You are on page 1of 20

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No.

9 (2014)

PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA, PERPUTARAN PIUTANG, DAN


PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP PROFITABILITAS
PERUSAHAAN TEKSTIL

Venti Linda Verawati


Venti.linda@gmail.com
Hening Widi Oetomo

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

ABSTRACT

This research is carried out with the purpose to find out the influence of working capital turnover,
account receivable turnover, and inventory turnover to the profitability on textile companies which
are listed in Indonesia Stock Exchange. The data is 16 textile companies in Indonesia Stock Exchange
from 2010 to 2012. The multiple liner regressions analysis with F-test and t-test is used as the
analysis technique. Based on the result of F-test it has been found that significance value is smaller
than 0.05 that is 0.000. It shows that the independent variable working capital turnover, account
receivable turnover, and inventory turnover simultaneously have significant influence to the
profitability. Based on the result of t-test it has been found that working capital turnover partially has
no significant turnover to the profitability since it’s significance value is bigger than 0.05 that is 0.754
while account receivable turnover and inventory turnover has significant turnover to the profitability
since its significance value is smaller 0.05 that is 0.000. Based on the result of t-test it has also been
found that variable which has the most dominant influence to the profitability is account receivable
turnover since its t count value is the biggest that is 27.203.

Keywords: working capital turnover, account receivable turnover, inventory turnover, and
profitability

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran modal kerja,
perputaran piutang, dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas pada perusahaan
tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 16 perusahaan tekstil di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010 sampai 2012. Teknik
analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda dengan uji F dan uji t.
Berdasarkan hasil uji F diketahui bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar
0,000, hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas perputaran modal kerja, perputaran
piutang, dan perputaran persediaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas. Berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa perputaran modal kerja secara parsial
tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas karena nilai signifikansi lebih besar dari
0,05 yaitu sebesar 0,754, sedangkan peputaran piutang dan perputaran persediaan
berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05
yaitu sebesar 0,000. Berdasarkan hasil uji t juga dapat diketahui bahwa variabel yang paling
dominan pengaruhnya terhadap profitabilitas adalah perputaran piutang karena
mempunyai nilai t hitung yang paling besar yaitu sebesar 27,203.

Kata kunci: perputaran modal kerja, perputaran piutang, perputaran persediaan,


profitabilitas
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014)
2

PENDAHULUAN
Pada umumnya pendirian suatu perusahaan bertujuan untuk memaksimalkan laba
atau keuntungan yang diperoleh agar kelangsungan hidup usahanya terjamin dan dapat
mengembangkan usahanya.Dalam persaingan yang sangat ketat di pasar bebas, makin
dirasakan berat oleh perusahaan-perusahaan industri untuk dapat memasarkan hasil
produksinya dan mendapat pasar yang tetap di masyarakat. Oleh karena itu suatu
perusahaan akan berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat dengan menyediakan barang
atau jasa yang dihasilkan dan diharapkan masyarakat dapat menerima dan puas dengan
hasil tersebut.
Sebagian besar tantangan yang dihadapi adalah adanya persaingan yang akan datang
sebagai akibat dari industri-industri yang menghasilkan produk yang sejenis ke dalam
pasar. Oleh sebab itu diperlukan inisiatif dari pihak manajemen untuk dapat meningkatkan
kemampuan bersaing dalam memasarkan produk yang dihasilkan baik dalam kualitas
maupun harga jualnya.
Perusahaan didirikan mempunyai tujuan utama mencari keuntungan yang maksimal
dan menjaga kelangsungan operasional serta peningkatan keuntungan pemilik modal atau
pemegang saham.Perusahaan dituntut untuk mampu mengambil keputusan pembelanjaan
jangka pendek berkaitan dengan modal kerja yang digunakan untuk membelanjai
bermacam-macam kebutuhan sesuai dengan jenis usahanya.
Modal kerja merupakan dana yang terkandung dalam aktiva lancar yang berhubungan
dengan operasi sehari-hari. Modal kerja mempunyai arti yang sangat penting bagi
perusahaan industri maupun industri jasa.Demi kelancaran perusahaan maka dibutuhkan
modal kerja yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan.Dengan tersedianya modal kerja
yang cukup, diharapkan kinerja perusahaan dapat berjalan lancar. Semakin besar suatu
perusahaan dalam mencapai tujuan maka semakin meningkat pula kebutuhan akan modal
kerja.
Persediaan sebagai unsur penyusun dari aktiva lancar, mempunyai peran penting
dalam mempengaruhi besarnya modal kerja yang dimiliki perusahaan.Jika perputaran
persediaan lancar atau cepat perputarannya, maka perputaran modal kerja perusahaan juga
cepat.Demikian pula sebaliknya, jika perputaran persediaan lambat berarti perputaran
modal kerja juga lambat.
Profitabilitas menunjukkan indikator dari kesehatan keuangan suatu perusahaan.
Perusahaan dengan laba dari hasil penjualan yang paling besar akan memungkinkan
menghasilkan uang dalam operasinya karena menawarkan prospek bagi pengembalian
modal yang digunakan untuk operasional tersebut. Salah satu ukuran utama keberhasilan
manajemen dalam mengelola perusahaan adalah prifitabilitas.
Agar perusahaan terhindar dari risiko kekurangan maupun kelebihan modal kerja
pimpinan harus mampu menggunakan modal kerja dengan cara mengelolanya sebaik
mungkin, sehingga modal kerja yang dimiliki perusahaan dapat efektif sesuai dengan
penggunaannya dan pada akhirnya dapat mempengaruhi kelancaran kegiatan operasional
perusahaan. Untuk itu manajemen perusahaan memegang peranan penting dalam menata
dan memanfaatkan peluang bisnis yang ada dengan menerapkan prinsip ekonomi.Dalam
hal ini unsur modal kerja dari persediaan agar dikelola dengan baik untuk kelancaran
penggunaan modal kerja.
Ketepatan penggunaan modal kerja berupa persediaan dapat mempengaruhi
keuntungan perusahaan, kelancaran persediaan dalam jumah yang cukup dapat menjamin
ketersediaan dana yang digunakan untuk operasional perusahaan. Apabila operasional
perusahaan lancar, maka dapat menjanjikan peluang untuk memperbesar tingkat
keuntungan. Artinya jika perputaran persediaan makin lancar atau makin cepat
perputarannya maka akan berpengaruh terhadap pengembalian modal kerja atau
prifitabilitas ekonomis.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014)
3

