You are on page 1of 13

Tugas

Gangguan Proses Berfikir

Oleh
Fenrizal 04054821719079
Emil Intan R, S.Ked 04054821719080
Rostika Fajrastuti, S.Ked 04054821719095
Maya Indah Sari 04054821719097

Pembimbing
dr. Abdullah Shahab, SpKJ (K), MARS

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA


RUMAH SAKIT JIWA ERNALDI BAHAR
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2018

1
GANGGUAN PROSES BERFIKIR

Proses berpikir meliputi proses pertimbangan (judgement), pemahaman


(comprehension), ingatan serta penalaran (reasoning). Proses berpikir yang
normal mengandung arus ide, simbol, dan asosiasi yang terarah kepada tujuan dan
yang dibangkitkan oleh suatu masalah atau tugas dan yang menghantarkan kepada
suatu penyelesaian yang berorientasi kepada kenyataan.
Berbagai macam faktor mempengaruhi proses berpikir diantaranya:
(1) faktor somatik (gangguan otak, kelelahan); (2) faktor psikologik (gangguan
emosi, psikosa); dan (3) faktor sosial (kegaduhan dan keadaan sosial yang lain)
yang sangat mempengaruhi perhatian atau konsentrasi si individu. Kita dapat
membedakan tiga aspek proses berpikir, yaitu: bentuk pikiran, arus pikiran dan isi
pikiran, ditambah dengan pertimbangan. Gangguan bentuk pikiran: dalam
kategori ini termasuk semua penyimpangan dari pemikiran rasional, logik dan
terarah kepada tujuan.

A. Bentuk Pikir
Gangguan bentuk pikir merupakan penyimpangan dari pikiran rasional,
logik, dan terarah kepada tujuan.
1. Pikiran dereistik : tidak sesuai dengan atau tidak mengikuti kenyataan,
logika, dan pengalaman (tidak ada sangkut paut antara proses mental
individu dan pengalamannya yang sedang berjalan). Sebagai contoh,
seorang kepala kantor pemerintah pernah mengatakan: “ Seorang pegawai
negeri dan warga-warga yang baik harus kebal korupsi, biarpun gaji tidak
cukup, biarpun keluarganya menderita, bila tidak tahan silahkan keluar...”
atau seorang lain lagi: “Kita harus memberantas perjudian dan pelacuran,
karena hal-hal ini merupakan exploitation de I’homme par I’homme,
homo homini lupus, machiavellisme. Karena itu segala bentuknya harus
dikikis habis tanpa kecuali...”.
2. Pikiran autistik : bentuk pikiran dari dalam penderita itu sendiri dalam
bentuk lamunan, fantasi, waham, atau halusinasi. Hal ini hanya akan

2
memuaskan keinginan yang tidak terpenuhi tanpa memperdulikan
keadaan sekitarnya, hidup dalam alam pikirannya sendiri. Kadang-kadang
istilah ini dipakai untuk bentuk dereistik.
3. Bentuk pikiran nonrealistik : bentuk pikiran yang sama sekali tidak
berdasarkan kenyataan atau realita, misalnya menyelidiki sesuatu yang
spektakuler/ revolusioner, mengambil kesimpulan yang aneh dan tidak
masuk akal. (Merupakan gejala yang menonjol pada skizofrenia
hebefrenik di samping tingkah laku kekanak-kanakan).

