You are on page 1of 91

Skripsi

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


KEPATUHAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PERAWATAN LUKA PASCA OPERASI
DI RSUD WATES YOGYAKARTA

Disusun Guna Memenuhi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana


Keperawatan di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Alma Ata Yogyakarta

Oleh :

Ditha Nugraha Nuryahuthama


150100695

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ALMA ATA YOGYAKARTA
2017
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi

GAMBARAN FAKTOR.FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


KEPATUHAN PERAWAT DATAM PELAKSANAAN
STANDAR PROSEI}TIR OPERASIONAL
PERAWATAN LUKA PASCA OPERASI
DI RSUD WATES YOGYAKARTA

!-:::):: :. :).: :.l.tr.l

Sigiukanioleli:l,
. . r:'l I ...|
-rrl
,i:r.r.r l ,.r:. ,: i

Telah disetujui pada tanggal : 13 .Iuni 2017

Pembimbing I
Dr. Sutjipto,*SiiM., M.K"s.',,
Tanggal...

Pembim bin$, ,.',1.r,',1.,,i ir;.,,',.,,,

fbrors.noai
Tanggal., . .. .'. . .t. . .'.,1: .:'. r,
;.tv{
::,:rii, ir,1'rrrrrr:;r,ri :,::,.,

, SKM., M.Kes"
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi

GAMBARAN FAKTOR.FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


KEPATUEAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN
STANDAR PROSEI}UR OPf, RASIONAL
PERAWATAN LUKA PASCA OPERASI
DI RSUD WATES YOGYAKARTA

Telah diseminarkan dan dipertahankan di depan Dewan penguji


Untuk mendapat gelar Sarjana Keperawatan

Tffi,,20 Juni 2otl


:,...D-isusun Oleh l,.,-,,
t',
,,,
Ditha Nugrana Nurp,huthama
,:.',,,.'',.,ffiOroffi ,.,,, :,.,.,,,.l,
SUSUNAN DEW'AN PINGUfi

Dr. Sutjipto, SKM., M.Kes.


Tanggal... .............', '
,
Anggota,
$bror Shodiq, S.Kep., Ns., M.Kep.
Tanggal. . ,:,. ..,-. t
, ,, ,,'
Anggota,
Mahfud, S.kep., Ns., MMR.
Tanggal...

Alma Ata

ilt
MOTTO

1. Aku tak dapat membuat keajaiban namun bersama dengan mu adalah


sebuah keajaiban (Ditha Nugraha N.)
2. Bolehkah aku menggangap keberadaan mu disini sebagai wujud dari rasa
cinta (Ditha Nugraha N.)
3. Watak adalah melakukan apa yang baik di saat orang lain tidak melihat
(J.C. Watts)
4. Seorang pecundang tak tahu apa yang akan dilakukan bila kalah, tetapi
sesumbar apa yang yang akan dilakukan bila menang, sedangkan
pemenang tidak berbicara apa yang akan dilakukan bila iya menang, tetapi
tahu apa yang akan dilakukan bila kalah (Eric Berne)
5. Jangan mencari kawan yang membuat anda nyaman, tetapi carilah kawan
yang memaksa anda terus berkembang (Thomas J. Watson)
6. Kunci menuju kebahagian adalah memiliki mimpi, kunci menuju
kesuksesan adalah membuat mimpi menjadi kenyataan (James Allen)
7. Permata tak akan bisa diasah tanpa gesekan. Begitu pula manusia, tak ada
yang sempurna tanpa cobaan (Confucius)

v
PERSEMBAHAN

Dengan segala rasa syukur yang tulus dan ikhlas kepada Allah SWT atas
terselesaikannya Skripsi ini maka dengan hati yang tulus dan ikhlas penulis
mempersembahkan karya ini kepada :
1. Ayah dan ibu yang telah memberi samudra cinta, doa dan dukungan tanpa
tepi.
2. Eyang saya yang telah memberi cinta, doa dan dukungan selama saya berada
di jogja, terimakasih
3. Adik-adik saya yang saya sayangi
4. Pujaan hati yang telah memberikan motivasi, dukungan dan doa, terimakasih.
5. Bapak Dr. Sutjipto, SKM., M.Kes dan Bapak Abror Shodiq, S.Kep., Ns.,
M.Kep. yang selalu sabar untuk membimbing sehingga saya dapat
menyelesaikan Skripsi ini dengan baik.
6. Bapak Mahfud, S.kep., Ns., MMR. Selaku Dewan Penguji Skripsi.
7. Teman-teman seperjuangan angkatan 2015 yang telah belajar bersama di
Universitas Alma Ata Yogyakarta.
8. Untuk almamater yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk
belajar menuntut ilmu dan membuat saya merasa menjadi insani yang berarti,
tanpa ada dirimu tidak ada arti ku telusuri hidup ini.

vi
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEPATUHAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PERAWATAN LUKA PASCA OPERASI
DI RSUD WATES YOGYAKARTA
Ditha Nugraha Nuryahuthama1, Sutjipto2, Abror Shodiq3
Email : dithanugrahanuryahuthama@gmail.com

