Professional Documents
Culture Documents
BAB II
TINJAUAN TEORI
Pada bab ini diuraikan tentang landasan terori penelitian yang akan dilakukan yang
meliputi kunjungan imunisasi dan penyuluhan.
A. IMUNISASI
Pada sub bab ini akan diuraikan yang melandasi tentang teori Definisi imunisasi,
Tujuan imunisasi, Manfaat imunisasi, Jenis-jenis imunisasi, Sasaran imunisasi,
Pokok-pokok kegiatan imunisasi, Faktor-faktor yang mempengaruhi kekebalan
(imunisasi), Tujuan program imunisasi, Tempat pelayanan imunisasi, Kegiatan
pelayanan imunisasi, Acuan persiapan pelayanan imunisasi, Kontraindikasi
pemberian imunisasi, Program imunisasi nasional, Vaksin, Jenis vaksin dan Sifat
vaksin.
Definisi Imunisasi
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak terpapar dengan penyakit tidak akan
menderita penyakit tersebut karena sistem memori (daya ingat), ketika vaksin
masuk kedalam tubuh maka akan dibentuk antibodi untuk melawan vaksin tersebut
dan sistem memori akan menyimpan sebagai suatu pengalaman. (Mulyani, 2013).
11
12
kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, Sehingga untuk terhindar dari
penyakit lain, diperlukan imunisasi lainnya.
Imunisasi dapat dilakukan pada anak-anak maupun orang dewasa. Pada anak-
anak karena sistem imun yang belum sempurna, sedangkan pada usia 60 tahun
terjadi penuaan sistem imun nonspesifik seperti perubahan fungsi sel sistem
imun, dengan demikian usia lanjut lebih rentan terhadap infeksi penyakit auto
imun dan keganasan. (Mulyani, 2013).
Tujuan Imunisasi
Tujuan dan kegunaan imunisasi adalah untuk melindungi dan mencegah penyakit-
penyakit menular yang sangat berbahaya bagi bayi dan anak.
Manfaat Imunisasi
Bagi anak : dapat mencegah penderitaan atau kesakitan yang ditimbulkan oleh
penyakit yang kemungkinan akan menyebabkan kecacatan atau kematian.
Bagi keluarga dapat memperbaiki tingkat kesehatan dan mampu menciptakan
bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan nasional.
Jenis-jenis Imunisasi
Imunisasi aktif
Imunisasi aktif adalah pemberian zat sebagai antigen yang diharapkan akan terjadi
suatu proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi imunologi spesifik
yang akan menghasilkan respon seluler dan humoral serta dihasilkan cell memory,
sehingga apabila benar–benar terjadi infeksi maka tubuh secara cepat dapat
merespon.
Imunisasi pasif
Imunisasi pasif adalah pemberian zat (imunoglobulin) yaitu suatu zat yang
dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma
15
manusia atau binatang yang digunakan untuk mngatasi mikroba yang di duga
sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi.
Waktu pemberian : Umur : usia < 2 bulan, apabila BCG diberikan di atas usia 3
bulan, sebaiknya dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu. Vaksin BCG
diberikan apabila uji tuberkulin negatif.
POLIO
Waktu Pemberian : Vaksin polio oral diberikan pada bayi baru lahir sebagai
Dosis awal, kemudian diteruskan dengan imunisasi dasar mulai umur 2-3
bulan yang diberikan tiga dosis terpisah berturut-turut dengan interval
waktu 6-8 minggu.
Campak
Penyakit campak adalah penyakit akut yang disebabkan oleh virus campak
yang sangat menular pada anak-anak, ditandai dengan panas, batuk, pilek,
konjungtivitis, dan ditemukan spesifik enantem (Koplik’s spot) diikuti
dengan erupsi mukopapular yang menyeluruh.
Efek samping
Efek samping pemberian imunisasi campak berupa demam > 39,5oC yang
terjadi pada 5-15% kasus dijumpai pada hari ke 5-6 setelah imunisasi dan
berlangsung selama 2 hari. Ruam dapat dijumpai pada 5% resipien, timbul
pada hari ke 7-10 berlangsung selama 2-4 hari.
