You are on page 1of 17
LAPORAN PENELITIAN KUALITATIF PERANAN PRIA DALAM PENGGUNAAN KONTRASEPSI DI OKIE DIY (SUATU STUDI JENDER DENGAN METODA DISKUS! KELOMPOK TERARAH “DKT" YANG MERUPAKAN BAGIAN STUDI KUANTITATIF MELALU! SURVE! DI DKI JAARTA DAN YOGYAKARTA) KERJASAMA ANTARA BKKBN DKI JAKARTA, PUSAT KAJIAN PEMBANGUNAN MASYARAKAT ATMA JAYA BKKBN DIY UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA PUSLITBANG BIOMEDIS DAN REPRODUKS! MANUSIA, BKKBN LAPORAN PENELITIAN KUALITATIF PERANAN PRIA DALAM PENGGUNAAN KONTRASEPSI DI OKIE DIY (SUATU STUDI JENDER DENGAN METODA DISKUS! KELOMPOK TERARAH “DKT" YANG MERUPAKAN BAGIAN STUDI KUANTITATIF MELALU! SURVE! DI DKI JAARTA DAN YOGYAKARTA) KERJASAMA ANTARA BKKBN DKI JAKARTA, PUSAT KAJIAN PEMBANGUNAN MASYARAKAT ATMA JAYA BKKBN DIY UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA PUSLITBANG BIOMEDIS DAN REPRODUKS! MANUSIA, BKKBN ———— LAPORAN PENELITIAN KUALITATIF PERANAN PRIA DALAM PENGGUNAAN KONTRASEPSI DI DKI 6 DIY (SUATU STUDI SENDER DENGAN METODA DISKUS! KELOMPOK TERARAH “OKT”) OLEW PUBIO 1 LATAR BELAKANG © Undang-Undang No. 10 tahun 1992 menjamin bahwa suami atau istri mempunyai hak, kewajiban yang sama serta kedudukan yang sederajat dalam menentukan cara pengaturan kelahiran, Dengan jaminan hukum tersebut diharapkan setiap keluarga dapat mewujudkan kkesejahteraan dan kebahagiaannya ‘© Rekomendasi ICPD di Cairo (1994) dan Beijing Platform for Action, 1995 menyerukan prinsip pokok untuk mewjudkan kestaraan jender. Dalam prinsip tersebut_masalah kkesehatan reproduksi menjadi fokus perhatian utama. KB semestinya tidak hanya difokuskan kepada wanita saja, tetapi pria juga harus diajak sehingga mereka dapat ikut berperan dan memberikan kontribusi yang setara seperti halnya wanita ‘© Di Indonesia, peran pria secara langsung dalam penggunaan kontrasepsi sangat rendah Data SDKI 1997 melaporkan bahwa dari 57.4% akseptor KB di Indonesia hanya 1.1% ‘yang menggunakan alat kontrasepsi pria yaitu kondom (0.7% dan vasektomt (0.4%) ‘+ Partisipasi pra dalam bentuk dukungan kepada istrinya untuk betkontrasepsi atau dapat dikatakan sebagai peran secara tidak langsung sebenarnya_sangat tinggi, yakni mencapat lebih dari 90% Namun , nampalmya dan hasil SDKI peran pra in terlihat_cenderung rmenurun. Hal ini terlihat dani presentase wanita yang tidak pakai dan tidak ingin pakai kontrasepsi dengan alasan suami tidak setuju tenadi peningkatan yaitu 5.3% (SPI 87), 5.7% (SDKI 91), 7,3% (SDKI 1994) dan 8.2% (SDKI 1997) © Selama ini sasaran pelayanan KB di Indonesia lebih banyak ditujukan kepada wanta, ‘sementara pria masih belum sepenuhnya terekspose prgoram KB. Sejalan dengan itu, informasi hasil penelitian tentang pria dalam KB masih sangat sedikit tertama bila dibanding dengan informasi penelitian yang dituyukan terhadap ibu-ibu ‘© Selama ini substans: informasi penelitian tentang pria dan KB masih teratas pada tingat penerimaan, sedangkan informasi penelitian yang mengarah terhadap peran pria dan rsu ender masih sangat terbatas. Apalagi penelitian KB yang respondennya laki-laki, hampir bbelum pemah dilakukan secara khusus. IL TUJUAN PENELITIAN ‘Umum. untuk mendapatkan gambaran tentang partisipasi pria dalam program KB, terutama dalam penggunaan kontrasepsi ———— ‘Studi