Gangguan kontinuitas dinilai relevan/irelevan (isi pikiran atau ucapan yang


tidak ada hubungannya dengan pertanyaan atau dengan hal yang sedang
dibicarakan), goal directed atau tidak (berbicara dengan terarah pada tujuan) logis
atau tidak (berbicara sesuai logika). Gangguan kontinuitas yang tampak dalam
arus pikiran, yaitu tentang cara dan lajunya proses asosiasi dalam pemikiran.
Terdapat berbagai jenis:
1. Perseverasi: pengulangan yang diluar konteks dari kata-kata, frasa atau
ide, berulang-ulang menceritakan suatu ide, pikiran atau tema secara
berlebihan. Seperti contoh: “Nanti besok saya pulang, ya saya sudah
kangen rumah, besok saya sudah berada dirumah, sudah makan enak di
rumah sendiri, ya pak dokter, satu hari lagi saya nanti sudah bisa tidur
di rumah, besok ayah akan datang mengambil saya pulang...”.
2. Benturan/penghalangan (blocking): jalan pikiran tiba-tiba berhenti atau
berhenti di tengah sebuah kalimat. Terjadi hambatan yang tiba-tiba dari
proses pikir dalam mengeluarkan arus ide. Pasien tidak dapat
menerangkan mengapa ia berhenti.
3. Tangensial: memberikan jawaban yang sesuai dengan topik umum
tetapi tidak secara langsung menjawab pertanyaannya, misalnya
“Apakah ada gangguan dalam tidur Anda semalam ?”, “Saya biasanya
tidur di tempat tidur, tetapi sekarang saya tidur di sofa”.

3
4. Pikiran berputar-putar (circumstantiality): secara tidak langsung
menuju kepada ide pokok dengan menambahkan banyak hal yang
remeh-remeh, menjemukan dan tidak relevan.
5. Rambling: menceritakan dengan bertele-tele.
6. Logorea: banyak bicara, kata-kata yang dikeluarkan bertubi-tubi tanpa
kontrol, mungkin koheren ataupun inkoheren.
Penilaian lain pada produktivitas dapat berupa: overbundance (berfikir
berlebihan), rapid thinking (proses pikir berjalan cepat), slow thingking (proses
pikir yang lambat), hesitant thinking (proses pikir yang ragu-ragu), poverty of
thingking (kemiskinan isi atau ide pikiran) bahkan sampai vague-empty (tidak
jelas dan kosong), break through thingking (pikiran terobosan).

B. Arus Pikir
Adalah lajunya proses asosiasi dalam pikiran, arah permasalahan, cara
gagasan, dan bahasa yang dibentuk. Pemeriksa menemukan gangguan dari apa
dan bagaimana penderita berbicara, menulis, atau menggambar. Pemeriksa juga
menilai proses pikir penderita dengan mengamati perilaku penderita, khususnya
dalam melakukan tugas tertentu, dalam terapi kerja occupational therapy.
Gangguan arus dari proses pikir dapat berubah flight of ideas (pikiran melayang):
perubahan yang mendadak dan cepat dalam pembicaraan, sehingga suatu ide yang
belum selesai diceritakan sudah disusul oleh ide lain atau proses pikir yang tidak
dapat mengarah pada tujuan karena distractibility.Sebagai contoh pasien pernah
bercerita sebagai berikut: “Waktu saya datang ke rumah sakit kakak saya baru
mendapat rebewes, lalu untung saya pakai kemeja biru, hingga pak dokter
menanyakan kalau sudah makan...”. Contoh lain: “Saya kesini berjalan kaki.
Tetapi kaki saya terluka saat saya jogging. Menurut Anda apakah jogging baik
untuk saya ?. Itu tidak menolong terhadap infark jantung, aspirin mungkin lebih
baik. Tetapi saya tidak senang minum obat. Obat dan kriminalitas sama saja”.
Penggangguan arus pikir, yaitu pikiran mereka sering tidak dapat
dimengerti oleh orang lain dan tidak logis, ciri-cirinya :

