You are on page 1of 28

ANALISIS PERSEPSI KARYAWAN : APLIKASI KONSEP BALANCED SCORECARD DI BANK

PERKREDITAN RAKYAT (BPR) KABUPATEN WONOGIRI

Endang Saryanti Dan Uzair MashuRI


STIE AUB Surakarta

Abstraction

The purpose of this study was to provide empirical evidence about: the perspectives of the
balanced scorecard simultaneously and partially on the performance of rural banks (BPR) in
Wonogiri.
Data collection methods in this study using a questionnaire method by taking as many as 35
employees at respondent Rural Bank (RB) in Wonogiri. Data analysis techniques used include
test validity, test reliability, multiple linear regression analysis, t test, F test and the coefficient
of determination
The analysis of data showed significant effects of financial perspective, customer, internal
business processes and learning and growth simultaneously on the performance of rural banks
(BPR) in Wonogiri. Financial perspective showed a significant effect on the performance of
rural banks (BPR) in Wonogiri. Customer perspective suggests a significant influence on the
performance of rural banks (BPR) in Wonogiri. Internal business process perspective shows a
significant effect on the performance of rural banks (BPR) in Wonogiri. Learning and growth
perspective showed a significant effect on the performance of rural banks (BPR) in Wonogiri.
The coefficient of determination indicates the influence of a given percentage of independent
variables in the form of variable financial perspective, customer, internal business processes
and learning and growth to the performance of rural banks (BPR) in Wonogiri by 65.9% and the
remaining 34.1% is explained by other variables are not included in the research model.

Keywords: Financial Perspective, Customer Perspective, Internal Business Processes