Jender Peran Pria dalam Penggunaan Kontrasepssi —_——— Khusus 1, Mempetajari kharakteristik pria dalam penggunaan kontrasepsi 2. Mempelajari pengetahuan dan persepsi pria tethadap program Kb terutama dalam penggunaan kontrasepsi 3. Melibatsejauh mana peran Pria dalam mengambil keputusan untuk berkontrasepsi 4. Mencari faktor-faktor yang menentukan keikutsertaan pria dalam berkontrasopsi 5. Mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi oleh pria dalam keikutsertaan ber KB Ul. METODOLOGI: ‘* Penelitian dilaksanakan di dua lokasi, yaitu DIY dan DK! Jakarta ‘+ Disain penelitian adalah survei dan DKT. Penelitian secara Survei dilakukan oleh peneliti universitas di tingkat propinsi, sedangkan FGD dilakukan oleh Tim penelti dari BKKBN pusat. DKT terdiri dari S kelompok, yang meliputi LSOM i tingkat propinsi, sedangkan tingkat kecamatan dilakukan techadap kelompok TOMA, kelompok Wanita Berkontrasepsi, Wanita PUS yang tidak berkontrasepst, ddan kelompok pria dewasa, sehingga jumlah Kelompok untuk tiap propinsi berjumiah 9 kelompok DKT. IV. HASIL: Sebagian besar_informan berumur antara 20 sampai 30 tahun dan terdapat diantaranya ‘berumur lebih dari 30 tahun , sementara di DIY_rata-ratarelatf lebih muda dan tidak satupun ppria yang berumur lebih dari 30 tahun. Pendidikan informan di DIY relatif lebih tinggi di bandingkan dengan di DKI. Pria di DKI berpendidikan SMA ke bawah dan rata-rata SMP hhanya satu yang berstatus mahasiswa. Sedangkan di DIY tidak satupun pria yang berpendidikan SD, rata-rata mereka lulus SMA dan mahasiswa , bahkan ada beberapa diantaranya telah Iulus sarana. Pekerjaan informan terutama i DKI umumnya sudah bbekerja, sedangkan di DIY umumnya masih belum bekerja b. Informan Wanita: Pada umumnya informan wanita berusia antara 25 - 45 tahun Informan di DIY memilikt tumur yang hampir seragam dibandingkan dengan dari DKI. Jumiah anak yang dimiliki untuk berkisar antara 1-5 orang . dan pada umumnya memiliki anak 2-3 orang Bila dilihat dan tingkat pendidikan rata-rata adalah SMP kebawah (DKI). Berbeda halnya di DIY terutama informan yang berasal dani desa Nanggulan kab Kulon progo, dimana pendidikan umumnya tungkat SLTA, hanya 1 orang yang berpendidikan SLTP. Pada umumnya informan di DKL bbekerja sebagai ibu rumah tanga , sedangkan DIY lebih bervariasi yaitu disamping ibu rumah tangga, ada yang bertani, bekerja sebagai guru dan karyawan swasta.. Sementara bila dilihat dani kontrasepsi yang | sedang digunakan, pada umumnya bervariasi, dan pada ‘umumnya sedang menggunakan kontrasepsi jangka panjang, seperti: implant, IUD dan MOW, ‘sedangkan beberapa lainnya sedang menggunakan pil, dan suntik ES ‘Studi Jender Peran Pria dalam Penggunean Kontrascpssi 2 — Dari pengalaman selama menggunakan alat kontrasepsi pada umumnya informan wanita telah beberapa kali berganti cara. Alkon yang pemah digunakan adalah pil, suntik, IUD, ‘Implant. Pada umumnya informan seat ini sedang menggunakan kontrasepsi jangka panjang, (MKIP). Adapun alasan ganti cara yang utama adalah Karena adanya keluhan / efek samping sehingga merasa tidak cocok dan karena alasan ingin anak. Tidak satupun peserta diskusi yang, mengatakan bahwa ganti cara karena alasan suami yang tidak setuju, Hal ini tegjadi di DKI maupun