Professional Documents
Culture Documents
STEP 7
1. Bagaimana vaskularisasi pada konjungtiva?
Pada konjungtiva terdapat pembuluh darah :
a. Arteri konjungtiva posterior memperdarahi konjungtiva bulbi
Melebarnya pembuluh darah ini dapat terjadi akibat pengaruh mekanis, alergi,
mata kering (dry eyes), kurang tidur, iritasi akibat klorida, asap, dan benda asing,
ataupun infeksi pada jaringan konjungtiva.
Sifat :
Mudah digerakkan dasarnya
Pembuluh darah ini terutama didapatkan di daerah forniks pada radang
konjungtiva
Ukuran pembuluh darah makin besar ke bagian perifer, karena asalnya
dari bagian perifer atau arteri siliar anterior
Berwarna pembuluh darah yang merah segar.
b. Arteri siliar anterior
Melebarnya pembuluh darah perikornea atau injeksi siliar atau injeksi perikornea
terjadi akibat radang, tukak kornea, benda asing pada kornea, radang jaringan
uvea, glaucoma, endoftalmitis ataupun penoftalmitis.
Sifat :
Berwarna lebih ungu disbanding dengan pelebaran pembuluh darah
konjungtiva
Tidak ikut serta dengan pergerakan konjungtiva bila digerakkan, karena
menempel erat dengan jaringan perikornea
Ukuran sangat halus terletak di sekitar kornea
Pembuluh darah perikornea tidak menciut bila diberi epinefrin.
Bila terjadi pelebaran pembuluh darah diatas maka akan terjadi mata merah. Selain
daripada pelebaran pembuluh darah, mata merah dapat juga terjadi akibat pecahnya
salah satu dari kedua pembuluh darah diatas dan darah tertimbun dibawah jaringan
konjungtiva (hematoma subkonjungtiva).
SUMBER: Penuntun Ilmu Penyakit Mata, Prof. dr. H. Sidarta IIyas, SpM, FKUI
Penutupan kelopak mata yang lama akan membuat suhu sama dengan suhu badan. Pada kelopak mata
yang terbuka biasanya suhunya lebih rendah dibandingkan suhu badan akibat penguapan air mata. Suhu
mata yang sama dengan suhu badan akan mengakibatkan berkembang biaknya kuman dengan baik. Suhu
badan merupakan inkubator yang optimal untuk kuman sehingga kuman akan memberikan peradangan
yang lebih berat pada konjungtiva, sehingga sekret akan bertambah diwaktu bangun pagi.
Sumber : Sidarta Ilyas, Prof. Dr.H. 2010. Ilmu Penyakit Mata. FKUI
Benda asing masuk tubuh akan membentuk suatu mekanisme pertahanan tubuh
melalui reaksi inflamasi atau peradangan, yang pertama kali terjadi adalah adanya kalor
(panas) karena vasodilatasi pembuluh darah, tapi hal ini sangat jarang terjadi pada mata
karena organ nya kecil dan pembuluh darahnya tidak banyak dan kecil-kecil, kemudian
akan timbul rubor (kemerahan) karena vasodilatasi pembuluh darah dan meningkatnya
aliran darah pada daerah yang terkena, kemudian terjadi tumor (pembengkakan)
karena adanya peningkatan masa jaringan akibat edema dan transudasi jaringan, lalu
timbul dolor (rasa nyeri) karena akibat rangsangan pada serabut saraf sensoris dan
akhirnya dapat menyebabkan fungsiolesa (fungsi organ yang terkena menjadi
terganggu).
SUMBER: (OFTALMOLOGI UMUM, Daniel G. Vaughan dkk)
3. Kenapa mata kanannya keluar discharge warna kuning dan apa interpretasinya?
Keluhan mata belekan atau kotor yang sering dinyatakan oleh penderita kadang
kadang mempunyai arti tertentu untuk menegakkan diagnosis konjungtivitis.
Sekret hanyak dapat dikeluarkan oleh epitel yang mempunyai sel lendir atau
pada sel Goblet konjungtiva. Bila terdapat keluhan sekret yang berlebihan oleh
penderita hal ini menunjukkan terjadi kelainan pada konjungtiva. Biasanya kelainan ini
berupa radang konjungtiva atau konjungtivitis.
