You are on page 1of 18

Makalah Vulkanologi

Program Sarjana Prodi Teknik Geologi


Fakultas Teknik Geologi
Universitas Padjadjaran
2014
Bab I. Studi Literatur

Geografi Indonesia didominasi oleh gunung api yang terbentuk


akibat zona subduksi antara lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia.
Beberapa gunung api terkenal karena letusannya, misalnya Krakatau, yang
letusannya berdampak secara global pada tahun 1883,[1] letusan
supervulkan Danau Toba yang diperkirakan terjadi 74.000 tahun sebelum
sekarang yang menyebabkan terjadinya musim dingin vulkan selama enam
tahun,[2] dan Gunung Tambora dengan letusan paling hebat yang pernah
tercatat dalam sejarah pada tahun 1815.

Wilayah Indonesia merupakan salah satu wilayah yang dilewati


Ring of Fire (Lingkaran Api). Selain banyak mengalami gempa bumi,
wilayah Indonesia juga memiliki deretan gunung berapi. Salah satu
gunung berapi teraktif di dunia terdapat di Indonesia yaitu Gunung
Merapi. Tepatnya Gunung Merapi terletak di daerah perbatasan Provinsi
Jawa Tengah dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebagai wilayah
yang memiliki bentukanlahan vulkanisme, Gunung Merapi juga
merupakan hulu dari beberapa sungai seperti Sungai Putih, Sungai Batang,
Sungai Senowo, dan Sungai Lamat.

Gambar 1. Ring of fire Indonesia


Gunung berapi di Indonesia merupakan bagian dari Cincin Api
Pasifik. Gunung api yang berada di Indonesia merupakan hasil tumbukan
tektionik lempeng Eurasia dan Indo-Australia. Dari 150 entri, umumnya
dikelompokkan menjadi enam wilayah geografis, empat di antaranya
memiliki gunung berapi dalam barisan Busur Sunda. Dua wilayah lainnya
mencakup gunung berapi di Halmahera, termasuk pulau-pulau vulkanik di
sekitarnya, serta gunung berapi di Sulawesi dan Kepulauan Sangihe.
Wilayah terakhir berada dalam satu busur vulkan dengan gunung berapi
Filipina.

Gunung berapi yang paling aktif adalah Kelud dan Merapi di Pulau
Jawa, yang bertanggung jawab atas ribuan kematian akibat letusannya di
wilayah tersebut. Sejak tahun 1000 M, Kelud telah meletus lebih dari 30
kali, dengan letusan terbesar berkekuatan 5 Volcanic Explosivity Index
(VEI), sedangkan Merapi telah meletus lebih dari 80 kali.[5] Asosiasi
Internasional Vulkanologi dan Kimia Interior Bumi menobatkan Merapi
sebagai Gunung Api Dekade Ini sejak tahun 1995 karena aktivitas
vulkaniknya yang sangat tinggi

Gambar 2 & 3. Letusan Gunung Kelud

Hingga tahun 2012, Indonesia memiliki 127 gunung berapi aktif


dengan kurang lebih 5 juta penduduk yang berdiam di sekitarnya. Sejak 26
Desember 2004, setelah gempa besar dan tsunami terjadi, semua pola
letusan gunung berapi berubah, misalnya Gunung Sinabung, yang terakhir
kali meletus pada 1600-an, tetapi tiba-tiba aktif kembali pada tahun 2010
dan meletus pada 2013. Melihat banyaknya potensi gunung api di
Indonesia membuktikan bahwa diperlukan adanya upaya pemahaman
gunung api tersebut, misalnya secara geomorfologi. Dengan demikian
kebencanaan dapat dihindari.

Geomorfologi sendiri merupakan sebuah ilmu yang mempelajari


tentang bentuk alam dan proses yang membentuknya. Para ahli
geomorfologi mencoba untuk memahami kenapa sebuah bentang alam
terlihat seperti itu, untuk memahami sejarah dan dinamika bentang alam,
dan memprediksikan perubahan di masa depan dengan menggunakan
kombinasi pengamatan lapangan, percobaan dan modeling. Geomorfologi
dipejari di geografi, geologi, geodesi, archaeology, dan teknik kebumian.