DIY. ‘Suan temuan yang cukup menarik, yaitu adanaya perbedaan tentang siapa yang mendorong penggunaan kontrasepsi, Umumaya informan di Jakarta penggunaan kontrasepsi tas kemauan sendiri, Berbeda dengan di Yogyakarta pada umumnya informan menggunakannya atas persetujuan suami. Perbedaan ini mungkin disebabkan karena Pengaruh sosial dan budaya yang antara kedua propinsi tersebut berbeda 2, Pengetahuan Kontrasep: a. Informan Pria: Dari empat kelompok peseradiskusi umumnya mengetahui tentang tyjuan KB yaitu untuk mencegah dan merencanakan kelahiran supaya keluarga sejahtera. Sementara pengetahuan tentang jenis kontrasepsi secara umum temyata masih sangat terbatas, Pada umumnya pria hanya bisa menyebutkan Kontrasepsi suntik, pil , Spiral (IUD) dan Kondom, akan tetapi terdapat beberapa diantaranya yang belum pemah mendengar dan mengetahui tersebut..._‘Tentang kontrasepsi pria , metodai kondom yang paling umum seluruh informan baik di DKI maupun DIY , sedangkan untuk MOP hanya beberapa iantaranya yang mengetahuinya, tahkan terdapat beberapa informan yang menyebutkan bbahwa sanggama terputus (coitus interuptus) sebagai kontrasepsi pia Suatu temuan yang menarik dan studi ini terdapat beberapa informan yang Kelira menyebutlan bahwa bentuk-bentuk kontrasepsi untuk pra selain kondom dan MOP juga tersedia pil dan sunik Informan mengetahui alat kontrasepsi dari media cetak dan elektronik seperti Koran/ majalah, radio TV, dari kelurahan, penyuluhan, selain itu juga dari teman tetangga, saudara dan orang tua. “Akan tetpi sumber informasi yang utama tentang alat kontrasepsitertentu adalah dari teman, waktu sekolah dan orang tua/Saudara ‘Kebenulan Mak saya kader jadi saya banyak tahu tentang kontrasepsi. dari ‘perkumpulan —remaja, dari teman-teman.. mass media Pada umumnya informan tidak mengetahui tentang masa/ lama pemakaian kontrasepsi.. ‘efek samping Mereka menjelaskan pemakaian suntikan tetapi dengan jawaban yang keliru Suntik dapar dipakar 2 bulan. dan ada yang | tahun Pengetahuan tentang efek samping masih belum diketahui secara jelas, barangkalt disebabkan arena informan rata-rata_belum berpengalaman menggunakan kontrasepsi Umumaya mereka me-nyebutkan efek samping yang keliru dan mereka menyebutkan efek ‘samping tanpa menjelaskan untuk kontraseps. Lay “SPT seeneeen eevee ‘Studi Jender Peran Pria dalam Penggunean Kontrasepast 3 “Yang saya tahu kalau pakai KB badan jadi kurus ska tidak cocok bisa juga perdarahan “Abang saya punya istri, punya daging tumbuh kayak kristal alabat patos KB. ““Keluhan Steril ~ ibu sakit sekali, setelah itu badannya kurang sehat (pusing. urang darah), kondom kurang puas karena tidak alamiah, pil bisa gemrot. bila overdosis bisa’ menyebabkan kurus b. Informan wanita Bila dibandingkan dengan informan pra , pengetahuan wanita tentang kontrasepsi jun lebih baik dibanding pria. Secara umum , jenis alat komtrasepsi yang umum diketahut ‘adalah pil, suntikan, TUD , Implant. Akan tetapi terdapat beberapa diantara ibu yang tidak mengetahui kondom, dan cara steril baik untuk wanita maupun pia. ‘Tentang kontrasepsi pria , hampir seluruh responden yang mengetahu: kondom sedangkan MOP tidak banyak yang mengetahui secarajelas. Mengenai efek samping kontrasepsi, pada umumnya informan mengetahui