Perusahaan tekstil merupakan salah satu jenis usaha yang padat modal dan padat
tenaga kerja, ketepatan penggunaan modal kerja akan dapat mempengaruhi keuntungan
perusahaan. Pada awal tahun 2013 ini banyak perusahaan tekstil yang bersiap untuk
berpindah lokasi usaha dari Jakarta menuju Jawa Tengah, tercatat setidaknya tak kurang
dari 90 perusahaan tekstil.Berpindahnya perusahaan-perusahaan tekstil ini diakibatkan oleh
kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) di Jakarta. Perusahaan tektil di Jakarta mencari
daerah yang dapat menekan biaya produksi semurah mungkin, sehingga wajar jika pindah
ke Jawa Tengah karena upah minimum di sana lebih rendah (Republika, 2013).
Asosiasi Pengusaha Indonesia mengatakan bahwa Upah Minimum Provinsi (UMP) di
Jateng yang hanya setengahnya UMP di Jakarta. Selain itu terdapat alasan lain mengapa
para pengusaha memilih Jateng sebagai tempat usaha di antaranya adalah ketidakjelasan
iklim bisnis di Jakarta ditambah sering terjadinya demo buruh menjadi alasan lainnya. Para
buruh di Jakarta bakal terus minta UMP mereka dinaikkan. Tidak hanya masalah UMP yang
diperkirakan akan terus mengalami peningkatan, perusahaan juga memberatkan masalah
terus naiknya ongkos produksi, logistik, dan juga tarif listrik untuk industri yang dikatakan
tiap bulannya terus mengalami kenaikan (Metrotvnews.com, 2013).
Rencana 90 perusahaan yang akan merelokasi pabriknya dari Jakarta dan sekitarnya
tersebut akhirnya mendapat perhatian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Presiden pun
menginstruksikan kepada pejabat pemerintah yang berwenang untuk menginvestigasi
rencana kepindahan itu.Presiden meminta pejabat terkait untuk segera mengambil langkah
lanjutan terhadap bakal hengkangnya perusahaan-perusahaan itu. Presiden juga meminta
agar segala keluhan mengenai relokasi ini diperhatikan dan dipastikan apa penyebabnya,
apakah memang dilatarbelakangi beban kenaikan upah minimum provinsi (UMP) yang
melonjak tinggi atau alasan lain (vivanews.com, 2013).
Relokasi industri padat karya dari DKI Jakarta dan Jawa Barat dinilai berdampak
positif bagi perekonomian nasional. Relokasi akan memperluas jangkauan kawasan industri
dan membuka peluang kerja secara massal di daerah yang dituju. Dirjen Pengembangan
Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian mengatakan bahwa relokasi pabrik
menuju Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur (Jatim) membuat kawasan industri meluas.
Kawasan industri tidak hanya terpusat di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi
(Jabodetabek), tetapi juga ke wilayah-wilayah lainnya. Memang relokasi memakan banyak
biaya, tetapi langkah itu harus diambil perusahaan untuk melakukan efisiensi bisnis,
daripada pindah ke luar negeri, lebih baik pindah ke Jateng atau Jatim (kemenperin.go.id,
2013).
Menurut Wanandi (kemenperin.go.id, 2013), tingginya upah minimum provinsi (UMP)
menjadi sebab hengkangnya pabrik-pabrik tersebut. UMP DKI Jakarta naik 43,87 persen dari
Rp 1,3 juta pada 2012 menjadi Rp 2,2 juta pada tahun ini. Padahal, rata-rata kenaikan UMP
di Indonesia pada 2013 ini sebesar 18,32 persen. Sedangkan, UMP di Jateng sebesar Rp 830
ribu atau naik 8,5 persen dari 2012 dan di Jatim Rp 866.250 atau naik 16,28 persen dari tahun
2012. Kenaikan tarif dasar listrik (TDL) dan masih rendahnya daya beli masyarakat di
Amerika Serikat (AS) dan Eropa ikut menyebabkan relokasi ini.Sedikit pulihnya ekonomi
global masih belum mampu mengangkat ekspor TPT, misalnya.Sebaliknya, permintaan
tekstil dan produknya di dalam negeri masih belum sesuai target.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah perputaran modal kerja, perputaran piutang, dan perputaran persediaan
berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan tekstil yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia ?
2. Apakah perputaran modal kerja berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan
tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014)
4

3. Apakah perputaran piutang berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan tekstil


yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
4. Apakah perputaran persediaan berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan
tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah perputaran modal kerja, perputaran piutang, dan perputaran
persediaan berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan tekstil yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk mengetahui apakah perputaran modal kerja berpengaruh terhadap profitabilitas
pada perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Untuk mengetahui apakah perputaran piutang berpengaruh terhadap profitabilitas pada
perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4. Untuk mengetahui apakah perputaran persediaan berpengaruh terhadap profitabilitas
pada perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

TINJAUAN TEORETIS
Analisis Laporan Keuangan
Pengertian laporan keuangan menurut Munawir (2007:6) adalah neraca dan
perhitungan laba rugi serta segala keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-
lampirannya antara lain laporan sumber dan penggunaan-penggunaan dana.
Sedangkan pengertian lain dari laporan keuangan menurut Darsono dan Ashari
(2005:4) adalah laporan yang menunjukkan kinerja keuangan perusahaan yang ditunjukkan
dengan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dengan sumber daya
yang dimiliki oleh perusahaan.
Suatu laporan keuangan akan lebih bermanfaat dalam pengambilan keputusan
apabila data keuangan dikonversi menjadi informasi yang berguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi. Hal ini dilakukan dengan cara melakukan analisis laporan
keuangan.Sebelum mengadakan analisis terhadap laporan keuangan, penganalisis harus
benar-benar memahami bentuk dan isi laporan keuangan tersebut dan seorang analis harus
mempunyai kemampuan dan kebijaksanaan yang cukup dalam pengambilan suatu
kesimpulan di samping harus memperhatikan dan mempertimbangkan perubahan kondisi
perusahaan.
Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin
mengetahuitingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat resiko atau tingkat kesehatan
suatu perusahaan. Menurut Hanafi dan Halim (2005:72) terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam analisis laporan keuangan, yaitu:
1. Dalam analisis, analis juga harus mengidentifikasi adanya ternd-ternd tertentu dalam
laporan keuangan. Untuk itu laporan keuangan lima atau enam tahun barangkali bisa
digunakan untuk melihat munculnya trend tertentu.
2. Angka-angka yang berdiri sendiri sulit dikatakan baik tidaknya. Untuk itu diperlukan
pembanding yang bisa dipakai untuk melihat baik tidaknya angka yang dicapai oleh
pihak perusahaan. Rata-Rata industri bisa dipakai sebagai pembanding. Meskipun rata-
rata industri bukan angka pembanding yang tepat karena beberapa hal, misalnya karena
adanya perbedaan karakteristik rata-rata industri dengan perusahaan tersebut.
3. Dalam analisis perusahaan, membaca dan menganalisis laporan keuangan dengan hati-
hati adalah penting. Diskusi atau pertanyaan-pertanyaan penting yang melengkapi
laporan keuangan seperti diskusi strategi perusahaan, diskusi rencana ekspansi atau
restrukturisasi merupakan bagian internal yang harus dimasukkan dalam analisis.
Analisis barangkali akan memerlukan informasi lain. Kadangkala semua informasi
yang diperlukan bisa diperoleh melalui analisis yang mendalam dari laporan
keuangan.Kadangkala informasi tambahan bisa memberikan analisis yang lebih tajam lagi.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014)
5

Sebagai contoh, analisis penurunan penjualan bila disertai dengan analisis perkembangan
market share akan memberi pendangan baru kenapa perjualan bisa menurun.