Konsep geomorfologi merupakan suatu konsep utama yang


digunakan dalam memahami objek, gejala atau fenomena geomorfologi.
Konsep ini digunakan untuk mengkaji objek-objek ilmu geomorfologi.
Menurut Thornbury (1969), terdapat 10 konsep geomorfologi yaitu:
1. Proses – proses fiskal yang sama dan hukum – hukumnya yang
bekerja saat ini telah berlangsung sepanjang waktu geologi meskipun
intensitasnya tidak selalu sama seperti sekarang.
2. Struktur geologi merupakan faktor pengontrol dominan dalam evolusi
bentuklahan dan tercerim padanya.
3. Pada tingkat tertentu permukaan bumi mempunyai relief karena
proses geomorfik bekerja dengan kecepatan yang berbeda.
4. Proses – proses geomorfik meninggalkan bekas yang nyata pada
bentuklahan dan setiap prosesnya berkembang sesuai dengan
karakteristik bentuklahan.
5. Disebabkan karena tenaga erosional yang bekerja di permukaan bumi
itu berbeda – beda maka terjadi suatu tingkat urutan perkembangan
bentuklahan.
6. Evolusi geomorfik yang kompleks itu lebih umum terjadi daripada
yang sederhana.
7. Bentuklahan di permukaan bumi yang berumur lebih tua dari tersier
jarang dijumpai dan kebanyakan berumur kuarter.
8. Penafsiran secara tepat terhadap bentangalam saat ini tidak mungkin
dilakukan tanpa mempertimbangkan perubahan iklim dan geologi
yang terjadi selama zaman kuarter.
9. Pemahaman iklim dunia sangat penting untuk memahami proses
geomorfk yang berbeda – beda.
10. Walaupun fokus geomorfologi pada bentuklahan masa kini, namun
untuk mempelajarinya diperlukan pengetahuan sejarah
perkembangannya.

Pentingnya Vulkanik Geomorfologi dapat diperkuat melalui

 peningkatan klasifikasi kuantitatif bentang alam vulkanik,


yang memadukan morfometri dan studi berdasarkan
pengamatan lapangan, data penginderaan jauh, dan
percobaan laboratorum, dan
 penggunaan diversifikasi gambar udara dan data digital yang
diperoleh melalui radar dan satelit, dan dikombinasikan dengan
data DEM itu, untuk memfasilitasi analisis morfologi gunung
berapi

Klasifikasi klasik bentang alam vulkanik didasarkan pada jenis


proses, magma, dan produk letusan (misalnya, Cotton, 1944; Macdonald
1972). Peningkatan klasifikasi juga harus didasarkan pada skala
geomorfik, konstruksi vs asal erosi, mono - vs polygenesis, jenis
kegiatan, dan volume magma meletus dan material. Selanjutnya, dapat
dibedakan enam jenis utama konstruksi vulkanik dan bentang alam erosi
(misalnya, Ollier, 1988; Francis 1993).. Namun, banyak bentang alam
vulkanik dibangun dengan cepat tetapi sama sekali bukan gunung berapi,
seperti basal banjir, benua atau kapal selam dataran tinggi, dan Ignimbrit
lembar dari kaldera besar.

Klasifikasi gunung berapi dan bentang alam yang terkait

a. Bentang alam monogenetik dan bidang :

 cinder atau scoria kerucut (Surtseyan.) tuf kerucut, dan ( Taalian)


cincin tuff,
 maar ( subaqueous dan sub-aerial) dan diatremes,
 intra atau subglacial gunung berapi : Tuyas (gunung meja) dan
mobergs,
 endogen dan eksogen kubah,
 lava arus dan bidang, termasuk bentuk-bentuk lavaflow skala kecil,
basal banjir - benua dan dataran basalt provinsi,
 abu arus dan lembar Ignimbrit, dataran, dan dataran tinggi.

b. Polygenetic Volcanoes dan Kaldera:

 stratovolcanoes : sederhana dengan puncak kawah, komposit


dengan sektor bekas luka runtuhnya dan atau kaldera, gabungan
dua atau beberapa gunung berapi,
 intermediate - silikat pusat multivent yang tidak memiliki kerucut
pusat; pusat rhyolithic, lapangan lava vulkanik silikat dengan
beberapa kubah dan kaldera,
 Jenis kaldera: ledakan (somma), sisa runtuhan ledakan (Krakatau),
runtuhan pada gunung berapi perisai Hawaiian, runtuh di ruang
bawah tanah dan kaldera bangkit kembali Valles, kaldera bangkit
kembali besar dan kompleks Toba.
 volcano tektonik depresi disebut ' gunung berapi terbalik ' (Taupo
Volcanic Zona).
c. Gunung Api Perisai :