Perspective and Perspective Learning and Growth

I. PENDAHULUAN jasa, loyalitas karyawan dan sebagainya,


sehingga pihak manajemen perusahaan

P
A. Latar Belakang Masalah
ersaingan domestik dan global meng- dapat mengambil keputusan yang tepat
haruskan perusahaan menaruh per- untuk kepentingan hidup perusahaan dalam
hatian pada penciptaan dan peme- jangka panjang.
liharaan keunggulan bersaing melalui Perusahaan harus mampu mem-
penyampaian produk dan layanan yang pertahankan keberadaannya dalam pening-
lebih baik pada konsumen. Untuk dapat katan efektivitas kinerja perusahaan dengan
menjamin suatu organisasi berlangsung meningkatkan pelayanan ataupun kualitas
dengan baik, maka organisasi perlu menga- produk sehingga memiliki keunggulan
dakan evaluasi terhadap kinerjanya. Suatu kompetitif dibandingkan dengan perusa-
standar pengukuran kinerja yang tepat haan lain, yang dapat menarik minat konsu-
sangat diperlukan dalam evaluasi tersebut, men agar selalu percaya serta dapat dian-
dalam arti tidak hanya berorientasi pada dalkan mutunya. Setiap konsumen mengi-
sektor keuangan saja, karena hal tersebut nginkan kualitas produk dan layanan sesuai
sangat kurang tepat dalam menghadapi dengan kebutuhan dan harapan mereka.
persaingan bisnis yang semakin ketat, oleh Dilihat dari segi pekerja, kita harus dapat
karena itu perlu dilengkapi dengan infor- memilih dan menyeleksi pekerja yang
masi dari sektor selain keuangan, seperti dikiranya mampu mengemban tugas dan
kepuasan konsumen, kualitas produk atau berloyalitas tinggi terhadap perusahaan.
Balance Scorecard merupakan kecil dan menengah, tetapi juga menerima
konsep manajemen yang diperkenalkan simpanan dari masyarakat. Dalam penya-
Robert Kaplan pada tahun 1992, sebagai luran kredit kepada masyarakat menggu-
perkembangan dari konsep pengukuran nakan prinsip 3T, yaitu Tepat Waktu, Tepat
kinerja yang mengukur perusahaan dengan Jumlah, Tepat Sasaran, karena proses
menerapkan empat perspektif, yaitu kreditnya yang relatif cepat, persyaratan
perspektif keuangan, pelanggan, proses lebih sederhana, dan sangat mengerti akan
bisnis internal, pertumbuhan dan pembe- kebutuhan Nasabah. Jenis layanan yang
lajaran. Balance scorecard mengembangkan diberikan Bank Perkreditan Rakyat adalah
seperangkat tujuan unit bisnis melampaui menghimpun dana masyarakat dalam
rangkuman ukuran keuangan. Balance bentuk deposito berjangka, tabungan dan
scorecard mencakup berbagai aktivitas atau bentuk lain yang dipersamakan dengan
penciptaan nilai yang dihasilkan oleh para itu dan memberikan kredit dalam bentuk
partisipan perusahaan yang memiliki Kredit Modal Kerja, Kredit Investasi,
kemampuan dan motivasi tinggi, sementara maupun Kredit Konsumsi.
tetap memperhatikan kinerja jangka pendek Konsep balanced scorecard mem-
yaitu, melalui perspektif keuangan. Balance bantu memberikan kerangka komprehensif
sorecard dengan jelas mengungkapkan untuk menjabarkan visi ke dalam sasaran-
berbagai faktor yang menjadi pendorong sasaran strategik. Sasaran-sasaran strategik
tercapainya kinerja keuangan dan kom- yang komprehensif dapat dirumuskan
petitif jangka panjang yang superior. karena balanced scorecard menggunakan
Balanced scorecard dapat dite- empat perspektif yang satu sama lain saling
rapkan pada organisasi bisnis yang meng- berhubungan dan tidak dapat dipisahkan
hasilkan produk maupun jasa. Namun (Mulyadi, 1999).
dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai Balanced scorecard mengukur
objek adalah organisasi jasa yang bergerak kinerja perusahaan dari 4 perspektif yaitu
dalam bidang keuangan, yaitu bank. Sesuai perspektif keuangan, pelanggan, proses
dengan Undang-Undang No.10 Tahun 1998 bisnis internal dan perspektif pembelajaran
tentang Perubahan atas Undang-Undang dan pertumbuhan. Karyawan BPR sebagai
Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bagiaan dari stakeholders perusahaan,
yang dimaksud dengan bank adalah badan dapat menilai bagaimana kinerja BPR di
usaha yang menghimpun dana dari masya- tempat karyawan tersebut bekerja berda-
rakat dalam bentuk simpanan dan menya- sarkan persepsi mereka menyangkut
lurkannya kepada masyarakat dalam bentuk balanced scorecard sehingga para karyawan
kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya akan dapat menilai diri sendiri, menilai
dalam rangka meningkatkan taraf hidup instansi tempat bekerja yang diharapkan
rakyat banyak. Bardasarkan undang-undang hasil penilaian ini akan menjadi feed back
tersebut, lembaga keuangan bank dibe- untuk proses pembelajaran internal bagi
dakan menjadi dua yaitu Bank Umum dan BPR itu sendiri.
Bank Perkreditan Rakyat. Berdasarkan latar belakang tersebut
Adapun kegiatan bank di Indonesia maka penulis tertarik untuk melakukan
terutama kegiatan Bank Perkreditan Rakyat penelitian dengan mengambil judul
yang biasa disingkat dengan BPR adalah “ANALISIS PERSEPSI KARYAWAN TENTANG
salah satu jenis bank yang dikenal melayani APLIKASI KONSEP BALANCED SCORECARD DI
golongan pengusaha mikro, kecil dan mene- BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)
ngah dengan lokasi yang pada umumnya KABUPATEN WONOGIRI”
dekat dengan tempat masyarakat yang
membutuhkan. Bank Perkreditan Rakyat B. Perumusan Masalah
merupakan lembaga perbankan resmi Berdasarkan uraian pada latar
fungsi BPR tidak hanya sekedar menya- belakang di atas, maka permasalahan yang
lurkan kredit kepada para pengusaha mikro,
dapat diidentifikasikan berkaitan dengan c. Signifikansi pengaruh perspektif
persepsi karyawan sebagai berikut : proses bisnis internal terhadap
1. Apakah perspektif keuangan berpe- Kinerja di Bank Perkreditan Rakyat
ngaruh signifikan terhadap Kinerja di (BPR) Kabupaten Wonogiri.
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) d. Signifikansi pengaruh perspektif
Kabupaten Wonogiri? pembelajaran dan pertumbuhan
2. Apakah perspektif pelanggan berpe- terhadap Kinerja di Bank Perkreditan
ngaruh signifikan terhadap Kinerja Pada Rakyat (BPR) Kabupaten Wonogiri.
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kabu- e. Signifikansi pengaruh perspektif
paten Wonogiri? keuangan, pelanggan, proses bisnis
3. Apakah perspektif proses bisnis internal internal serta pertumbuhan dan
berpengaruh signifikan terhadap Kinerja pembelajaran berpengaruh secara
di Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kabu- signifikan terhadap Kinerja di Bank
paten Wonogiri? Perkreditan Rakyat (BPR) Kabupaten
4. Apakah perspektif pertumbuhan dan Wonogiri.
pembelajaran berpengaruh signifikan
terhadap Kinerja di Bank Perkreditan 2. Manfaat Penelitian
Rakyat (BPR) Kabupaten Wonogiri? a. Bagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di
5. Apakah perspektif finansial, pelanggan, Kabupaten Wonogiri
proses bisnis internal serta pertumbuhan Hasil penelitian ini diharapkan dapat
dan pembelajaran berpengaruh signi- memberikan masukan informasi
fikan terhadap Kinerja di Bank tentang penilaian kinerja dengan
Perkreditan Rakyat (BPR) Kabupaten Balance Scorecard sebagai pertim-
Wonogiri? bangan dalam pengukur kinerja
perusahaan.
C. Batasan Masalah b. Bagi Penulis
Penelitian ini dilakukan dengan Hasil penelitian ini diharapkan dapat
batasan penelitian bahwa pengukuran memberikan manfaat atau wawasan
kinerja pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) mengenai pengaruh perspektif-
Kabupaten Wonogiri, yang mengarah pada perspektif Balance Scorecard di Bank
pengukuran kinerja dengan perspektif Perkreditan Rakyat (BPR) Kabupaten
keuangan, perspektif pelanggan, perspektif Wonogiri.
bisnis internal serta perspektif pembela- c. Bagi Akademis
jaran dan pertumbuhan berdasarkan Hasil penelitian ini diharapkan dapat
persepsi karyawan. digunakan untuk menambah refe-
rensi bagi peneliti selanjutnya pada
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian bidang yang sama.
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk men- II. LANDASAN TEORI
dapatkan bukti empiris persepsi
karyawan BPR tentang konsep balanced A. Landasan Teori
scorecard yaitu : 1. Pengertian Balanced Sorecard
a. Signifikansi pengaruh perspektif Balanced scorecard terdiri
keuangan terhadap Kinerja di Bank dari dua kata, yaitu balance dan
Perkreditan Rakyat (BPR) Kabupaten scorecard. Scorecard adalah kartu
Wonogiri. yang digunakan untuk mencatat
b. Signifikansi pengaruh perspektif skor hasil kinerja perusahaan. Kartu
pelanggan terhadap Kinerja di Bank skor juga dapat digunakan untuk
Perkreditan Rakyat (BPR) Kabupaten merencanakan skor yang hendak
Wonogiri. diwujudkan oleh perusahaan
dimasa depan. Melalui kartu skor,
skor yang hendak diwujudkan peru- adalah gambaran kondisi yang
sahaan dimasa depan dibandingkan akan diwujudkan oleh perusa-
dengan hasil kinerja sesungguhnya. haan di masa datang. Tujuan
Hasil perbandingan ini digunakan juga menjadi salah satu landasan
untuk melakukan evaluasi atas bagi perumusan strategi untuk
kinerja perusahaan yang bersang- mewujudkannya. Dalam proses
kutan. Kata balance (berimbang) perencanaan strategik dengan
dimaksudkan untuk menunjukan ukuran pencapaiannya.
bahwa kinerja perusahaan diukur b. Komunikasi dan Hubungan
secara berimbang dari dua aspek, Balanced scorecard memper-
yaitu aspek keuangan dan non lihatkan kepada tiap karyawan
keuangan, jangka pendek dan apa yang dilakukan perusahaan
jangka panjang, intern dan ekstern. untuk mencapai apa yang men-
Kartu skor personel digunakan jadi keinginan para pemegang
untuk merencanakan skor yang saham dan konsumen, untuk
hendak diwujudkan dimasa menda- mencapai tujuan tersebut
tang, sehingga perusahaan tersebut dibutuhkan kinerja karyawan
harus memperhitungkan keseim- yang baik.
bangan antara pencapaian kinerja c. Rencana Bisnis
keuangan dan non keuangan, Rencana bisnis memungkinkan
antara kinerja jangka pendek dan organisasi mengintegrasikan
jangka panjang, antara kinerja yang antara rencana bisnis dan
bersifat intern dan ekstern. Jadi rencana keuangan mereka.
Balanced scorecard merupakan Balanced scorecard sebagai
contemporary manajement tool dasar untuk mengalokasikan
yang digunakan untuk mendong- sumber daya dan mengatur
krak kemampuan organisasi dalam mana yang lebih penting untuk
melipat gandakan kinerja keuangan. diprioritaskan , akan mengge-
Balanced scorecard melengkapi rakkan kearah tujuan jangka
seperangkat ukuran keuangan panjang perusahaan secara
kinerja masa lalu dengan ukuran menyeluruh.
pendorong kinerja masa datang d. Umpan Balik dan Pembelajaran
Proses keempat ini akan membe-
2. Konsep Balanced Scorecard rikan strategic learning kepada
Balanced scorecard ber- perusahaan. Dengan Balanced
kembang sejalan dengan perkem- scorecard sebagai pusat sistem
bangan implementasi konsep perusahaan, maka perusahaan
tersebut. (Menurut kaplan & melakukan monitoring terhadap
Norton, 1996) menyatakan bahwa apa yang telah dihasilkan perusa-
Balanced scorecard memperke- haan dalam jangka pendek.
nalkan empat proses manajemen
baru, yang terbagi dan terkombinasi 3. Manfaat Balanced Scorecard
antara tujuan strategi jangka Kaplan dan Norton (2000:17)
panjang dengan peristiwa-peristiwa mengemukakan beberapa manfaat
jangka pendek. Keempat proses dari konsep pengukuran kinerja
tersebut adalah : Balanced Scorecard yaitu:
a. Menerjemahkan visi, misi dan a. Mengklarifikasi dan mengha-
strategi. silkan konsensus mengenai
Untuk menentukan ukuran strategi.
kinerja, visi organisasi dijabarkan b. Mengkomunikasikan strategi ke
dalam tujuan dan sasaran. Visi seluruh perusahaan.
c. Menyelaraskan berbagai tujuan namkan investasi sebanyak-
departemen dan pribadi dengan banyaknya, meningkatkan
strategi perusahaan. produk baru, membangun
d. Mengkaitkan berbagai tujuan fasilitas produksi, mening-
stategis dengan sasaran jangka katkan kemampuan berope-
panjang dan anggaran tahunan. rasi, merebut pangsa pasar,
e. Mengidentifikasikan dan menye- dan membuat jaringan distri-
laraskan berbagai inisiatif busi. Di dalam tahap ini
strategis. kemungkinan besar perusa-
f. Melaksanakan peninjauan ulang haan akan selalu dalam
strategis secara periodik dan keadaan rugi, karena tahap
sistematis. ini perusahaan menfokuskan
g. Mendapatkan umpan balik yang untuk penanaman investasi
dibutuhkan untuk mempelajari yang dinikmati dalam jangka
dan memperbaiki stretegi. panjang nanti.
2) Sustain Stage (Bertahan)
4. Perspektif-Perspektif Balanced Bertahan merupakan tahap
Scorecard kedua dimana perusahaan
Balanced Scorecard mengu- masih melakukan investasi
kur empat perspektif yang berbeda dan reinvestasi dengan mem-
tetapi mempunyai tujuan yang persyaratkan tingkat pengem-
sama yaitu mencapai sasaran balian yang terbaik. Pada
strategi yang sudah direncanakan tahap ini perusahaan masih
oleh perusahaan. Keempat per- mempunyai daya tarik yang
spektif tersebut saling berkaitan bagus bagi para investor
yang nantinya akan berusaha untuk menanamkan modal-
meningkatkan kinerja perusahaan. nya. Perusahaan harus
Keempat perspektif tersebut diurai- mampu mempertahankan
kan berikut ini. pangsa pasar yang sudah
a. Perspektif Keuangan (finansial) dimiliki dan harus memper-
Ukuran perspektif keuangan hatikan kualitas produk dan
merupakan ikhtisar dari konse- pelayanan yang lebih baik
kuensi ekonomi yang terjadi sehingga secara bertahap
akibat keputusan dan tindakan akan mengalami pertum-
ekonomi yang diambil. Sasaran buhan dari tahun ke tahun.
perspektif keuangan dibedakan Tujuan keuangan pada tahap