Pengertian Modal Kerja


Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membiayai kegiatan
operasionalnya baik dalam perusahaan yang bergerak dalam bidang industri maupun jasa.
Modal kerja harus selalu dalam keadaan berputar selama perusahaan melakukan kegiatan
usaha. Pengertian modal kerja menurut Husnan dan Pudjiastuti (2006:166) adalah dana yang
diperlukan untuk operasi perusahaan sehari-hari.
Menurut Brigham dan Houston (2006) modal kerja merupakan investasi sebuah
perusahaan pada aktiva-aktiva jangka pendek. Dari pengertian tersebut maka usur-unsur
dari modal kerja adalah aktiva jangka pendek yang terdiri dari:
1. Kas
Kas merupakan rekening giro ditambah dengan mata uang. Kas adalah aktiva yang
paling likuid, selain itu kas juga merupakan aktiva yang tidak menghasilkan. Kas
dibutuhkan perusahaan untuk membayar tenaga kerja, bahan baku, melunasi utang,
membeli aktiva tetap, membayar pajak, membayar dividen, dan kebutuhan lainnya.
Namun kas tersebut tidak menghasilkan bunga sehingga tujuan manajemen kas adalah
untuk meminimalkan jumlah kas pada titik di mana kas tersebut cukup untuk
menjalankan aktivitas bisnis secara normal.
2. Sekuritas
Sekuritas merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak kepemilikan untuk
memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan atas perusahaan yang menerbitkan
sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang melaksanakan hak tersebut. Menurut Bank
Indonesia, sekuritas adalah surat berharga dalam bentuk fisik (warkat) yang mempunyai
nilai uang yang dapat diperdagangkan di pasar uang dan atau pasar modal. Selain
dengan kas, perusahaan juga memerlukan sekuritas yang dapat diperjualbelikan sebagai
cadangan bagi akun kas. Jika kas yang dimiliki kurang dari yang diperlukan, maka
sekuritas tersebut dapat dijual untuk memenuhi kekurangan kas. Oleh karena itu,
sekuritas ini dimaksudkan sebagai pertahanan pertama atas kebutuhan operasional yang
tidak diperkirakan oleh perusahaan.
3. Persediaan
Persediaan merupakan aktiva yang dimiliki oleh perusahaan yang selanjutnya akan dijual
dengan atau tanpa diolah terlebih dahulu. Persediaan sendiri merupakan elemen dari
aktiva lancar yang paling kurang likuid bila dibandingkan dengan aktiva lancar lainnya.
Persediaan akan menimbulkan biaya, baik biaya tetap maupun biaya variabel. Biaya
tersebut antara lain adalah biaya sewa gudang, biaya perawatan, biaya asuransi, biaya
pengangkutan, dan lain sebagainya. Selain biaya, persediaan juga akan menimbulkan
resiko yang cukup tinggi yaitu resiko hilang, resiko rusak, dan lain-lain.
4. Piutang
Piutang merupakan hak untuk menerima sejumlah kas pada waktu yang akan datang
karena kejadian yang telah terjadi di masa lalu. Piutang muncul karena adanya penjualan
secara kredit, pemberian pinjaman, porsekot dalam kontrak pembelian, dan lain-lain.

Leverage Keuangan (Perputaran Piutang)


Perputaran Piutangmerupakan penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap
dengan harapan akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar sehingga akan
meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham atau memperbesar pendapatan per
lembar saham, dengan menunjukan perubahan laba per lembar saham (Earning Per Share =
EPS). Sebagai akibat perubahan laba sebelum bunga dan pajak (Earning Before Interest and
Taxes = EBIT). Namun disisi lain perusahaan harus mempertimbangkan adanya peningkatan
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014)
6

resiko dari penggunaan hutang tersebut. Hal ini karena adanya beban tetap berupa beban
bunga yang akan menyertai pokok pinjaman.
Sartono (2001:263) menyatakan bahwa Perputaran Piutang adalah penggunaan sumber
dana yang memiliki beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan
keuntungan yang lebih besar daripada beban tetapnya sehingga akan meningkat
keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham. Menurut Riyanto (1995:375) Perputaran
Piutang yaitu penggunaan dana dengan beban tetap, dengan harapan untuk memperbesar
pendapatan perlembar saham.
Dari beberapa defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa leverage keuangan adalah
penggunaan dana berupa hutang jangak panjang dalam struktur modal perusahaan dimana
disertai dengan kewajiban membayar beban tetap berupa bunga pinjaman dengan harapan
dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan.

Perputaran Modal Kerja


Modal kerja selalu dalam keadaan berputar atau beroperasi dalam perusahaan selama
perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha. Periode perputaran modal kerja
(working capital turnorver period) dimulai saat kas diinvestasikan dalam komponen modal
kerja sampai saat di mana kas kembali lagi menjadi kas. Makin pendek periode tersebut
berarti makin cepat perputarannya atau makin tinggi tingkat perputarannya (turnorver rate-
nya).
Lama periode perputaran modal kerjanya tergantung pada berapa lama periode
perputaran dari masing-masing komponen dari modal kerja tersebut Untuk menilai
keefektifan modal kerja dapat digunakan rasio antara total penjualan dengan jumlah modal
kerja rata-rata (working capital turnorver). Rasio ini menunjukkan banyaknya penjualan
yang dapat diperoleh perusahaan (dalam jumlah rupiah) untuk tiap rupiah modal kerja
(Munawir, 2007:80). Formulasi dari perputaran modal kerja adalah sebagai berikut :
Penjualan
Perputaran Modal Kerja = (Kali)
Rata-rata modal kerja

Pengertian Piutang
Pengertian piutang menurut menurut Munawir (2007:13)adalah tagihan kepada pihak
lain (kepada kreditor atau langganan) sebagai akibat adanya penjualan barang dagangan
secara kredit). Pada dasarnya piutang bisa timbul tidak hanya karena penjualan secara
kredit, tetapi dapat karena hal-hal lain misalnya piutang kepada pegawai, piutang karena
penjualan aktiva tetap secara kredit, piutang karena adanya penjualan saham secara
angsuran, atau adanya uang muka untuk pembelian atau kontrak kerja lainnya.
Simamora (2005:228) mendefiniaikan piutang (receivables) sebagai klaim yang muncul
dari penjualan barang dagangan, penyerahan jasa, pemberian pinjaman dana atau jenis
transaksi lainnya yang membentuk suatu hubungan di mana satu pihak berhutang kepada
pihak yang lainnya. Sedangkan menurut Gitosudarmo (2008:81) piutang merupakan aktiva
atau kekayaan perusahaan yang timbul sebagai akibat dari dilaksanakannya kebijakan
penjualan kredit.
Dari pengertian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa piutang merupakan
penerimaan yang diharapkan akan diterima perusahaan dimasa yang akan datang sebagai
akibat dari adanya kebijakan perusahaan berupa penjualan kredit.

Perputaran Piutang
Perputaran piutang (receivable turn over) menggambarkan kualitas piutang perusahaan
dan kesuksesan perusahaan dalam menagih piutang yang dimiliki. Semakin tinggi rasio ini
maka semakin baik kemampuan perusahaan dalam menagih piutang yang dimiliki. Akan
tetapi rasio yang terlalu tinggi akan mengakibatkan ketidak sukaan pelanggan sehingga bisa
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014)
7

mengakibatkan pelanggan lari karena kebijakan kredit yang terlalu ketat. Rasio ini juga bisa
menjadi dasar untuk pemberian kebijakan kredit yang dapat meningkatkan jumlah
penjualan dengan memperhitungkan kerugian piutang tidak tertagih.
Darsono dan Ashari (2005:61) mengatakan bahwa rule of thumb receivable turn over
adalah sekitar 6 – 12 kali, sehingga waktu mengendap piutang adalah 30 sampai dengan 60
hari. Perputaran piutang (receivable turn over) dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
Penjualan
Perputaran Piutang = (Kali)
Rata-rata piutang

Pengertian Persediaan
Pengertian persediaan menurut Munawir (2007:16) adalah semua barang-barang yang
diperdagangkan yang sampai pada tanggal neraca masih di gudang atau belum laku dijual.
Untuk perusahaan manufaktur (perusahaan yang memproduksi barang), maka persediaan
yang dimiliki meliputi persediaan bahan mentah, persediaan baranga dalam proses, dan
persediaan barang jadi.
Menurut Assauri (2008:219) persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barang-
barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang
normal atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi,
ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaanya suatu proses produksi.
Sedangkan menurut Baridwan (2006:162) persediaan adalah barang yang akan
menjadi bagian dari barang jadi yang dapat ditelusuribiayanya. Bahan baku yang ada
merupakan bahan mentah yang diperoleh perusahaan dari sumber alam atau dapat
jugayang merupakan barang jadi dari perusahaan lain.
Dari beberapa pengertian persediaan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
persediaan adalah barang-barang yang dimiliki oleh perusahaan pada saat tertentu, dengan
maksud untuk dijual kembali baik secara langsung maupun melalui proses produksi dalam
siklus operasi normal perusahaan, dalam hal ini termasuk pula barang-barang yang masih
berada dalam proses produksi dalam atau yang menunggu digunakan.