Perisai dan kubah Hawaii, Galapagos, Icelandicand tipe scutulum


perisai.

d. Bentang alam vulkanik yang dihasilkan dari proses erosi dan atau
hasil letusan :

 longsoran kaldera dari kegagalan lereng magmatik, gravitasi, atau


campuran asal,
 erosi kaldera (misalnya, Haleakala, Maui, La Re'union cirques.)

e. Bentang alam vulkanik akibat penggundulan dan pembalikan


relief :

 kerucut yang terkikis ; hasil kikisan deposito piroklastik aliran dan


lembaran
 Pembalikan bentuk dalam skala kecil: leher, culots, tanggul,
 Kikisan aliran lava, pembalikan batuan dan planeze (misalnya,
Pain, 1995;. Ollier, 1995)
 Akar paleo-gunung berapi, kawah, dan kompleks hypovolcanic.

f. Perubahan morfologi di lanskap Volcanic-sekitarnya:

 Pembentukan gunung berapi dan perubahan induksi dalam pola


aliran.
 Penyumbatan aliran, avulsi, impoundment dan danau-breakout, dll

Investigasi terbaru mengkonfirmasi bahwa lantai laut, khususnya


pertengahan pegunungan laut, adalah rumah bagi lebih dari 60 % dari
gunung berapi bumi. Investigasi pegunungan laut telah menekankan cepat
menyebar East Pacific Ridge, media - menyebarkan Juan de Fuca Ridge,
lambat - menyebarkan Mid - Atlantic Ridge, dan super lambat -
menyebarkan SW Indian Ridge. Konstruksi vulkanik termasuk tertinggi
aksial topografi, perbukitan abyssal, dan populasi gunung bawah laut yang
menunjukkan kepadatan spasial dan tinggi karakteristik sesuai dengan
tingkat penyebaran ( Smith dan Cann, 1992; Mendel dan Sauter, 1997.).

a. Berdasarkan cakupan petak batimetri dikombinasikan dengan resolusi


tinggi sisi-scan gambar, tiga - dimensi perspektif dari sumbu lambat
menyebarkan Mid - Atlantic Ridge ( Smith et al., 1997.), menunjukkan
konstruksi vulkanik dan kesalahan yang sama dalam ukuran dan bentuk
dengan yang diamati pada zona keretakan subaerial seperti Hawa ¨ ı dan
Islandia. Bentuk keseluruhan dari zona aksial adalah bahwa dari graben
besar terdiri dari dasar lembah dalam dan berbatasan dengan dinding
lembah di sepanjang sesar normal. Lantai lembah batin adalah situs utama
dari konstruksi kerak, dan sebagian besar segmen mengandung
pegunungan vulkanik aksial skala besar dalam lantai lembah mereka yang
merupakan situs utama dari lava ekstrusi yaitu, gunung laut, hummocks,
celah, dan arus halus. Pegunungan vulkanik Axial berbagai ukuran hingga
beberapa ratus meter, lebar 1,5 km, dan beberapa puluhan kilometer.
Pegunungan lautan yang saling berdekatan, melingkar dan berukuran
kecil (50 < h < 300) didistribusikan atas lantai lembah.

b. Fitur topografi perbukitan yang dikenal sebagai abyssal (biasanya


memiliki panjang 10-20 km, lebar 2-5 km, tinggi 50-300 m, dan
berorientasi sekitar tegak lurus terhadap arah penyebaran), lebih dari 30%
karakter dari dasar laut (Macdonald et al., 1996.,) menjadi struktur
geomorfik paling berlimpah di Bumi. Investigasi berdasar Submersible
menunjukkan bahwa bukit abyssal Pasifik diciptakan pada East Rise
Pasifik sebagai horsts dan grabens yang diperpanjang oleh waktu. Hills
dibatasi di satu sisi oleh scarps ridge yang saling menghadap (dihasilkan
oleh sesar normal) dan di sisi lain oleh lereng lebih landai (yang
dihasilkan oleh patahan dari pertumbuhan vulkanik).