INTISARI

Latar Belakang:
World Health Organization (2015) menyebutkan infeksi merupakan salah satu
penyebab angka kematian utama di dunia, salah satu infeksi tersebut adalah
infeksi nosokomial, Kepatuhan akan berpengaruh terhadap prilaku perawat dalam
melakukan tindakan pencegahan infeksi nosokomial
Tujuan: Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh dengan kepatuhan perawat
dalam pelaksanaan SPO perawatan luka pasca operasi.
Metode Penelitian: Penelitian kuantitatif dengan rencana penelitian deskriktif.
Lokasi penelitian berada diruang anggrek dan edelwis
Hasil Penelitian: Perawat diruang anggrek dan edelwis sebagian besar berumur
30 tahun (55%) yang sebagian besar juga berjenis kelamin perempuan (85%).
Perawat diruang tersebut juga berpendidikan D-III (76%) Perawat diruang bedah
sebagian besar memiliki pengetahuan yang sedang (79%), sikap dalam
melaksanakan standar prosedur oprasional baik (94%).
Kesimpulan :
Pertama, faktor internal perawat mempunyai pengetahuan dalam katagori sedang
tentang pelaksanaan SPO perawatan luka pasca operasi. Perawat mempunyai
sikap dalam katagori positif tentang pelaksanaan SPO perawatan luka pasca
operasi. Ke dua, faktor eksternal perawat mempunyai karakteristik organisasi
dalam katagori positif tentang pelaksanaan SPO perawatan luka pasca operasi.
Perawat mempunyai karakteristik kelompok dalam katagori positif tentang
pelaksanaan SPO perawatan luka pasca operasi. Perawat mempunyai karakteristik
pekerjaan dalam katagori positif tentang pelaksanaan SPO perawatan luka pasca
operasi. perawat mempunyai karakteristik lingkungan dalam katagori positif

Saran: Hasil penelitian ini dapat digunakan perawat untuk mempertahankan


kepatuhan dalam penerapan Standar Prosedur Oprasional Perawatan luka pasca
operasi dengan baik sebagai bentuk tindakan

Kata kunci: Kepatuhan Perawat, Standar Prosedur Oprasional, Nosokomial


1
Mahasiswa Universitas Alma Ata Yogyakarta
2
Dosen Universitas Alma Ata Yogyakarta
3
Dosen Universitas Alma Ata Yogyakara

vii
THE DESCRIPTION OF FACTORS INFLUENCING THE NURSES’
COMPLIANCE IN APPLYING THE STANDARD OPERATING
PROCEDURE OF WOUND CARE AFTER SURGERY
IN RSUD WATES YOGYAKARTA
Ditha Nugraha Nuryahuthama1, Sutjipto2, Abror Shodiq3
Email: dithanugrahanuryahuthama@gmail.com

ABSTRACT
Background:
World Health Organization (2015) mentions that infection is one of death main
causes in the world, one of those infections is nosocomial infection, it can cause
1,4 millions death each day in the world. The compliance will influence the
nurses’ behavior in applying the preventing treatment on nosocomial infection.
Objectives: To know the factors influencing the nurses’ compliance in applying
the Standard Operating Procedure (SOP) on wound care after surgery.
Methodology: The quantitative research using descriptive research plan. The
location of it was in Anggrek ward and Edelweis ward.
Results: The nurses in Anggrek ward and Edelweis ward are mostly 30 years old
(55%) and they are women (85%). The education of the nurses are Diploma III of
Nursing (76%), the nurses in the operating room mostly have medium knowledge
(79%), the behavior in applying the standard operating procedure is good (94%).

Conclusion:
Firstly, the internal factor of the nurses is having medium category knowledge
about the applying of SOP on wound care after surgery. The nurses’ behavior is in
a positive category in applying the SOP on wound care after surgery. Secondly,
the external factor of the nurses is having organizational characteristic and it is in
positive category in applying the SOP on wound care after surgery. The nurses
also have positive category of grouping characteristic in applying the SOP on
wound care after surgery. Furthermore, the nurses have positive category of job
characteristic about the applying of SOP on wound care after surgery. Last but not
least, the nurses also have positive category of environmental characteristic.
Suggestion: The result of the research hopefully can be used to maintain the
compliance in applying the Standard Operating Procedure on wound care after
surgery well.
Key Words: The Nurses’ Compliance, Standard Operating Procedure,
Nosocomial
1
Student of Universitas Alma Ata Yogyakarta
2
Lecturer of Universitas Alma Ata Yogyakarta
3
Lecturer of Universitas Alma Ata Yogyakarta

