You are on page 1of 8
Yok 14, No. 1, April 2013 ISSN 1410-9867 JURNAL TEKNIK MESIN Jurnal Keilmuan dan Terapan Teknik Mesin Prediksi [grtition Delay Mesin Diesel Berbahan Bakar Ganda Peningkatan Penetrasi Pengelasan pada Las TIG (Tungsten Inert Gas) Menggunakan Pengaruh Medan Elektromagnetik Studi Numerik dari Penambahan Obstancle Tethadap Kinerja Kolektor Surya Pemanas Udara dengan Plat Penyerap Jenis V-Corrugated Analisa K lan Retak dan Teknologi Perbaikan Sudu Turbin Jenis Inconel 792 pada Pesawat Terbang Block Board Varian Baru Berbasis Core dari Komposit Partikel Kayu Kelapa Sawit Pengaruh Penerapan Sirip dalam (Internal Fin) untuk Menghasilkan Uap Superiteat pada Pembangkit Uap » Simulasi_ untuk Memprediksi Pengaruh Stiffener pada Peningkatan Kekakuan Benda Kerja Sigit iseaiyut? -Kajian Teoritis Kerutan di Daerah Tekukan pada Pipa Hasil Proses Bending Zulfior Yus Andi Pengembangan Sistem Identifikasi Fitur Dua Dimensi Kekerasan Permukaan Berbasis Machine Vision untuk Produk Hasil Permesinan UNIVERSITAS KRISTEN PETRA - SURABAYA Torna Tia srabayn a atsas Volt Not Hal 1-5 pat 2dis | 4410.94? Vol. 14, No.1, April 2013 ISSN 1410-9867 JURNAL TEKNIK MESIN Jurnal Keilmuan dan Terapan Teknik Mesin Penanggung Jawa! ‘Ketua Jurusan Teknik Mesin-Universitas Kristen Petra Pemimpin Umum: Kepala Pusat Penelitian-Universitas Kristen Petra Pemimpin Redaksi: Iz. Joni Dewanto, MT. Anggota Redakst : Ir, Oegik Soegihardjo, M.Sc. MA, (Konverst Energi) Willyanto, $.1., MSe. (Desain) Roche Alimin, 8.1, MEng. (Marufuhter) Pelaksana Teknis: ‘Sumarno Penerbi Program Studi Teknik Mesin ~ Fakultas Teknologi Industri Universitas Kristen Petra Alamat SekretariatRedaksi. Pusat Penelitian ~ Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Kristen Petra JL. Siwalankerto 121-131, Surabaya 60236, Indonesia Telp. (031) 8494530 - 31. psw. $139, 3147 Fax. (031) 5436418 E-mail: puslit@peter.petra.ac id Attpr/fpuslit petra.acidjournals! SJURNAL TEKNIK MESEY (Jurnal Keilmunn dan Terapan Teknik Mesin) pertama kali ternkreditass oleb Disjen Dikti Depdiknas dengan SK Noroor. (2DiktiKep2002, tangeal 7 Januari 2002 JURNAL TEKNIK MESIN terbit 2 (dua) kali setahun pada bulen April dan Oktober. Biaya langganan 2 nomor setahun Rp, 60.000, (wilayab Jawa) dan Rp. 70.000,- (wilayah lua Javea). Untuk makalah yang diterima untuk dipublikasikan dalam JURNAL TEKNLS MESIN akan dikenakan biaya pondaftaran sebesar Rp. 250.000, (termasuk biaya langgunan 2-nomor selama setahun). Biaya dapat éikirimkan dengan wesel pos ke alamat Sekretariat atau melalui Bank CIMB Niaga cabang Jemur Andayani atas namo Ir. Oogik Soegihardjo, M.A, No. 093-01-16044-12-1. Buti transfer/pembayaran harap dikirim atau di fax ke alamat sekretariat Vol. 14, No. 1, April 2013 ISSN 1410-9867 JURNAL TEKNIK MESIN Jurnal Keilmuan dan Terapan Teknik Mesin DAFTAR ISI Prediksi Ignition Delay Mesin Diesel Berbahan Bakar Berbahan Bakar Ganda Arifin Siagian dan Mawardi Silaban Peningkatan Penetrasi Pengelasan pada Las TIG (Tungsten Inert Gas) Mengguna- kan Pengarah Medan Elektromagnetik Ario Sunar Baskoro, Taparjono, Erwanto, dan Windirio, Studi Numerik dari Penambahan Obstacle ‘Terhadap Kinerja Kolektor Surya ‘Pemanas Udara dengan Plat Penyerap Jenis V-Corrugated ‘Ekadewt A. Handoyn, Diaiméto ichsant, Prabowo, dan Sutardt Analisis Kegagalan Retak dan Teknologi Perbailan Sudu Turbin Jenis Inconel 792 pada Pesawat Terbang ‘Suhorno, Arij Sugianto, Yuryun