Perputaran Persediaan
Persediaan barang baik dalam usaha dagang maupun dalam perusahaan manufaktur
merupakan jumlah yang akan mempengaruhi neraca maupun laporan laba rugi, oleh karena
itu persediaan barang yang dimiliki selama satu periode harus dapat dipisahkan mana yang
sudah dapat dibebankan sebagai biaya (harga pokok penjualan) yang akan dilaporkan
dalam laporan laba rugi dan mana yang masih belum terjual yang akan menjadi persediaan
dalam neraca.
Persediaan merupakan salah satu elemen modal kerja yang selalu dalam keadaan
berputar.Dalam penentuan besarnya persediaan haruslah seimbang dengan kebutuhan,
sebab apabila jumlah persediaan terlalu besar dibandingkan kebutuhannya maka dapat
memperbesar kemungkinan terjadinya kerusakan, turunnya kualitas juga menambah biaya
guna pemeliharaan dan penyimpanan persediaan. Sebaliknya apabila jumlah persediaan
terlalu kecil, maka akan menghambat proses produksi sehingga tidak dapat menghasilkan
barang yang optimal.
Perputaran persediaan (inventory turn over) digunakan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam mengelola persediaan, dalam arti berapa kali persediaan
yang ada akan diubah menjadi penjualan. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin cepat
persediaan diubah menjadi penjualan.Menurut Darsono dan Ashari (2005:82) rasio yang
ideal untuk perputaran persediaan adalah 6 kali.Rasio yang terlalu tinggi beresiko terjadinya
kekurangan persediaan yang mengakibatkan larinya pelanggan, sedangkan rasio yang
terlalu rendah menyebabkan banyaknya persediaan yang menganggur yang mengakibatkan
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014)
8

aktiva menganggur terlalu banyak. Perputaran persediaan (inventory turn over) dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Harga Pokok Penjualan
Inventory Turn Over =
Rata-rata Persediaan

Profitabilitas
Analisis kemampuan perusahaan untuk menghasilkan profit dibutuhkan untuk
memastikan pertumbuhan jangka panjang dan kelangsungan hidup perusahaan karena
perusahaan harus berada dalam keadaan menguntungkan. Rasio profitabilitas menurut
Hanafi dan Halim (2005:85) adalah kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan
(profitabilitas) pada tingkat penjualan, aktiva, dan modal saham yang tertentu.
Pengukuran tingkat profitabilitas dalam penelitian ini menggunakan Return on Asset
(ROA). Return on assets membandingkan laba setelah pajak dengan total aktiva. ROA
merupakan salah satu ratio profitabilitas yang menunjukkan seberapa banyak laba bersih
yang bisa diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan.Rasio ini mengukur
efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktifa
yang dimilikinya.Rasio ini merupakan rasio terpenting di antara profitabilitas lainnya. ROA
merupakan rasio keuangan yang dominan mempengaruhi return saham karena merupakan
ROA earning power keuangan perusahaan. Dan semakin besar ROA menunjukkan kinerja
yang semakin baik, karena tingkat pengembalian semakin besar. Kebanyakan perusahaan
yang memiliki pusat investasi mengevaluasi unit usahanya dengan dasar ROA hal ini
dikarenakan ada 3 keuntungan dari ROA, pertama ROA mendorong manager untuk
memperhatikan pada hubungan antara penjualan, cost dan investasi. Kedua, ROA
mendorong manager untuk menghemat cost atau fokus pada efisiensi biaya, ketika ROA
mencegah investasi yang dipandang berlebihan. Selain itu, data ROA dapat diketahui oleh
pesaing dan dapat dijadikan dasar perbandingan kinerja keuangan. Rumus perhitungan
Return on Asset (ROA) adalah sebagai berikut:

=

Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah dan tinjauan teori yang telah dikemukakan, maka
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Diduga perputaran modal kerja, perputaran piutang, dan perputaran persediaan
berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
2. Diduga perputaran modal kerja berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan
tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Diduga perputaran piutang berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan tekstil
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4. Diduga perputaran persediaan berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan
tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

METODA PENELITIAN
Jenis Penelitian dan Gambaran Obyek Penelitian
Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu suatu penelitian untuk
membuat deskripsi/gambaran secara sistematis yang aktual dan akurat mengenai fakta-fakta,
sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki untuk mendukung penelitian.
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-individu yang
karakteristiknya hendak diduga. Populasi dalam penelitian ini adalah 18 perusahaan tekstil yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu:
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014)
9

1. PT. Apac Citra Centertex Tbk


2. PT. Argo Pantes Tbk
3. PT. Asia Pacific Fibers Tbk
4. PT. Century Textile Industry Tbk
5. PT. Eratex Djaja Tbk
6. PT. Ever Shine Textile Industry Tbk
7. PT. Indo-Rama Synthetics Tbk
8. PT. Karwell Indonesia Tbk
9. PT. Nusantara Inti Corpora Tbk
10. PT. Pan BrothersTbk
11. PT. Panasia lndosyntec Tbk
12. PT. Polychem Indonesia Tbk
13. PT. Ricky Putra Globalindo Tbk
14. PT. Sunson Textile Manufacturer Tbk
15. PT. Tifico Fiber Indonesia Tbk
16. PT. Unitex Tbk
17. PT. Star Petrochem Tbk
18. PT. Panasia Filament Inti Tbk

Teknik Pengambilan Sampel


Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling
adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2011:85).
Adapun kriteria penentuan sampel penelitian ini adalah:
1. Perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2. Mempublikasikan laporan keuangan dengan lengkap dari tahun 2009-2012.
Dalam penelitian ini sampel diambil dari keseluruhan populasi yaitu sebanyak 16
perusahaan tekstil di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia adalah sebagai berikut:
1. PT. Apac Citra Centertex Tbk
2. PT. Argo Pantes Tbk
3. PT. Asia Pacific Fibers Tbk
4. PT. Century Textile Industry Tbk
5. PT. Eratex Djaja Tbk
6. PT. Ever Shine Textile Industry Tbk
7. PT. Indo-Rama Synthetics Tbk
8. PT. Karwell Indonesia Tbk
9. PT. Nusantara Inti Corpora Tbk
10. PT. Pan BrothersTbk
11. PT. Panasia lndosyntec Tbk
12. PT. Polychem Indonesia Tbk
13. PT. Ricky Putra Globalindo Tbk
14. PT. Sunson Textile Manufacturer Tbk
15. PT. Tifico Fiber Indonesia Tbk
16. PT. Unitex Tbk