4
1. Asosiasi longgar, asosiasi derailment atau tangensial adalah arus pikir
tentang ide penderita yang tidak saling berkaitan. Idenya dapat melompat
dari satu topik ke topik lain sehingga membingungkan pendengar misal,
dipertengahan kalimat. Sebagai contoh: “Saya mau makan. Semua orang
dapat berjalan”. Bila ekstrim akan terjadi inkoherensi. Asosiasi yang
snagat longgar dapat didengar dari uccapan seorang penderita sebagai
berikut: “...saya yang menjalankan mobil kita harus membikin tenaga
nuklir dan harus minum es krim...”.
2. Overinklusif adalah arus pikiran tentang sering dimasuki informasi yang
tidak relevan secara terus menerus.
3. Neologisme adalah arus pikiran tentang menciptakan kata-kata baru yang
bagi dirinya mengandung arti simbolik.
4. Bloking adalah arus pikiran dari pembicaraan yang tiba-tiba berhenti
sering pada pertengahan kalimat dan disambung kembali beberapa saat
atau beberapa menit kemudian, biasanya dengan topic yang lain. Ini
menunjukkan bahwa ide penderita diinterupsi missal, oleh halusinasi.
Penderita-penderita sangan mudah dialihkan perhatiannya dan sulit
memusatkan perhatian.
5. Clanging adalah arus pikiran tentang memilih kata-kata dan tema berikut
berdasarkan bunyi kata-kata yang terakhir yang diucapkan dan bukan isi
pikiran misal, “kemarin saya pergi ke toko” kemari saya pergi ke took”
denderira melihat di sekitaya dam kemudisan berkata, “saya kira saya
lebih baik dari Eko”.
6. Ekolalia adalah arus pikir yang mengulang kata –kata atau kalimat yang
baru saja diucapkan oleh seseorang, dengan gaya nusikal dan lagu tapi
tanpa upaya yang jelas untuk berkomunikasi.
7. Konkritisasi adalah arus pikiran yang dengan menggunakan IQ rata-rata
normal atau lebih tinggi, padahal kemampuan berfikir abstraknya buruk.
8. Alogia adalah arus pikiran tentang berbicaranya yang sangat sedikit tetapi
tidak sengaja, miskin pembicaraan atau dapat berbicara dengan jumlah
normal tetapi dengan isi pembicaraannya sedikit, miskin isi pembicaraan.

5
9. Perseverasi adalah arus pikiran tentang berulang-ulang menceritakan suatu
ide pikiran atau tema secara berlebihan.
10. Inkoherensi adalah arus pikiran tentang bicara satu kalimatpun sukat
ditangkap atau diikuti maksudnya, itu boleh dikatakan asosiasi longgar
yang ekstrim.
11. Kecepatan bicara adalah arus pikiran tentang dalam bicara mengutarakan
pikiran mungkin lambat sekali atau sangat cepat.
12. Logorea adalah arus pikiran tentang bicara, kata-kata yang dikeluarkan
bertubi-tubi tanpa control, mungkin koherent ataupun incoherent.
13. Pikiran melayang “flight of idea” adalah arus pikiran tentang perubahan
yang mendadak lagi cepat dalam pembicaraan, sehingga suatu ide yang
belum selesai diceritakan sudah disusul dengan ide yang lain.
14. Asosiasi bunyi “clang association” adalah arus pikiran tentang
mengungkapkan perkataan yang mempunyai persamaan bunyi.
15. Irrelevansi adalah arus pikiran tentang ucapan yang tidak ada
hubungannya dengan pernyataan atau dengan hal yang sedang
dibicarakan.
16. Pikiran berputar-putar “cirkumstansialitas” adalah arus pikiran tentang
dalam mengatakan sesuatu secara tidak langsung kepada ide pokok,
dengan menambahkan banyak hal yang remeh-remeh yang menjemukan
dan tidak relevan.
17. Afasia adalah arus pikiran tentang afasi sensorik tidak atau sukar mengerti
pembicaraan orang lain atau afasi motoric tidak dapat atau sukar berbicara,
sering kedua-duanya sekaligus dan terjadi karena kerusakan otak.
18. Main-main dengan kata-kata adalah arus pikiran tentang mengajak
membuat sajak secara tidak wajar.

C. Isi Pikiran
Isi pikiran mencerminkan gagasan, keyakinan, dan interprestasi terhadap
stimuli. Dapat terjadi baik pada isi pikiran nonverbal, maupun isi pikiran yang
verbal misalnya :