viii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu 'alaikum Wr. Wb

Alhamdulilah, Segala puji dan syukur kita panjatkan Kehadiran Allah


SWT yang senantiasa memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Gambaran faktor-faktor
yang mempengaruhi kepatuhan perawat dalam pelaksanaan standar prosedur
operasional perawatan luka pasca operasi di RSUD Wates yogyakarta”.
Dalam Penyusunan skripsi ini disusun guna memenuhi sebagian syarat
memperoleh gelar Sarjana Keperawatan Universitas Alma Ata Yogyakarta.
bimbingan, bantuan dan motivasi banyak penulis dapatkan dalam proses
penyusunan skripsi ini, untuk itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. H. Hamam Hadi, MS., Sc.D., Sp.GK. selaku rektor ketua
Universitas Alma Ata Yogyakarta.
2. Dr Sri Werdati, SKM., M.Kes. selaku ketua Program studi profesi ilmu
keperawatan Universitas Alma Ata Yogyakarta.
3. Dr. Sutjipto, SKM., M.Kes. selaku dosen pembimbing I dalam Penyusunan
Skripsi.
4. Abror Shodiq, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku dosen pembimbing II dalam
Penyusunan Skripsi
5. Mahfud, S.kep., Ns., MMR. Selaku dewan penguji skripsi.
6. Seluruh dosen beserta staf karyawan Universitas Alma Ata Yogyakarta.
7. Seluruh perawat beserta staf karyawan RSUD Wates Yogyakarta.
8. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi yang telah penulis buat
masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran dari
berbagai pihak yang bersifat membangun sangat penulis terima demi
kesempurnaan ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu keperawatan, khususnya lingkup ilmu keperawatan medikal
bedah.

Wa 'alaikum salam Wr. Wb

Yogyakarta, 20 Mei 2017


Peneliti

Ditha Nugraha Nuryahuthama

ix
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ALMA ATA YOGYAKARTA

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini saya,mahasiswa Program Studi S1 Ilmu


Keperawatan Universitas Alma Ata Yogyakarta, menyatakan SKRIPSI dengan judul :

“GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN


PERAWAT DALAM PELAKSANAAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PERAWATAN LUKA PASCA OPERASI”

Dan diajukan pada hari dan tanggal : hari : selasa tanggal : 20 Juni 2017 adalah hasil
karya saya.

Dengan ini saya menyatakan degan sesungguhnya bahwa didalam skripsi ini : (1) tidak
terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara
menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukan
gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang saya akui seolah-olah
sebagai tulisan saya sendiri; (2) tidak terdapat bagian atau keseluryhan tulisan yang saya
Salin, tiru atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan
kepada penulis aslinya; (3) tidak terdapat proses rekayasa data dan atau melakukan
perubahan data penelitian orang lain yang saya akui seolah-olah sebagian data hasil
penelitian saya sendiri.

Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja ataupun tidak, dengan ini saya
menyatakan menarik SKRIPSI yang saya ajuan sebagai tulisan saya sendiri. Bila
kemudian hari ternyata terbukti bahwa saya melakukan tindakan menyalin, meniru
tulisan orang lain, melakukan rekayasa data atau melakukan perubahan data penelitian
orag lain seolah-olah sebagai pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah
diberikan oleh program studi S1 Ilmu Keperawatan, Universitas Alma Ata Yogyakarta
dinyatakan BATAL.

Yogyakarta, 20 Juni 2017 yang memberi pernyataan :

(Ditha Nugraha Nuryahuthama)

x
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman judul ........................................................................................... i
Lembar persetujuan ................................................................................. ii
Lembar pengesahan .................................................................................. iii
Naskah Publikasi ....................................................................................... iv
Motto .......................................................................................................... v
Persembahan ............................................................................................. vi
Intisari ........................................................................................................ vii
Abstrac ....................................................................................................... viii
Kata pengantar .......................................................................................... ix
Pernyataan Orsinalitas Penelitian ........................................................... x
Daftar isi..................................................................................................... xi
Daftar Tabel............................................................................................... xii
Daftar Gambar .......................................................................................... xiv
Daftar Lampiran ....................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1


A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5
1. Tujuan Umum ...................................................................... 5
2. Tujuan Khusus ..................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 6
E. Keaslian Penelitian .................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 8


A. Telaah Pustaka .......................................................................... 8
1. Kepatuhan ............................................................................ 8
2. Keperawatan ........................................................................ 11
3. Standar Prosedur Oprasional ............................................... 11
4. Pencegahan Infeksi Nosokomial ......................................... 17
B. Kerangka Teori.......................................................................... 18
C. Kerangka Konsep ...................................................................... 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 20


A. Jenis dan Rencana Penelitian .................................................... 20
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 20
C. Populasi dan Sempel Penelitian ................................................ 20
1. Populasi ............................................................................... 20
2. Sampel ................................................................................. 21
D. Variabel Penelitian .................................................................... 22
E. Definisi Oprasional ................................................................... 23
F. Instrumen Penelitian.................................................................. 26
G. Uji Validitas dan Realibilitas ................................................. 27

xi
1. Validitas ............................................................................... 27
2. Realibilitas ........................................................................... 28
H. Teknik Pengumpulan data ..................................................... 29
I. Pengolahan Data dan Analisis Data ...................................... 30
1. Pengolahan data ................................................................... 30
2. Analisa Data ........................................................................ 32
J. Etika Penelitian ....................................................................... 40
K. Jalannya Penelitian ................................................................. 42
1. Tahap persiapan ................................................................... 42
2. Tahap Pelaksanaan .............................................................. 42
3. Tahap Akhir ......................................................................... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN......................... 44


A. Hasil Penelitian ...................................................................... 44
B. Pembahasan ........................................................................... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 58


A. Kesimpulan ............................................................................ 58
B. Saran ...................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 61
LAMPIRAN ............................................................................................... 63

xii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian...................................................................... 7