Variabel dan Definisi Operasional Variabel


Adapun definisi operasional masing-masing variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perputaran Modal Kerja (PMK)
Perputaran modal kerja (working capital turnover) adalah perputaran dana yang
terdapat dalam modal kerja yang dipergunakan untuk membiayai operasi perusahaan
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014)
10

yang menghasilkan pendapatan.Perputaran modal kerjadapat dihitung dengan rumus


sebagai berikut:
Penjualan
Perputaran Modal Kerja=
Rata-rata Modal Kerja
2. Perputaran Piutang (PP)
Perputaran piutang adalah perputaran penjualan atas dana yang terdapat dalam
piutang, yaitu tuntutan atas uang dari suatu perusahaan kepada pihak ketiga yang akan
berakibat adanya penerimaan uang kas di masa datang untuk membiayai operasi
perusahaan. Frekuensi perputaran piutang tersebut dinyatakan dalam setiap kali
berputar per tahun.Perputaran Piutang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Penjualan
Perputaran Piutang =
Rata-rata Piutang
3. Perputaran Persediaan (PD)
Perputaran persediaan adalah perputaran penjualan atas dana yang terdapat dalam
persediaan, yaitu barang atau bahan yang dibeli atau diproduksi oleh perusahaan yang
dipergunakan dalam proses produksi atau siap dijual satu periode akuntansi. Frekuensi
perputaran piutang tersebut dinyatakan dalam setiap kali berputar per tahun.
Perputaran Persediaan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Harga Pokok Penjualan
Perputaran Persediaan =
Rata-rata Persediaan
4. Profitabilitas (Y)
Profitabilitas adalah efektifitas manajemen secara keseluruhan atas keuntungan yang
diperoleh dari penjualan yang mampu dicapai oleh perusahaan.Tolak ukur profitabilitas
yaitu berdasarkan return on assets (ROA), yaitu perbandingan antara laba bersih
dengan total aktiva.

Laba setelah pajak


Profitabilitas =
Total Aktiva

Teknik Analisa Data


Adapun langkah-langkah analisis dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1. Menghitung besarnya masing-masing variabel dalam penelitian ini, yaitu:
a. Modal Kerja
b. Perputaran Modal Kerja
c. Perputaran Piutang
d. Perputaran Persediaan
e. Profitabilitas
2. Menyimpulkan tinggi rendahnya masing-masing rasio yang telah dihitung.
3. Analisis regresi linear berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengukur ada atau
tidaknya hubungan antara Perputaran Modal Kerja(PMK),Perputaran
Piutang(PP) dan Perputaran Persediaan (PD) sebagai variabelindependent (bebas)
terhadap Profitabilitas (Y) sebagai variabel dependent (terikat). Rumus regresi
linier bergandaadalah sebagai berikut:
Y = a + b1PMK + b2PP + b3 PD
Keterangan:
Y : variabel terikat Profitabilitas
a : konstanta
b1,… b2 : koefisien regresi variabel bebas 1 sampai 3
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014)
11

PMK : variabel bebas Perputaran Modal Kerja


PP : variabel bebasPerputaran Piutang
PD : variabel bebasPerputaran Persediaan
4. Uji simultan dengan uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh secara simultan atau bersama-sama
variabel bebasPerputaran Modal Kerja(PMK),Perputaran Piutang (PP) dan Perputaran
Persediaan (PD)terhadap variabel terikatprofitabilitas (Y).
5. Uji parsial dengan uji t)
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh secara parsial atau sendiri-sendiri variabel
bebas Perputaran Modal Kerja(PMK),Perputaran Piutang (PP) dan Perputaran
Persediaan (PD)terhadap variabel terikatprofitabilitas (Y).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Perhitungan Perputaran Modal Kerja (X1)
Perputaran Modal Kerja adalahperputaran dana yang terdapat dalam modal kerja
yang dipergunakan untuk membiayai operasi perusahaan yang menghasilkan pendapatan.
Perputaran Modal Kerja dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Penjualan
Perputaran Modal Kerja =
Rata-rata modal kerja
Hasil perhitungan Perputaran Modal Kerjaperusahaan makanan dan minuman adalah
sebagai berikut:
Tabel 1
Hasil Perhitungan Perputaran Modal Kerja
Tahun 2010 sampai 2012

Perputaran Modal Kerja


No. Kode
2010 2011 2012
1 MYTX -3,196 -3,805 -3,226
2 ARGO -5,873 -14,231 -20,516
3 POLY -0,462 -0,635 -0,673
4 CNTX -4,680 -20,279 60,722
5 ERTX -2,819 -5,223 161,331
6 ESTI 9,296 14,112 30,673
7 INDR 28,099 33,801 27,140
8 KARW -0,245 -0,328 -0,122
9 UNIT -3,292 -3,404 -3,665
10 PBRX 22,341 9,272 7,718
11 HDTX -7,881 -40,034 -46,892
12 ADMG 23,713 13,686 5,177
13 RICY 2,993 3,040 2,783
14 SSTM 2,711 1,778 2,829
15 TFCO -5,257 47,861 12,869
16 UNTX -0,795 -0,929 -0,625
Tertinggi 28,099 47,861 161,331
Terendah -7,881 -40,034 -46,892
Rata-Rata 3,416 2,168 14,720
Sumber: Data diolah
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014)
12

Dari tabel 1 diketahui bahwa :


1. Pada tahun 2010 perputaran modal kerja tertinggi adalah PT. Indo-Rama Synthetics Tbk
(INDR) yaitu sebesar 28,099. Sedangkan perputaran modal kerja terendah adalah PT.
Panasia lndosyntec Tbk (HDTX) yaitu sebesar -7,881. Rata-rata perputaran modal kerja
pada tahun 2010 sebesar 3,416.
2. Pada tahun 2011 perputaran modal kerja tertinggi adalah PT. Tifico Fiber Indonesia Tbk
(TFCO) yaitu sebesar 47,861. Sedangkan perputaran modal kerja terendah adalah PT.
Panasia lndosyntec Tbk (HDTX) yaitu sebesar -40,034. Rata-rata perputaran modal kerja
pada tahun 2011 sebesar 2,168.
3. Pada tahun 2012 perputaran modal kerja tertinggi adalah PT. Eratex Djaja Tbk (ERTX)
yaitu sebesar 161,331. Sedangkan perputaran modal kerja terendah adalah PT. Panasia
lndosyntec Tbk (HDTX) yaitu sebesar -46,892. Rata-rata perputaran modal kerja pada
tahun 2012 sebesar 14,720.

Perhitungan Perputaran Piutang(PP)


Perputaran Piutang adalah perputaran penjualan atas dana yang terdapat dalam
piutang, yaitu tuntutan atas uang dari suatu perusahaan kepada pihak ketiga yang akan
berakibat adanya penerimaan uang kas di masa datang untuk membiayai operasi
perusahaan.Perputaran Piutang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Penjualan
Perputaran Piutang =
Rata-rata piutang
Hasil perhitungan Perputaran Piutang perusahaan makanan dan minuman adalah
sebagai berikut:
Tabel 2
Hasil Perhitungan Perputaran Piutang
Tahun 2010 sampai 2012

Perputaran Piutang
No. Kode
2010 2011 2012
1 MYTX 12,442 13,125 12,413
2 ARGO 13,369 16,433 17,931
3 POLY 7,140 7,746 7,324
4 CNTX 6,518 8,304 5,283
5 ERTX 21,172 8,486 8,608
6 ESTI 7,552 7,265 7,027
7 INDR 9,258 19,935 15,378
8 KARW 3,573 523,000 2,229
9 UNIT 3,858 3,854 4,000
10 PBRX 8,144 7,991 5,855
11 HDTX 6,406 11,522 6,095
12 ADMG 7,877 10,197 8,694
13 RICY 4,493 3,931 3,970
14 SSTM 2,025 2,737 9,769
15 TFCO 5,742 7,954 8,148
16 UNTX 6,652 5,624 4,371
Tertinggi 21,172 523,000 17,931
Terendah 2,025 2,737 2,229
Rata-Rata 7,889 41,131 7,943
Sumber: Data diolah
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014)
13