6 6
1. Kegembiraan yang luar biasa atau ekstasi adalah isi pikiran tentang
kegembiraan yang luar biasa yang dapat timbul mengambang pada orang
normal pada fase permulaan saat narkosis pada anestesi umum. Boleh juga
disebabkan oleh narkotika (feeling high) atau (fligh) sebagai bahasanya para
narkotik atau kadang-kadang timbul sepintas lalu pada skizofrenia. Semua
mengatakan bahwa isi pikiran mereka itu tidak dapat diceritakan.
2. Fantasi adalah isi pikiran tentang suatu keadaan atau kejadian yang
diharapkan atau diinginkan, tetapi dikenalnya sebagai nyata. Fantasi yang
kreatif menyiapkan si individu untuk bertindak sesudahnya. Fantasi dalam
lamunan merupakan pelarian terhadap keinginan yang tidak dapat dipenuhi.
Pada pseudologia fantastika (pseudologia fantastica) orang itu percaya akan
kebenaran fantasinya secara inheren selama jangka waktu yang cukup lama
dan bertindak sesuai dengan itu.
3. Fobi adalah isi pikiran tentang rasa takut yang irrasional terhadap suatu
benda atau keadaan yang tidak dapat dihilangkan atau ditekan oleh penderita,
biarpun diketahui bahwa hal itu irrasional adanya. Fobi dapat mengakibatkan
kompulsi seperti pada fobi kotor atau fobi kuman menimbulkan kompulsi
cuci-cuci tangan. Ini perlu dibedakan dengan kecemasan yang mengambang
(free floating anxienty) atau kecemasan terhadap keadaan umum, misalnya
takut akan jatuh sakit, takut gagal dalam usahanya.
- Agorafobi : terhadap ruang yang luas
- Ailurofobi : terhadap kucing
- Akrofobi : terhadap tempat yang tinggi
- Algofobi : terhadap perasaan nyeri
- Astrafobi : terhadap badai, guntur, kilat
- Bakteriofobi : terhadap kuman
- Eritrofobi : terhadap mukanya akan jadi merah
- Hantufobi : terhadap “hantu”
- Hematofobi : terhadap darah
- Kankerofobi : terhadap penyakit kanker (cancerophobia)
- Klaustrofobi : terhadap ruangan yang tertutup

11
- Misofobi : terhadap kotoran dan kuman
- Monofobi : terhadap keadaan sendirian
- Niktofobi : terhadap keadaan gelap
- Okholofobi : terhadap keadaan ramai
- Panfobi : terhadap segala sesuatu
- Pathofobi : terhadap penyakit
- Pirofobi : terhadap api
- Sifilofobi : terhadap penyakit sifilis
- Sosiofobi : terhadap kerumunan orang
- Xenofobi : terhadap orang asing
- Zoofobi : terhadap binatang
4. Obsesi adalah isi pikiran yang kukuh “persistent” yang timbul, biarpun
tidak dikehendaki, dan diketahui bahwa isi pikiran itu tidak wajar atau tidak
mungkin, misalnya bahwa anaknya sedang sakit keras atau bahwa seorang
wanita menjadi hamil karena perbuatannya. Obsesi dapat menimbulkan
kompulsi, misalnya obsesi barangnya hilang menyebabkan kompulsi
membuka-buka kemari untuk melihat kalau barangnya ada di dalamnya.
5. Preokupasi adalah pikiran terpaku pada sebuah ide saja,
yang biasanya berhubungan dengan keadaan yang bernada emosional yang
kuat. Umpamanya preokupasi dengan ujian, anak yang sakit, atau perjalanan
yang akan dilakukan.
6. Pikiran yang tak memadai (inadequate) adalah pikiran yang eksentrik,
tidak cocok dengan banyak hal, terutama dalam pergaulan dan pekerjaan
seseorang
7. Pikiran bunuh diri (suicidal thoughts/ideation): mulai dari kadang-kadang
memikirkan hal bunuh diri sampai terus menerus memikirkan akan cara
bagaimana ia dapat membunuh dirinya.
8. Pikiran bubungan (ideas of reference): pembicaraan orang lain, benda-
benda atau suatu kejadian dihubungkannya dengan dirinya, umpamanya
burung bersiul dianggap sebuah cerita baginya, atau temannya memakai
kemeja yang berwarna merah diartikannya bahwa teman itu sedang marah