pada masing-masing tahap ini biasanya lebih berorientasi
dalam siklus bisnis yang oleh pada profitabilitas. Tujuan
(Kaplan dan Norton, 1996) yang berkaitan dengan profi-
dibedakan menjadi tiga tahap: tabilitas dapat dinyatakan
1) Growth (berkembang) dengan menggunakan ukuran
Growth atau tahap per- yang berkaitan dengan laba
tumbuhan merupakan tahap operasional. Untuk menda-
awal dalam siklus kehidupan patkan profitabilitas yang
bisnis. Di dalam tahap ini baik tentunya para manajer
perusahaan berusaha untuk harus bekerja keras untuk
menggunakan sumber daya memaksimalkan pendapatan
yang dimiliki untuk mening- yang dihasilkan dari investasi
katkan pertumbuhan modal, sedangkan untuk unit
bisnisnya. Di dalam tahap ini bisnis yang telah memiliki
perusahaan akan mena- otonomi diminta tidak hanya
mengelola arus pendapatan, rapa besar pasar yang
tetapi juga tingkat investasi telah dicapai untuk dila-
modal yang telah ditanamkan yani perusahaan, dan
dalam unit bisnis yang berapa peluang pasar yang
bersangkutan. masih dapat dicapai.
3) Harvest (Menuai) b) Pemerolehan pelanggan
Tahap ini merupakan tahap (customer acquisition),
kematangan (mature), suatu mengukur kemampuan
tahap dimana perusahaan perusahaan meningkatkan
melakukan panen (harvest) pelanggan pertahunnya.
terhadap investasi mereka. c)Kesetiaan pelanggan
Tahap ini merupakan tahap (customer retention),
pendewasaan bagi sebuah mengukur kemampuan
perusahaan, karena pada perusahaan
tahap ini perusahaan tinggal mempertahankan atau
menuai dari investasi yang memelihara customer
dilakukan pada tahap-tahap yang telah ada, dilihat dari
sebelumnya. Yang harus pelanggan pertahunnya.
dilakukan pada tahap ini d) Tingkat kepuasan
adalah perusahaan tidak lagi pelanggan (customer
melakukan investasi, tetapi satisfaction), mengukur
hanya memelihara supaya kemampuan perusahaan
perusahaan berjalan dengan dalam memuaskan
baik. kebutuhan pelanggan.
b. Perspektif Pelanggan e) Profitabilitas pelanggan
Balanced Scorecard dalam (customer profitability),
perspektif pelanggan, melihat mengukur kemampuan
aspek pelanggan memainkan layanan kepada customer
peranan penting dalam kehi- atau segmen pasar
dupan perusahaan. Sebuah peru- tertentu dalam mengha-
sahaan yang tumbuh dan tegar silkan laba.
dalam persaingan tidak akan 2) Customer Value Proposition
mungkin survive apabila tidak Customer value proposition
didukung oleh pelanggan. Tolok merupakan sebuah konsep
ukur loyalitas pelanggan dila- yang penting dalam mema-
kukan dengan terlebih dahulu hami faktor pendorong
melakukan pemetaan terhadap pengukuran utama kepuasan
segmen pasar yang akan menjadi customer, retensi customer,
target atau sasaran. Apa yang akuisisi customer, pangsa
menjadi keinginan dan kebu- pasar, dan profitabilitas
tuhan para pelanggan menjadi customer. Menurut (Robert S.
hal yang penting dalam per- Kaplan dan David P. Norton,
spektif ini. 1996) ada beberapa atribut
Ada dua kelompok tentang customer value
pengukuran dalam perspektif proposition, di antaranya
pelanggan (customer adalah:
perspective) yaitu: a) Atribut produk/jasa, meli-
1) Core Measurement Group puti fungsi produk dan
Kelompok ini terdiri dari: jasa, harga, dan mutu.
a) Pangsa pasar (market b) Atribut yang berhubungan
share), mengukur sebe- dengan customer, yang
meliputi dimensi waktu perusahaan mulai dari pene-
tanggap dan penyerahan rimaan order dari customer,
serta bagaiman perasaan pembuatan produk/jasa
customer setelah membeli sampai dengan pengiriman
produk/jasa dari perusa- produk/jasa tersebut kepada
haan yang bersangkutan. pelanggan. Pada tahap ini
c)Atribut citra dan reputasi, pengukuran kinerjanya dapat
yang meliputi faktor-fak- dilakukan dengan tiga cara
tor yang tidak berwujud yaitu kualitas, biaya, dan
yang membuat customer waktu.
tertarik pada parusahaan. 3) Tahap Purna Jual
c. Perspektif Proses Bisnis Internal Pada tahap ini perusahaan
Perspektif proses bisnis internal berusaha untuk memberikan
lebih menekankan pada pencip- manfaat tambahan terhadap
taan produk baru yang lebih para pelanggan yang telah
berkualitas sampai produk menggunakan produk/jasa
tersebut siap diedarkan kepada yang dihasilkan oleh perusa-
customer. Tentunya proses bisnis haan. Hal ini dilakukan agar
internal tidak lepas dari per- para customer mempunyai
spektif keuangan dan perspektif loyalitas terhadap perusa-
pelanggan. Untuk mengope- haan. Tolak ukur yang biasa
rasikan perspektif proses bisnis digunakan oleh perusahaan
internal ini perusahaan harus pada tahap ini adalah tingkat
lebih dahulu melihat keuangan efisiensi per pelayanan purna
perusahaan dan kemauan jual, jangka waktu penyele-
pelanggan. Jadi seakan-akan saian perselisihan, dan kadar
ketiga perspektif ini membentuk limbah berbau yang diha-
rantai yang saling berhubungan. silkan perusahaan.
Di dalam perspektif proses bisnis d. Perspektif Pembelajaran dan
internal ini ada tiga tahap yang Pertumbuhan
harus dilakukan, yang mana Tujuan dari perspektif ini adalah
ketiga tahap tersebut adalah: menyediakan infrastruktur untuk
1) Tahap Inovasi atau Pencip- mendukung pencapaian tiga
taan Produk Baru perspektif sebelumnya. Dalam
Pada tahap ini perusahaan perspektif ini perusahaan beru-
berusaha keras untuk menga- saha mengembangkan tujuan
dakan penelitian dan dan ukuran yang mendorong
pengembangan produk baru pembelajaran dan pertumbuhan
sehingga tercipta produk suatu perusahaan. Tujuan dari
yang benar-benar sesuai perspektif pembelajaran dan
dengan keinginan customer. pertumbuhan adalah menye-
Untuk mengukur kinerja pada diakan infrastruktur yang
tahap ini dipusatkan pada tiga memungkinkan tujuan yang
indikator yaitu hasil secara berkaitan dengan ketiga per-
teknis, keuntungan pen- spektif lainnya dapat terwujud,
jualan, dan penilaian keber- sehingga pada akhirnya akan
hasilan masing-masing indi- dapat tercapai tujuan peru-
vidu proyek. sahaan. Tujuan perspektif
2) Tahap Operasi pembelajaran dan pertumbuhan
Tahap ini mencerminkan akti- merupakan faktor pendorong
vitas yang dilakukan oleh dihasilkannya kinerja yang
istimewa dalam perspektif Keseimbangan sasaran strategik
keuangan, pelanggan (customer), yang dihasilkan oleh sistem
dan proses internal bisnis. Dalam perencanaan strategik penting
perspektif ini ada tiga faktor untuk menghasilkan kinerja
penting yang harus diperhatikan keuangan berkesinambungan.
yaitu kemampuan karyawan, d. Terukur
kemampuan sistem informasi, Keterukuran sasaran strategik
serta motivasi, pemberdayaan yang dihasilkan oleh sistem
dan keselarasan. perencanaan strategik menjan-
jikan ketercapaian berbagai
5. Keunggulan Balanced Scorecard sasaran strategik yang dihasilkan
Keunggulan konsep Balanced oleh sistem tersebut. Balanced
Scorecard dalam system peren- Scorecard mengukur sasaran-
canaan strategik adalah mampu sasaran strategik yang sulit
menghasilakan rencana strategik untuk diukur.
yang memiliki karakteristik sebagai
berikut (Mulyadi, 2005:11-15): 6. Kinerja dan Penilaian Kinerja
a. Komprehensif a. Kinerja adalah suatu tampilan
Balanced Scorecard memperluas keadaan secara utuh atas
perspektif yang dicakup dalam perusahaan selama periode
perencanaan strategik, yaitu dari waktu tertentu, merupakan
yang sebelumnya hanya terbatas hasil atau prestasi yang dipe-
pada perspektif keuangan, ngaruhi oleh kegiatan opera-
meluas ketiga perspektif yang sional perusahaan dalam
lain seperti pelanggan, proses memanfaatkan sumber-sumber
bisnis internal serta pembe- daya yang dimiliki (Helfert,
lajaran dan pertumbuhan. 1996). Kinerja adalah penen-
Perluasan perspektif rencana tuan secara periodik efektifitas
strategik ke perspektif non operasional organisasi, bagian
keuangan tersebut menghasilkan organisasi dan karyawannya
manfaat berikut ini: berdasarkan sasaran, standar
1) Menjanjikan kinerja keuangan dan kriteria yang telah dite-
yang berlipatganda dan tapkan sebelumnya
berkesinambungan. b. Penilaian Kinerja
2) Memampukan organisasi Tujuan Utama Penilaian kinerja
untuk memasuki lingkungan adalah untuk memotivasi per-
bisnis yang kompleks. sonal dalam mencapai sasaran
b. Koheren organisasi dan dalam meme-
Balanced Scorecard mewajibkan nuhi standar perilaku yang telah
personel untuk membangun ditetapkan sebelumnya,
hubungan sebab-akibat (causal sehingga membuahkan tinda-
relationship) di antara berbagai kan dan hasil yang diinginkan
sasaran strategik yang dihasilkan oleh organisasi. (Mulyadi dan
dalam perencanaan strategik. johny setiawan, 1999).
Setiap sasaran strategik yang Penilaian kinerja dapat digu-
ditetapkan dalam perspektif non nakan untuk menekan perilaku
keuangan harus mempunyai yang tidak semestinya dan
hubungan kausal dengan sasaran untuk merangsang serta mene-
keuangan, baik secara langsung gakkan perilaku yang semes-
maupun tidak langsung. tinya diinginkan, melalui umpan
c. Berimbang balik hasil kinerja pada
waktunya serta pemberian keuangan yaitu nilai Return on Asset
penghargaan, baik yang bersifat (ROA), Rasio Operasi (BOPO), Loan to
intrinsik maupun ekstrinsik. Deposit Ratio (LDR) mengalami pening-
katan cost effectiveness untuk mencapai
B. Penelitian Terdahulu laba optimal. Perspektif konsumen dapat
Dhika Pratiwi Putri (2008) dalam meningkatkan market share, kepuasan
skripsinya yang berjudul Analisis nasabah menghasilkan angka yang cukup
Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan baik serta didukung peningkatan
Konsep Balanced Scorecard Studi Kasus profitabilitas konsumen selama tiga
Pada PT Bank Tabungan Negara tahun. Perspektif bisnis internal menggu-
(Persero) Cabang Solo. menyatakan nakan rasio Administrative Expense to
bahwa hasil analisis pengukuran kinerja Total Revenue (AETR) menunjukkan
pada PT Bank Tabungan Negara peningkatan efektivitas, efisiensi dan
(Persero) Cabang Solo dengan menggu- ketepatan proses transaksi. Kemudian,
nakan konsep balanced scorecard dapat perspektif pembelajaran dan partum-
disimpulkan bahwa dari keempat buhan menunjukkan peningkatan
perspektif yang dianalisis ada beberapa produktifitas karyawan, persentase
kinerja yang belum baik atau belum pelatihan karyawan yang terampil setiap
mampu mencapai target yang telah tahunnya. Hal ini mempengaruhi pening-
ditetapkan. Oleh karena itu perusahaan katan tingkat kepuasan karyawan selama
diharapkan dapat lebih meningkatkan tiga tahun yang menghasilkan kategori
kinerjanya dengan menyeimbangkan baik.
antara kinerja dari aspek keuangan dan Indriyati (2008) dalam pene-
non keuangan guna mewujudkan misi litiannya yang berjudul analisis pengaruh
dan visinya. perspektif–perspektif Balanced
Novella Aurora (2010) dalam Scorecard terhadap kinerja perusahaan
skripsinya yang berjudul Penerapan menggunakan analisis regresi linier
Balanced Scorecard Sebagai Tolok Ukur berganda dengan interprestasi bahwa
Pengukuran Kinerja. menjelaskan bahwa masing-masing variabel yang digunakan
hasil penelitian dengan menggunakan dalam penelitian ini yaitu perspektif
konsep balanced scorecard dapat ditarik keuangan, pelanggan, proses bisnis
kesimpulan bahwa terdapat beberapa internal, serta pertumbuhan dan pembe-
variasi pencapaian hasil. Perspektif lajaran berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan dan pembelajaran masih kinerja perusahaan. Uji F yang membuk-
dianggap kurang , sedangkan untuk 3 tikan terdapat pengaruh yang signifikan
perspektif lainnya dianggap sudah cukup perspektif keuangan, pelanggan, proses
baik. Maka, balanced scorecard cocok bisnis internal, serta pertumbuhan dan
untuk diterapkan pada Rumah Sakit pembelajaran secara simultan terhadap
Umum Daerah Tugurejo Semarang kinerja perusahaan.
karena balanced scorecard dapat Penelitian ini merupakan repli-
memberikan gambaran yang lebih kasi dari penelitian sebelumnya yang
terstruktur dan menyeluruh diban- dilakukan oleh Indriyati (2008), yang
dingkan dengan sistem tradisional yang dilaksanakan pada Hotel Sahid Jaya Solo.
masih digunakan sampai saat ini. penelitian mengambil lokasi yang ber-
Meirdania Zudia (2010) dalam beda yaitu Bank Perkreditan Rakyat di
penelitiannya yang berjudul Analisis Kabupaten Wonogiri sebagai lokasi yang
Penilaian Kinerja Organisasi Dengan dijadikan tempat penelitian.
Menggunakan Konsep Balanced
Scorecard Pada PT Bank Jateng C. Hipotesis
Semarang. Dari hasil penelitian tersebut Ha1 : Perspektif keuangan berpe-
dapat diketahui bahwa perspektif ngaruh signifikan terhadap
kinerja di Bank Perkreditan internal serta pertumbuhan
Rakyat (BPR) Kabupaten dan pembelajaran berpe-
Wonogiri. ngaruh signifikan terhadap
Ha2 : Perspektif pelanggan berpe- kinerja di Bank Perkreditan
ngaruh signifikan terhadap Rakyat (BPR) Kabupaten
kinerja di Bank Perkreditan Wonogiri secara simultan.
Rakyat (BPR) Kabupaten
Wonogiri. D. Kerangka Pemikiran
Ha3 : Perspektif proses bisnis Penelitian ini bertujuan untuk
internal berpengaruh signi- menguji keterkaitan bukti empiris yang
fikan terhadap kinerja di berpengaruh signifikan diantara
Bank Perkreditan Rakyat variabel-variabelnya baik secara parsial
(BPR) Kabupaten Wonogiri. maupun simultan. Setiap perusahaan
Ha4 : Perspektif pertumbuhan dan atau organisasi harus mempunyai
pembelajaran berpengaruh tujuan yang jelas. Balanced scorecard
signifikan terhadap kinerja di mempunyai empat perspektif yaitu,
Bank Perkreditan Rakyat perspektif keuangan, pelanggan,
(BPR) Kabupaten Wonogiri. proses bisnis internal, serta pertum-
Ha5 : Perspektif keuangan, buhan dan pembelajaran.
pelanggan, proses bisnis

