dari
keterpaparan penyakit TBC pada seseorang
http://library.usu.ac.id/download/fkm-
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti :
hiswani6.pdf 2009). Demikian
status sosial ekonomi, status gizi, umur,
penelitian Herryanto (2004), terdapat
jenis kelamin dan faktor sosial lainnya,
proporsi menurut jenis kelamin, laki-
untuk lebih jelasnya diuraikan sebagai
laki sebesar 54,5 % dan perempuan
berikut:
sebesar 45,5 % yang menderita TB paru,
1. Faktor Sosial Ekonomi : Disini sangat sebagian besar mereka tidak bekerja
erat dengan keadaan rumah, kepadatan 34,9 % dan berpendidikan rendah (tidak
hunian, lingkungan perumahan, sekolah, tidak tamat SD, dan tamat SD)
lingkungan dan sanitasi tempat kerja sebesar 62,9 %.
yang buruk dapat memudahkan
Menurut Amira Permatasari, (2005)
penularan TBC. Pendapatan keluarga mengemukakan disamping faktor medis.
sangat erat juga dengan penularan TBC,
Faktor sosial ekonomi dan budaya, sikap
karena pendapatan yang kecil membuat
dan perilaku yang sangat mempengaruhi
orang tidak dapat layak dengan keberhasilan pengobatan sebagaimana
memenuhi syarat-syarat kesehatan.
diuraikan di bawah ini:
2. Status gizi : Keadaan malnutrisi atau A . Faktor Sarana : (1)
kekurangan kalori, protein, vitamin, zat Tersedianya obat yang cukup dan kontinu,
besi dan Iain-lain, akan mempengaruhi (2) Dedikasi petugas kesehatan yang baik ,
daya tahan tubuh seseorang sehingga (3) Pemberian regiment OAT yang adekuat.
rentan terhadap penyakit termasuk TB-
paru. Keadaan ini merupakan faktor B. Faktor penderita : (1)
penting yang berpengaruh di negara Pengetahuan penderita yang cukup
miskin, baik pada orang dewasa maupun mengenai penyakit TB paru. Cara
anak-anak. pengobatan dan bahaya akibat berobat tidak
adekuat, (2) Cara menjaga kondisi tubuh
3. Umur : Penyakit TB paru paling sering yang baik dengan makanan bergizi. cukup
ditemukan pada usia muda atau usia istirahat, hidup teratur dan tidak minum
produktif 15-50 tahun . Dengan alcohol atau merokok. (3) Cara menjaga
terjadinya transisi demografi saat ini kebersihan diri dan lingkungan dengan tidak
menyebabkan usia harapan hidup lansia membuang dahak sembarangan, bila batuk
menjadi lebih tinggi. Pada usia lanjut menutup mulut dengan saputangan, jendela
lebih dari 55 tahun system imunolosis rumah cukup besar untuk mendapat lebih
seseorang menurun, sehingga sangat banyak sinar matahari. (4) Sikap tidak perlu
rentan terhadap berbagai penyakit, merasa rendah diri atau hina karena TB paru
termasuk penyakit TB-paru. adalah penyakit infeksi biasa dan dapat
4. Jenis kelamin: Penderita TB-paru disembuhkan bila berobat dengan benar. (5)
cenderung lebih, tinggi pada laki-laki Kesadaran dan tekad penderita untuk
dibandingkan perempuan. Menurut sembuh.
Hiswani yang dikutip dari WHO, C. Faktor keluarga dan
sedikitnya dalam periode setahun ada masyarakat lingkungan : (1) Dukungan
sekitar 1 juta perempuan yang keluarga sangat menunjang keberhasilan
meninggal aicibat TB paru, dapat pengobatan seseorang dengan cara selalu
disimpulkan bahwa pada kaum mengingatkan penderita agar makan obat,
perempuan lebih banyak terjadi pengertian yang dalam terhadap penderita