Reaksi yang berat dapat ditemukan gangguan fungsi sistem saraf pusat
seperti ensefalitis dan ensefalopati timbul pada 30 hari setelah imunisasi.
Hepatitis B
Efek samping Kejadian pasca imunisasi pada hepatitis B jarang terjadi, segera
setelah imunisasi dapat timbul demam yang tidak tinggi, pada tempat
penyuntikan timbul kemerahan, pembengkakan, nyeri, rasa mual, dan nyeri
sendi. Orang tua/pengasuh dianjurkan untuk memberikan minum lebih banyak
(ASI atau air buah), jika demam pakailah pakaian yang tipis, bekas suntikan
yang nyeri dapat dikompres air dingin, jika demam berikan parasetamol 15
mg/kgbb setiap 3-4 jam bila diperlukan, boleh mandi atau cukup disekdar
dengan air hangat. Jika reaksi tersebut menjadi berat dan menetap, atau jika
orang tua merasa khawatir, bawalah bayi / anak ke dokter.
18
Waktu dan dosis pemberian : diberikan dosis tunggal 0.5 ml subkutan, dan
diberikan pada umur 12-18 bulan.
Hepatitis A
VAricella
diberikan pada umur >12 tahun, diperlukan 2 dosis dengan interval minimal
4 minggu.
Pneumokokus
setelah dosis kedua namun tidak berlangsung lama, akan menghilang dalam
3 hari.
Influenza
Vaksin Influenza mengandung virus yang tidak aktif, diproduksi dari virus
yang tumbuh pada embrio ayam. Terdapat dua macam vaksin, yaitu whole-
virus vaccine dan split-virus vaccine.
Jadwal pemberian : diberikan pada anak sehat usia 6-23 bulan. Dosis: untuk
< 3 tahun 0. 25 ml dan untuk > 3tahun 0.5 ml.
Sasaran imunisasi
Seseorang yang beresiko untuk terkena penyakit dapat dicegah dengan pemberian
imunisasi diantaranya:
Pencegahan penyakit untuk anak sekolah dasar : 1) Imunisasi DT; 2) Imunisasi TT.
Pencegahan lengkap terhadap ibu hamil dan PUS/calon mempelai wanita : 1)
imunisasi TT 2 x.
Umur
Untuk beberapa penyakit tertentu pada bayi (anak balita) dan orang tua lebih mudah
terserang. Sedangkan pada usia sangat muda atau usia tua lebih rentan, kurang kebal
terhadap penyakit-penyakit menular tertentu. Hal ini
23
mungkin disebabkan karena kedua kelompok unsur tersebut daya tahan tubuhnya
rendah.
Seks
Untuk penyaki-penyakit menular tertentu seperti polio dan diphteria lebih parah
terjadi pada wanita dari pada pria.
Kehamilan
Wanita yang sedang hamil pada umumnya lebih rentan terhadap penyakit-penyakit
menular tertentu misalnya penyakit polio, pnemonia, malaria serta amebiosis.
Sebaliknya untuk penyakit typhoid dan meningitis jarang terjadi pada wanita
hamil.
Gizi
Gizi yang baik pada umumnya akan meningkatkan resistensi tubuh terhadap
penyakit-penyakit infeksi, sebaliknya kekurangan gizi berakibat kerentanan
seseorang terhadap penyakit infeksi.
Trauma
Menurut Notoatmojo, (2011 hal; 48) tujuan program imunisasi adalah untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian dari penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi. Pada saat ini penyakit-penyakit tersebut adalah Disentri,
tetanus, bentuk rejan (pertusis), campak (measles), polio, tuberkulosis.
24
Imunisasi penting untuk diberikan hal ini karena kira-kira 3-100 kelahiran anak akan
meninggal karena penyakit campak. Sebanyak 2 dari 100 kelahiran akan mati karena
batuk rejan. Dari setiap 200.000 anak, akan menderita penyakit polio. Satu dari 100
anak akan meninggal karena penyakit tetanus. Imunisasi yang dilakukan akan
melindungi anak terhadap penyakit. Walaupun pada saat ini fasilitas pelayanan untuk
vaksinasi ini telah tersedia dimasyrakat, akan tetapi tidak semua bayi telah dibawa
untuk mendapatkan imunisasi yang lengkap.