PERSPEKTIF KEUANGAN
(X1)

PERSPEKTIF PELANGGAN
(X2) KINERJA Bank
Perkreditan Rakyat
(Y)
PERSPEKTIF PROSES BISNIS
INTERNAL
(X3)

PERSPEKTIF PEMBELAJARAN DAN


PERTUMBUHAN
(X4)

Sumber : Indriyati (2008)


Gambar II. 1 Kerangka Pemikiran

Keterangan:
Variabel independen : - Perspektif Keuangan
- Perspektif Pelanggan
- Perspektif Proses Bisnis Internal
- Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Variabel dependen : Kinerja Bank Perkreditan Rakyat
: Pengaruh Parsial (masing-masing)
: Pengaruh simultan (bersama-sama)
III. METODOLOGI PENELITIAN
laba perusahaan. Indikator dari
1. Lokasi Penelitian perspektif ini meliputi: tingkat
Lokasi Penelitian dilakukan EVA, meningkatkan sinergi,
di Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di meningkatkan prediktabilitas,
Kabupaten Wonogiri. menghemat biaya.
b. Perspektif Pelanggan (X2)
2. Populasi dan Sampel Perspektif Pelanggan mengi-
Populasi mengacu pada dentifikasi pelanggan dan
keseluruhan kelompok orang, kejadian, segmen pasar dimana unit
atau hal minat yang ingin peneliti bisnis tersebut akan bersaing
investigasi. Kelompok populasi meru- dan berbagai ukuran kinerja
pakan kumpulan semua elemen dalam unit bisnis didalam segmen
populasi di mana sampel diambil sasaran. Indikator dari per-
(Sekaran, 2006: 121). Populasi dalam spektif ini meliputi: kemam-
penelitian ini adalah seluruh karyawan puan memperluas hubungan
yang bekerja pada Bank Perkreditan nasabah, peningkatan pela-
Rakyat di Kabupaten Wonogiri yang yanan prima, informasi yang
terdiri dari 13 populasi BPR jelas, respon pelayanan
Sampel adalah sebagian karyawan yang baik, kepuasan
dari populasi. Sampel terdiri atas nasabah.
sejumlah anggota yang dipilih dari c. Perspektif Proses Bisnis Internal
populasi. Dengan kata lain, sejumlah, (X3)
tapi tidak semua, elemen populasi akan Perspektif Proses Bisnis
membentuk sampel (Sekaran, 2006: Internal mengidentifikasi ber-
123). Sampel yang diambil dalam bagai proses internal penting
penelitian ini adalah 35 responden. yang harus dikuasai dengan
baik oleh perusahaan, yang
3. Jenis dan Sumber data memungkinkan unit bisnis
Data yang diperlukan adalah untuk memberikan proposisi
data primer. Data primer mengacu nilai yang akan menarik dan
pada informasi yang diperoleh dari mempertahankan pelanggan
tangan pertama oleh peneliti yang dalam segmen pasar dan
berkaitan dengan variabel minat untuk memenuhi harapan keun-
tujuan spesifik studi (Sekaran, 2006: tungan finansial yang tinggi.
60). Data diperoleh secara langsung Indikator dari perspektif ini
melalui kuesioner. meliputi: pelayanan nasabah
yang baik, mengurangi tingkat
4. Definisi Operasional Variabel kesalahan, membangun keah-
a. Perspektif Finansial (X1) lian yang baik, membangun
Ukuran perspektif finansial citra perbankkan, meningkat-
merupakan ikhtisar dari konse- kan citra pelanggan, mengem-
kuensi ekonomi yang terjadi bangkan pola baru, efisiensi
akibat keputusan dan tindakan pelayanan.
ekonomi yang diambil. Ukuran d. Perspektif Pembelajaran dan
finansial memberikan petunjuk Pertumbuhan (X4)
apakah strategi perusahaan, Perspektif Pembelajaran dan
implementasi dan pelaksa- Pertumbuhan mengidentifikasi
naanya memberikan kontribusi infrastruktur yang harus diba-
atau tidak kepada peningkatan ngun perusahaan dalam
menciptakan pertumbuhan dan b. Studi Pustaka adalah pengum-
peningkatan kinerja jangka pulan data yang diambil dari
panjang. Indikator dari per- literatur, bahan kuliah, karya
spektif ini meliputi: kesem- ilmiah dan referensi lain yang
patan untuk mengembangkan mendukung serta berkaitan
diri, menciptakan iklim yang dengan masalah yang diteliti
kondusif, tingkat keberadaan c. Kuesioner adalah daftar per-
teknologi yang inovatif, keter- nyataan tertulis yang telah
sediaan informasi strategis. dirumuskan sebelumnya yang
e. Kinerja (Y) akan responden jawab,
Kinerja adalah penentuan biasanya dalam alternatif yang
secara periodik efektifitas didefinisikan dengan jelas
operasional organisasi, bagian (Sekaran, 2006: 82). Metode ini
organisasi dan karyawannya dilakukan dengan cara membe-
berdasarkan sasaran, standar rikan kuesioner kepada
dan kriteria yang telah dite- responden.
tapkan sebelumnya. Ditinjau dari jenis dan
Pengukuran kinerja merupakan analisanya, maka penelitian ini
salah satu faktor yang amat termasuk penelitian total populasi
penting bagi organisasi. dalam katagori data kuantitatif,
Pengukuran tersebut antara dengan menggunakan skala Likert
lain dapat dipergunakan untuk yang didesain untuk menelaah
menilai keberhasilan organisasi seberapa kuat subyek setuju atau
dan dapat digunakan sebagai tidak setuju dengan pernyataan
dasar menyusun sistem pada skala 5 titik dengan susunan
imbalan atau sebagai dasar berikut (Sekaran, 2006: 31) :
penyusunan strategi perusa- 1) Sangat Tidak Setuju (STS) :
haan atau organisasi. Dapat Skor 1
dilakukan dengan cara mem- 2) Tidak Setuju (TS) :
bandingkan tiap indikator Skor 2
dengan masing-masing per- 3) Netral (N) :
spektif menggunakan konsep Skor 3
Balanced Scorecard. Keempat 4) Setuju (S) :
Perspektif tersebut diukur Skor 4
dengan menggunakan scoring 5) Sangat Setuju (SS) :
dan hasilnya diharapkan men- Skor 5
jadi berimbang. Pemberian
scoring disesuaikan dengan 6. Metode Analisis Data
standar yang ditetapkan. a. Uji Instrumen Penelitian
Uji Instrumen penelitian yang
5. Metode Pengumpulan Data digunakan adalah sebagai
Metode pengumpulan data berikut:
yang digunakan dalam penelitian ini 1. Uji Validitas
adalah sebagai berikut : Uji validitas dilakukan
a. Observasi yaitu pengamatan untuk mengetahui apakah
langsung di lapangan yang dila- alat ukur yang digunakan
kukan untuk mendapat infor- tepat mengukur apa yang
masi atau data dari penelitian ingin diukur atau tidak.
baik berupa subyek atau obyek Tinggi rendahnya validitas
yang bersangkutan. suatu alat ukur dihitung
dengan korelasi product
moment dengan rumus (Suharyadi, 2004: 461).
dasar sebagai berikut:

N(∑XY) – (∑X)(∑Y)
rxy =
{n ∑ X2 – (∑X)2}{n ∑Y2 – (∑Y)2}
Keterangan:
rxy : koefisien korelasi
n : jumlah sampel
x : variabel bebas
y : variabel terikat
mana pengukuran itu dapat
Kriteria keputusan valid memberikan hasil relatif
tidaknya kuesioner dinya- sama atau tidak berbeda
takan apabila nilai r yang apabila dilakukan pengu-
diperoleh dari hasil per- langan pengukuran terhadap
hitungan rhitung product subjek yang sama. Pengujian
moment > dari nilai rtabel reliabilitas yang digunakan
product moment dengan adalah metode cronbach
tarif signifikan 5% maka alpha dan dianalisis dengan
butir-butir pernyataan menggunakan bantuan kom-
kuesioner adalah valid puter program SPSS. Rumus
(Arikunto, 2006). yang digunakan adalah
2. Uji Reliabilitas sebagai berikut:
Reliabilitas adalah pengujian
yang menunjukan sejauh

   
2
 k
1   (Arikunto, 2006)
b
rii = 
 k  1   
2
t 

Keterangan:
rii : realibilitas instrumen
k : banyaknya butir pernyataan atau soal
 b 2 : varian butir
t 2 : varian total

Rumus alpha digunakan maka butir pernyataan


untuk mencari reliabilitas kuesioner tidak reliabel.
instrumen yang skornya
bukan 1 dan 0. Kriteria b. Pengujian Asumsi Klasik
keputusan reliabel tidak- Uji Asumsi klasik yang digu-
nya kuesioner dinyatakan nakan adalah sebagai berikut:
apabila nilai alpha 1. Pengujian Normalitas
cronbach’s>0.60 dengan Data
tarif signifikan 5% maka Uji ini dilakukan untuk
butir-butir pernyataan apakah dalam model
kuesioner adalah reliabel regresi, variabel inde-
dan alpha cornbach’s<0.60 penden, variabel depen-
den atau keduanya tidak nyata. (Suharyadi,
mempunyai distribusi purwanto, 2006)
normal atau tidak. 3. Pengujian
Kriteria yang digunakan Heteroskedastisitas
untuk menentukan Uji ini dilakukan untuk
tingkat normalitas menguji apakah dalam
adalah dengan memban- sebuah model regresi
dingkan nilai p yang terjadi ketidaksamaan
diperoleh dengan tarif varian dari suatu penga-
signifikan 5%. Penelitian matan ke pengamatan
ini digunakan uji norma- lain, jika varians dari
litas Kolmogorov residual dari suatu
Smirnov. Apabila nilai  pengamatan ke penga-
>0.05, maka data ter- matan lainnya tetap
sebut ditanyakan terdis- maka disebut homoske-
tribusi normal (santoso dastisitas, dan jika varian
dalam arikunto, 2006) tersebut berbeda,
2. Pengujian disebut heteroske-
Multikolinieritas dastisitas varian atau
Multikolinieritas adalah residu tidak konstan.
suatu keadaan yang ter- Pengujian untuk menge-
dapat hubungan korelasi tahui adanya heteroske-
yang sempurna diantara dastisitas dalam pene-
beberapa atau semua litian ini menggunakan
variabel independen uji Glefser yaitu dengan
yang terdapat dalam meregres nilai absolut
model regresi. Uji residual terhadap
Multikolinieritas bertu- variabel bebas, jika koefi-
juan untuk menguji sien regresi ternyata
apakah model regresi signifikan secara statistik
ditentukan adanya kore- maka disimpulkan bahwa
lasi antar variabel inde- dalam data tersebut
penden. Model regresi terdapat heteroskedas-
yang baik seharusnya tisitas tetapi sebaliknya
tidak terjadi korelasi maka dapat disimpulkan
diantara variabel inde- dapat menerima homos-
penden. Multikolinieritas kedastisitas. Suatu
akan terjadi apabila nilai variabel independent
VIF (Variance Inflation dikatakan terjadi hete-
Factor) lebih besar dari roskedastisitas jika
10 dan angka toleransi probabilitas <0,05,
lebih kecil dari 0.10. demikian juga sebaliknya
Teknik mengenali multi- jika probabilitas >0,05
kolinieritas salah satunya dikatakan bahwa tidak
adalah variabel bebas terjadi heteroskedasti-
sama-sama berpengaruh sitas.
nyata, uji f nya nyata,
namun ternyata setiap c. Analisis Regresi Linier
variabel bebasnya secara Berganda
parsial berpengaruh Pengujian ini dilakukan
setelah data dikumpulkan
dengan menggunakan analisis Artinya: Suatu variabel
regresi linier berganda yaitu independen X (variable
analisis yang digunakan untuk keuangan, pelanggan,
mengetahui apakah ada proses bisnis internal, pem-
pengaruh antara variabel inde- belajaran dan pertumbu-
penden terhadap variabel han) bukan merupakan
dependen dengan formulasi penjelasan yang signifikan
yang digunakan sebagai terhadap variabel dependen
berikut: (Subagyo dan Y (kinerja perusahaan).
Djarwanto Ps, 2005) Ha : b1  b2  ...bk  0
Y= a + b1X1 + b2X2+ b3X3+ b4X4+e Artinya: Semua variabel
Keterangan: independen X (variable
Y = Kinerja perusahaan keuangan, pelanggan,
a = Bilangan konstanta proses bisnis internal, pem
b1,..., b4 = koefisien belajaran pertumbuhan)
regresi secara simultan berpe-
X1 = Perspektif keuangan ngaruh signifikan terhadap
X2 = Perspektif pelanggan variabel dependen Y
X3 = Perspektif proses bisnis (kinerja perusahaan).
internal b) Menentukan level of
X4 = Perspektif pertumbuhan significance dengan Ftabel
dan pembelajaran Nilai Ftabel
e = Eror Ftabel = F  ; N  K , K  1
Dimana:
d. Pengujian hipotesis
N= Jumlah sampel/data
1. Uji F
K= Banyaknya parameter
Uji F dilakukan untuk mem-
c) Mencari Fhitung dengan
buktikan bahwa perspektif
rumus
keuangan, pelanggan, proses
bisnis internal serta pembe- SSR / k
F= (Mudjarat,
lajaran dan pertumbuhan mem SSE /(n  k )
pengaruhi kinerja perusahaan kuncoro, Ph.D, 2002)
digunakan uji F-statistik. Dimana:
Langkah-langkah pengujian sbb SSR= Jumlah kuadrat regresi
a) Membuat formulasi SSE= Jumlah kuadrat residu
hipotesis n= Jumlah sampel/observasi
Ho : b1  b2  ...bk  0 k= Banyaknya variabel
bebas/ jumlah para
meter dalam model

Kriteria pengujiannya yaitu:

Daerah ditolak
Daerah diterima

F (0, 05; k; n-1-k)


1) Apabila nilai Fhitung < Ftabel Langkah-langkah
atau nilai signifikansi > pengujian sebagai berikut:
0.050 maka Ho diterima a) Membuat formulasi
atau hipotesis yang diajukan hipotesis
ditolak, yang berarti bahwa Ho: b = 0 (hipotesis
tidak ada pengaruh yang nihil) Artinya tidak ada
simultan dari semua pengaruh yang
variabel independen terha- signifikan dari variabel
dap variabel dependen pada independen (X)
derajat keyakinan tertentu. terhadap variabel
2) Apabila nilai Fhitung > Ftabel dependen (Y)
atau nilai signifikansi < Ha: b≠0 (hipotesis
0.050 maka Ho ditolak atau alternatif)
hipotesis yang diajukan Artinya ada pengaruh
diterima, yang berarti yang signifikan dari
bahwa semua variabel inde- variabel independen
penden secara simultan (X) terhadap variabel
berpengaruh secara signi- dependen (Y)
fikan terhadap variabel b) Menentukan level of
dependen pada derajat significance dengan
keyakinan tertentu. ttabel
ttabel : t  ; n  1  k
2. Uji t 2

Uji t adalah pengujian Dimana


koefisien regresi secara n = Jumlah sampel
individual dan untuk (observasi)
mengetahui kemampuan k = Banyaknya
dari masing-masing parameter (Mudjarat
variabel independen kuncoro, Ph.D, 2002)
dalam mempengaruhi c) Menghitung nilai t-
perubahan variabel depen statistik dengan
den, dengan menganggap rumus:
variabel independen lain b
t= (Subagyo
tetap atau konstan. Sb
Pembuktian bahwa per dan Djarwanto Ps,
spektif keuangan, pelang- 2005)
gan, proses bisnis internal, Dimana:
serta pertumbuhan dan t = thitung
pembelajaran secara b = koefisien regresi
parsial mempengaruhi ß = nilainya nol (0)
kinerja organisasi digu- Sb = standart eror of
nakan uji t-statistik. regression coeficient
d) Kriteria Pengujian

Daerah tolak Daerah tolak

Daerah terima

-t(/2; n-1-k) t(/2; n-1-k)