Jumlah sekret konjungtiva akan lebih banyak sewaktu bangun pagi. Penutupan
kelopak mata yang lama akan membuat suhu sama dengan suhu badan. Pda kelopak
mata yang terbuka suhu mata biasanya lebih rendah dibanding suhu badan akibat
penguapan air mata.
Suhu mata yang sama dengan suhu badan akan mengakibatkan berkembang
biaknya kuman dengan baik. Suhu badan merupakan inkubator yang optimal untuk
kuman sehingga kuman akan memberikan peradangan yang lebih berat pada
konjungtiva, sehingga sekret akan bertambah di waktu bangun pagi.
Mekanisme peradangan :
Peradangan merupakan mekanisme pertahanan tubuh, suatu reaksi yang dinamik,
melibatkan stimulus radang dan host ( pejamu ) yang secara klasik digambarkan dengan
danya lima gejala utama : kemerahan akibat vasodilatasi dan meningkatnya volume
serta aliran darah pada daerah lesi, pembengkakan karena adanya peningkatan masa
jaringan akibat edama serta transudasi jaringan, migrasi sel radang, nyeri akibat
rangsangan pada serabut saraf dan fungsiolesa. Yang terjadi pada peradangan
konjungtiva adalah vasodilatasi, permeabilitas meningkat serta eksudasi sel-sel leukosit
yang memberikan gambaran klinis secret dan merupakan tanda khas dari konjungtivitis.
Sifat secret :
a. Air kemungkinan disebabkan infeksi virus atau alergi
Macam-macam sekret:
serous, (cair bening)
Encer seperti air dengan penyebabnya virus. Setelah dua/ tiga hari dapat menjadi
mukopurulen, karena super infeksi dari kuman komensal, (daya tahan menurun
sehingga kuman komensal tumbuh tak terkendali)
mucous, (kental bening elastis)
kental, bening, elastis (bila ditarik dengan ujung kapas). Penyebabnya biasanya karena
proses khronis/alergi . Fibrin-fibrin dalam keadaan utuh.
Klinis : bila ditutul kapas akan mulur (elastis) Sebab zat mucous terdiri dari fibrin
Membran sukar dilepas dan bila dipaksa akan berdarah karena ada ulkus
dibawahnya.
Seolah-olah seperti melekat pada conjunctiva tetapi mudah diambil dan tak
mengakibatkan perdarahan. Penyebabnya antara lain streptococcus haemoliticus
Sekret berdarah. Terdapat pada konjungtivitis karena virus yang sangat virulent. Sering
disertai sekret purulent setelah dua/ tiga hari, karena ada super infeksi dari bakteri
komensal.
Serous Virus
mukous Alergi
kental, bening, elastis (bila ditarik
dengan ujung kapas)
- Limfosit – monosit—sel berisi nukleus sedikit plasma, maka infeksi mungkin disebabkan
virus
- Leukosit, polimorfonuklrear oleh bakteri
- Eosinofil, nasofil, oleh alergi
- Sel epitel dengan badan inklusi basofil sitoplasma oleh klamidia
- Sel raksasa multinuklear oleh sel herpes
- Sel Leber—makrofag raksasa oleh trakoma
- Keratinisasi dengan filamen oleh pemfigus atau dry eye
- Badan Guarneri eosinofilik oleh vaksinia
Sekret serous
Encer seperti air dengan penyebabnya virus. Setelah dua/ tiga hari dapat menjadi mukopurulen,
karena super infeksi dari kuman komensal, (daya tahan menurun sehingga kuman komensal
tumbuh tak terkendali)
Sekret mucous
kental, bening, elastis (bila ditarik dengan ujung kapas), penyebabnya biasanya karena proses
khronis/alergi. Fibrin-fibrin dalam keadaan utuh.
Klinis : bila ditutul kapas akan mulur (elastis) Sebab zat mucous terdiri dari fibrin
Secret purulen
Makin ganas kumannya makin purulen (nanah) mis :Gonococcen. Banyak sel yang mati, terutama
leucocyt, dan jaringan nekrose. Kuman-kumannya type ganas, fibrin sudah hancur.
Bila ditutul kapas, ia akan terhisap, sifatnya seperti air,berwarna kuning
Campuran :mucopurulen, kental berwarna kuning, elastis. Penyebabnya: biasanya kuman coccen
yang lain.