Menurut Mulyani, (2013 hal; 12) Kegiatan pelayanan imunisasi terdiri dari
kegiatan oprasional rutin dan khusus. kegiatan tersebut adalah sebagai berikut : A.
Kegiatan imunisasi rutin
25
Kegiatan ini dilaksanakan secara rutin dan terus menerus yang harus
dilakukan pada priode waktu yang telah ditentukan. Kegiatan ini telah terbukti
efektif dan efisien, kegiatan ini meliputi :
Imunisasi pada bayi Yaitu imunisasi yang dilakukan pada bayi yang berumur 0 -
11 bulan, meliputi BCG, DPT, Polio, Hepatitis dan Campak. Idealnya bayi ini
harus mendapatkan imunisasi dasar yang lengkap yang terdiri dari BCG 1 kali,
DPT 3 kali, polio 4 kali, hepatitis 3 kali, campak 1 kali. Untuk menilai
kelengkapan status imunisasi dasar lengkap bayi, dapat dilihat distatus imunisasi
campak, karena pemberian imunisasi campak yang dilakukan paling akhir setelah
keempat imunisasi dasar pada bayi yang lain yang telah diberikan.
Imunisasi Tambahan
Kegiatan ini tidak rutin dilakukan karena hanya ditunjukan untuk mengulangi
penyakit tertentu. Beberapa kegiatan imunisasi tambahan yaitu menurut
Mulyani, (2013) adalah sebagai berikut :
Backlog fighting adalah upaya aktif dalam melengkapi imunisasi dasar pada
anak yang berumur 1 – 3 tahun. Sasaran utama dari backlog fighting adalah
desa atau kelurahan yang belum mencapai UCI selama dua tahun berturut-
turut. Universal Child Immunization (UCI) adalah
26
tercapainya imunisasi dasar secara lengkap pada bayi (0 – 11 bulan), ibu hamil,
wanita usia subur dan anak sekolah tingkat dasar. Imunisasi dasar lengkap pada
bayi meliputi 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis Polio, 4 dosis hepatitis, 1 dosis
campak. Pada ibu hamil dan wanita subur meliputi 2 dosis TT. Untuk anak sekolah
tingkat dasar meliputi 1 dosis DT, 1 dosis campak dan 2 dosis TT.
Cras program Yaitu ditunjukan untuk wilayah yang memerlukan intervensi secara
tepat untuk mencegah terjadinya KLB (kejadian luar biasa). Pemilihan lokasi
crash program didasarkan atas beberapa kriteria yaitu : angka kematian bayi tinggi
dan angka PD3I (penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi) tinggi,
infrastruktur (tenaga sarana dan dana kurang) dan desa yang selama 3 tahun
berturut-turut tidak tercapai target UCI.
Walaupun imunisasi merupakan suatu hal yang lazim dilakukan akan tetapi perlu
kehati-hatian dalam menjalankanya. Untuk menyampaikan pelayanan imunisasi
menurut Mulyani, (2013) ada beberapa acuan yang harus dilakukan yaitu :
Logistik
Jenis alat yang diperlukan untuk pelayanan yaitu : a) Termos atau vaksin carier
Alat ini digunakan untuk menyimpan atau membawa vaksin dari suatu tempat
ketempat lainya; b) Cool pack kotak dingin cair Yang digunakan sebagai pendingin
yaitu wadah plastik yang berbentuk segi empat yang diisi dengan air kemudian di
dinginkan dalam lemari es dengan suhu 2 derajat celsius – 8 derajat celsius.selama
minimal 24 jam; c) Vaksin, pelarut dan penetes Jumlah vaksin yang diperlukan
dalam pelayanan imunisasi harus sama dengan jumlah pelarutnya begitu juga
dengan penetesnya; d) Alat suntik (ADS); e) Safety box (kotak pengaman); f)
Kapas basah dan wadah; g) Bahan penyuluh (poster, leaflet); h) Alat tulis; i) Kartu
imunisasi (KMS, kartu TT, buku ibu dan anak); j) Kohort atau register; k) Plastik
sampah atau tempat sampah; l) Sabun.
