You are on page 1of 3

TEORI KONFLIK

ABDUL BASITH

B 201 16 045

JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2018
Teori konflik menurut Max Weber yang dikaitkan dengan konflik yang ada di
masyarakat mengenai perubahan sosial ekonomi masyarakat itu sendiri.
Tokoh yang membawa aliran teori konflik ialah Max Weber. Weber
menghujahkan bahwa perubahan sosial masyarakat bukanlah hanya disebabkan oleh
faktor konflik kelas sosial daripada faktor ekonomi. Dalam proses menganalisis,
Weber menjelaskan tiga dimensi konsep yaitu kelas, status dan parti.
Kelas dalam pandangan Weber merupakan sekelompok orang yang
menempati kedudukan yang sama dalam proses produksi, distribusi maupun
perdagangan. Pandangan Weber melengkapi pandangan Marx yang menyatakan kelas
hanya didasarkan pada penguasaan modal, namun juga meliputi kesempatan dalam
meraih keuntungan dalam pasar komoditas dan tenaga kerja. Keduanya menyatakan
kelas sebagai kedudukan seseorang dalam hierarkhi ekonomi. Maka dari itu banyak
masyarakat di Indonesia sekarang yang hanya mementingkan kedudukannya
tersendiri tanpa melihat sekitarnya dengan mencari keuntungan dalam berbagai cara,
bahkan ada yang sampai membuat masyarakat lain semakin kesusahan dalam sosial
maupun ekonomi untuk kehidupannya. Kemunculan kelas-kelas sosial baru dapat
terjadi dengan adanya dukungan perubahan sosial sehingga menimbulkan pembagian
dan spesialisasi kerja serta hadirnya organisasi modern yang bersifat kompleks.
Sedangkan Status merupakan penghormatan sosial yang terdapat dalam
struktur sosial yang tersendiri. Status oleh Weber lebih ditekankan pada gaya hidup
atau pola konsumsi. Namun demikian status juga dipengaruhi oleh banyak faktor,
seperti ras, usia dan agama. Status bukanlah dinilai berdasarkan kekayaan, kuasa dan
kelas sosial tetapi ditentukan oleh gaya hidup. Kuasa pula merupakan bentuk
kepimpinan yang menyebabkan seseorang individu memaksa orang lain dalam
mencapai matlamat individu ataupun organisasi.
Kelas wujud dalam hubungan ekonomi, status wujud dalam hubungan sosial
dan parti wujud dalam hubungan politik. Kumpulan status dan kelas akan
menggunakan parti sebagai organisasi bagi merka yang akan memperjuangkan
objektif mereka.
Maka dari itu, bahwa aliran Weber menyatakan konflik dan perjuangan yang
berlaku dalam masyarakat bukanlah disebabkan faktor ekonomi semata-mata tetapi
juga karena sosial yang disebabkan untuk memperjuangkan hak masing-masing
individu supaya dipandang tingi oleh masyarakat manapun baik yang berkedudukan
tinggi maupun tidak.

You might also like