Gunung laut ( Carlowicz, 1996;.. Smith et al, 1997) , Guyots ( Smoot dan
King, 1993; Smoot, 1995.), dan gunung berapi shoaling ( McPhie, 1995) .
memainkan peran penting dalam konstruksi kerak dan dalam proses
konstruksi - erosi. Gunung laut memainkan peran penting dalam
konstruksi kerak di pegunungan tengah - laut, setidaknya di pegunungan
dengan penyebaran lambat seperti MAR. Penyebaran segmen mengandung
punggungan gunung berapi dengan aksial menonjol. Ridges terdiri dari
beberapa gunung laut dan arus dari dataran tinggi, dan diinterpretasikan
sebagai situs utama konstruksi kerak. Magma dengan volume kecil,
dengan tingkat letusan yang lambat menghasilkan gunung laut, tubuh
magma kecil dengan tingkat letusan yang agak lebih tinggi menghasilkan
arus hummocky fissure.

Gambar 4. Contoh topografi gunung api (G. Merbabu & G,


Merapi)

Pada peta topografi, bentang alam vulkanik memiliki kenampakan


pola kontur yang khas. Umumnya pola kontur yang dibentuk oleh bentang
alam vulkanik adalah sirkuler dan radier sesuai dengan bentuk bentang
alamnya. Disamping memiliki pola kontur yang khas, bentang alam
vulkanik juga dicirikan oleh pola penyalurannya yang khas yaitu sirkuler
ataupun radier.

Pada umur Kuarter hingga masa kini, bentang alam gunung api
komposit sangat mudah diidentifikasi karena bentuknya berupa kerucut, di
puncaknya terdapat kawah dan secara jelas dapat dipisahkan dengan
bagian lereng, kaki, dan dataran di sekitarnya . Dari puncak ke arah kaki,
sudut lereng semakin melandai untuk kemudian menjadi dataran di sekitar
kerucut gunung api tersebut. Untuk pulau gunung api, bagian puncak dan
lereng menyembul di atas muka air laut sedangkan kaki dan dataran berada
di bawah muka laut. Namun berdasarkan penelitian topografi bawah laut,
tidak hanya kaki dan dataran di sekeliling pulau gunung api, tetapi juga
kerucut gunung api bawah laut dapat diidentifi kasi. Aliran sungai pada
kerucut gunung api di darat dan pulau gunung api mempunyai pola
memancar dari daerah puncak ke kaki dan dataran di sekitarnya. Apabila
suatu kerucut gunung api di darat atau di atas muka air laut sudah tidak
aktif lagi, maka proses geomorfologi yang dominan adalah pelapukan dan
erosi, terutama di daerah puncak yang merupakan daerah timbulan
tertinggi.
Karena pengaruh litologi yang beragam di daerah puncak, ada yang
keras dan ada yang lunak, relief daerah puncak menjadi sangat kasar,
tersusun oleh bukit-bukit runcing di antara lembah-lembah sungai yang
terjal dan dalam Sekalipun suatu kerucut gunung api sudah tererosi cukup
lanjut, bagian lereng biasanya masih memperlihatkan pola sudut lereng
yang melandai ke arah kaki dan berpasang-pasangan menghadap ke arah
bekas puncak. Kemiringan lereng bukit yang menghadap ke daerah bekas
puncak pada umumnya lebih terjal daripada kemiringan lereng yang
menjauhi daerah puncak. Dari citra landsat secara utuh dapat diperlihatkan
perbedaaan penampakan bentang alam kerucut gunung api muda dan yang
sudah tererosi, baik pada tingkat dewasa maupun lanjut, mulai dari daerah
puncak (fasies sentral), lereng atas (fasies proksimal), lereng bawah (fasies
medial), dan kaki serta dataran (fasies distal).