1343
Faktor-faktor yang Mempengaruhi... ( Helper)

yang sedang sakit dan memberi semangat positif bahkan masih rendah sekali dan
agar tetap raj in berobat. masih adanya droup out (lalai) dan
kegagalan dalam pengobatan. Dari uraian di
Dari hasil Riskesdas 2007, diketahui
atas diketahui belum semua petugas P2 TB
bahwa prevalensi TB paru cenderung
-Paru atau baru 50 % mendapat pelatihan
meningkat sesuai dengan bertambahnya
tentang P2 TB-Paru dan belum terampilnya
umur dan prevalensi tertinggi pada usia
petugas untuk melaksanakan protap
lebih dari 65 tahun . Prevalensi TB paru
penemuan penderita TB-Paru di Puskesmas.
pada laki-laki 20 % lebih tinggi
Beberapa petugas program P2 TB-Parupun
dibandingkan perempuan, selain itu
mengatakan beban kerja cukup berat,
prevalensi tiga kali lebih tinggi di pedesaan
pekerjaan merangkap program lainnya, tidak
dibandingkan perkotaan serta empat kali
adanya kompensasi yang bermakna terhadap
lebih tinggi pada pendidikan rendah
prestasi yang mereka capai.
dibandingkan pendikan tinggi.
Dari hasil penelitian Herryanto dkk
(2004), mengemukakan tentang karakteristik Upaya penanggulangan TB
kasus kematian penderita TB paru yang
Upaya penanganan dan
hampir tersebar pada semua kelompok
pemberantasan TB paru telah dilakukan
umur, dan paling banyak pada kelompok
pada awal tahun 1990 -an WHO telah
usia 20-49 tahun (58,3 %) yang merupakan
mengembangkan strategi penanggulangan
usia produktif dan usia angkatan kerja.
TB yang dikenal sebagai strategi DOTS.
Sebagaimana diuraikan diatas Focus utama DOTS adalah penemuan dan
penyakit menular yang dapat menimbulkan penyembuhan pasien, dengan prioritas
kerugian sosial ekonomi ini, berdasarkan pasien TB tipe menular. Strategi ini akan
data dari program sejak tahun 1995 memutuskan penularan TB dan diharapkan
sebenarnya telah ada obatnya, yang efektif menurunkan insidens TB di masyarakat.
dan murah, namun pengobatan TBC yang Menemukan dan menyembuhkan pasien
harus dilakukan selama 6 bulan harus diikuti merupakan cara terbaik dalam upaya
dengan manajemen kasus dan tatalaksana pencegahan penularan TB (Depkes, 2007).
pengobatan yang baik. Angka drop-out
Tjandra Yoga (2007),
(DO) pengobatan TBC paru secara nasional
mengemukakan bahwa seseorang yang sakit
diperkirakan tinggi. Hal ini sangat
TB dapat disembuhkan dengan minum obat
berbahaya, karena penelitian telah
secara lengkap dan teratur. Obat disediakan
memperlihatkan bahwa pengobatan yang
oleh pemerintah secara gratis di sarana
dilakukan dengan tidak teratur akan
pelayanan kesehatan yang telah menerapkan
memberi efek yang lebih buruk dari pada
strategi Dots (Directly Observed Tretment
tidak diobati sama sekali. Resistensi obat
Short course) seperti di Puskesmas, Balai
terjadi akibat seseorang tidak berobat tuntas
pengobatan Penyakit Paru dan beberapa
atau bila diberi obat yang keliru akan
rumah sakit.
memberikan dampak buruk tidak hanya
kepada yang bersangkutan tetapi juga Menurut Ahmad tahun (2008)
kepada epidemiologi TBC di daerah perbaikan sosial ekonomi, peningkatan taraf
tersebut. (Kajian riset operasional hidup dan lingkungan serta kemajuan
intensifikasi pemberantasan penyakit teknologi banyak membawa perubahan. Di
menular tahun 1998-1999-2003 kerjasama Negara-negara maju, jauh sebelum
Ditjen P2M & PLP dan Balitbangkes). ditemukan obat anti TB (tuberkulostatika
dan tuberkulosid) berkat perbaikan sosial
Syafei Hari Kusnanto (2006) dalam
ekonomi, jumlah penderita menurun 10-15
studi analisisnya menggambarkan bahwa
% per tahun. Dengan demikian dapat
angka pencapaian indikator program P2 TB-
disimpulkan bahwa penyakit TB sebenarnya
Paru Dinas Kesehatan Kota Jambi secara
dapat hilang dengan sendirinya jika ada
keseluruhan dapat memberikan gambaran
perbaikan sosial ekonomi tanpa
dimana ada beberapa indikator yang belum
"Obat".(disitir dari http ://yasirblogspot
mencapai target yaitu penemuan suspek TB-
com.blogspot.com/2009/04). Julianti
Paru, penemuan TB-Paru dengan BTA

1344
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 9 No 4, Desember 2010 : 1340 - 1346

