You are on page 1of 2

A.

GEOMORFOLOGI KARST

Karst merupakan istilah dalam bahasa Jerman yang diturunkan dari bahasa Slovenia
(kras) yang berarti lahan gersang berbatu. Istilah ini di negara asalnya sebenarnya tidak
berkaitan dengan batugamping dan proses pelarutan, namun saat ini istilah kras telah
diadopsi untuk istilah bentuklahan hasil proses perlarutan. Ford dan Williams (1989)
mendefini-sikan karst sebagai medan dengan kondisi hidrologi yang khas sebagai akibat
dari batuan yang mudah larut dan mempunyai porositas sekunder yang berkembang baik.
Karst dicirikan oleh:

1. terdapatnya cekungan tertutup dan atau lembah kering dalam berbagai ukuran dan
bentuk,
2. langkanya atau tidak terdapatnya drainase/ sungai permukaan, dan
3. terdapatnya goa dari sistem drainase bawah tanah

Bentuklahan Karst

Perkembangan bentuklahan karst sangat bervariasi dari satu tempat ke tempat lain.
Variasi tersebut disebabkan oleh faktor-faktor yang mengontrol perkembangannya,
seperti batuan, struktur geologi, vegetasi, dan iklim. Faktor-faktor tersebut secara
bersama-sama menentukan intensitas dan kecepatan karstifikasi. Hasil dari proses
karstifikasi tersebut adalah bentuklahan karst.

• Bentuklahan karst makro

Morfologi karst makro di suatu wilayah dapat meliputi beberapa kombinasi dari bentukan
negatif berupa dolin, uvala, polje, atau ponor; dan bentukan positif berupa kegel, mogote,
atau pinacle (Sweeting, 1972, Trudgil, 1985; White, 1988; dan Ford dan williams, 1996).

• Bentuklahan karst mikro

Morfologi mikro daerah karst dalam literatur dan artikel karst diistilahkan dengan karren
(bahasa Jerman) atau lapies (bahasa Prancis). Dimensi karren bervariasi dari 1 hingga 10
meter, sedangkan mikro karen mempunyai demensi kurang dari 1 cm (Ford dan
Williams, 1996). Karren dapat diklasifikasikan menjadi empat kelompok, yaitu bentuk
membulat, bentuk memanjang yang terkontrol oleh kekar, bentuk linier yang terkontrol
proses hidrolik, dan bentuk poligonal.

B. HIDROLOGI KARST

AKUIFER KARST

Akuifer dapat diartikan sebagai suatu formasi geologi yang mampu menyimpan dan
mengalirkan airtanah dalam jumlah yang cukup pada kondisi hidraulik gradien tertentu
(Acworth, 2001). Cukup artinya adalah mampu mensuplai suatu sumur ataupun mata air
pada suatu periode tertentu. Dapatkah formasi karst yang didominasi oleh batuan
karbonat disebut sebagai suatu akuifer?. Jawaban dari pertanyaan ini dapat kita
kembalikan dari definisi akuifer seperti yang telah disebutkan di atas. Jika formasi karst
dapat menyimpan dan mengalirkannya sehingga sebuah sumur atau mataair mempunyai
debit air yang cukup signifikan, maka sah-sah saja jika formasi karst tersebut disebut
sebagai suatu akuifer. Perdebatan mengenai hal ini sudah terjadi terutama pada masa-
masa lampau dan solusi yang ada biasanya tergantung dari sudut hidrogeologis mana kita
memandangnya. Selanjutnya, dua hal ekstrim pada akuifer karst adalah adanya sistem
conduit dan diffuse yang hampir tidak terdapat pada akuifer jenis lain (White, 1988). Ada
kalanya suatu formasi karst didominasi oleh sistem conduit dan ada kalanya pula tidak
terdapat lorong-lorong conduit tetapi lebih berkembang sistem diffuse, sehingga hanya
mempunyai pengaruh yang sangat kecil terhadap sirkulasi airtanah karst. Tetapi, pada
umumnya suatu daerah karst yang berkembang baik mempunyai kombinasi dua element
tersebut.

You might also like