Sekret Pseudo-membranacea
Seolah-olah seperti melekat pada conjunctiva tetapi mudah diambil dan tak mengakibatkan
perdarahan. Penyebabnya antara lain streptococcus haemoliticus
Sekret Membranous :
Terbentuk sekret, sel - sel lepas dan terbentuk jaringan nekrotik, terjadi defek konjungtiva.
Membran sukar dilepas dan bila dipaksa akan berdarah karena ada ulkus dibawahnya. Bila dilepas
/dikupas akan berdarah
Misal : pada conjunctivitis diphtherica
Sekret Sanguis
Sekret berdarah, terdapat pada konjungtivitis karena virus yang sangat virulent.
Sering disertai sekret purulent setelah dua/ tiga hari, karena ada super infeksi dari bakteri
komensal.
Air : infeksi virus atau alergi
Purulen : bakteri atau chlamydia
Hiperpurulen : gonokokus atau meningokokus
Lengket : alergi atau vernal
Serous : adenovirus
SUMBER: Ilmu penyakit mata Prof. dr. Sidharta Ilyas, Sp.M FKUI
4.Mengapa pada skenario di temukan papil injeksi konjungtiva dan fibro vaskuler fiber?
PAPIL
Hipertrofi papilar
- Reaksi konjungtiva non spesitik yang terjadi karena konjungtiva terikat pada tarsus atau
limbus di bawahnya serabut2 halus.
- Ketika berkas pembuluh yang membentuk substansia papilla ( bersama unsure eksudat)
mencapai membrane basal epitel pembuluh ini bercabag di atas papilla mirip jeruji
paying. eksudat radang mengumpul diantara serabut2 membentuk tonjolan 2
konjungtiva
Pada infiltrate berat konjungtiva dihasilkan papil raksasa disebut cobble stone (
pertumbuhan papil yang besar) karena tampilannya yang rapat, papil raksasa beratap rata,
pilogonal dan berwarna putih susu kemerahan
Conjunctiva Injection
Panoftalmitis
Sekret + - -
ch
e
m
os
is
Konjungtiva sangat menyarankan konjungtivitis alergi akut tetapi juga dapat terjadi di
gonokokal akut atau konjungtivitis meningokokus. Chemosis dari konjungtiva bulbar terlihat
pada pasien dengan cacingan. Kadang-kadang chemosis mungkin muncul sebelum ada infiltrasi
seluler kotor atau eksudasi.
Pterigium
Pseudopterigium
Merupakan perlekatan konjungtiva dengan kornea yang cacat. Terletak pada daerah
konjungtiva yang terdekat dengan proses kornea sebelumnya.
Sering terjadi pada proses penyembuhan tukak kornea, sehingga konjungtiva menutupi kornea.
Pada pseudopterigium selamanya terdapat anamnesis adanya kelainan kornea sebelumnya,
seperti tukak kornea.
Pinguekula
Adalah nodul kuning pada kedua sisi kornea ( lebih sering pada sisi nasal ) di daerah aperture
palpebra.
Benjolan pada konjungtiva bulbi yang ditemukan pada orang tua, terutama yang matanya sering
mendapat rangsangan sinar matahari, debu dan angin panas. Merupakan degenerasi hialin
jaringan submukosa konjungtiva. Pembuluh darah tidak masuk ke dalam pinguekula akan tetapi
bila meradang atau terjadi iritasi, maka sekitar bercak degenerasi ini akan terlihat pembuluh
darah yang melebar
Nodul terdiri atas jaringan elastis hialin dan kuning. Jarang bertumbuh besar, namun sering
meradang.
Pengobatan pada pingueculitis tertentu diberi steroid lemah topical seperti prednisolone 0,12
% atau medikasi antiradang non-steroid topical dapat diberikan.
Pinguekula tidak perlu diberikan pengobatan, akan tetapi bila terlihat adanya tanda peradangan
(penguekulitis), dapat diberikan obat-obat anti radang.
akan tetapi bila terlihat adanya tanda peradangan (pingukulitis), dapat diberikan obat-obat
antiradang, seperti :
Pinguekula yang terkena iritasi atau meradang, sehingga pada sekitar bercak generasi ini akan
terlihat pembuluh darah yang melebar.
Hematoma subkonjungtiva
Dapat terjadi pada keadaan dimana pembuluh darah rapuh (umur, hipertensi, arteriosklerosis,
konjungtivitis hemoragik, anemia, pemakaian antikoagulan dan batuk rejan)
Dapat juga terjadi akibat trauma langsung atau tidak langsung yaitu kadang-kadang menutupi
perforasi jaringan bola mata yang terjadi
Biasanya tidak perlu pengobatan karena akan disrap dengan spontan dalam waktu 1-3 minggu.