efek samping hanya sebatas yang ia pemah gunakan sementara efek samping kontrasepsi pria ‘seraua informan baik DIY maupun DKI tidak mengetahuinya secara jelas. Sebagai gambaran dikatakan oleh salah seorang informan baik di DKI maupun DIY sebagai berikut Kalan pakai suntik tidak haid, kalau pakar pil muka kecoklatan sedangkan kalau pakai kondom nggak enak dan kalau pakai spiral swami ‘merasa sakit saat berhubungan, “Pertama kali pakai suntik selama 9 tahun badan menjadi gemuk akhirnya kemudian sekarang saya steril badarmya normal lagi...” 3, Pendapat Tentang Kontrasepsi Pria a. Informan Pria: Pada umumnya mengutarakan bahwa sebetulnya informasi tentang KB pria tidak sering didengar, informan lebih banyak mengetahui tentang KONDOM dibandingkan dengan cara MOP. ————————— ‘Studi Jender Peran Pria dalam Penggunaan Kontrascpssi a Dalam hal kondom meskipun rata-rata belum pernah menggunakannya tapi berdasarkan informasi yang ia dengar, seringkali ada keluhan-keluban, khususnya dalam hal kenyamanan., seperti mudah bocor, panas, terlalu tebal Beberapa tanggapan tethadap kondom diutarakan informan sebagai berikut ‘Katanya Bapak pakai kondom jadi kurang puas karena tidak alamiahs. ssedangkan keluhan lainnya saya dak tah Pakai kondom kurang praktis, beli dulu padahal tempat penjualannya jauh Kalau kondom, pada umumnya untuk mendapatkannya mudah. Saya kira ‘masyarakat_menerimanya dan saling menerima" Beberapa diantara informan mengatakan bahwa kondom itu lebih pralais, tetapi sebagian lainaya mengatakan malah sebaliknya. Menurutnya meskipun secara umum masyarakat lebih memilih spiral, namun kalau dilihat dari segi pemakaiannya kondom lebih efisien serta ‘mudah mendapatkannya, Selain untuk KB, diketahui bahwa kondom dapat digunakan untuk mencegah AIDS. ‘Tentang metoda operasi untuk pria (MOP) tidak begitu banyak yang mengetahuinya Dari yang mengetahui tentang MOP mengatakan bahwa bila kelak telah punya anak yang ccukup, dia sendini ingin di MOP. Lebih lanjut kepada pria yang umumnya masih belum menikah ditanyakan mengenai keikut sertaan dalam berKB nantinya, meskipun pada umumnya mereka menolak dan merasa ragu-ragu tentang keiketsertaan ber KB nantinya, sehingga mereka mengajukan beberapa persyaratan bila ingin ber KB. “Saya man ber KB nantinya bila isiri kesehatannya tidak mengyinkan ‘Kalau ndak ada efek samping, banyak pilihannya ya. saya mungkin maw “Nantinya kalau saya sudah menikah nantinya saya akan berusaha untuk tkut KB b. Informan Wanita: ‘Meskipun sebagian besar ibu dalam studi ini masih belum pemah mengalami suaminya menggunakan kontrasepsi, tapi mereka punya pandangan-pandangan tersendiri tentang alat kontrasepsi pria ini, Penjelasan ini disampaikannya berdasarkan informasi yang diperoleh dart ‘temani tetangga pada umumnya. Dan pandangan-pandangan yang diperoleh dani keterangar/ penjelasan_yang disampaikan . nampalaya informan terlihat ada yang setju, ragu-ragu dan_ ada juga ibu-ibu betul-betl tidak seruju bila_pria berkontrasepsi.. Nampaknya dani temuan penelitan ini terihat sebagian besar iby masih ragu-ragu dan akhimya menolak bila suaminya ber kontrasepsi, hanya ‘Studi Jender Peran Pria dalam Penggunaan Kontrasepssi sebagian kecil yang betul-betul setuju. Dani yang menjawab setuju, umumnya