Sebelum membuka lemari es, tentukan dulu berapa banyak botolvaksin yang
dibutuhkan untuk pelayanan.
Catat suhu didalam lemari es. Jangan terlalu sering membuka lemari es dan
meningalkan dalam keadaan terbuka.
Memilih vaksin sesuai urutan yaitu sebagai berikut : a) Vial vaksin yang sudah
terpakai tetap tersimpan dalam lemari es; b) ampul atau botol vaksin tertutup
yang telah dibawa ke pelayanan keluar dan telah berada diluar lemari es; c)
vaksin dengan WM kondisi B atau mulai berubah A menjadi B; d) vaksin-
vaksin paling lama yang belum melewati tanggal kadaluarsa.
28
Menurut Mulyani, (2013) Ada tiga macam kontra indikasi pemberian imunisasi
yaitu:
Jangan berikan vaksin BCG kepada bayi yang menunjukan tanda-tanda dan gejala
AIDS sedangkan vaksin yang lain sebaliknya diberikan
anafilaksis atau reaksi hipersentivitas yang hebat merupakan kontra indikasi yang
mutlak terhadap dosis vaksin berikutnya. Riwayat kejang demam dari panas > 38
derajat celsius merupakan kontra indikasi pemberian DPT atau HB1 dan campak.
jika orang tua sangat keberatan terhadap pemberian imunisasi kepada bayi yang
sakit lebih baik jangan diberikan vaksin, tetapi mintalah ibu kembali lagi ketika
bayi sudah sehat.
polio 1 BCG minimal 90%. Imunisasi yang termaksuk dalam PPI adalah BCG,
polio, DPT, campak dan hepatitis B.
Program imunisasi melalui PPI mempunyai tujuan akhir (ultimate goal) sesuai
dengan komitmen internasional yaitu : (a) eradikasi polio; (b) eliminasi tetanus
material dan neonatal (maternal and neonataltetanus elimination-MNTE); (c)
reduksi campak (RECAM); (d) peningkatan mutu pelayanan imunisasi; (e)
menetapkan standar pemberian suntikan yang aman (save injection parcties); (f)
keamanan pengelolaan limbah tajam (safe waste disposal management).
Vaksinasi
Vaksin adalah suatu produk biologis yang terbuat dari kuman, komponen kuman,
atau racun kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan yang berguna untuk
merangsang timbulnya kekebalan tubuh seseorang, ( Maryuani, 2010).
Menurut Mulyani, (2013) Vaksinasi adalah merupakan suatu tindakan yang dengan
sengaja memberikan paparan antigen yang berasal dari suatu patogen. Antigen
yang diberikan telah dibuat sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan sakit
maupun mereproduksi lomfosit yang peka sebagai antibody dan sel memori. Cara
ini cukup memberikan kekebalan. Tujuanya adalah memberikan “infeksi ringan”
yang tidak berbahaya namun cukup untuk merespon imun sehingga apabila
terjangkit penyakit yang sesungguhnya di kemudian hari anak tidak menjadi sakit
karena tubuh dengan cepat membentuk antibody dan mematikan antigen/penyakit
yang masuk tersebut.
30
Pertahanan tubuh yang dibentuk oleh beberapa vaksin akan dibawa seumur
hidupnya.
vaksinasi tidak berbahaya. Reaksi yang serius sangat jarang terjadi, jauh lebih
jarang dari komplikasi yang timbul apabila terserang penyakit tersebut secara
alami.