Episkleritis
Merupakan reaksi radang jaringan ikat vascular yang terletak antara konjungtiva dan permukaan
sclera.
Keluhan pasien berupa: mata terasa kering, dengan rasa sakit yang ringan, mengganjal dengan
konjungtiva yang kemotik.
Bentuk radang nya mempunyai gambaran khusus yaitu berupa benjolan setempat dengan batas
tegas dan earna merah ungu dibawah konjungtiva. Bila benjolan ini ditekan dengan kapas atau
ditekan pada kelopak di atas benjolan, akan memberikan rasa sakit, rasa sakit akan menjalar ke
sekitar mata.
Pengobatan:
1. Bila mata terlihat merah satu sector yang disebabkan
melebarnya pembuluh darah di bawah konjungtiva, pembuluh
darah ini bias mengecil bila diberi fenil efrin 2,5 % topical.
2. Pada keadaan yang berat diberi kortikosteroid tetes mata,
sistemik atau salisilat.
Episkleritis dapat sembuh sempurna atau bersifat residif yang dapat
menyerang tempat yang sama ataupun berbeda-beda dengan lama
sakit umumnya berlangsung 4-5 minggu.
Skleritis
Gangguan granulomatosa kronik yang ditandai oleh destruksi kolagen, sebukan sel dan kelainan
vascular yang mengisyaratkan adanya vaskulitis.
Skleritis biasanya disebabkan kelainan atau penyakit sistemik. Lebih sering disebabkan
penyakit jaringan ikat, pasca herpes, sifilis dan gout. Kadang-kadangdisebabkan tuberculosis,
bakteri (pseudomonas), sakoidosis, hipertensi, benda asing dan pasca bedah.
Terdapat perasaan sakit yang berat yang dapat menyebar ke dahi, alis dan dagu yang kadang-
kadang membangunkan sewaktu tidur akibat sakitnya yang sering
kambuh. Mata merah berair, fotofobia dengan penglihatan
menurun.
Skleritis tidak mengeluarkan kotoran, terlihat benjolan
berwarna sedikitlebih biri jingga. Kadang-kadang mengenai
seluruh lingkaran kornea, sehingga terlihat sebagai skleritis
anular.
Pengobatannya : antiinflamasi steroid ataupun non steroid atau
obat imunosupresif lainnya.
KONJUNGTIVITIS
Definisi : Adalah radang pada konjungtiva dengan kausa : infeksi, alergi atau trauma
Etiologi :
a. Infeksi
Bakteri ( stafilokokus, streptokokus, pneumokokus, neisseria GO
Virus ( adenovirus, herpes simplek, varicela-zoster)
Fungi ( kandida)
Parasit ( ascaris lumrokaides)
b. Imunologi/ alergi
Reaksi imonologik cepat (konjungtiva vernal, konjungtiva atopik, konjungtiva giant
papil)
Reaksi imonologik lambat ( phligtenulosis)
Penyakit autoimun (kerato konjungtiva sicca)
c. Iritatif/ kimiawi
Iatrogenik (miotiko, obat- obat topikal, larutan lensa kontak)
Berhubungan dengan asap ( asap, asam, sinar UV)
d. Tidak diketahui
Konjungtivitis folikuler menahun
Konjungtivitis limbik superior
Gejala-gejala :
Terdapat tanda-tanda radang umum yaitu dolor, tumor, rubor dan calor.
– Calor panas , karena daerahnya kecil tak terukur
– Rubor merah berupa conjunctival injeksi
– Dolor berupa ngganjel,gatal, perih
– Tumor sebagai proses eksudasi dan infiltrasi berupa
• Sekret
• Bangunan patologis
Gejala subjektif (keluhan) :
– Merah
– Ngeres/ngganjel karena di kornea
– Keluar kotoran
– Dempet waktu pagi hari (karena kotoran yang kering waktu tidur)
Gejala objektif (pemeriksaan) :
– Conjunctival injection
– Sekret (+) (akibat proses eksudasi)
– Ada bangunan patologis pada conjunctiva palpebra (akibat rposes infiltrasi)
Tanda:
Hyperemia
Kemerahan paling nyata pada forniks dan mengurang kea rah limbus, disebabkan
dilatasi pembuluh-pembuluh konjungtiva posterior.