berasal dari kelurahan Cikini DKI Jakarta, seperti yang diungkapkan berikut int “Tolong diberikan penyuluhan pada laki-laki supaya mau berpartsipasi dalam ber-KB. KB suntk atau pil atau yang Jainnya..., jangan ibu-ibu saja yang disuruh pakai KB. “Seruju sekalt.... Bila pria yang berkontrasepsi Sango ser. yg pening sua ena... sebaga! sr uga Nampaknya faktor lingkungan sangat berpengaruh dalam hal ini meskipun pendidikan ibu-ibu pada kelompok ini rata-rata hampir semuanya SD kebawah Seperti halnya kelompok pria , kelompok ibu-ibu umumaya mempunyai pandangan- pandangan yang tidak jauh berbeda terhadap kondom maupun MOP dibandingkan dengan kelompok informan pria ‘Tanggapan tethadap kondom dinyatakan sebagai berikut: “Kalau Kondom kita harus siap-siap dulu. Kelukammya takut arena mudah bocor dan kurang puas” “Kalau kondom boleh, tapi kalau operasi jangan Dari pemyataan-pemyataan diatas dapat disimpulkan bahwa meskipun adanya kekhawatiran dan ketidak puasan dari kondom namun merupakan altematif pilihan yang. uutama bagi pria dibandingkan dengan cara MOP. Sehingga perlu diperhatikan upaya untuk ‘meningkatkan kualitas kondom ‘ Meskipun umumnya pra lebih cenderung memilih kondom dibanding MOP, tapi terdapat beberapa informan baik di DIY maupun DKI yang betul-betul suaminya tidak mau diajak untuk berpartisipasi dalam pemakaian kondom, seperti yang dinyatakan berikut in: ‘Mendingan punya anak dari pada pakai kondom — nggak usah KB kata ‘Suam saya kalau suruh pakai kondom nggak mau. suami saya nganyurin Metoda sterilsasi untuk pria (MOP), memang belum banyak ibu-ibu mengetahui secara + jelas, namun dari uraian diatas banyak ibu-ibu yang menanggapi mendingan menggunakan SS ‘Studi Jender Peran Pria dalam Penggunean Kontrasepssi © kondom dibanding cara steril. Pada umumnya ibu-ibu tidak mau/ tidak seruju bila suaminya dioperasi karena merasatakut dan Khawatir bila suaminya dioperasi, seperti yang diuarakan berikut ini * Kalaw sterit nggak mau, .. kalau saja Bapak nya mau pakai kondom, 1apt saya... nggak mau... meskipun pakai kondom” “Nggak apa-apa ‘api kalu operasi takut, kan dia kerja. jangan-jangan nanti mengganggu kerja...” ‘Kalau saya tidak setwju. suami pakai KB apapun Disamping itu, terdapat beberapa ibu yang setuju dan merasa yakin bahwa suaminya mau untuk dioperasi , selain itu terdapat pula ibu-ibu yang setuju dengan segala kekhawatirannya: “Pasti mau, anaknya kan sudah tiga ringgal ngedein + “Saya sih mau saja suami saya ikut KB MOP... tapi saya denger-denger nnanti Toyo. .. saya jadi takut Beberapa diantara informan yang sudah berpengalaman suaminya menggunakan kontrasepsi pria mengemukakan pandangan-pandangannya sebagai berkt “Sekarang saya baru punva anak saru, karena itu suami saya pakai kondom dan sistim kalender. * Pernah pakai kondom. Sebelumnya terlalu lama. Buang-buang waktu saya, Pakai ' kkondom bocor dan kurang mkmat dan panas. belum kalau ketinggalan ‘Susah memasangnya keburu suami sudah loyo Lebih jauh lagi tentang pandangan informan sendiri terhadap kontrasepsi pria, digali = melalui pertanyaan mengenai PENDAPAT IBU BILA SUAMI MENGGUNAKAN KONTRASEPSI : ‘Temuan penelitian ini mengungkapkan bahwa pada umumnya ibu tidak rela bila suaminya ikut KB dengan alasan yang sangat bervariasi yaitu