Bstriyanto, dan Budi Harjanio Pengembangan Block Board Varian Baru Berbasis Core dari Komposit Partikel Kayu Kelapa Sawit Indra Mawardé, Yuniati, dan Saifuddin Pengaruh Penetapan Sirip dalam (Internal Fin) untuk Menghasilkan Uap Superheat pada Pembangkit Uap Nuranti, Adhitye Sumardi S, dan Suyono ‘Simulasi untuk Memprediksi Pengaruh Stiffener pada Peningkatan Kekakuan Benda Kerja Ocgit Soogihardja dan Suhardjono Kajian Teoritis Kerutan di Daerah Tekukan pada Pipa Hasil Proses Bending Sigit lewahyudi Pengembangan Sistem Identifikasi Fitar Dua Dimensi Kekerasan Permukaan Berbasis Machine Vision untuk Produk Hasil Permesinan Gulfen Yus Andi 16 73 wa 3539 40.46 urna Teknik Mos, Vel 14, No, Apis 213, 85.89 DOL I0.9744ptn.1431.95-39 ISN ILZaS, Pengaruh Penerapan Sirip Dalam (Internal Fin) untulc Menghasilkan Uap Superheat pada Pembangkit Uap Nuryanti, Adhitya Sumardi§., dan Suyono Politolenik Manufektur Nogori Bandung 1 Kanayakan No, 21 ~Dago, Bandung - 40185 Phone'ax ; 022, 20 0241 / 2502649 Email: nuryanti@polman-handungacid ABSTRAK Permasalahan energi sekarang ini telah menjadi salah satu hal utama yang menjadi pethatian scmue kalangan baik itu upaya dalam meneari sumber energi alternativ non. fosil maupun upaya-upaya. pengefisienan energi. Adapin salah sat upaya pengefisienan energi tersebut adalah dengan melakuksn perarcangan dan pombuatan system Pombangkit. wap superhect yang mengsunakan sirip dalam (iniemad fir), Uap supecheat yang. memiliki temperatur di atas 160 “C diharapkan dapat memberikan pemanasan yang lebih baik dibandingkan dengan pemanasan hanya dengan mengeunaken air mendidih. Kegunaan strip yang sebelumnya sebagai salah sata modia pembuang kelebihan kalor maka dalam perancangan pembanglit uap supecheat digunekan untuk memberikan kaloc tambahan yaita dengan memasangnya di dalam Ketel pembangkit wap, Kete] cibuat dengan bahan stainless steel dengan ketebalan 2 mm dan berdiameter 99 em. Sedangkan sirip-sirp terhuat dari ‘material yang sama namun dengan Ketebalan 0.59 mm dengan dimensi 3X 10 em? sebanyale 10 buah. Air yang dipanaskan hingga mencapai keudazn wap jenuh akan snengalir inelewatt sirip- sirp dalam. Uap jenth yang semula memiliki temperatur 100 °C setslah melewati sirip dalam akan mendapatkan tambahan kalor sehingga memiliki temperature ratneraia 175°C sts telah memasuki fsa superheat. Adapun debit aliran uap superhedt raterata 6.4 mllmenit, Adanya Pemasangan sirip dalam telah meningkatkan penambahan kalor pada usp superheat hingga 60%, Dalam perobazn pemanasan sampel makanan yang sama antara direbus sccara Konvensional dan menggunakan uap supetheat maka setelah diamati selama 15 manit hasil dengan menggunakan uap superheat menunjulskan kondisi yang lebih matang. Kata kunci: Sirip dalam, uap superheat, pembangkit usp superheat, ABSTRACT ‘The energy problem has been already a serious attention therefore exploring non jossil energy andl attempting to increase ihe efficiency ie really important. One to increase the encrey efficiency is designing ancl building a Superheat Stearn (SHS) generator with internat fins. Lncernas fins ti SHS generator are used to provide additional heat tn order to increase SHS temperatures until 150°C or more, SHS is expected to provide better healing than using boiling water Internel fins have beon attached around internal kettle av generctor, The ketilehas been made of starlese sel with a thickness of 2 m mari