Lakrimasi
Sekresi air matadiakibatkan oleh adanya sensasi benda asing, sensasi terbakar atau
gatal.
Eksudasi
Adanya secret yang keluar saat bangun tidur dan bila berlebihan palpebra saling
melengket.
Pseudoptosis
Turunnya palpebra superior karena infiltrasi ke muskulus muller.
Hipertrofi papilla
Reaksi konjungtiva non-spesifik yang terjadi karena konjungtiva terikat pada tarsus
atau limbus dibawahnya oleh serabut-serabut halus.
Kemosis
Udema konjungtiva karena transudasi cairan dari pembuluh darah kapiler konjungtiva.
Folikel
Terdiri atas hyperplasia limfoid local di dalam lapis limfoid konjungtiva dan biasanya
mengandung sebuah pusat germinal.
Pseudomembran adalah pengentalan (koagulum) di atas permukaan epitel, bila
diangkat epitel tetap utuh.
Membrane adalah pengentalan yang meliputi seluruh epitel dan jika diangkat akan
meninggalkan permukaan yang kasar dan berdarah.
Limfadenopati preaurikuler
Sebuah nodus preaurikuler, ada yang besa, ada yang kecil dan kadang nyeri,kadang
tidak.
Patofisiologi
Saat ada benda asing masuk (etiologi dari konjungtivitis),tubuh akan membentuk suatu
mekanisme pertahanan tubuh yaitu melalui reaksi inflamasi atau peradangan, yang pertama kali
terjadi adalah adanya kalor (panas) karena vasodilatasi pembuluh darah, tapi hal ini sangat jarang
terjadi pada mata karena organ nya kecil dan pembuluh darahnya tidak banyak dan kecil-kecil,
kemudian akan timbul rubor (kemerahan) karena vasodilatasi pembuluh darah dan meningkatnya
aliran darah pada daerah yang terkena, kemudian terjadi tumor (pembengkakan) karena adanya
peningkatan masa jaringan akibat edema dan transudasi jaringan, lalu timbul dolor (rasa nyeri)
karena akibat rangsangan pada serabut saraf sensoris dan akhirnya dapat menyebabkan fungsiolesa
(fungsi organ yang terkena menjadi terganggu) .
Yang menjadi ciri khas pada konjungtivitis adalah adanya vasodilatasi pembuluh darah dan eksudasi
sel-sel leukosit yang memberikan gambaran klinis secret.
1. KONJUNGTIVITIS BACTERIAL
Tanda dan gejala : kemerahan bilateral, eksudat purulen dengan palpebra saling
melengket saat bangun tidur dan kadang-kadang edema palpebra.
Secret dibersihkan dengan kapas yang dibasahi air bersih (direbus atau
dengan garam fisiologis ) setiap ¼ jam. Kemudian diberi salep penisilin
setiap ¼ jam. Penisilin tetes mata dapat diberikan dalam bentuk larutan
penisilin G 10.000-20.000 unit/ml setiap 1 menit sampai 30 menit. Kemudian
salep diberikan setiap 5 menit sampai 30 menit , disusul pemberian salep
penisilin setiap 1 jam selama 3hari.
2. KONJUNGTIVITIS KATARHALIS
• Gejala-gejala :
Causa :
Therapi : drug of choice untuk coccen ialah penicilin dan sulfa preparat.
2. KONJUNGTIVITIS PURULENTA
• Secreetnya purulent.
Neiseria Gonorhoeca :
o Inoculasi melalui hubungan sex
o Contaminasi:
Conjunctivitis gonorrhoica
Bisa cepat menjalar ke cornea. Biasanya dimulai pada cornea bagian atas, hal
ini disebabkan karena fornix disebelah atas lebih longgar sehingga pus lebih
banyak terkumpul dibagian atas dan toxin dari kuman akan merusak cornea
mulai dari lapisan epitel. (akibat toxin proteolytic merusak dinding sel)
Cepat terjadi ulcus yang dapat perforasi (tanda perforasi : iris prolaps, c.o.a
dangkal, Tek. bola mata turun), bila sembuh akan menyebabkan lekoma
adherent.