10
kepadanya, (pasien mungkin sadar, bahwa pikirannya itu tidak masuk akal),
radio berbicara padanya.
9. Pikiran pengaruh (ideas of influence): pikiran atau keyakinan tentang
orang lain atau kekuatan lain mengontrol aspek dari perilaku seseorang.
10. Rasa terasing (alienasi): perasaan bahwa dirinya sudah menjadi lain,
berbeda,asing, umpamanya heran siapakah dia itu sebenarnya; rasanya ia
berbeda sekalidari orang lain; heran kenapa orang lain sudah berbeda,
menjadi asing, aneh. Ini dibedakan dari pikiran isolasi sosial dan dari
amnesia.
11. Pikiran isolasi sosial (social isolation): rasa terisolasi, tersekat, terkunci,
terpencil dari masyarakat, rasa ditolak, tidak disukai oleh orang lain, rasa
tidak ena bila berkumpul dengan orang lain, lebih suka menyendiri. Hal ini
dibedakan dengan “menarik diri” yang menunjukkan tingkah laku dari
“isolasi” sebagai mekanisme pembelaan psikologik.
12. Pikiran rendah diri: merendahkan, menghinakan dirinya sendiri,
menyalahkan dirinya tentang suatu hal yang pernah atau tidak pernah
dilakukannya.
13. Merasa dirugikan oleh orang lain: mengira ada orang lain yang telah
merugikannya, sedang mengambil keuntungan dari dirinya atau sedang
mencelakakaknnya.
14. Merasa dingin dalam bidang sexual: acuh tak acuh tentang hal sexual,
kegairahan sexual berkurang secara umum (hiposexualitas). Ini dibedakan
dari gangguan potensi sexual dan dari impotensi dan frigiditas.
15. Rasa salah: sering mengatakan bahwa ia bersalah. Ini bukan waham
dosa.
16. Pesimisme: mempunyai pandangan yang suram mengenai banyak hal
dalam hidupnya.
17. Sering curiga: mengutarakan ketidakpercayaan kepada orang lain. Ini
bukan waham curiga.

10
18. Waham (delusi): keyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak sesuai
dengan kenyataannya atau tidak cocok dengan intelegensi dan latar belakang
kebudayaannya.
Mayer-Gross membagi waham dalam 2 kelompok yaitu waham primer
dan waham sekunder, waham sistematis atau tafsiran yang bersifat waham
(delusional interpretation). Waham primer timbul secara tidak logis sama
sekali, tanpa penyebab apa-apa dari luar. Menurut Mayer-Gross hal itu
hamper patognomonis buat skizofrenia. Misal istrinya sedang berbuat serong
sebab ia melihat seekor cicak. Waham sekunder biasanya logis
kedengarannya, dapat diikuti dan ini merupakan gejala-gejala skizofrenia
lain.
Seorang penderita dengan waham curiga, maka pola perilaku akan
menunjukkan kecurigaan terhadap perilaku orang lain, lebih-lebih orang yang
belum dikenalnya. Bisa terjadi kecurigaan kepada orang sekitarnya akan
meracuni atau membunuh dirinya. Ia bias membunuh orang karena
wahamnya kalau tidak ia kana dibunuh. Atau ia akan diracuni dan dibuat
celaka oleh orang yang dibunuhnya.
Waham adalah contoh yang paling jelas dari gangguan isi pikiran.
Waham dapat bervariasi pada penderita skizofrenia, waham kejar, kebesaran,
keagamaan, atau somatic. Waham adalah suatu keyakinan “aneh” missal,
mata saya adalah computer yang dapat mengontrol dunia atau bias pula “tidak
aneh” hanya sangat tidak mungkin, missal “FBI mengikuti saya” dan tetan
dipertahankan meskipun telah diperlihatkan bukti-bukti yang jelas untuk
mengoreksinya. Waham sering ditemui pada gangguan jiwa berat dan
beberapa bentuk waham yang spesifik sering ditemukan waham disorganisasi
dan waham tidak sistematis. Waham banyak jenisnya, antara lain :
 Waham kejaran adalah keyakinan tentang ada orang atau komplotan
yang sedang mengganggunya atau keyakinan tentang ia sedang ditipu,
dimata-matai atau kejelekannya sedang dibicarakan orang banyak.