adiameter of 29 cm. Internaijins hes been made of same as the heitle with a thickness of 0.52 mmand adimension of 3X 10 cm? as much as 10 pieces, in the heitle, water has been heated until reach 100 °C saturoted steam ane flows up betiveen internal fins. In the internal fine, saturated steam hae addition heat by conduetion, convection and radiation process so that saturated steam able to reach average tenpernture of 175 °C as superheated steam phase with flow rate reach 5.4 ml/ninutes. In this research, wilization of iniemnal firs able to incrense 60% of SHS temperature rather then without fins. Sarple of food has been. heated. sing SHS, In 15 minutes heating, samole of food is goad enough cooked thes sample of food using conventional boiling water Keywords: Internal fin, superheated steam, superheated generator PENDAHULUAN liste, Air yang dipanaskan pada temperatur 100 °C dan pada tekanan 1 atm akan memasuki fasa cair Pemanfaatan uap jenuh terus berkembang jenuh hingga penambahan kalor meskipun sedikit baik dari skala rumah tangga, industri, transportast akan menyebabkan air masuk ke fasa usp. [1] misal pada kereta api sampai pembanghit tenaga : 35 ‘Jraal Teknik Morin Vol. 14; Na. 2, Apel 2032: 85-90 Penambshan kalor lebih lanjut pada tekanan ‘tetap stan membawa uap ke fase selanjutnya yaitu fasa supetheat uap. Zat pada fase siperheat selain memiiki temperatur yang tinggi juga bersifat Kering. Dengan demikian superhect uap juga banyak digunakan di industr-industri untuk ‘mengeringkan produk. Pengeringan produk-produk dengan euperheat memiliki keunggulan antara lain energi uap panus akan dapat digunakan lagi, Sebagai contoh konsumsi energy sekitar 750 ‘KWhion air yang diuapkan maka 70-90% dari energi tersebut dapat dimanfaatkan lagi untuk keperluan pemanasan lainnva atau bahkan dengan menghubangkannya ke turbin condensing akan menghasilkan listrik 200 KWhton air yang diuap- kan 2} Selsin itu pemsnssan dengan uap mengu- rangi resiko yang ditimbalkan oleh spi atau lodakan Karena tidak menggunakan oksigen di dalamnya. Pengeringan dengan superhest uap juga menjaza Jkualitas produk misal pada industri makanan yaite Pembangkitan uap superheat hingga saat ini seperti yang telah dikembangkan oleh Arun Mujun- dar {3} dan Amatsubo et all (4) adalah dengan membengkithan terlebih dahuls wap jenuh pada suatu ketel. Usp jenuh tersebut kemudian ditarik dengan menggunakan blower ke suatu kamar (chamber), Di sepaniang pipa penyaluran diberikan pemenasan tambahan (external heater) schingga temperatur uap jenuh skan bertambsh menjadi 120°C, dengan demikian Uap jenub telah bergunti fase menjadi uap superheat. Kapasitas yang berhasil Gberikan olch Amateubo et all [4], yaitu alizan uap superheat: 10 gimin ~ 30 gimin dengan temperatur ‘uap superheat berkisar antara 180°C-180°C. Dalam penelitian ini wap superhoat diperoleh Gari wap jenth akan tetapi tidak menggunakan ‘pemanss tambahan eksternal. Kalor tambahan di- perolch dari pelopasen kalor dani sirip sirip yang ipasang di dalam ketel. Dengan demikian diharap- kan pemakaian energi sang lebih efisien dibanding- kan dengan pomakaian pomanas eksternal, METODE PENELITIAN ‘Metodologi dilakukan dengan membangun ‘objek penelitian yait ketel usp superheat. Dimana ‘ketel usp ini akan dibuat mudsh dijinjing karena menililé tujuan jangke panjang yaitu dapat di gunakan oleh masyaraket iuas. Oleh karena itu modifikad sistem pemanasan atau