Bila tak diobati dengan baik, kuman masuk kedalam sehingga terjadi
endophthalmitis (bila sembuh sendiri menjadi phtisis bulbi)
Gonorrhoe : < 5 hari. Kalau > 5 hari, mungkin bukan GO. Bila tak
tahu sebabnya, obati saja untuk GO.
o Bayi yang baru lahir, diberi prophylactis dengan ditetesi nitras argenti 1-2%
(metode Crede). Sekarang banyak dipakai solutio protargol 5-10%, atau
chloramphenicol tetes mata.
o Pada GO, biasanya bapak/ibu juga menderita urethritis GO. Karena itu jangan
lupa periksa dan obati orang tuanya.
Terapi untuk GO :
o Drug of choice = Penicillin 10.000 Iu/cc ditetes tiap jam. Diencerkan dari
PPA 3 juta/botol (vial)
3. KONJUNGTIVITIS INKLUSI
• Causa :
o Kuman:
- Chlamydia trachomatosa
• Pada bayi tak dapat menjadi chronis sebab jar limphoid belum terbentuk
sempurna, shg tak dapat terjadi blepharitis, jadi harus diobati/tidak akan
sembuh sendiri. .
4. KONJUNGTIVITIS MEMBRANOSA
• Dibedakan 3 hal :
Conjunctivitis diphtherica
o Mungkin ada hubungannya dengan diphtheri nasal/nasopharynx.
o Mulai seperti conjunctivitis catarrhalis 2-3 hari kemudian mulai terlihat
membran terutama pada conjunctiva palpebrae. Pada conjunctiva bulbi : tak
ada. Cornea : jarang.
o Diagnosa : mikroskopis.
- Exogen : gambaran seperti diphtheri tetapi lebih hebat. Sering cornea ikut
terkena.
- Endogen:jalan penyakit lebih chronis sehingga stadium inflamasi kurang
dibandingkan dengan yang exogen.
o Therapi : Antibiotica dan sulfa preparat.
5. KONJUNGTIVITIS FOLIKULARIS
Terdiri atas :
• Kerato-conjunctivitis epidemica.
Mikroskopis :
- Praeauriculair.
- Subauriculair.
- Submentalis.
- Parotis.
Causa : virus
• Predisposisi:
Komplikasi :
Syarat : Harus ada jaringan lymphoid. Bayi kurang dari 3 bulan belum ada
jaringan ini. Pada anak-anak kecil sering membesar sebagai bagian dari
pembesaran jaringan lymphoid yang umum. Misal : pada tonsilitis chronica.
6. KONJUNGTIVITIS FLIKTEN
Dibagi menjadi :
a. Conjunctivitis Phlyctaenularis
Gambaran Klassik:
Bentuk leher seperti babi (tak ada lekukan karena pembesaran kelenjar
lymphe leher)
Lokalisasi phlyctaen :
7. KONJUNGTIVITIS VERNALIS
o Ada 2 type :
8. KONJUNGTIVITIS TRAKHOMATOSA
Penularan :
o Stadium I
Peradangan conjunctiva yang sukar dibedakan dengan conjunctivitis yang
lain. Kemudian timbul bangunan patologis benjolan kecil conjunctiva
tarsalis, puncak mendatar (granula).
o Stadium II
o Stadium III
Cicatrix yang telah lama dan tebal akan mengalami retraksi sehingga
fornix conjunctiva mendangkal ,bulu mata tertarik mengarah kedalam
timbul enteropion dan trichiasis.
o Stadium IV
Disebut metatrachoom.
Karena rangsang kronis dari bulu mata maka akan timbul pannus yg kasar
(disebut pannus crassus). Selain itu retraksi akan menyebabkan jalan air
mata dari kelenjar lakrima didaerah forniks superior tersumbat.
Walau produksi air mata tetap tetapi bola mata menjadi kering. Lama-
lama akan terjadi keratinisasi dan desquamasi (xerosis). Debu dan
kotoran lain akan terkumpul sehingga menghancurkan permukaan depan
bola mata, terjadi keratomalacie dan kebutaan.
Karena rangsang kronis dari bulu mata maka akan timbul pannus yg kasar
(disebut pannus crassus).
Therapi :
- Meningkatkan kebersihan.
- Memperbaiki gizi.
- Obat-obatan : Preparat sulfa atau Antibiotica broad spectrum
9. KONJUNGTIVITIS ALLERGI
• Causa :
axenfeld).
o Obat-obatan : pilocarpin, eserin, miotica anti-glaucoma
STEP 4
CONCEPT MAPPING
Mata merah
-ulkus kornea