Dari tabel 2 diketahui bahwa :


1. Pada tahun 2010 perputaran piutang tertinggi adalah PT. Eratex Djaja Tbk (ERTX) yaitu
sebesar 21,172. Sedangkan perputaran piutang terendah adalah PT. Sunson Textile
Manufacturer Tbk (SSTM) yaitu sebesar 2,025. Rata-rata perputaran piutang pada tahun
2010 sebesar 7,889.
2. Pada tahun 2011 perputaran piutang tertinggi adalah PT. Karwell Indonesia Tbk
(KARW) yaitu sebesar 523,000. Sedangkan perputaran piutang terendah adalah PT.
Sunson Textile Manufacturer Tbk (SSTM) yaitu sebesar 2,737. Rata-rata perputaran
piutang pada tahun 2011 sebesar 41,131.
3. Pada tahun 2012 perputaran piutang tertinggi adalah PT. Argo Pantes Tbk (ARGO) yaitu
sebesar 17,931. Sedangkan perputaran piutang terendah adalah PT. Karwell Indonesia
Tbk (KARW) yaitu sebesar 2,229. Rata-rata perputaran piutang pada tahun 2012 sebesar
7,943.

Perhitungan Perputaran Persediaan (PD)


Perputaran persediaan adalah perputaran penjualan atas dana yang terdapat dalam
persediaan, yaitu barang atau bahan yang dibeli atau diproduksi oleh perusahaan yang
dipergunakan dalam proses produksi atau siap dijual satu periode akuntansi. Perputaran
persediaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Laba Setelah Pajak
Perputaran Persediaan=
Total Aktiva
Hasil perhitungan Perputaran Persediaan adalah sebagai berikut:

Tabel 3
Hasil Perhitungan Perputaran Persediaan
Tahun 2010 sampai 2012

Perputaran Persediaan
No. Kode
2010 2011 2012
1 MYTX 12,527 12,432 8,046
2 ARGO 5,973 5,533 4,089
3 POLY 9,644 8,880 7,517
4 CNTX 4,870 6,731 5,283
5 ERTX 5,232 4,024 5,097
6 ESTI 3,078 3,074 2,797
7 INDR 7,657 8,257 7,211
8 KARW 4,937 8,216 649,093
9 UNIT 2,497 2,919 2,633
10 PBRX 4,178 5,393 5,701
11 HDTX 4,039 5,986 4,711
12 ADMG 6,083 6,302 5,181
13 RICY 2,863 2,820 2,930
14 SSTM 1,832 1,256 1,421
15 TFCO 9,422 10,271 7,767
16 UNTX 4,256 5,691 4,210
Tertinggi 12,527 12,432 649,093
Terendah 1,832 1,256 1,421
Rata-Rata 5,568 6,112 45,230
Sumber: Data diolah
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014)
14

Dari tabel 3 diketahui bahwa:


1. Pada tahun 2010 perputaran persediaan tertinggi adalah PT. Apac Citra Centertex Tbk
(MYTX) yaitu sebesar 12,527. Sedangkan perputaran persediaan terendah adalah PT.
Sunson Textile Manufacturer Tbk (SSTM) yaitu sebesar 1,832. Rata-rata perputaran
persediaan pada tahun 2010 sebesar 5,568.
2. Pada tahun 2011 perputaran persediaan tertinggi adalah PT. Apac Citra Centertex Tbk
(MYTX) yaitu sebesar 12,432. Sedangkan perputaran persediaan terendah adalah PT.
Sunson Textile Manufacturer Tbk (SSTM) yaitu sebesar 1,256. Rata-rata perputaran
persediaan pada tahun 2011 sebesar 6,112.
3. Pada tahun 2012 perputaran persediaan tertinggi adalah PT. Karwell Indonesia Tbk
(KARW) yaitu sebesar 649,093. Sedangkan perputaran persediaan terendah adalah PT.
Sunson Textile Manufacturer Tbk (SSTM) yaitu sebesar 1,421. Rata-rata perputaran
persediaan pada tahun 2012 sebesar 45,230.

Perhitungan Return On Asset (ROA)


Return On Asset adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset yang tertentu. Return On
Asset dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Laba Bersih
Return On Asset =
Total Aktiva
Hasil perhitungan Perputaran Persediaan adalah sebagai berikut:
Tabel 4
Hasil Perhitungan Return On Asset
Tahun 2010 sampai 2012

Return On Assets
No. Kode
2010 2011 2012
1 MYTX -0,054 -0,067 -0,069
2 ARGO -0,088 -0,075 -0,077
3 POLY 0,084 -0,015 -0,080
4 CNTX -0,033 0,101 -0,117
5 ERTX -0,420 0,493 0,026
6 ESTI 0,003 0,005 -0,058
7 INDR 0,046 0,069 0,007
8 KARW -0,137 3,475 1,015
9 UNIT 0,004 0,008 0,001
10 PBRX 0,040 0,047 0,071
11 HDTX 0,001 0,017 0,002
12 ADMG 0,010 0,056 0,018
13 RICY 0,018 0,019 0,020
14 SSTM 0,011 -0,029 -0,017
15 TFCO 0,054 0,077 0,021
16 UNTX -0,164 -0,051 -0,074
Tertinggi 0,084 3,475 1,015
Terendah -0,420 -0,075 -0,117
Rata-Rata -0,039 0,258 0,043
Sumber: Data diolah

Dari analisis deskripsi di atas, maka data direkapitulasi dan diolah dengan
menggunakan software statistik SPSS 11.5 kemudian dianalisis dengan menggunakan
analisis regresi linier berganda, uji F, dan Uji t. Rekapitulasi data yang akan diteliti adalah:
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014)
15

Tabel 5
Rekapitulasi Data Penelitian
Perput Modal Perputaran Perputaran ROA
Kode Tahun
Kerja (PMK) Piutang (PP) Persed (PD) (Y)
MYTX 2010 -3,196 12,442 12,527 -0,054
2011 -3,805 13,125 12,432 -0,067
2012 -3,226 12,413 8,046 -0,069
ARGO 2010 -5,873 13,369 5,973 -0,088
2011 -14,231 16,433 5,533 -0,075
2012 -20,516 17,931 4,089 -0,077
POLY 2010 -0,462 7,140 9,644 0,084
2011 -0,635 7,746 8,880 -0,015
2012 -0,673 7,324 7,517 -0,080
CNTX 2010 -4,680 6,518 4,870 -0,033
2011 -20,279 8,304 6,731 0,101
2012 60,722 5,283 5,283 -0,117
ERTX 2010 -2,819 21,172 5,232 -0,420
2011 -5,223 8,486 4,024 0,493
2012 161,331 8,608 5,097 0,026
ESTI 2010 9,296 7,552 3,078 0,003
2011 14,112 7,265 3,074 0,005
2012 30,673 7,027 2,797 -0,058
INDR 2010 28,099 9,258 7,657 0,046
2011 33,801 19,935 8,257 0,069
2012 27,140 15,378 7,211 0,007
KARW 2010 -0,245 3,573 4,937 -0,137
2011 -0,328 523,000 8,216 3,475
2012 -0,122 2,229 649,093 1,015
UNIT 2010 -3,292 3,858 2,497 0,004
2011 -3,404 3,854 2,919 0,008
2012 -3,665 4,000 2,633 0,001
PBRX 2010 22,341 8,144 4,178 0,040
2011 9,272 7,991 5,393 0,047
2012 7,718 5,855 5,701 0,071
HDTX 2010 -7,881 6,406 4,039 0,001
2011 -40,034 11,522 5,986 0,017
2012 -46,892 6,095 4,711 0,002
ADMG 2010 23,713 7,877 6,083 0,010
2011 13,686 10,197 6,302 0,056
2012 5,177 8,694 5,181 0,018
RICY 2010 2,993 4,493 2,863 0,018
2011 3,040 3,931 2,820 0,019
2012 2,783 3,970 2,930 0,020
SSTM 2010 2,711 2,025 1,832 0,011
2011 1,778 2,737 1,256 -0,029
2012 2,829 9,769 1,421 -0,017
TFCO 2010 -5,257 5,742 9,422 0,054
2011 47,861 7,954 10,271 0,077
2012 12,869 8,148 7,767 0,021
UNTX 2010 -0,795 6,652 4,256 -0,164
2011 -0,929 5,624 5,691 -0,051
2012 -0,625 4,371 4,210 -0,074
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014)
16