pengeringan uap superheat konvensional menjadi sistem pemanasar/ Pengeringan uap superheat portable akan dilakukan, Adapun skema pemanasan dengan uap superheat Konvensional (3) soperti pada Gambar 1. ‘Untuk sistem pembangkit uap superheat yang Portable maka ketel pemanss tambahan untuk Gambar 1. Skema Pengeringen Menggunskan Usp Superheat Objek yan Stip diam Gambar 2 Stema Pembangkitan Uap Superheat den ‘Stem Pemanasan yang Kompak Usp vang berasal dari air yang dipanaskan hingga 100°C maka ketika uap air tersebut diarah- kan untuk monyentuh sisi—sisi siip yang memiliki temperature lebih tinggi, maka akan terjadi per pindshan kalor dari sirip ke uap air. Kalor tersebut. meningkatkan temperatur uap air hingga me. masuki fase superheat. Dari sistem ini diperoleh ‘Sinip sebagai salah satu bagian penting dari pembangkit uap superheat ini dirancang terlebih dabuls guna mendapatkan perpindshan kalor yang baik (5), ri Z w Karena peda ujung sirip akan terjadi konveksi, ‘maka diambd laje aliran kalor (q) [61 adalah: 4g, = Mtaoh mL, ® Dengan FaoM = ipkA (7, -T.) y Sedangkan efehtifites sirip adalah perbanding- an laju kalor sirip dan laju kalor konveksi mak- simum adalah: —— iP VhPkA, (7, -7., tanh | aP ® si ip pada penelitian dipilin yang berbentulk persegi. Dengan panjang L,= 30 mm dan ketebalan t = 0.52mm, maka L: = 30 + 1/2 = 30.26 mm, sedang- kan m menipakan parameter berupa: (ne)? ek, Gambar 3 Sirip Dalam pada Kotol Pembangkit Uap Superheat Soogihardja, Semules untuk Memprodil Pagurus Sener Jika koefisien konveksi superheat (h) yang didekatkan dengan keefisien konveks: gas pads konveksi bebas yaitu 2-25 Wim'K [5]. Sedanzkan karena usp superheat memiliki sfatsifut yang tinggi terhadep udare maka h-nya jugs tinge dengan demikian dipiih h=25 Win"K dan P adalah perimeter dengan besar P = 2 (wrt) dengan ¢ jauh lebih keeil dart pada w maka P= 2w = 200 mm =02 =01 x 0525109 52x04 m? make 25102. (15.10.5210 ‘Sehingga efisiensi sirip nya dari Pensamasn (4) tanh(79.830.26x10 79.8:30.26x10" tanh 2.41 798 My on 408 241 Didapatkan bahwa cfisiensi siripnya ecbesar 40.8%. Jumlah sirip yang dibuat berjumlah 10 buah_ Perancangan dan Pembuatan Ketel Pembangkit Uap Superheat Setelah melakukan perancangan sirip dilanjut- kan dengan perancangan dan pembuatan keiel Pembangkit Uap superheat dengan spesifikas: s- agai berikut: 1. Ketel Pembangkit Uap Superteat ‘Material; Statniess Steel Ketobalan + 0.2mm Diameter ; 200mm Ketinggian: 199mm 2 Ketel Material: Stainless steel Ketebalan Diameter Persiapan Percobaan Percobaan dilakukan dengan mengukur tempe- ratur di 4 titik dengan termokopel tipe K yang memiliki ketahanan Kabel hingga 500°C vaitu: Tl: Temperatur air yang dipanaskan ‘T2 : Temperatur ruang antar sirip ‘TS: Temperaturruang antar sirip TA: Temperatur ketel bagian atas Pengukuran dilakukan dengan interval waktu 3 menit. Volume air sebelum dan sewudah percobaan diukur untuk mendapatkan informasi banyaknya ‘air yang berubah menjadi uap, Sumber kaloe vane digunakan adalah gas stove yang memiliki katup untuk mengatur besarnya aliran gas sebagai bahan bakar. - ‘Jurnal Tek Mesin Vol. 14, No, 1, April 2015: 35-89 B 1 2: ie Gambar 4. Fembandkit Uap Superheot dan Titik Pong- ohearan HASIL DAN PEMBAHASAN ‘Tika ditthat daxi fonomena perubahen fasa ait pada system pembangkit uap superheat ini, dapat diamati dari perubahan ‘M1 ntau temperatur air yang dipanaskan. Pada selang waktu antara 12 menit