antara lain merasa kasihan dengan suami, +, takut kalau suami menyeleweng, karena adanya efek samping/ keluhan-keluhan dimana suami ‘+ ° menjadi “lemah'/ merasa dikebin. Tapi ada pula yang mengatakan bila suaminya mau ya tidak apa-apa “Takut ada keluhan topi kalau dia mau nggak apa-apa” “Swami saya mau pakai kondom, tetapi saya tidak mau” ‘Studi Jender Peran Pria dalam Penggunaan Kontrasepssi ee Seperti.dikatakan oleh seorang — informan dari DKI Kelurahan Duren Sawit ‘mengemukakan bahwa dia malu dan khawatir bila suaminya ber KB, seperti yang diungkapkannya sebagai berikut: “Kalau saya malu kalau laki-toki pakai KB, mendingan saya sebab laki kan banyak bergaul,.... tau nanti kalau diledekin. Kemarin waktu pulang dari sini sa tanya pada suami saye,.... bagaimana kalau babe sayang sama bini, babe yang ‘hut KB. Lalu suams saya jawab ...Emang tahu KB apa untuk loki. KB laki ya jiu operasi kecil. Tapi saya pikir enak sekali kalau laki yang konyol, ikut KB enakan dia. Kemudian suami saya bilang, gue belum KB saja tu udah takut’ Ungkapan diatas cukup menarik, diatas nampak ibu tersebut malu dan merasa Khawatir bila suaminya yang ber KB, sehingga ibu tersebut lebih cendrung dia saja yang memakai Namun begitu mereka mencoba mengajak suaminya sementara suaminya memerlukan Penjelasan dari istrinya tentang kontrasepsi pria untuk memberi keyakinannya, Kelihatannya Suamninya sendiri bisa diajak ber-KB namun perlu keyakinan, Selain itu, ada beberapa informan tidak bisa memberikan pendapat, yang disebabkan ‘Karena mereka belum pemah mengalami dan benar-benar tidak tahu tentang kontrasepsi pria ‘api sebaliknya, seperti halnya yang dikemukakan oleh kelompok pria ada yang menyatakan ‘setuju sepenuhnya asal tidak mengganggu dan tidak ada efek samping, selain itu ada yang ‘menyatakan masih ragu-ragu karena mendengar adanya rumor dan ada pula yang menyatakan bila istri tidak cocok terhadap semua jenis kontrasepsi, baru suami yang pakai,. Pendapat- pendapat tersebut dinyatakan sebagai berikut: ‘Kalau nidak ada efek samping .. kam setuju asal tidak mengeangau ‘Kalau ada alkon untuk pria yang tidak ada resiko mungkin mau Yang saya dengar penggunaan MOP keperkasaan berkurang dan muda lelah, ‘Kalau semua ridak cocok baru Bapak yang pakai 4. Pandangan Masyarakat Tentang Kontrasepsi a. Informan Pria Dikatakan bahwa pandangan masyarakat berbeda-beda, tergantung dari pendidikan nya Kalau ‘fang awan sult untuk dimengerti Namun begitu, pada umumnya mengatakan pandangan masyarakat terhadap KB sepengetahuan mereka cukup baik dan mereka menerima, dan mau bberparisipasi. seperti apa yang dikatakan responden di DK ‘Studi Sender Pera Pria dalam Pergguncan Fontresqpa i ibu-ibu disini senang sekali dan mau berpartsipasi Baik sekali, karena untuk mencegah kehamilan, senang sekali maw berpartisipasi, teruiama bu. Manfaat ber KB seperti yang diutarakan oleh hampir seluruh informan dipandang_ dari segi ekonomi dan ketidak repotan dalam mengurus anak schingga dapat_meningkatkan kesejahteraan keluarga. Namun begitu masih terdapat kelompok-kelompok masyarakat ‘terutama yamg fanatik agama mempunyai pandangan yang tidak mendukung terhadap KB. “Anak inu urusan Tuhan jadi ndak perlu pakai KB. katanya biarlah anak banyak ‘ak usah ‘memakai