Tabel 2.1 Perawatan Luka Menurut Riyadi Tahun 2012 ............................ 13
Tabel 2.2 Prosedur Tetap Perawatan Luka Pasca Operasi RSUD Wates
Yogyakarta Tahun 2009 ............................................................. 15
Tabel 3.1 Definisi Oprasional ..................................................................... 23
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ..................................................... 27
Tabel 3.3 Cuplikan Instrumen Untuk Mengukur Faktor Yang Berhubungan
Dengan Pengetahuan .................................................................. 33
Tabel 3.4 Cuplikan Instrumen Untuk Mengukur Faktor Yang Berhubungan
Dengan Sikap .............................................................................. 35
Tabel 3.5 Cuplikan Instrumen Untuk Mengukur Faktor Yang Berhubungan
Dengan Motivasi ........................................................................ 36
Tabel 3.6 Cuplikan Instrumen Untuk Mengukur Faktor Yang Berhubungan
Dengan Organisasi ...................................................................... 36
Tabel 3.7 Cuplikan Instrumen Untuk Mengukur Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kelompok ...................................................................... 37
Tabel 3.8 Cuplikan Instrumen Untuk Mengukur Faktor Yang Berhubungan
Dengan Pekerjaan ....................................................................... 37
Tabel 3.9 Cuplikan Instrumen Untuk Mengukur Faktor Yang Berhubungan
Dengan Lingkungan ................................................................... 38
Tabel3.10 Cuplikan Instrumen Untuk Mengukur Kepatuhan Perawat Dalam
Pelaksanaan Standar Prosedur Oprasional Perawatan Luka Pasca Oprasi
Sesuai Dengan Prosedur Tetap RSUD Wates ............................ 38
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Perawat Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin,
Pendidikan, Lama Kerja, Status Kepegawaian, Status Pernikaha, Pernah
Mengikuti Pelatihan Infeksi Nosokomial Diruang Bedah RSUD Wates
Yogyakarta.................................................................................. 45
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Perawat Bulan Mei 2017 ...... 48
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Sikap Perawat Bulan Mei 2017 ................. 48
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Motivasi Perawat Bulan Mei 2017 ............ 49
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Organisasi Bulan Mei 2017 . 49
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Karakteristik Kelompok Bulan Mei 2017 . 50
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Karakteristik Pekerjaan Bulan Mei 2017 .. 51
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Karakteristik Lingkungan Bulan mei 2017 51
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Kepatuhan Perawat Dalam Melaksanakan Stadar
Prosedur Oprasional Perawatan Lika Pasca Bedah .................... 52

xiii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Teori ........................................................................ 18


Gambar 2.2 Kerangka Konsep .................................................................... 19

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Permohonan Untuk Menjadi Responden


Lampiran 2. Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 3. Lembar Penjelasan Kepada Calon Responden
Lampiran 4. Instrument Penelitian
Lampiran 5. Prosedur Tetap RSUD Wates Yogyakarta Tahun 2009
Lampiran 6. Hasil Uji Validitas Penelitian Olah Data SPSS
Lampiran 7. Hasil Penelitian Olah Data SPSS
Lampiran 8. Time Schadule Penyusunan Skripsi
Lampiran 9. Permohonan Uji Validitas
Lampiran 10. Permohonan Ijin Penelitian
Lampiran 11. Surat Pengantar Layak Etik
Lampiran 12. Persetujuan Layak Etik
Lampiran 13. Lembar Bimbingan Skripsi
Lampiran 14. Lembar Keikutsertaan Seminar
Lampiran 15. Curriculum Vitae
Lampiran 16. Lain-lain

xv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

World Health Organization (2015) menyebutkan infeksi merupakan

salah satu penyebab angka kematian utama di dunia, salah satu infeksi

tersebut adalah infeksi nosokomial, infeksi ini menyebabkan kematian 1,4

juta setiap harinya di dunia (19).

Berdasarkan Undang-undang kesehatan No. 44 Tahun 2009 Pasal 43

bahwa pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin

dalam undang-undang dasar negara Republik Indonesia tahun 1945 yang

harus diwujudkan dengan upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat

setinggi-tingginya (1).

Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia NOMER

1691/MENKES/PER/VII/2011 menyebutkan pada pasal 1 bahwa

keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit

membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen resiko,

identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien,

pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak

lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko

dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat

melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang

seharusnya diambil (14).

Kualitas Pelayanan rumah sakit sangat di pengaruhi oleh beberapa

faktor, satu di antaranya adalah sumber daya manusia. Pelayanan yang

1
2

berkualitas dirumah sakit dapat dilihat dari terkendalinya infeksi

nosokomial. Bentuk pelayanan pencegahan infeksi tersebut ialah perilaku

dari sumber daya manusia keperawatan dimana pelayanan keperawatan

diberikan kepada pasien secara komprehensif dan berkesinambungan serta

memandang pasien dari berbagai aspek bio-psiko-sosio-spiritual dan

diutamakan sesuai dengan kebutuhan pasien (12).

Penerapan standar prosedur operasional dalam suatu organisasi

tentunya didasari untuk berbagai kepentingan baik dari sisi menajemen

dan juga pelaksanaan pada organisasi tersebut. Penerapan Standar

prosedur operasional terkadang tidak berjalan mulus seperti yang

diharapkan (9).