hingzs 15 menit dari saat mulai dipanaskan ir telch melalui fase mendidih yaita pada temperature 95-96 °C (Tekanan aktual di tempat percobaan kurang dari 1 atm). Kemudian pemanas- an yang makin berlanjut memberikan kalo torus menerus sehingga diperuleh Temperatur di sekitar sirip atau pun di bagian ketel atas berkisar antara 140-890°C-Pada temperatur tersobut maka uap air yang dihasikan telah memasuki fase superheut. Data distribusi temperatur berdasarkan waktu, apa dilihat pada Gambar 6. Data diambil pada ttik-titik di dalam ketel pembangkit uap. Untuk Ty dan Ts adalah tempe- ratur untuk Ketel yang tidak menggunakan sitip sedangkan Ty dan Ty adalah yang menggunakan sirip, Di sini tenlihat bahwa secara ratacrate tem- péfatur uap di dacrah ini telah tinggi yaitu di atas 100 °C. Hal ini karena mash kuataya.pengeruh perpindshan kalor dari dinding ke uap jemuh secara konveksi Pengaruh panas dari dindingdinding ketel, sisi boiler, dan pelatpelat sirip memberikan kontribosi Kalor sebingga pongukuran temperatur i daerch ini masih relatif tinggi dan perbedaan penggunaan sirip maupun tidak perbedaannva tidak torlampau jauh, Temperatur rata-rata sebelum memakai sirip adalah 199°C (T) dan 211 °C (Ty sedangkan yang telah memakai sirip 220°C (7) dan 250 °C (T). Namun terlihat bahwa Penggunaan sirip mampu menaikkan temperatur di daerah itu hingza 14%. ‘Ketika uap superheat mengalir ke Ketel atas, temperatur kembali diukur. Terlihat yang meng- gunakan sip dan tidak terdapat perbedaan tempo- Fatur yang cukup signifikan, Rata-rata temperatur superheat yang memakai sirip mencapai 174.7 'C (Ty) dan rata-rata temperatur yang tidak mong. wunakan sirip yaitu 109.1 °C (fp. ‘Terlihat, ada kkenatkan termperatar sebesar 60%. 38 Gambar 5, Diagram Mollier Hasil Eksperinen —n = 2 ser Temperatur (2) ose Bees Gambar 6. Perbandingan Monggunakan Sirip dan Tid Menggunakan Sirip Titik Uhur di Ruang antar Sip > 250 5 200 g 1s0 5 10 T4 — 4 qe EE 9 50 100 Waktu (menit) Gambar 7. Perbandingan Temperatur Uap Superheat Menggunskan Strip dan ‘Tidak Mengeunaksn Sinp di Ruang Pemanasan dike Ap adalah permukaan dining, Ar adalah luas permukaan sirip tunggal dan Ac adalah lune total Ar = A, + NAy dan N adalah jumlah sirip. Untuk itu make laju aliman kalor total pada siscem pembangkit uap superheat ini dimana jumlah sirip, N = 10, Luas sirip = 3x100x108 m2, Luas dinding yang berbentuk silinder adalah 2x1 10x130x10* m? dan temperatur dinding, T)= 385°C dan temperarur usp superhent di sekitar sirip, T.= 250°C adalah [7] =q.+Na, =hA,(T, ~7,)+Nnyhd, {0 -T.) 25x2mx] 10x130x10°°x(385 ~ 250)+ 10%0.408x25x30x100x10"°(385 — 250) = 344.58 W Distribusi Temperatur Pengujian pertama adalah malihat fenomena ‘ketika uap superheat tidak dialirkan ke bagian atas dengan meniadakan lubang ketel alas. Dengan demikian uap superheat Kembali tersikulasi di dalam Ketel pembangkit uap superheat. Adapun secara grafik perubahan temperstur T, T2, T3 dan ‘Té terlihat pada Gambar 8, 8 8 =n 3B 8 S385 8 Tomporatur (C) 7 20 40 60 Waktu (menit) Gambar 8 Distsbasi Temperatur Tanpe Aliana Uap Superheat 300 ‘Soesihardjo, Simulasi untuk Memprediksi Pengaru Stifenar Dari Gambar $ dan 9 terlihat bahwa uap ‘superheat yang tidak dialirkan temperatumnya akan lebih tinggi di bagian ruang antar Sirip (T2) d- bandingkan dengan yang dialirkan. Hal ini di- ‘karenakan kalor devi cuperheat terus disivieulasiiean pada ruang yang same

You might also like