Analisis Regresi Linier Berganda


Regresi linier berganda merupakan suatu persamaan yang menggambarkan hubungan
antara dua atau lebih variabel bebas dengan satu variabel terikat. Regresi linier berganda
diterapkan pada penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara
Perputaran Modal Kerja(PMK),Perputaran Piutang(PP) dan Perputaran Persediaan (PD)
terhadapprofitabilitas (Y), serta mengetahui besar pengaruhnya.Dari hasil pengolahan data
dengan menggunakan Program SPSS 11.5 diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 6
Koefisien Regresi
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficient
B Std. Error Beta t Sig.
1 (constant) -,073 ,020 -3,695 ,001
PMK ,000 ,001 ,011 ,315 ,754
PP ,007 ,000 ,939 27,203 ,000
PD ,002 ,000 ,288 8,339 ,000

Tabel tersebut menunjukkan persamaan regresi yang menjelaskan hubungan antara


variabel bebas perputaran modal kerja (PMK), perputaran piutang (PP), dan perputaran
persediaan (PD) dengan variabel terikat profitabilitas (Y). Dari tabel diperoleh model regresi
linier berganda yaitu:
Y = -0,073 + 0,000PMK+ 0,007PP + 0,002 PD
Berdasarkan model regresi di atas dapat dijelaskan bahwa:
1. Nilai konstanta sebesar 0,204, menunjukkan bahwa jika variabel bebas Perputaran Modal
Kerja(X1) dan Perputaran Piutang(X2)sama dengan nol, maka profitabilitas (Y) akan
sebesar 0,204 satuan. Artinya dengan tanpa melihat fluktuasi Perputaran Modal Kerja dan
Perputaran Piutang, maka diprediksikan profitabilitas akan sebesar 0,204 satuan.
2. Nilai a sebesar -0,073 menunjukkan bahwa jika perputaran modal kerja (PMK),
perputaran piutang (PP), dan perputaran persediaan (PD) sama dengan nol, maka
profitabilitas (Y) akan turun sebesar 0,073. Artinya dengan tanpa melihat perputaran
modal kerja, perputaran piutang, dan perputaran persediaan, maka diprediksikan
profitabilitas akan turun sebesar 0,073 satuan.
3. Nilai b1 sebesar 0,000 menunjukkan jika perputaran modal kerja (PMK) meningkat satu
satuan, maka akan dapat meningkatkan profitabilitas (Y) sebesar 0,000 satuan dengan
asumsi variabel bebas perputaran piutang (PP) dan perputaran persediaan (PD) konstan.
Artinya jika perputaran modal kerja meningkat satu satuan, maka diperkirakan
profitabilitas meningkat sebesar 0,000 satuan.
4. Nilai b2 sebesar 0,007 menunjukkan jika perputaran piutang (PP) meningkat satu satuan,
maka akan dapat meningkatkan profitabilitas (Y) sebesar 0,007 satuan dengan asumsi
variabel bebas perputaran modal kerja (PMK) dan perputaran persediaan (PD) konstan.
Artinya jika perputaran piutang meningkat satu satuan, maka diperkirakan profitabilitas
meningkat sebesar 0,007 satuan
5. Nilai b3 sebesar 0,002 menunjukkan jika perputaran persediaan (PD) meningkat satu
satuan, maka akan dapat meningkatkan profitabilitas (Y) sebesar 0,002 satuan dengan
asumsi variabel bebas perputaran modal kerja (PMK) dan perputaran piutang (PP)
konstan. Artinya jika perputaran persediaan meningkat satu satuan, maka diperkirakan
profitabilitas meningkat sebesar 0,002 satuan
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014)
17

Pembuktian Pengaruh Simultan dengan Uji F


Uji F dilakukan untuk menguji kesesuaian model regresi linear berganda. Uji ini
dilakukan untuk menguji pengaruh simultan antara perputaran modal kerja, perputaran
piutang, dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas. Kriteria pengujian dengan uji F
adalah dengan membandingkan tingkat signifikansi dari nilai F (α = 0,05) dengan ketentuan
sebagai berikut:
1. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka terdapat pengaruh simultan yang signifikan antara
perputaran modal kerja (PMK), perputaran piutang (PP), perputaran persediaan (PD)
terhadap profitabilitas (Y).
2. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka tidak terdapat pengaruh simultan yang signifikan
antara perputaran modal kerja (PMK), perputaran piutang (PP), perputaran persediaan
(PD) terhadap profitabilitas (Y).
Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS 11.5 adalah sebagai berikut:
Tabel 7
Uji Pengaruh Simultan dengan Uji F
Sum of Mean
Model df F Sig.
Square Square
1 Regression 12,622 3 4,207 265,900 ,000
Residual ,696 44 ,016
Total 13,318 47
a. Predictor : (constant) PD, PP, PMK
b. Dependent Variable Y

Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa tingkat signifikansi dari nilai F adalah sebesar
0,000. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
variabel perputaran modal kerja (PMK), perputaran piutang (PP) dan perputaran persediaan
(PD) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas (Y).

Pengujian Pengaruh Parsial dengan Uji t


Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi pengaruh parsial antara perputaran modal
kerja (PMK), perputaran piutang (PP) dan perputaran persediaan (PD) terhadap
profitabilitas (Y). Kriteria pengujian dengan uji t adalah dengan membandingkan tingkat
signifikansi dari nilai t (α = 0,05) dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka terdapat pengaruh parsial yang signifikan antara
perputaran modal kerja (PMK), perputaran piutang (PP), perputaran persediaan (PD)
terhadap profita`bilitas (Y).
2. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka tidak terdapat pengaruh parsial yang signifikan antara
perputaran modal kerja (PMK), perputaran piutang (PP), perputaran persediaan (PD)
terhadap profitabilitas (Y).
hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS 11.5 adalah sebagai berikut:

Tabel 8
Uji Parsial dengan Uji t
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficient
B Std. Error Beta t Sig.
1 (constant) -,073 ,020 -3,695 ,001
PMK ,000 ,001 ,011 ,315 ,754
PP ,007 ,000 ,939 27,203 ,000
PD ,002 ,000 ,288 8,339 ,000
a. Dependent Variable Y
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014)
18

1. Uji parsial pengaruh antara perputaran modal kerja (PMK) terhadap profitabilitas (Y),
dengan t hitung = 0,315 dan nilai signifikansi = 0,754
Karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel
perputaran modal kerja (PMK) tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (Y).
2. Uji parsial antara perputaran piutang (PP) dengan profitabilitas (Y), dengan t hitung =
27,203 dan tingkat signifikansi = 0,000
Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel
perputaran piutang (PP) berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (Y).
3. Uji parsial antara perputaran persediaan (PD) dengan profitabilitas (Y), dengan t hitung
= 5,339 dan tingkat signifikansi = 0,000
Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel
perputaran persediaan (PD) berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (Y).