Hipotesis yang diajukan adalah : Untuk k >1 dan
1) Apabila thitung<ttabel atau nilai adjusted R2 < R2, bila jumlah
signifikansi > 0.05 maka Ho variabel independen
diterima atau hipotesis yang ditambah, maka adjusted
diajukan ditolak, yang berarti R2 naik dengan jumlah
variabel independen tidak kenaikan kurang dari R2.
berpengaruh secara signifikan Adjusted R2 dapat bernilai
terhadap variabel dependen negatif kendati R2 selalu
pada derajat keyakinan tertentu. positif. Bila adjusted R2
2) Apabila thitung>ttabel atau thitung<- bernilai negatif, maka
ttabel, atau nilai signifikansi < 0.05 nilainya dianggap nol. Nilai
maka Ho ditolak atau hipotesis Adjusted R- Squared ini
yang diajukan diterima, yang mencerminkan seberapa
berarti variabel independen besar variasi dari variabel
berpengaruh secara signifikan dependen dapat dijelaskan
terhadap variabel independen oleh variabel independen.
pada derajat keyakinan tertentu. Apabila nilai koefisien deter-
minasi sama dengan 0 maka
3. Koefisien Determinasi R2 dari variabel dependen
Uji ini dilakukan untuk tidak dapat dijelaskan oleh
menghitung seberapa besar variabel independen, seba-
perubahan variasi dari variabel liknya apabila nilai koefisien
dependen dapat dijelaskan oleh determinasi mendekati atau
variasi independen. R2 yang sama dengan angka 1, maka
digunakan adalah R2 yang telah dari variabel dependen
memperhitungkan jumlah variabel dapat dijelaskan oleh
bebas dalam suatu model regresi variabel independen.
atau R2 yang telah disesuaikan
(Adjusted R2). R2 diperoleh dengan IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
rumus (Gujarati, 1995 dalam
Mudjarat kuncoro, Ph.D, 2002): A. Gambaran Obyek Penelitian
N 1 Penelitian ini dilakukan dengan
Adjusted R2 = 1- (1- R2) menyebarkan kuesioner pada para
N 1
karyawan yang bekerja di Bank
Dimana:
Perkreditan Rakyat yang ada di Kabu-
R2 = Besarnya koefisien
paten Wonogiri. Jumlah keseluruan
determinasi sampel
kuesioner yang disebar adalah
n = Banyaknya observasi/jumlah
sebanyak 35 kuesioner
sampel
k = Banyaknya variabel

Tabel IV.I
Distribusi Kuesioner
Kuesioner Kuesioner Prosentase
No Kantor Akuntan Publik
Disebar Kembali (%)
1 BPR BKK Batuwarno 10 10 100
2 BPR Giri Sukadana 15 15 100
3 BPR BKK Giriwoyo 10 10 100
Jumlah 35 35 100
Sumber: Data yang diolah, 2011
B. Deskripsi Data pendidikan. Deskripsi responden
Responden yang mengisi selengkapnya dapat dilihat pada bagian
kuesioner adalah para karyawan yang berikut ini:
bekerja pada Bank Perkreditan Rakyat 1. Deskripsi Responden Berdasarkan
yang ada di Kabupaten Wonogiri. Dari Umur
obyek penelitian, peniliti akan mela- Deskripsi responden berdasarkan
kukan deskripsi diri para responden, umur disajikan pada tabel berikut:
meliputi: umur, jenis kelamin, dan

Tabel IV.2
Deskripsi Responden Berdasarkan Umur
No Umur Jumlah Prosentase
1 21 – 30 8 22,86
2 31 – 40 19 54,28
3 41 – 50 8 22,86
Jumlah 35 100
Sumber: Data yang diolah, 2011

Dari data tabel IV.2 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar


menunjukkan bahwa responden responden berumur 31-40 tahun.
yang berumur 21-30 tahun ber-
jumlah 8 responden (22,86%), ber- 2. Deskripsi Responden Berdasarkan
umur 31-40 berjumlah 19 respon- Jenis Kelamin
den (54,28%) dan berumur 41-50 Deskripsi responden berda-
tahun berjumlah 8 responden sarkan jenis kelamin disajikan pada
(22,86%). Hasil data Deskripsi tabel berikut:
responden berdasarkan umur ini
Tabel IV.3
Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase (%)
1 Laki-Laki 24 68,57
2 Perempuan 11 31,43
Jumlah 35 100
Sumber: Data yang diolah, 2011

Dari data tabel IV.3 di atas 3. Deskripsi Responden Berdasarkan


menunjukkan bahwa sebagian Pendidikan
besar responden berjenis kelamin Deskripsi responden berda-
laki-laki yaitu sebanyak 24 respon- sarkan pendidikan disajikan pada
den (68,57%) dan sisanya berjenis tabel berikut:
kelamin perempuan yaitu sebanyak
11 responden (31,43%).
Tabel IV.4
Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan Jumlah Prosentase (%)
1 Diploma 7 20,00
2 S1 22 62,86
3 S2 6 17,14
4 S3 - -
Jumlah 35 100
Sumber: Data yang diolah, 2011
Dari data tabel IV.4 di atas pengujian validitas dan
menunjukkan bahwa responden reliabilitas.
yang berpendidikan Diploma seba- 1) Validitas item pernyataan
nyak 7 responden (20,00%), ber- untuk variabel Perspektif
pendidikan Strata 1 (S1) sebanyak Keuangan (X1)
22 responden (62,86%) dan ber- Variabel Perspektif
pendidikan Strata 2 (S2) sebanyak Keuangan terdiri dari 5
6 responden (17,14%) item pernyataan.
Pengujian validitas meng-
C. Analisis Data gunakan teknik one shot
1. Uji Instrumen Penelitian methods yaitu dengan
a. Uji Validitas membandingkan r hitung
Sebelum dilakukan dengan r tabel dan dida-
analisis data, perlu dilakukan patkan hasil sebagai
pengujian instrumen yaitu berikut:
Tabel IV.5
Korelasi item pernyataan terhadap variabel Perspektif Keuangan (X1)
Item Pernyataan ritem rtabel Keterangan
X1_1 0,481 0,325 Valid
X1_2 0,509 0,325 Valid
X1_3 0,623 0,325 Valid
X1_4 0,529 0,325 Valid
X1_5 0,475 0,325 Valid
Sumber: Data yang diolah, 2011

Table di atas dapat 2) Validitas item pernyataan


menjelaskan bahwa setiap untuk variabel Perspektif
item-item pernyataan Pelanggan (X2)
yang terdapat dalam Variabel Perspektif Pelang-
variabel perspektif gan terdiri dari 5 item
keuangan mempunyai nilai pernyataan. Pengujian vali-
ritem lebih besar dari rtabel, ditas menggunakan teknik
maka instrument untuk one shot methods yaitu
perspektif keuangan (X1) dengan membandingkan r
dikatakan kesemuanya hitung dengan r tabel dan
valid. didapatkan hasil sebagai
berikut:

Tabel IV.6
Korelasi item pernyataan terhadap variabel Perspektif Pelanggan
Item Pernyataan ritem rtabel Keterangan
X2_1 0,508 0,325 Valid
X2_2 0,535 0,325 Valid
X2_3 0,366 0,325 Valid
X2_4 0,395 0,325 Valid
X2_5 0,565 0,325 Valid
Sumber: Data yang diolah, 2011

Korelasi item-item nilai ritem lebih besar dari


pernyataan terhadap rtabel merupakan item
variabel yang mempunyai pernyataan yang valid
dalam menjelaskan varia Variabel Perspektif Bisnis
belnya. Tabel IV.6 di atas Internal terdiri dari 10 item
menunjukkan bahwa 5 item pernyataan. Pengujian vali
pernyataan kesemuanya ditas menggunakan teknik
valid. one shot methods yaitu
dengan membandingkan r
3) Validitas item pernyataan hitung dengan r tabel dan
untuk variabel Perspektif didapatkan hasil sebagai
Bisnis Internal (X3) berikut:

Tabel IV.7
Korelasi item pernyataan terhadap variabel Perspektif Bisnis Internal
Item Pernyataan ritem rtabel Keterangan
X3_1 0,391 0,325 Valid
X3_2 0,549 0,325 Valid
X3_3 0,335 0,325 Valid
X3_4 0,371 0,325 Valid
X3_5 0,401 0,325 Valid
X3_6 0,325 0,325 Valid
X3_7 0,361 0,325 Valid
X3_8 0,352 0,325 Valid
X3_9 0,566 0,325 Valid
X3_10 0,345 0,325 Valid
Sumber: Data yang diolah, 2011

Korelasi item-item pernyataan Pembelajaran dan Pertum-


terhadap variabel yang mempu- buhan (X4)
nyai nilai ritem lebih besar dari Variabel Perspektif Pembe-
rtabel merupakan item pernya- lajaran dan Pertumbuhan
taan yang valid dalam menje- terdiri dari 7 item pernya-
laskan variabelnya. Tabel IV.7 di taan. Pengujian validitas
atas menunjukkan bahwa 10 menggunakan teknik one
item pernyataan kesemuanya shot methods yaitu dengan
valid. membandingkan r hitung
dengan r tabel dan dida-
4) Validitas item pernyataan patkan hasil sebagai berikut:
untuk variabel Perspektif

Tabel IV.8
Korelasi item pernyataan terhadap variabel Perspektif Bisnis Internal
Item Pernyataan ritem rtabel Keterangan
X4_1 0,481 0,325 Valid
X4_2 0,374 0,325 Valid
X4_3 0,506 0,325 Valid
X4_4 0,635 0,325 Valid
X4_5 0,676 0,325 Valid
X4_6 0,458 0,325 Valid
X4_7 0,535 0,325 Valid
Sumber: Data yang diolah, 2011

Korelasi item-item bel yang mempunyai nilai


pernyataan terhadap varia ritem lebih besar dari rtabel
merupakan item pernyataan Variabel Kinerja
yang valid dalam menje- terdiri dari 12 item pernya-
laskan variabelnya. Tabel taan. Pengujian validitas
IV.8 di atas menunjukkan menggunakan teknik one
bahwa 7 item pernyataan shot methods yaitu dengan
kesemuanya valid. membandingkan r hitung
dengan r tabel dan dida-
5) Validitas item pernyataan patkan hasil sebagai berikut:
untuk variabel Kinerja (Y)