kontrasepsi, karena anak itu urusan Tuhan. ‘ramun— demikian dikelompok masyarakat menurut ajaran agama ada yang pro dan ——_kontra dalam ‘menerima kontrasepst Pandangan masyarakat tentang kontrasepsi pria sepengetahuan mereka peserta KB pria disini cukup banyak dan tanggapan masyarakat cukup mendukung, ‘Dukungan pria terhadap KB cukup positip. buktinya isin ikut KB. suami_menyetujui Dulu memang sulit terwama didaeah pesantren Manusiadiciptakan untuk ‘menghasilkan kerurunan....ini menyalahkan hadhs. ” Sclanjunya dikatakan bahwa pada umumnya ria masih belum memasyarakat tentang KB. Informasi untuk pria masih sangat minim sekali. Kebanyakan alat kontrasepsi ditujukan untuk wanita, Menurumya kalau banyak pilihan untuk pria mungkin banyak juga pria yang mau. Pria dan wanita harus berunding dengan pertimbangan-pertimbangan . jadi terlebih dahulu harus dipertimbangkan alatkontrasepsi yang akan dipakai. b. Informan Ibu “Menurut peserta diskusi kelompok ini, pandangan masyarakat sekitar tentang pria berkontrasepsi dapat dikatakan biasa-biasa saja, tidak ada masalah sebenamya. Kebanyakan informan dari DKI maupun DIY mengatakan_bahwa kalau diwilayahnya kebanyakan ibu-ibu saja yang pakai kontrasepsi. Lebih lanjut dikatakan pada umumnya masyarakat di DKI maupun di DIY memang susah bapak-bapalnya untuk diajak ber KB, karena KB adalah uurusan ibu-ibu Dari seorang informan Bapak yang berasal dari Kelurahan Duren sawit yang saat in telah dioperasi (MOP menyatakan dari pengalamannya bahwa pandangan masyarakat ‘ethadapnya ya biasa-biasa saja. Tapi ada juga yang ngeledek seperti yang dinyatakannya Brasa-biasa saja. Ada juga yang yong ngeledek biorin saya. ada sang bilan dikebiri tapt bian saya. nam kata sendiri yang repot. dart pada repo Orang lain ‘cuma bisa ngarain ... yang ngerascan report kan kara ._Informan LSOM Kelompok ini mengemukakan bahwa ada beberapa hal yang menjadi hambatan dalam memotivasi masyarakat untuk berkontrasepsi, Hambatan itu ada yang berasal dari adalah dari dir provider yang belum mendapatkan perlindungan jika melakukan vasektomi, Selain itu, — ‘Studi Jender Peran Pria dalam Penggunean Kontrasepssi 9 a —— bbahwa masih ada pendapat ulama yang bermacam-macam dimana ada yang memperbolehkan tetapi ada fatwa yang menyatakan bila dalam kondisi tertentu, Dalam masyarakat masih ada anggapan tahwa vasektom: adalah sama dengan kebiri. Disamping ttu ada beberapa pandangan ulama yang mengatakan bahwa dominasi dalam keluarge ada pada lakilak Ditambahkan bahwa informasi yang selama ini diterima masyarakat belum secara utuh, sehingga perlu adanya KIE yang lebih baik dan lebih meluas. Dikemukakan pula bahwa sudah saatnya bapak-bapak juga perlu berperan, tentunya dengan harapan perbaikan tehnologt ddan keragaman kontrasepsi dengan mutu yang baik. “... mngkin dimasa mendatang akan beralih ke bapak-bapak dalam hal pemakaian koatrasepsi... asalkan perbaikan tehnologi yang lebih baik dan macam kontrasepsi yang lebih banyak lagi.