Standar prosedur operasional sangatlah penting karena didalamnya

semua konsep dan teknik yang penting serta persyaratan yang dibutuhkan,

yang ada dalam setiap kegiatan yang dituangkan kedalam suatu bentuk

yang langsung dapat digunakan oleh karyawan dalam pelaksanaan

kegiatan sehari-hari. Standar prosedur operasional biasanya menyertakan

langkah kegiatan yang harus dijalankan oleh semua karyawan dengan cara

yang sama (23).

Standar prosedur operasional disusun bertujuan memberikan

kemudahan dan menyamakan persepsi semua orang yang berkepentingan

sehingga dapat dilihat, dipahami dan dimengerti, standar prosedur

operasional juga digunakan sebagai indikator penilaian kinerja sebuah

organisasi maupun elemen-elemen didalam organisasi tersebut (24).


3

Penyebab infeksi di rumah sakit diperkirakan karena masih

banyaknya perawat yang mengabaikan standar prosedur operasional

khususnya dalam perawatan luka. Hal ini disebabkan oleh rendahnya

ketidakpatuhan perawat dalam melaksanakan standar prosedur operasional

ditunjukan dengan belum melaksanakan standar operasional prosedur

dengan benar. Ketidakpatuhan perawat tersebut akan mengakibatkan

terjadinya infeksi nosokomial (16).

Kepatuhan akan berpengaruh terhadap prilaku perawat dalam

melakukan tindakan pencegahan infeksi nosokomial, hal ini sesuai dengan

teori Notoatmodjo yaitu perilaku merupakan masalah terbesar kedua

setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu,

kelompok atau masyarakat (22).

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 06 Mei

2017 di RSUD Wates yang didapat dari petugas Pencegahan dan

pengendalian infeksi selama 6 bulan terakhir atau Selama bulan Oktober-

Desember 2016 dan Januari-Maret terdapat sebanyak 3% Kejadian infeksi

pasca bedah di Ruang Anggrek. Ruang Anggrek merupakan ruang

perawatan pasien bedah, Perawat di ruang anggrek berjumlah 17 Orang.

RSUD Wates sudah mempunyai prosedur tetap perawatan luka,

suatu tindakan pembersihan secara mekanis dengan larutan isotonik atau

pengankatan fisik tehadap jaringan debris, benda asing atau eksudat

dengan kasa atau spuit, tindakan ini dilakukan pada pasien dimana

jaringannya timbul adanya eksudat, debris dan benda asing (kotor).


4

Penelitian serupa pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya oleh

Ria Novita Tersnawati “Faktor-faktor yang mempengaruhi perawat dalam

melaksanakan Standar Operesional Prosedur Perawatan Infus Ruang

Paviliun RSUD Saras Husada Purworejo Tahun 2013” dengan hasil

analisa data menunjukan faktor pengetahuan, sikap dan motivasi memiliki

pengaruh kepada penetahuan perawat (23) dan Suyanti Verawati

“Pengalaman perawat dalam melaksanakan Standar Prosedur Perawatan

Luka Appendictomy Di Ruang Mawar RSUD dr. Sudirsan Mangun

Sumarso Wonogiri Tahun 2015” hasil penelitian menunjukan perawat

dalam pelaksanaan belum sesuai standar prosedur operasional karana

keterbatasan sarana dan prasarana (24), lebih rincinya penulis

menjelaskannya hal tersebut di bagian keaslian penelitian.

Pelaksanaan standar prosedur operasional Perawatan luka pasca

operasi merupakan suatu hal yang mutlak dilakukan sebagai upaya

menjaga mutu pelayanan dan penting menjadi landasan kerja, pencegahan

Infeksi Nasokomial sebagian besar infeksi ini dapat dicegah dengan

strategi yang telah tersedia dengan relatif murah, yaitu mentaati praktik

pencegahan infeksi yang telah dianjurkan seperti melaksanakan prosedur

tetap yang sudah ada di RSUD Wates Yogyakarta (10).

Mempertimbangkan hal tersebut maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul “Gambaran faktor-faktor yang

mempengaruhi kepatuhan perawat dalam pelaksanaan standar prosedur

operasional Perawatan luka pasca operasi di RSUD Wates Yogyakarta”.


5

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat

dirumuskan adalah “Adakah gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi

kepatuhan perawat dalam pelaksanaan standar prosedur operasional

Perawatan luka pasca operasi?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan

perawat dalam pelaksanaan standar prosedur operasional Perawatan

luka pasca operasi.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui data karakteristik responden.

b. Mengetahui faktor-faktor internal kepatuhan perawat dalam

pelaksanaan standar prosedur operasional Perawatan luka pasca

operasi.

c. Mengetahui Faktor-faktor eksternal kepatuhan perawat dalam

pelaksanaan standar prosedur operasional Perawatan luka pasca

operasi.

d. Mengetahui kepatuhan perawat dalam pelaksanaan standar

prosedur operasional perawatan luka pasca operasi.


6

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi ilmu pengetahuan

Menambah referensi keilmuan dan pengetahuan tentang faktor-faktor

yang berhubungan dengan kepatuhan perawat dalam pelaksanakan

standar prosedur operasional terhadap perawatan luka pasca operasi.

2. Bagi Perawat

Menambah pengetahuan dan wawasan perawat tentang Faktor-faktor

yang berhubungan dengan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan

standar prosedur operasional Perawatan luka pasca operasi yang

dapat mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

3. Bagi RSUD Wates Yogyakarta

Sebagai Refrensi dan bahan analisis tentang hubungan kepatuhan

terhadap kinerja perawat di rumah sakit, serta masukan pimpinan

rumah sakit dalam membuat kebijakan-kebijakan.