Jenis Vaksin
Menurut Hadinegoro, (2011) Beberapa jenis vaksin yang dibuat berdasarkan proses
produksinya antara lain :
1. Vaksin hidup (live attenuated vacine ) Yaitu vaksin yang terdiri dari kuman atau
virus yang dilemahkan, masih antigenic akan tetapi tidak fatogenik. Contohnya
yaitu virus polio oral. Oleh karena vaksin yang di berikan sesuai infeksi alamiah
(oral), virus dalam vaksin akan hidup dan berkembang baik diepitel saluran cerna,
sehingga akan memberikan kekebalan local. Sekresi antibody igA lokal yang
ditingkatkan akan mencegah virus liar masuk kedalam sel tubuh.
Imunitas aktif dari vaksin hidup tidak dapat berkembang karena pengaruh dari
antibody yang beredar. Antibody yang masuk melalui plasenta atau transfuse dapat
mempengaruhi perkembangan vaksin mikroorganisme dan menyebabkan tidak ada
respon. Vaksinasi campak merupakan mikroorganisme yang paling sensitif terhadap
antibody yang beredar dalam tubuh. Virus vaksin polio dan rotavirus paling sedikit
terkena, vaksin hidup
31
Rekombinan.
Vaksin hepatitis B dihasilkan dengan cara memasukan suatu segmen gen virus
hepatitis B ke dalam sel ragi. Sel ragi yang telah berubah ini menghasilkan
antigen permukaan hepatitis B murni.
Vaksin tifoid (Ty21a) adalah bacteria samonella typhy yang genetik diubah
(modified) sehingga tidak menyebabkan sakit.
32
Tiga dari 4 virus yang berada dalam vaksin rotavirus hidup adalah rotavirus
kera rhesus yang menghasilkan antigen rotavirus manusia apabila mengalami
replikasi.
Vaksin polisakarida
Vaksin ini berdasarkan isolasi DNA mikroba yang mengandung kode antigen yang
patogen dan ssat ini dalam pengembangan penelitian. Hasil akhir penelitian pada
binatang percoban menunjukan bahwa vaksin DNA (virus dan bakteri)
merangsang respon hormonal dan selular yang cukup kuat, sedangkan penelitian
ini klinis pada manusia saat ini sedang dilakukan.Berdasarkan Fungsinya Vaksin
terbagi menjadi 8 menurut (Mulyani, 2013) yaitu : Vaksin BCG (bacillus calmette
guerine) yaitu untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tuberkulosa.Vaksin DPT
(Difteri
33
Vaksin campak yaitu untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit campak.
Sifat-sifat vaksin
Polio yaitu pada suhu beberapa derajat celsius diatas udara luar (ambient
temperatur < 34 derajat celsius) dan dapat bertahan selama 2 hari.
34
Campak dan BCG yang akan rusak pada suhu berapa derajat celsius diatas
suhu udara luar (ambient temperatur < 34 derajat celsius) dan dapat bertahan
selama 7 hari.
Hepatitis B dan DPT-HB pada suhu -0,5 derajat c. Dapat bertahan selama
maksimal setengah jam.
DPT, DT, dan TT pada suhu -5 derajat c – 10 derajat c dapat bertahan selama
maksimal 1,5 – 2 jam.
DPT, DPT-HB, DT berapa derajat celsius diatas suhu udara luar (ambient
tempratur < 34 derajat celsius) dan bertahan selama 14 hari.
Hepatitis B dan TT beberapa derajat celsius diatas suhu udara luar (ambient
tempratur < 34 derajat celsius) bertahan selama 30 hari.
35
PENYULUHAN
Pada sub bab ini akan diuraikan teori tentang penyuluhan yang meliputi definisi
penyuluhan, sasaran penyuluhan kesehatan, jenis-jenis penyuluhan, faktor-faktor
yang mempengaruhi dalam penyuluhan, tinjauan umum tentang balita, tinjauan
umum tentang hubungan penyuluhan ibu dengan anak usia balita terhadap
kunjungan imunisasi.
Definisi Penyuluhan.
Penyuluhan adalah proses aktif yang memerlukan interaksi antara penyuluh dan
yang disuluh agar terbangun proses perubahan “Perilaku” (Behaviour) yang
merupakan perwujudan dari Pengetahuan , Sikap dan Keterampilan seseorang yang
dapat diamati oleh orang/pihak lain , baik secara langsung atau tidak langsung.