Pradono berdasarkan hasil penelitiannya pendidikan dan pelatihan khusus program


pada tahun 2007, bahwa keluarga yang P2 TB terhadap petugas yang belum dilatih.
mempunyai pendapatan yang lebih tinggi Upaya meningkatkan peranserta pasien dan
akan lebih mampu untuk menjaga masyarakat dalam upaya penanggulangan
kebersihan lingkungan rumah tangganya, TB dan memberi peningkatan informasi
menyediakan air minum yang baik, membeli yang tepat dan lengkap melalui penyuluhan
makanan yang jumlah dan kualitasnya yang intensif. Dan petugas P2 TB-Paru
memadai bagi keluarga mereka, serta diharapkan tidak merangkap tugas-tugas
mampu membiayai pemeliharaan kesehatan lain. Serta melakukan pemeriksaan secara
yang mereka perlukan. aktif, khususnya pada kelompok risiko
tinggi dan status gizi kurang untuk
Program pemberantasan TB yang
mengurangi risiko penularan TB paru.
telah dilaksanakan melalui paket program,
namun di puskesmas belum secara efektif
dapat menjangkau seluruh masyarakat atau
UCAPAN TERIMA KASIH
penderita. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Helper Manalu dkk (2009), Ucapan terima kasih saya
sampai saat ini masih ada anggota sampaikan kepada teman-teman yang telah
masyarakat yang belum mengetahui ada mendorong dan memotivasi saya sehingga
program pelayanan kesehatan TB paru gratis tulisan ini dapat terselesaikan.
di .Puskesmas. Demikian pula hasil survei
prevalensi tuberculosis (2004) menunjukkan
bahwa lebih dari 80 % responden ternyata DAFTAR PUSTAKA
tidak mengetahui adanya program obat anti Amira Permatasari (2005), Pemberantasan Penyakit
TBC gratis. Dan hanya 19 % yang TB paru dan strategi Dots. Bagian Paru
mengetahui adanya pemberian obat anti Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
TBC gratis. (Depkes. 2004). Rendahnya Utara.
Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja
pengetahuan ini akan menghambat penderita Puskesmas dalam Penemuan BTA positif
TBC mencari pengobatan gratis atau Tuberkulosis paru di Kabupaten Malang.
menjadi penyebab putus berobat. Http ://tesis
skripsi.blogspot.com/2008/05/analisis
faktor-faktor vang.htm/).
Antoni Lamini (2002) TBC Penyakit yang dapat
KESIMPULAN DAN SARAN disembuhkan dan bukan penyakit keturunan.
Http/antonilamini.word press.com/
TB paru masih merupakan masalah
Depkes (2004), Badan Litbangkes, Ditjen P2
di negara berkembang, bahkan di negara PL,WHO, Project DOTS Expansion GF
maju masalah ini kembali muncul dengan ATM, Survei Prevalensi Tuberkulosis di
adanya HIV-AIDS. Berbagai upaya telah Indonesia.
dilakukan melalui bermacam-macam Depkes RI ( 2007), Pedoman Nasional
Penanggulangan Tuberkulosis edisi 2.
pendekatan untuk mengobati atau paling Depkes RI (2008), Laporan Hasil Riset Kesehatan
tidak mengurangi timbulnya TB. Seperti Dasar (Riskesdas) Indonesia Tahun 2007
program strategi DOTS diharapkan dapat Departemen Kesehatan RI. Jakarta. 2008.
memberikan kesembuhan dan mencegah Dwi Hapsari, Puti Sari H, Tin Afifah, Oster
Suriani.2007. Gambaran Kebijakan
penularan. Namun dalam pelaksanaan di
Penyelenggaraan Kota Sehat pada Lima
lapangan, keberhasilan pengobatan dengan Kota di Indonesia. Media Litbang Kesehatan
strategi DOTS ini mengalami beberapa Volume XVII Nomor 3 tahun 2007.
hambatan seperti putus berobat (termasuk Gambaran Pengetahuan pasien TB paru tentang
pindah berobat) dan meninggal sehingga keteraturan minum obat di desa Pamah
Belitua Kabupaten Deli Serdang. Http
tidak memberikan hasil yang maksimal. ://vasirblogspot
Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi com.blogspot.com/2009/04).
keberhasilan pengobatan yaitu faktor sarana, Helper Manalu dkk (2009). Penelitian Mengenai
faktor penderita dan faktor keluarga dan Faktor Sosial Budaya Yang Mempengaruhi
Ketaatan Berobat Penderita TB Paru.
masyarakat lingkungan. Akan tetapi bila Laporan Penelitian. Pusat Penelitian
melihat realitas yang ada membuktikan Pengembangan Ekologi dan Status
bahwa pengobatan tuberkulosis tidaklah Kesehatan, Badan Litbangkes Kementerian
semudah yang dipikirkan. Perlu dilakukan Kesehatan RI.

1345
Faktor-faktor yang Mempengaruhi...( Helper)

Herryanto, D.Anwar Musadad dan Freddy M.Komalig Pikiran rakyat (2004) Waspadai Penyakit TB paru,
(2004), Riwayat pengobatan penderita TB Seorang Penderita TB Dewasa Bisa
paru meninggal di Kabupaten Bandung, Menulari Sepuluh Anak. Http.'/Avww.pikiran
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol 3 No. 1, April rakvat.com/cetak0304/28hikmah/lainnva02.
2004: 1-6 htm).
Hiswani (2009). Tuberkulosis merupakan Penyakit Syafei, Hari Kusnanto (2006), Studi Analisis Faktor
Infeksi Yang Masih Menjadi Masalah Kinerja Petugas di Kota Jambi, KMPK
Kesehatan masyarakat. Universitas Gajah Mada.
Http://librarv.usu.ac.id/download/fkm- Tjandra Yoga (2007). Diagnosis TB pada anak lebih
hiswani6.pdf 2009). sulit, Mediakom info sehat untuk semua
Julianty Pradono (2007), kesehatan dalam Departemen Kesehatan RI.
pembangunan berkelanjutan, Jurnal Ekologi Waspada (2009) Perokok berpotensi dua kali lipat
Kesehatan . Vol.6 No.2 Agustus 2007. terjangkit TB aktif.
Kajian riset operasional intensifikasi pemberantasan Http://waspada.co.id/index2.php?0ption=co
penyakit menular tahun 1998-1999-2003 m content&do_pdf=l&id=48857).
kerjasama Ditjen P2M &PLP dan
Balitbangkes).

1346

You might also like