4. Bagi Universitas Alma Ata Yogyakarta

Menambah daftar pustaka untuk literatur atau Refrensi bagi civitis

akademik Universitas Alma Ata Yogyakarta yang akan melakukan

penelitian dengan topik yang sama.

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan penelusuran yang sudah dilakukan oleh peneliti

terhadap beberapa peneliti yang memiliki kedekatan dengan peneliti yang

akan di lakukan, sebagai berikut :


Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan perawat dalam pelaksanaan Standar prosedur
oprasional perawatan luka pasca operasi di RSUD Wates Yogyakarta

Peneliti dan
No. Judul Peneliti Metode Hasil Persamaan Perbedaan
Tahun
1. Ria Novita “Faktor-Faktor Yang Jenis penelitian Analisa data Persamaan penelitian Perbedaan penelitian ini
Tersnawati Mempengaruhi Kepatuhan penelitian ini termasuk menunjukan faktor ini dengan penulis dengan penelitian
(2013) Perawat Dalam Melaksanakan penelitian diskriktif pengetahuan, sikap Ria Novita tersebut terletak pada :
Standar Opresional Prosedur analatik dengan dan motivasi memiliki Tersnawati terdapat - metode penelitian
Perawatan Infus Ruang Paveliun pendekatan waktu cross pengaruh kepada pada : (Metode Kuantitatif)
RSUD Saras Husada Purworejo” sectional. teknik chi pengetahuan perawat - Rencana dan variabel terikat
square dan regresi logistic penelitian ( cross (Kepatuhan Perawat
Sectional dan dalam Pelaksanaan
dengan teknik Standar prosedur
chi square dan oprasional perawatan
teknik regresi luka pasca operasi),
logistic) dan - lokasi penelitian
- persamaan pada (RSUD Wates
Variabel bebas Yogyakarta) dan
(faktor-faktor) - waktu penelitian.

2. Suyanti “Pengalaman Perawat Dalam jenis penelitian yang Hasil penelitian Persamaan penelitian perbedaan penelitian ini
Verawati Melaksanakan Standar Prosedur digunakan kualitatif pengalaman perawat ini dengan penulis dengan peneliti tersebut
(2015) Perawatan luka Appendictomy Di dengan pendekatan dalam melaksanakan Suyanti Verawati terletak pada metode
Ruang Mawar RSUD dr. Soediran fenomenologi, partisipan SPO belum sesuai terletak pada variabel penelitian, lokasi
Mangun SumarsoWonogiri” yang digunakan 5 orang karna keterbatasan terikat (sama-sama penelitian (RSUD Wates
dengan teknik Proposive sarana prasarana serta membahas standar Yogyakarta) dan waktu
Sampling. Teknik analisis metode pelaksanaan prosedur perawatan penelitian.
data yang digunakan luka)
dengan metode colaizi.

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Kepatuhan

a. Definisi Kepatuhan

Patuh adalah suka menurut perintah, taat pada perintah,

sedangkan kepatuhan adalah prilaku sesuai aturan dan berdisiplin

(21). prilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor

lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok

atau masyarakat (22).

Perilaku kepatuhan bersifat sementara karena perilaku ini

akan bertahan bila ada pengawasan. Jika pengawasan hilang atau

mengendur maka akan timbul perilaku ketidakpatuhan. Perilaku

kepatuhan ini akan optimal jika perawat itu sendiri mengganggap

perilaku ini bernilai positif yang akan diintegrasikan melalui

tindakan asuhan keperawatan (22).

b. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan

1) Faktor internal

a) Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi

setelah melakukan orang melakukan penginderaan

terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui

panca indera manusia, yakni indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau

8
9

kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam

membantuk tindakan seorang (22).

b) Sikap

Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan.

Sikap seseorang tehadap suatu objek adalah perasaan

mendukung atau tidak memihak (favorable) maupun

perasaan tidak mendukung atau tidak memihak

(Unfavorable) pada objek tertentu. Dapat dikatakan bahwa

kesiapan yang dimaksud merupakan kecenderungan

potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila

individu dihadapkan pada suatu stimulus yang

menghendaki adanya respon (22).

c) Motivasi

Motivasi mempunyai arti dorongan, berasal dari bahasa

latin ”movere” yang berarti mendorong atau menggerakan.

Motivasi inilah yang mendorong seseorang untuk

berprilaku, beraktivitas dalam pencapaian tujuan (22).