“ 4. Informan TOMA Masyarakat di DK Jakarta dan DIY menurut kelompok TOMA, pada dasamya berkeinginan memakai_kontrasepsi arena kesulitan ekonomi, dengan harapan bahwa KB dapat memecahkan masalah. Menurat TOMA, kontrasepsi yang dipilih masyarakat kecuali [UD tidak menjadi masalah mengingat alasan agama. Akan tetapi terdapat sebagian masyarakat yang memilih IUD dibanding pil dengan alasan lebih praktis. Kondom dari puskesmas tidak disukai Karena ualtamya kurang bagus, sementara vasektomi masyarakatkurang ‘memahaminya, S. Peran Pris a. Informan Pria Pada umumnya peran pria hanya sebatas memberikan dukungan untuk mengajak str luntuk ber kontrasepsi, Hal ini disadan sepenuhnya oleh beberapa informan bahwa meskipun ria tidak ber KB tapi dulangan mereka terhadap penggunaan KB yang digunakan istrinya ‘sangat penting, seperti dikatakann sebagai berikut “Peran pria disini ndak dapat dhartikan bakwa mereka menggunakan konirasepst ‘api juga bisa dia ndak menggunakan tetopi mengajak istri untuk ber KB Yang ‘saya tahu banyak ibu-ibu peserta KB disini dan tentu aras dukungan swam: “.. Pra dan wanita harus berunding dengan pertimbangan-pertimbangan yang ‘maiang ‘Peran Bapak dalam keluarga sebagai penanggung jawab. pemenuhan kebutuhan, pencari nafkah . kok malah urusan KB ditujukan malah ke cowok” ‘Menurutnya didalam memutuskan untuk penggunaan kontrasepsi perlu adanya pertimbangan dengan cara berunding dan semuanya tentunya tergantung sikon dan adapula yang ‘menyatakan Istri yang memilih dengan persetujuan suami harus ‘Temyata hampir semua pria tidak pemah mendengar dan mengetahui adanya PLKB atau PPKBD. kecuali yang kebetulan orang tua atau saudaranya ada sebagai kader/ petugas KB ———————— ‘Studi Jender Peran Pria dolam Penggunaan Kontrasepssi 70 ». Anforman Wanit Dari pengalaman ibu-ibu selama menggunakan Kontrasepsi temyata hampir semua ibu peserta diskusi menyatakan bahwa menggunakan Kontrasepsi atas kemauan sendii Persetujuan suami memang dirasakan perlu namun terdapat beberapa diantaranya yang berpendapat bahwa suami tidak perlutahu Karena KB adalah urusan wanita + Kalau yang ini (implany) saya sendiri. Sebab kalau ngomomg dengan laki, bilangnya nggak usah tapi kan kita sendiri yang repot. Laki-laki tidak usah tahu, saya sendiri yang repot.” + “Saya ber KB atas kemauan saya sendiri . suami tidak usah tahu. Laki-laki kan nggak bawa anak, nggak repot, kita sendiri ang report Disamping itu terdapat pula bahwa istri cut atau tidak ikut, suami_ tidak jadi masalah, seperti yang diungkapkan oleh salah seorang informan dari DKI * Saya pakai KB ya.. saya sendin saja, suami nggak apa-apa Berbeda halnya dengan di DIY, hampir semua informan — meayatakan bahwa keikutsertaannya atas kemauan sendiri dan harus mendapat dukungan atau persetujuan Dari informasi ini dapat dinyatakan bahwa faktor budaya sangat menentukan, dimana persetujuan suami dianggap penting dalam pemilihan’ memutuskan penggunaan kontrasepsi, dan kejadian ini kelihatannya tidak ada pengaruh teshadap tingkat pendidikan . Hal unt bisa ddimengerti masyarakat di DIY lebih bersifat menerima, ‘Dukungan suami jelas ada, malah disuruh rutin untuk kontrol Saya ber Kb atas anyuran suam kadang suami tkut mengantarkan. karena saya tah ‘bahwa saya subur. dan saya ber KB secara mandiri Lebih lanjut dijelaskannya tentang sejauh mana dukungan suami tersebut ikut terlibat, dalam masalah KB dan Kesehatan reproduksi temyata ada yang menyatakan bahwa sama sekali suaminya tidak periah mendukung untuk ikut/ terserah str. Sebagaimana yang.

You might also like