Morfologi gununungapi dapat dibedakan menjadi tiga zona dengan


ciri-ciri yang berlainan, yaitu :
a. Zona Pusat Erupsi
 banyak radial dike/sill
 adanya simbat kawah (plug) dan crumble breccia
 adanya zona hidrotermal
 endapan piroklastik kasar
 bentuk morfologi kubah dengan pusat erupsi

b. Zona Proksimal
 material piroklastik agak terorientasi
 pada material piroklastik dan lava dijumpai pelapukan, dicirikan
oleh soil yang tipis
 sering dijumpai parasitic cone
 banyak dijumpai ignimbrit dan welded tuff

c. Zona Distal
 material piroklastik berukuran halus
 banyak dijumpai lahar

Morfologi gunung berapi tergantung pada beberapa faktor:


 Virulensi letusan.
Besarnya pengaruh letusan gunung berapi sedemikian rupa bahwa
letusan kuat dan akan mencuramkan letusan gunung berapi, sedangkan
letusan dahsyat mengakibatkan kerusakan bentuk.
 Frekuensi letusan.
Jika letusan terjadi dengan jarak waktu, maka letusan berikutnya atau
gas lava akan menemukan cara lain. Sebagai akibat dari insiden ini
akan membentuk mulut kawah lebih rumit.
 Sifat magma.
 Tekanan aliran-aliran lava yang naik di atas.
Tekanan aliran aliran lava yang naik ke atas, secara bertahap akan
melemahkan dan menghancurkan dinding kawah.
 Kegiatan Vukanisme.
Kegiatan seperti pembentukan kaldera vulkanik akan mengganggu
perkembangan gunung berapi.
 Adanya hujan rintik-rintik kerucut (cone hujan rintik-rintik).
Keberadaan kerucut hujan rintik-rintik, kerucut yang berisi curam,
terdiri dari bahan batuan lepas disimpan di atas salah satu pipa
umumnya berkomposisi basalan kawah sekitar akhir lava mengalir.
 Perpindahan dari pusat gunung berapi (tabung lava).
Migrasi pusat aktivitas vulkanik (lava tube), berkaitan erat dengan
aktivitas tektonik lokal.
 Keberadaan gua-gua di daerah aliran lava.

Adapun bagian dari tubuh gunung api antara lain:

 Main Vent

Merupakan tempat yang diterobos oleh batuan cair dari magma chamber
ke permukaan.Ini seperti pipa dimana lava dapat mengalir.Terkadang main
vent memiliki cabang, jika mereka mencapai permukaan dari bentukan
secondary cone atau fumarole.Ketika gunungapi meletus, lava, gas, dan
fragmen batuan menuju ke main vent dan bergerak keluar melalui
crater.Ketika letusan berhenti,lava dapat turun kembali ke pipa atau
membentuk danau lava di dalam crater.
Gambar 5. Bagian tubuh Gunung api

 Lava Flow

Aliran lava merupakan letusan yang berupa molten rock di bawah


permukaan bumi yang keluar dari vulkanik vent (magma).Lava berwarna
merah panas saat keluar dari vent,tetapi secara cepat berubah menjadi
warna merah gelap. Abu-abu, hitam atau warna yang lain berdasarkan
pengaruh proses yang dialaminya.Lava yang sangat panas mengandung
gas yang terdiri dari besi dan magnesium berupa cairan, yang mengalir
seperti tar panas.sedangkan yang agak dingin, mengandung silicon,
sodium dan potassium yang berupa cairan dan mengalir seperti madu yang
kental.

 Strata lava dan Abu

Strata lava dan abu merupakan lapisan yang terbentuk pada gunungapi
ketika lava dan abu dari gunungapi aktif terlempar keluar.Abu berisikan
fragmen kecil batuan, beberapa sama baiknya dengan partikel debu kecil,
bongkahan lainnya dapat lebih besar dari kepalan tangan.Abu gunungapi
biasanya keluar dari gung berapi sebelum lava. Abu yang mengendap ke
bawah dan membentuk kumpulan di pinggir yang curam.

 Secondary Cone

Merupakan kerucut yang brau terbentuk pada gunungapi, ketika saluran


utama membentuk cabang.Lapisan batuan and abu yang membentuk
gunung berapi sering retak dan terlemahkan oleh ledakan yang terjadi
selama letusan gunung berapi.jika retakan ini membentuk garis/jalur dari
main vent ke permukaan,magma mampu bergerak ke saluran baru dan
mencapai permukaan.Karena letusan, abu dan lava menyebar ke udara
seperti air mancur

 Magma chamber

Magma chamber atau dapur magma merupakan daerah sebagai tempat


induk magma berada.Ukuran magma chamber baik yang berhubungan
langsung dengan gunungapi ataupun yang terpisah hanya berupa tubuh
magma dapat mencapai ratusan ribu kilometer kubik.Pembentukan magma
chamber primer pada kerak sangat dipengaruhi oleh ukuran, pola dan
kecepatan gerak rekahan,disamping macam batuan dan ketebalan kerak
bumi.Titik potong dua rekahan akan mempermudah jalannya
magma,sedangkan jalur gerus akan memperlambat pergerakannya karena
selain sifat bidang rekahan yang rapat,juga adanya milonit.