Tabel IV.10
Korelasi item pernyataan terhadap variabel Kinerja
Item Pernyataan ritem rtabel Keterangan
Y_1 0,428 0,325 Valid
Y_2 0,518 0,325 Valid
Y_3 0,333 0,325 Valid
Y_4 0,529 0,325 Valid
Y_5 0,348 0,325 Valid
Y_6 0,404 0,325 Valid
Y_7 0,402 0,325 Valid
Y_8 0,437 0,325 Valid
Y_9 0,388 0,325 Valid
Y_10 0,629 0,325 Valid
Y_11 0,346 0,325 Valid
Y_12 0,374 0,325 Valid
Sumber: Data yang diolah, 2011

Korelasi item-item memberikan hasil yang konsisten.


pernyataan terhadap varia Reliabilitas diukur dengan
bel yang mempunyai nilai menggunakan metode cronbach
ritem lebih besar dari rtabel alpha. Jika keandalan kurang dari
merupakan item pernyataan 0,6 dianggap buruk, keandalan
yang valid dalam menje- dalam kisaran 0,70 bisa diterima
laskan variabelnya. Tabel dan lebih dari 0,80 adalah baik.
IV.10 di atas menunjukkan (Sekaran, 2006: 182). Pengujian
bahwa 12 item pernyataan reliabilitas menggunakan bantuan
kesemuanya valid. komputer program SPSS for
Windows dengan hasil seperti pada
b. Uji Reliabilitas tebel berikut :
Ukuran dapat dikatakan
reliabel jika ukuran tersebut

Tabel IV.11
Hasil Uji Reliablitas
Variabel Alpha Cronbach Kriteria Keterangan
Perspektif Keuangan 0,754 Reliabel
Perspektif Pelanggan 0,713 Alpha Reliabel
Perspektif Bisnis Internal 0,735 Cronbach > Reliabel
Perspektif Pertumbuhan dan 0,789 0,60 maka Reliabel
Pembelajaran reliabel
Kinerja 0,783 Reliabel
Sumber: Data yang diolah, 2011
Hasil pengujian reliabilitas menun menguji hipotesis yang diajukan. Uji
jukkan bahwa koefisien (r) alpha asumsi klasik terdiri dari :
hitung seluruh variabel lebih besar a. Uji Normalitas
dibandingkan dengan kriteria yang Uji normalitas dila-
dipersyaratkan atau nilai kritis (rule kukan untuk menguji apakah
of thumb) sebesar 0,60, sehingga dalam model regresi dependen,
dapat digunakan untuk mengum- independen atau keduanya
pulkan data dan dapat mengukur memiliki distribusi yang normal
sesuatu yang diukur secara konsis- atau tidak. Model regresi yang
ten dari waktu ke waktu. baik adalah model regresi
dengan variable dependen,
2. Uji Asumsi Klasik variable independen atau
Uji asumsi klasik dilakukan untuk keduanya memiliki distribusi
menguji kelayakan suatu model normal atau mendekati normal.
regresi yang akan digunakan untuk

Tabel IV. 12
Hasil Uji Normalitas

Unstsndarized Residueal
N 35
Normal Parameters a.b Mean .0000000
Std. Deviation 1.24172413
Most Extreme Absolute .147
Differences Positive .147
Negative -.092
Kolmogorov-smirnov Z .868
Asymp. Sig. (2-tailed) .438
Sumber: Data yang diolah, 2011

Pengujian normalitas data sebesar 0,868 dengan


menggunakan uji signifikansi 0,438, artinya
Kolmogorv- Smirnov dengan bahwa semua variabel mem
cara menguji apakah data punyai distribusi normal
residual berdistribusi karena mempunyai nilai
normal. Dari Tabel IV.12 signifikasi diatas 0,050.
menunjukan bahwa nilai Z b. Uji Multikolinearitas
Kolmogorov- Smirnov
c.
Tabel IV. 13
Uji Multikolinearitas
Variabel Tolerance VIF Kesimpulan
Keuangan 0,841 1,189 Tidak ada Multikolinearitas
Pelanggan 0,920 1,087 Tidak ada Multikolinearitas
Bisnis Internal 0,797 1,254 Tidak ada Multikolinearitas
Pmbljran & Pertmbuhan 0,638 1,568 Tidak ada Multikolinearitas
Sumber : data yang diolah, 2011

Hasil pengujian yang jukkan bahwa angka Varian


telah dilakukan seperti pada Inflation factor dibawah 10
tabel IV.13 di atas menun- dan angka tolerance di atas
0,10. Oleh karena masing – terjadi ke tidak samaan
masing angka VIF dibawah varian dari satu penga-
10 dan angka tolerance di matan ke pengamatan lain.
atas 0,10 maka disimpulkan Jika varian data diketahui
tidak terdapat multikoli- tetap maka disebut homos-
nearitas. kedastisitas dan jika ber-
d. Uji Heteroskedastisitas beda di sebut heteroskedas-
Uji heteroskedas- tisitas. Hasil uji heteroske-
tisitas digunakan untuk dastisitas dapat dilihat pada
menguji apakah dalam gambar berikut:
sebuah model regresi

Gambar IV.1
Hasil Uji Heteroskedastisitas

Scatterplot

Dependent Variable: Kinerja

3
Regression Studentized Residual

-1

-2

-2 -1 0 1 2
Regression Standardized Predicted Value

Sumber: Data yang diolah, 2011

Dari grafik scatterplots di atas terlihat titik-titik menyebar secara acak


(random) baik diatas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. hal ini dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

e. Uji Autokorealsi
Tabel IV.14
Hasil Uji Autokorealsi

Model R R Square Adjusted R Std. Error of Durbin


Square the Estimate Watson
a
1 .836 .699 .659 1.322 1.513
Sumber : data yang diolah, 2011

Dari tabel di atas dapat dingkan dengan nilai tabel


dilihat nilai Durbin-Watson dengan menggunakan
sebesar 1,513 akan diban- derajat kepercayaan 5%,
jumlah sampel 35 dan
jumlah variabel bebas 4, 3. Analisis Regresi Linier Berganda
maka di tabel Durbin- Analisis regresi linier ber-
Watson akan didapat nilai dL ganda digunakan untuk mengetahui
1,222 dan dU 1,726. besarnya pengaruh perspektif-
Berdasarkan pada dL dan dU, perspektif balanced scorecard ter-
maka nilai D-W sebesar hadap kinerja. Besarnya pengaruh
1,513 berada diantara dL ini dapat ditentukan dari persamaan
1,222 dan dU 1,726, regresi linier berganda yang diper-
sehingga dapat disimpulkan oleh dari analisis data menggunakan
bahwa model regresi linier program SPSS. Hasil dari pengo-
berganda tersebut bebas lahan data adalah sebagai berikut:
dari asumsi klasik statistik
autokorelasi.

Tabel IV.15
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Model Unstandardized t Sig.


Coefficients
B Std. Error
1 constant) 51.450 3.734 13.777 .000
Keuangan .596 .112 5.333 .000
Pelanggan -.223 .106 -2.101 .044
Bisnis Internal -.401 .074 -5.425 .000
Pmbljran& pertumbuhan .190 0.87 2.183 .037

Sumber: Data yang diolah, 2011


Persamaan regresi linier yang diperoleh dari analisis regresi linier berganda
adalah:
Y = 51,450 + 0,596 X1 - 0,223 X2 - 0,401 X3 + 0,190 X4 + e
(000)** (0,000)** (0,044)** (0,000)** (0,037)**
Keterangan:
Y = Kinerja
X1 = Keuangan
X2 = Pelanggan
X3 = Bisnis Internal
X4 = Pembelajaran & Pertumbuhan
ε = Error
interprestasi dari persamaan regresi b. b1 = 0,596, artinya perspektif
linear berganda di atas adalah keuangan berpengaruh positif
sebagai berikut : dan signifikan terhadap kinerja.
a. Konstansta a = 51,450, artinya c. b2 = -0,223, artinya perspektif
jika perspektif keuangan (X1), pelanggan berpengaruh negatif
perspektif pelanggan (X2), dan signifikan terhadap kinerja.
perspektif proses bisnis internal d. b3 = -0,401, artinya perspektif
(X3) serta perspektif pembe- proses bisnis internal berpe-
lajaran dan pertumbuhan (X4) ngaruh negatif dan signifikan
adalah sama dengan nol, maka terhadap kinerja.
kinerja (Y) yang dihasilkan adalah e. b4 = 0,190, artinya perspektif
positif. pembelajaran dan pertumbuhan
berpengaruh positif terhadap keuangan, pelanggan, proses
kinerja. bisnis internal serta pembela-
jaran dan pertumbuhan mempe-
4. Pengujian Hipotesis ngaruhi kinerja perusahaan.
a. Uji F Analisis data menggunakan
Uji F dilakukan untuk program SPSS diperoleh hasil
membuktikan bahwa perpektif sebagai berikut:

Tebel IV.16
Hasil Uji F

Model Sum of df Mean F Sig.