(Persagi. 2010).
36
Menurut penulis penyuluhan adalah Sebagai proses aktif atau interaksi antara
penyuluh dan penerima atau yang disuluh sehingga terjadi suatu keadaan
interaksi Peatback antara penyuluh dan yang disuluh.
Metode diktatik.
Proses penyuluhan bersifat satu arah (one way method), yang termasuk dalam
metode ini adalah ceramah, poster, media cetak (majalah, buletin, surat kabar),
media elektronik (radio,televisi).
Metode sokratik.
Proses penyuluhan yang bersifat dua arah (two way method), termasuk dalam
metode ini adalah diskusi, curah pendapat, demonstrasi, simulasi, bermain peran.
(role playing), sosiodrama, simposium, seminar, studi kasus, penyuluhan
kesehatan melalui telepon, satelit komunikasi.
37
Jenis-Jenis Penyuluhan
Metode Ceramah
Suatu cara dalam menerangkan suatu ide, pengertian atau pesan secara lisan
kepada sekelompok sasaran sehingga memperoleh informasi tentang
imunisasi.
Metode Diskusi Kelompok
Metode Panel.
Metode Simposium
Metode Seminar
karena itu, tenaga penyuluh di lapangan tidak boleh bosan apalagi putus
asa melakukan kegiatan penyuluhan.
Penyuluhan Imunisasi
Tingkat Pendidikan
Adat Istiadat
Kepercayaan Masyarakat
Penyuluhan Gizi
Ciri-ciri Penyuluhangizi
Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap
masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikoreksi dan dibantu
penyelesaiannya. Akhirnya klien akan dengan sukarela, berdasarkan
kesadaran dan penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut.
b). Wawancara
Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode ceramah
adalah :
a). Persiapan
b). Pelaksanaan,
bahasa yang digunakan kurang dapat dimengerti oleh sasaran, suara terlalu
kecil dankurang dapat didengar serta penyampaian materi penyuluhan terlalu
monoton sehingga membosankan.
Anak adalah aset bagi orang tua dan di tangan orang tua anak-anak tumbuh dan
menemukan jalan-jalannya. Saat balita tumbuh dan berkembang, ia begitu lincah
dan memikat. Anda begitu mencintai dan bangga kepadanya. Namun mungkin
banyak dari kita para orang tua yang belum menyadari bahwa sesungguhnya
dalam diri balita terjadi perkembangan potensi yang kelak akan berharga sebagai
sumber daya manusia (Kresno, 2009).
46
Bayi usia di Bawah lima tahun atau sering disingkat sebagai balita
merupakan salah satu periode usia manusia setelah bayi sebelum anak
awal. Rentang usia balita dimulai dari satu sampai dengan lima tahun
(Kresno, 2008). Ciri khas perkembangan balita :
Perkembangan fisik
Pertumbuhan berat badan menurun, terutama di awal balita. Hal ini terjadi
karena balita banyak menggunakan energi untuk bergerak.
a. Pengembanganpsikologis
Psikomotor
Aturan.
Kognitif
Pada periode usia ini pemahaman terhadap objek telah lebih baik.
Balita memahami bahwa objek yang disembunyikan masih tetap Ada
dan akan mengetahui keberadaan objek jika proses penyembunyian
terlihat oleh mereka. Akan tetapi jika proses penghilangan objek tidak
terlihat, balita tersebutmengetahui bahwa benda tersebut masih ada
namun tidak mengetahui dengan tepat letak objek tersebut. Balita
akan mencari pada tempat terakhir ia melihat objek tersebut. (Kresno,
2008).
48
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan diatas, maka kerangka teori
penelitian ini adalah sebagai berikut Hubungan penyuluhan ibu tentang anak usia
balita dengan kunjungan imunisasi di Posyandu Kelurahan Kebun Jeruk Jakarta
Barat.
BALITA
IMUNISASI :
Tidak aktif
penyuluhan :
Faktor penyuluh
Faktor sasaran
Faktor proses dalam
penyuluhan
Keterangan :