11
 Waham somatik atau hipokondrik adalah keyakinan tentang sebagian
tubuhnya yang tidak benar, misalnya ususnya sudah busuk, otaknya
sudah cair, ada seekor kuda dalam perutnya.
 Waham kebesaran adalah keyakinan tentang ia mempunyai kekuatan,
pendidikan, kepandaian atau kekayaan yang luar biasa, misalnya
dirinya adalah ratu adil, dapat membaca pikiran orang lain, mempunyai
puluhan rumah dan mobil.
 Waham keagamaan adalah keyakinan tentang dirinya pemimpin dengan
tema-tema keagamaan.
 Waham dosa adala keyakinan tentang dirinya telah berbuat dosa atau
kesalahan yang besar, yang tidak dapat diampuni atau keyakinan tetang
dirinya bertanggung jawab atas suatu kejadian yang tidak baik,
misalnya kecelakaan keluarga, karena pikirannya yang tidak baik.
 Waham pengaruh adalah keyakinan tentang pikirannya, perbuatannya
diawasi atau dipengaruhi oleh orang lain atau oleh suatu kekuasaan
yang aneh.
 Waham sindiran (ideas of reference) adalah merasa bahwa dirinya
dibicarakan orang lain.
 Waham nihilistik adalah keyakinan bahwa dunia ini sudah hancur atau
bahwa ia sendiri dan atau orang lain sudah mati.
 Tingkah laku yang dipengaruhi oleh waham: karena waham, maka ia
berbuat atau bertingkah laku demikian.
Ada juga waham kelompok, seperti pada folic a deux, yaitu kelompok 2
orang berwaham sama; folic a trois, 3 orang dan sebagainya.
19. Kekuatiran yang tidak wajar tentang kesehatan fisiknya: takut kalau-
kalau kesehatan fisiknya tidak sesuai lagi dengan keadaan badannya yang
sebenarnya.Termasuk baik prihatin tentang sebuah organ, maupun tentang
beberapa organtubuhnya (seperti pada nerosa hipokondrik).
20. Ide-ide tidak wajar: masih berupa ide –ide dari proses berpikir yang tidak
sekukuh waham, dapat berupa ide hipokondrik, ide bunuh diri, ide
membunuh dan lain-lain.

10
21. Isi pikiran yang miskin (poverty of content): isi pikiran yang tidak kaya
ide, hanya minimal ide-idenya.
Dalam isi pikiran juga dinilai tentang mimpi dan fantasi. Menurut Freud,
mimpi adalah jalan ke arah unconscious seseorang. Mimpi yang berulang
mempunyai arti tertentu. Fantasi dan lamunan (daydreams) merupakan
sumber “bahan” unconscious yang berarti.
Gangguan pertimbangan: ada hubunganya dengan keadaan mental yang
menghindari kenyataan yang menyakitkan. Pertimbangan adalah kemampuan
mengevaluasi keadaan serta langkah yang dapat diambil, alternatif yang dapat
dipilih, atau kemampuan menarik kesimpulan yang wajar berdasarkan
pengalaman. Bila langkah atau kesimpulan yang diambil sesuai dengan
kenyataanya seperti yang dinilai dengan ukuran orang dewasa yang matang,
maka pertimbangan itu utuh, baik atau bermoral adanya. Sebaliknya bila
langkah atau kesimpulan itu tidak cocok dengan kenyataan, maka
pertimbangan itu terganggu, kurang baik atau abnormal adanya. Dalam
pemilihan alternatif mungkin juga orang lain sering keliru, bimbang, atau
tidak puas dengan pilihannya.
Gangguan ini dapat timbul dalam keadaan sebagai berikut:
- Dalam hubungan keluarga: dalam keluarga inti atau keluarga luas,
misalnya tidak insaf bahwa tingkah lakunya mengganggu keluarganya.
- Dalam hubungan sosial lain: merasa dirinya dirugikan atau dialang-
alangi secara terus menerus.
- Dalam pekerjaan: misalnya harapan yang tidak realistik mengenai
pekerjaannya.
- Dalam rencana untuk masa depan: pasien tidak mempunyai rancangan
apapun.

10
DAFTAR PUSTAKA

Kaplan, H.I., B.J., Sadock dan J.A., Grebb. 2010. Sinopsis Psikiatri. Terjemahan
Widjaja Kusuma. Jakarta: Binarupa Aksara

Kardis, S. 2013. Skizofrenia Suatu Gangguan Jiwa.

Maramis, W.F. dan A.A., Maramis. 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi
dua. Surabaya: Airlangga University Press

11

You might also like