2) Faktor Eksternal

a) Karakteristik Organisasi

Keadaan dari organisasi dan struktur organisasi ditentukan

oleh filosofi dari manajer organisasi tersebut keadaan

organisasi dan struktur organisasi akan memotivasi atau

gagal memotivasi perawat professional untuk


10

berpartisipasi pada tingkatan yang konsisten sesuai dengn

tujuan (22).

b) Karakteristik Kelompok

Kelompok adalah unit kumunitas yang terdiri dari dua

orang atau lebih yang memiliki suatu kesatuan tujuan dan

pemikiran serta integritas antara anggota yang kuat.

karakterisik kelompok adalah : adanya interaksi, adanya

tujuan, ada suasana kelompok dan adanya dinamika

interdependensi (22).

c) Karakteristik Pekerjaan

Karakteristik pekerjaan akan memberikan motivasi bagi

karyawan untuk lebih bekerja dengan giat dan untuk

menumbuhkan semangat kerja yang lebih produktif karena

karakteristik pekerjaan adalah proses membuat pekerjaan

akan lebih berarti, menarik dan menantang sehingga dapat

mencegah seseorang dari kebosanan dan aktivitas

pekerjaan yang monoton sehingga pekerjaan terlihat lebih

bervariasi (22).

d) Karakteristi Lingkungan

Apabila perawat harus bekerja dalam lingkungan yang

terbatas dan berinteraksi secara konstan dengan staf lain.

Kondisi seperti ini yang dapat menurunkan motivasi


11

perawat terhadap pekerjaannya, dapat menyebabkan stress

dan menimbulkan kepenatan (22).

2. Keperawatan

Keperawatan bukanlah suatu keterampilan tertentu dan

perawat bukanlah individu yang dilatih untuk tugas tertentu saja.

Keperawatan merupakan sebuah profesi, untuk bertindak secara

profesional, perawat dituntut memberikan perawatan secara teliti dan

berdasarkan pengetahuan, serta bertanggung jawab terhadap diri

sendiri dan orang lain. Ada beberapa hal yang membedakan profesi

dengan pekerjaan yaitu, profesi membutuhkan pendidikan

berkesinambungan bagi anggotanya dan fondasi liberal dasar, suatu

profesi memiliki cabang pengetahuan yang termasuk keterampilan,

kemampuan dan norma-norma, suatu profesi menyediakan layanan

spesifik, anggota dari suatu profesi memiliki kewanangan dalam

pengambilan keputusan praktik dan profesi sebagai keseluruhan

memiliki kode etik dalam praktiknya (12).

3. Standar prosedur oprasional

a. Pedoman dan Protokol praktik klinis

Pedoman klinis atau protokol merupakan dokumen yang

mengarahkan keputusan dan intervensi untuk masalah kesehatan

tertentu, pedoman ini disusun berdasarkan penkajian bukti ilmiah

terbaru dan membanu penyelenggaraan layanan kesehatan dalam

mengambil keputusan untuk kondisi klinis spesifik, praktisi pada


12

suatu unit pelayanan kesehatan terkadang memiliki standar

praktiknya sendiri untuk meningkatkan standar pelayanan.

Standar Operasional Prosedur adalah serangkaian instruksi tertulis

yang dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaran

administrasi pemerintahan, bagaimana dan kapan harus

dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan. Suatu

standar/pedoman tertulis yang dipergunakan untuk mendorong

dan menggerakan suatu kelompok untuk mencapai tujuan

organisasi, standar prosedur oprasional merupakan tata cara atau

tahapan yang dibekukan dan yang harus dilalui untuk melakukan

suatu proses kerja (15).

b. Perawatan luka pasca operasi

Proses penyembuhan perawatan luka dan mengurangi rasa

nyeri dengan cara merawat luka dan memperbaiki asupan

makanan tinggi protein dan vitamin C, mempertahankan respirasi

sempurna, dengan cara latihan nafas, tarik nafas dalam dengan

mulut terbuka atau dengan cara tarik nafas melalui hidung dengan

menggunakan diafragna, kemudian dikeluarkan nafas perlahan-

lahan melalui mulut yang dikuncupkan, mempertahankan

sirkulasi, pakaikan stoking pada pasien yang beresiko

thrombophlebitis atau pasien dilatih agar tidak duduk terlalu lama

dan harus meninggikan kaki pada tempat duduk guna

memperlancar vena balik, mempertahakan keseimbangan cairan


13

dan elektrolit, dengan cara memberikan cairan sesuai kebutuhan

dan memonitor input dan output, serta mempertahankan nutrisi

yang cukup, mempertahankan eliminasi, dengan cara

mempertahankan asupan dam output serta mencegah retensi

urine, mempertahankan aktivitas dengan cara latihan memperkuat

otot sebelum ambulatory, mengurangi kecemasan dengan cara

melakukan kumunikasi teraputik (17).

c. Standar prosedur oprasional Perawatan Luka Menurut (17).


Seperti Tabel 2.1 dibawah ini :

Tabel 2.1 Perawatan luka menurut Riyadi Tahun 2012


No. Langkah-Langkah
1. Persiapan alat :
1. Set balutan steril dalam bak instrument steril
2. Larutan pembersih yang diresepkan oleh dokter
3. Gunting Perban
4. Larutan garam fisiologis
5. Sarung tangan sekali pakai
6. Plaster, pengikat ataubalutan sesuai kebutuhan
7. Kantung tahan air untuk sampah (bengkok 2 berisi lisol dan
kosong)
8. Selimut mandi
9. Pengangkat perekat
10. Alat pengukur luka
2. Jelaskan prosedur pada klien dengan menggambarkan langkah-
langkah perawatan luka
3. Susun semua peralatan yang diperlukan dimeja dekat tempat
tidur
4. Ambil kantong pakai buat lipatan diatasnya letakan kantung
dalam jangkauan area kerja anda/letakan bengkok dekat pasien
5. Tutup ruangan atau tirai disekitar tempat tidur, tutup semua
jendela yang terbuka
6. Bantu klien pada posisi yang nyaman dan memaparkan tempat
luka instruksikan pasien untuk tidak menyentuh area luka atau
peralatan steril
7. Cuci tangan secara menyeluruh
14