Interpretasi
Dari pengujian dengan uji F diketahui bahwa nilai signifikansi dari nilai F adalah
sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
variabel perputaran modal kerja (PMK), perputaran piutang (PP) dan perputaran persediaan
(PD) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (Y). hasil penelitian ini
berarti mendukung hipotesis yang diajukan bahwa “Diduga perputaran modal kerja,
perputaran piutang, dan perputaran persediaan secara simultan berpengaruh terhadap
profitabilitas pada perusahaan tekstil yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Hal ini
berarti bahwa dengan meningkatnya komponen aktiva lancarnya berupa modal kerja,
piutang, dan persediaan, maka akan memberikan potensi bagi perusahaan untuk
mengembangkan usahanya seperti mengembangkan pemasaran dan meningkatkan
kapasitas produksi. Dengan demikian operasional perusahaan dapat berjalan dengan lancar
sehingga laba perusahaan meningkat.
Dari hasil uji t diketahui bahwa variabel bebas perputaran modal kerja (PMK) tidak
berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (Y) karena nilai signifikansi yang lebih besar
dari 0,05 yaitu sebesar 0,754. Ini berarti bahwa penambahan modal kerja bagi perusahaan-
perusahaan tekstil mungkin suatu yang baik, tetapi apabila tidak diikuti dengan
peningkatan kapasitas produksi dan peningkatan penjualan akan menjadi beban bagi
perusahaan. Di antaranya adalah beban bunga pengembalian modal dalam bentuk modal
pinjaman.
Dari hasil uji t diketahui bahwa variabel bebas peputaran piutang (PP) berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas (Y) karena nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 yaitu
sebesar 0,000. Hal ini berarti perusahaan-perusahaan tekstil dapat meningkatkan labanya
dengan cara mengurangi jumlah piutangnya. Pengurangan jumlah piutang tersebut dapat
dilakukan antara lain dengan cara mengintensifkan penagihan piutang dan menggencarkan
penjualan secara tunai. Dengan berkurangnya piutang dengan cara mengintensifkan
penagihan piutang dan dengan menggencarkan penjualan tunai akan dapat menambah kas
perusahaan sehingga modal kerja meningkat, sehingga operasional usaha dapat berjalan
dengan lancar. Adanya pengaruh perputaran piutang terhadap profitabilitas ini karena pada
tingkat perputaran piutang yang tinggi, di satu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau
laba dalam jumlah yang banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya.
Dengan demikian laba bersih yang diterima akan menjadi banyak jumlahnya. Banyaknya
laba yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat rentabilitas ekonomi.
Dari hasil uji t diketahui bahwa variabel bebas perputaran persediaan (PD) berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas (Y) karena nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 yaitu
sebesar 0,000.
Persediaan merupakan masalah pembelajaan aktif seperti halnya investasi dalamaktiva-
aktiva lainnya.Masalah penentuan besarnya investasi atau alokasi modaldalam persediaan
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014)
19

berpengaruh langsung terhadap profitabilitas pada perusahaan.Kesalahan dalam penetapan


besarnya investasi dalam persediaan akanmenekan keuntungan.Adanya investasi dalam
persediaan yang terlalu besar dibandingkandengan kebutuhan akan memperbesar beban
bunga, memperbesar biaya penyimpanan dan pemeliharaan di gudang, memperbesar
kemungkinan kerugian akibat kerusakan dan turunnya kualitas sehingga semua itu akan
memperkecil profitabilitas. Demikian juga sebaliknya adanya investasi yang terlalu kecil
dalampersediaan akan berakibat menekan profitabilitas karena persediaan. Adanya pengaruh
yang signifikan antara perputaran piutang terhadap profitabilitas berarti bahwa manajemen
persediaan yang dilakukan perusahaan dapat mengimbangi hasil bersih perusahaan.

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil beberapa simpulan yang nantinya
dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan, yaitu:
Tidak adanya pengaruh perputaran modal kerja terhadap profitabilitas pada
perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dibuktikan dengan hasil uji t
dengan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,754. Perputaran piutang
berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dibuktikan dengan hasil uji t dengan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu
sebesar 0,000.Perputaran persediaan berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan
tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dibuktikan dengan hasil uji t dengan nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,000. Dari hasil uji t juga dapat diketahui
bahwa variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap profitabilitas (Y) adalah
perputaran piutang (PP) karena mempunyai nilai t hitung yang paling besar yaitu sebesar
27,203.

Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang telah diambil maka saran-saran yang
dapat diajukan yang berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan-perusahaan tekstil di Bursa Efek Indonesia hendaknya memperhatikan
unsur-unsur modal kerja yang terdapat dalam aktiva lancer, yaitu modal kerja netto,
piutang dan persediaan untuk meningkatkan hasil operasinya karena dari hasil
penelitian terbukti bahwa ada pengaruh yang signifikan baik antara perputaran modal
kerja, perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas perusahaan
tekstil di Bursa Efek Indonesia.
2. Perusahaan tekstil di Bursa Efek Indonesia sebaiknya lebih memperhatikan piutang
dalam komposisi keuangannya, karena dari hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh
yang dominan dari perputaran piutang terhadap profitabilitas.
3. Perusahaan tekstil di Bursa Efek Indonesia hendaknya terus melakukan evaluasi
terhadap komposisi modal kerjanya, salah satunya dengan meneliti pengaruh perubahan
unsur-unsur modal kerja terhadap profitabilitas agar kebijakan perusahaan yang telah
ditetapkan sesuai dengan tujuan perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA
Assauri, S. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Penerbit Bumi Aksara. Yogyakarta.
Baridwan, Z. 2006. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Kedelapan. Penerbit BPFE. Yogyakarta.
Brigham, E.F. dan J. Houston. 2006. Fundamental of Financial Management. Harcourt College
Publisher. Orlando.
Darsono dan Ashari. 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan (Tips Bagi Investor,
Direksi, dan Pemegang Saham). Penerbit Andi. Yogyakarta.
Gitosudarmo, I. 2008. Manajemen Keuangan. Penerbit BPFE. Yogyakarta.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014)
20

Hanafi, M dan A. Halim. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedua. Cetakan Pertama.
Penerbit UPP-AMP YKPN. Yogyakarta.
Husnan, S dan E. Pudjiastuti. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Kelima. Cetakan
Pertama. Penerbit UPP STIM YKPN. Yogyakarta.
Munawir. 2007. Analisa Laporan Keuangan. Cetakan Keempat belas. Penerbit Liberty.
Yogyakarta.
Riyanto, B. 1995. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Penerbit Gadjah Mada. Yogyakarta.
Sartono, A. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasinya. Edisi ketiga. Penerbit BPFE.
Yogyakarta.
Simamora, H. 2005. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis. Penerbit Salemba Empat.
Jakarta
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. 2011. Cetakan ke-13. Penerbit
Alfabeta. Bandung.
http://www.republika.co.id. Diakses tanggal 04 September 2013. Pukul 14:24:27
http://www.metrotvnews.com. Diakses tanggal 04 September 2013. Pukul 14:35:07
http://m.news.viva.co.id. Diakses tanggal 04 September 2013. Pukul 14:43:37
http://www.kemenperin.go.id. Diakses tanggal 04 September 2013. Pukul 14:55:49

You might also like