 Fumarole

Fumarole merupakan retak pada terusan permukaan dimana uap panas dan
gas dapat keluar.Magma di bawah permukaan memanaskan air sampai
titik dimana air berubah menjadi uap panas dan mampu melarutkan
mineral dari batuan di sekitarnya. Ketika gas mencapai permukaan maka
gas tersebut panas dan bertekanan rendah.Gas ini mendingin dan
mngembang,mengendapkan mineral yang terlarut di sekitar saluran.

 Crater

Crater gunungapi merupakan struktur amblesan yang terjadi di permukaan


gunungapi karena kegiatan gunungapi biasanya membuat lubang di bagian
atas saluran. Kawah dibentuk dari lava, gas, dan debu yang meledak kea
rah aras dari main vent.materila jatuh kembali ke bumi di sekitar saluran
dan secara perlahan menumpuk membentuk rim di sekitarnya.Di dalam
kawah selalu tetap bersih disebabkan adanya gaya gerakan ke atas material
yang secara konstan memindahan runtuhan yang jatuh.
Bab II. Rangkuman

Gunung api merupakan salah satu fenomena yang banyak terdapat


di bumi. Gunung api terbentuk akibat proses naiknya magma dari dalam
bumi menuju permukaan bumi akibat tenaga endogen. Aktivitas gunung
api menghasilkan beberapa morfologi (bentuk) yang berbeda-beda di
setiap jenis gunung api.

Gunung berapi di Indonesia merupakan bagian dari Cincin Api


Pasifik. Gunung api yang berada di Indonesia merupakan hasil tumbukan
tektionik lempeng Eurasia dan Indo-Australia. Dari 150 entri, umumnya
dikelompokkan menjadi enam wilayah geografis, empat di antaranya
memiliki gunung berapi dalam barisan Busur Sunda. Dua wilayah lainnya
mencakup gunung berapi di Halmahera, termasuk pulau-pulau vulkanik di
sekitarnya, serta gunung berapi di Sulawesi dan Kepulauan Sangihe.
Wilayah terakhir berada dalam satu busur vulkan dengan gunung berapi
Filipina.

Pada peta topografi, bentang alam vulkanik memiliki kenampakan


pola kontur yang khas. Umumnya pola kontur yang dibentuk oleh bentang
alam vulkanik adalah sirkuler dan radier sesuai dengan bentuk bentang
alamnya. Disamping memiliki pola kontur yang khas, bentang alam
vulkanik juga dicirikan oleh pola penyalurannya yang khas yaitu sirkuler
ataupun radier.

Adapun bagian tubuh gunung api sendiri antara lain:

 Main Vent
 Lava Flow
 Strata lava dan Abu
 Secondary Cone
 Magma chamber
 Fumarole
 Crater
Daftar Pustaka

Thouret, J. C. 1999. Volcanic Geomorphology, an Overview. Frence:

Elsevier.

Marti, Joan. 2005. Volcanoes & The Environment. New York: Cambridge
University Press

http://id.wikipedia.org/wiki/Geomorfologi diakses Sabtu, 22 February

2014, pukul 18.23 WIB

http://geograph88.blogspot.com/2013/06/bentang-alam-gunung-api-

volcanic.html diakses Minggu, 23 February 2014, pukul 18.34

WIB

http://education-generation.blogspot.com/2011/10/faktor-faktor-yang-

mempengaruhi.html diakses Minggu, 23 February 2014, pukul

18.57 WIB

http://geologist24.blogspot.com/2011/04/bentang-alam-vulkanik.html

diakses Minggu, 23 February 2014, pukul 19.13 WIB

http://www.bimbie.com/bentuk-gunung.htm diakses Minggu, 23 February

2014, pukul 19.35 WIB

http://www.ibnurusydy.com/geo-bencana/erupsi-gunung-api/bentuk-

gunungapi/ diakses Minggu, 23 February 2014, pukul 19.52 WIB

You might also like