Squares Square
a
1 Regression 121.862 4 30.465 17.434 .000
Residual 52.424 30 1.747
Total 174.286 34
Sumber: Data yang diolah, 2011

Hasil uji secara Bank Perkreditan Rakyat


serempak (Uji F) diketahui Kabupaten Wonogiri.
besarnya nilai Fhitung adalah b. Uji t
17,434 dengan signifikansi Uji t digunakan
0,000 < 0,05, maka hipotesis untuk mengetahui signifi-
5 diterima yang berarti kansi pengaruh masing-
perspektif keuangan (X1), masing variabel variabel
perspektif pelanggan (X2), independen dalam mem-
perspektif proses bisnis pengaruhi perubahan
internal (X3), perspektif variabel dependen, dengan
pembelajaran dan partum- menganggap variabel inde-
buhan (X4) secara simultan penden lain tetap atau
berpengaruh positif signi- konstan.
fikan terhadap kinerja (Y) di

Tabel IV.17
Hasil Uji t

Model t Sig
1 (constant) 13.777 .000
Keuangan 5.333 .000
Pelanggan -2.101 .044
Bisnis Internal -5.425 .000
Pmbljrn & pertumbuhan 2.183 .037
Sumber: Data yang diolah, 2011

1) Perspektif Keuangan (X1) terhadap kinerja, maka


mempunyai taraf signifi hipotesis 1 diterima.
kansi 0,000 < 0,050 2) Perspektif Pelanggan (X2)
dengan thitung (5,333) mempunyai taraf signi
berarti perspektif fikansi 0,044 < 0,050
keuangan berpengaruh dengan thitung (-2,101)
positif dan signifikan berarti perspektif
pelanggan berpengaruh
negatif tapi signifikan mempunyai taraf signi
terhadap kinerja, maka fikansi 0,037 < 0,050
hipotesis 2 diterima. dengan thitung (2,183)
3) Perspektif Bisnis Internal berarti perspektif pembe
(X3) mempunyai taraf lajaran dan pertum
signifikansi 0,000 < 0,050 buhan berpengaruh
dengan thitung (-5,425) positif dan signifikan
berarti perspektif bisnis terhadap kinerja, maka
internal berpengaruh hipotesis 4 diterima.
negatif tapi signifikan
terhadap kinerja, maka c. Analisis Koefisien
hipotesis 3 diterima. Determinasi
4) Perspektif Pembelajaran
dan Pertumbuhan (X4)

Tabel IV.18
Hasil Analisis Koefisien Determinasi

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate
a
1 .836 .699 .659 1.322
Sumber: Data yang diolah, 2011

Uji R2 didapatkan hasil terhadap kinerja (Y) Bank Perkreditan


sebesar 0,659 atau 65,9% yang Rakyat di Kabupaten Wonogiri.
berarti varibilitas variabel depen- 4. Variabel perspektif pembelajaran dan
den yang dapat dijelaskan oleh pertumbuhan (X4) berpengaruh positif
variabilitas variabel independen dan signifikan terhadap kinerja (Y) Bank
sebesar 65,9% sedangkan sisanya Perkreditan Rakyat di Kabupaten
34,1% dijelaskan oleh variabel Wonogiri.
lainnya yang tidak di masukkan 5. Uji F yang telah dilakukan menun-jukkan
dalam model regresi. bahwa terdapat pengaruh yang signi-
fikan perspektif keuangan, pelanggan,
PENUTUP proses bisnis internal serta pembelajaran
D. Kesimpulan dan pertumbuhan secara simultan ter-
Berdasarkan hasil penelitian dan hadap kinerja Bank Perkreditan Rakyat di
analisis data dapat di peroleh kesimpulan Kabupaten Wonogiri.
bahwa persepsi karyawan tentang konsep 6. Koefisien determinasi menunjukkan hasil
balanced scorecard pada Bank Perkreditan sebesar 0,659 atau 65,9% yang berarti
Rakyat (BPR), sebagai berikut : varibilitas variabel dependen yang dapat
1. Variabel perspektif keuangan (X1) dijelaskan oleh variabilitas variabel inde-
berpengaruh positif dan signifikan ter- penden sebesar 65,9% sedangkan
hadap kinerja (Y) Bank Perkreditan sisanya 34,1% dijelaskan oleh variabel
Rakyat di Kabupaten Wonogiri. lainnya yang tidak di masukkan dalam
2. Variabel perspektif pelanggan (X2) ber- model regresi.
pengaruh negatif tapi signifikan ter-
hadap kinerja (Y) Bank Perkreditan E. Keterbatasan penelitian
Rakyat di Kabupaten Wonogiri. Beberapa keterbatasan dalam pene
3. Variabel perspektif proses bisnis internal litian ini, yang kemungkinan dapat menim-
(X3) berpengaruh negatif tapi signifikan bulkan ketidakakuratan pada hasil pene-
litian ini, antara lain:
1. Penelitian ini menguji persepsi karya- 3. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat
wan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) menggunakan populasi yang lebih luas
tentang konsep balanced scorecard dari dan sampel yang lebih besar sehingga
sudut pandang internal dan tidak menilai hasilnya akan lebih baik.
kinerja dari sudut pandang ekstenal. 4. Peneliti selanjutnya diharapkan mampu
2. Variabel bebas yang digunakan dalam menambah indikator-indikator pernya-
penelitian ini terbatas pada perspektif taan dalam masing-masing variabel yang
yang ada pada balanced scorecard, mampu mengarah kedalam perma-
sehingga di harapkan peneliti selan- salahan yang diteliti agar hasil dapat
jutnya memperluas penggunaan variabel berpengaruh signifikan.
bebas dalam penelitiannya.
3. Penelitian ini hanya terbatas pada Bank DAFTAR PUSTAKA
Perkreditan Rakyat (BPR) yang ada di
Wonogiri, sehingga memungkinkan Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur
adanya perbedaan hasil penelitian dan penelitian; Suatu Pendekatan
kesimpulan apabila penelitian dilakukan Praktek, Renika Cipta, Bandung.
pada obyek penelitian yang berbeda. Asmaryani, Esi, 2006, Balanced Scorecard:
Penilaian Kinerja Dengan Pendekatan
F. Saran Balanced Scorecard; Skripsi, Fakultas
Saran yang dapat diberikan berda- Ekonomi UNS, Surakarta.
sarkan kesimpulan maupun keterbatasan Aurora, Novella, 2010, Penerapan Balanced
yang ada dalam penelitian ini, antara lain: Scorecard Sebagai Tolok Ukur
1. Perspektif Pelanggan yang ada pada Pengukuran Kinerja, Skripsi S1
Balanced Scorecard berpengaruh negatif Akuntansi UNDIP, Semarang.
terhadap kinerja Bank Perkreditan Ferdinan, Efraim, 1998, Balanced Scorecard:
Rakyat yang ada di Wonogiri, oleh Suatu Sistem Pengukuran Kinerja
karena itu penulis menyarankan pada Strategik. Kajian Bisnis, Noor 13
pimpinan Bank untuk meningkatkan Januari-April.
kualitas pelayanan dan kualitas sumber Garisson & Norren, 2000, Akuntansi
daya manusia yang dimiliki Bank Perkre- Manajemen, Salemba Empat, Jakarta.
ditan Rakyat di Kabupaten Wonogiri, Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis
sehingga kinerja perusahaan berda- Multivariat Dengan Program SPSS,
sarkan pada perspektif pelanggan akan Badan Penerbit Universitas
dapat ditingkatkan di masa yang akan Diponegoro, Semarang.
datang. Gujarati, Damodar dan Zain Sumarno, 1995,
2. Perspektif Proses Bisnis Internal yang Enkometrika Dasar. Erlangga, Jakarta.
ada pada Balanced Scorecard berpe- Gunawan, Barbara, 2000, Balanced
ngaruh negatif terhadap kinerja Bank Scorecard: Perspektif Baru Dalam
Perkreditan Rakyat yang ada di Wono- Menilai Kinerja Organisasi, Jurnal,
giri, oleh karena itu penulis menya- Akuntansi dan Investasi.
rankan pada pimpinan bank untuk Helfert, Erich. A, 1996, Teknik Analisis
melakukan peningkatan pengelolaan Keuangan (Petunjuk Praktis Untuk
adminis-trasi dan keuangan dengan Mengelola dan Mengukur Kinerja
meng-gunakan sistem yang terkom- Perusahaan), Erlangga Edisi 8,
puterisasi. Perencanaan kegiatan bank Jakarta.
harus didasarkan pada akurasi data yang Indriyati, 2008, Analisis Pengaruh
aktual dan konsisten. Serta menawarkan Perspektif-Perspektif Balanced
produk baru melalui website dan media Scorecard Terhadap Kinerja
yang lainnya. perusahaan, Skripsi, Jurusan
Akuntansi STIE AUB Surakarta.
Kaplan, RS& Norton, D.P, 1996, The Profesional, Elex Media Komputindo,
Balanced Scorecard: Translating Jakarta.
Strategy Intoaction. Boston: Harvard Sekaran, Uma. 2006. Metode Penelitian
Business School Press. Untuk Bisnis. Edisi 4, Salemba Empat,
Kuncoro, Mudjarat Ph.D, 2002, Metode Jakarta.
Riser Untuk Bisnis dan Ekonomi, Setiono (2004). Analisis Pengukuran Kinerja
Erlangga, Jakarta. Perusahaan Dengan Konsep Balanced
Mulyadi dan Johny Setyawan, 1999, Sistem Scorecard, Skripsi, Fakultas Ekonomi
perencanaan dan Pengendalian UNS Surakarta.
Manajemen, Aditya Media, Subagyo, Pangestu dan Djarwanto Ps, 2005,
Yogyakarta. Statistika Induktif, Edisi 5, BPFE-UGM,
Mulyadi, 1999, Strategic Manajement Yogyakarta.
System Dengan Pendekatan Balanced Suharyadi dan Purwanto S.K, 2006,
Scorecard. (Bagian pertama dari dua Statistika Untuk Ekonomi dan
tulisan), Usahawan. Keangan Modern, Salemba Empat.
Putri, Dhika Pratiwi, 2008, Analisis Zudia, Meirdania, 2010, Analisis Penilaian
Pengukuran Kinerja Perusahaan Kinerja Organisasi Dengan Meng
Dengan Konsep Balanced Scorecard gunakan Konsep Balanced Scorecard
Studi Kasus Pada PT Bank Tabungan Pada PT Bank Jateng Semarang,
Negara (Persero) Cabang Solo. Skripsi Skripsi S1 Akuntansi UNDIP,
S1 Akuntansi.UMS, Surakarta. Semarang.
Santoso, Singgih, 2002, SPSS Versi 10;
Mengolah Data Statistik Secara

You might also like