8. Pasang perlak pengalas


9. Gunakan sarung tangan bersih sekali pakai dan lepaskan plester,
ikatanatau balutan dengan pinset
10. Lepaskkan plester dengan melepaskan ujung dan menariknya
dengan perlahan, sejajar pada kulit dan mengarah pada balutan
(bila masih terdapat plester pada kulit, ini dapat dibersihkan
dengan aseto/bensin)
11. Dengan sarung tangan atau pinset, angat balutan, pertahankan
permukaan kotor jauh dari penglihatan klien
12. Bila balutan lengket pada luka, lepaskan dengan memberikan
larutan steril atau Nacl
13. Observasi Karakter dan jumlah drainase pada balutan
14. Buang balutan kotor pada bengkok, lepaskan sarung tangan
dengan menarik bagian dalam luar, buang ditempat yang tepat
15. Buka bak instrument balutan steril atau scara individual tertutup
bahan steril. Tempatkan pada meja disamping pasien.balutan,
gunting dan pinset, harus tetap pada bak instrument steril atau
dapat ditempatkan pada penutup steril yang terbuka digunakan
sebagai area steril yang terbuka digunakan sebagai area sterilatau
diatas kasa steril
16. Bila penutup atau kemasan kasa steril menjadi basah akiibat
larutan antiseptik, ulangi persiapan bahan
17. Kenakan sarung tangan steril
18. Inspeksi luka perhatikan kondis, letak drain, integritas balutan
atau penutup kulit dan karakter drainase (palpasi luka, bila perlu
dengan bagian tangan non dominan dan yang tidak akan
menyentuh bahan steril
19. Bersihkan luka dengan larutan antiseptic yang diderapkan atau
larutan garam fisiologis, pegang kasa yang dibasahi dalam
larutandengan pinset. Gunakan satu kasa untuk setiap kali
usapan.bersihkan dari area yang terkontaminasi keareaa
terkontiminasi. Gerakan dalam tekanan progresif menjauh dari
inisiasi atautepi luka.
20. Gunakan kasa baru untuk mengeringkan luka inisis, usap dengan
cara langkah 18
21. Berikan salep antiseptik bila dipesankan, gunakan teknik seperti
langkah pada pembersihan,jangan dioleskan pada tempat
drainase
22. Pasang kasa steril kering pada inisisi atau letak luka
23. Gunakan plaster diatas balutan, amankan dengan ikatan atau
balutan
24. Lepaskan sarung tangan dan buang pada tempat yang telah
disediakan
25. Buang semua bahan dan bantu klien kembali posisi pada posisi
nyaman
15

26. Cuci tangan


27. Dokumentasikan penggantian balutan, termasuk pernyataan
respon klien, observasi luka, balutan dan drainase

d. Prosedur Tetap Perawatan Luka RSUD Wates Yogyakarta Tahun


2009 (28). Seperti Tabel 2.2 dibawah ini :

Tabel 2.2 Prosedur Tetap Perawatan Luka Pasca Operasi


RSUD Wates Yogyakarta Tahun 2009
No. Langkah-Langkah
1. Persiapan :
a. Bak instrument steril berisi : Pinset 2, kasa steril,
gunting,lidi waten.
b. Larutan irigasi (200 sampai 500 ml sesuai pemesanan)
di hangatkan pada suhu tubuh (37-40 derajat Calsius)
c. Spuit irigasi steril (kateter karet merah steril sebagai
penghubung untukluka dalam lubang kecil)
d. Kom balutan steril dan peralatan untukmengganti
balutan
e. Bantalan tahan air/ perlak pengalas
f. Jeli pelumas dan spatel lidah (tidak menjadikeharusan)
g. Bengkok
h. Korentang
i. Sarung tangan steril dan bersih
j. Bak sampah
2. Prosedur :
Tahap Pre Interaksi
Mengeksplorasi kemampuan diri
Tahap Orientasi
a. Mengecek instruksi dari dokter
b. Memastikan identitas pasien
c. Perawat memberi salam
d. Perawat menjelaskan pada klien tentang tindakan yang
akan dilakukan
e. Perawat melakukan kontrak waktutindakan pada klien
f. Jaga privacy Klien
Tahap Kerja
a. Jelaskan prosedur pada klien, gambaran sensasi yang
akan dirasakan selama irigasi
b. Susun semua peralatan disamping tempat tidur klien
c. Posisikan klien sehingga larutan irigasi akan mengalir
daribagian atas tepi luka ke bagian dalam kom yang
diletakan dibawah luka
d. Letakan perlak pengalas dibawah luka klien
16

e. Perawat cuci tangan


f. Kenakan sarung tangan bersih, sekali pakai dan
lepaskan plester ikatan atau ferbam
g. Lepaskan plester dengan melepaskan ujungnya dan
menarijnya perlahan, sejajar dengan kulit dan kearah
balutan (bila perekat masih tersisa dikulit, dihilangkan
dengan larutan aseton/bensin)
h. Dengan tangan anda yang telah memakai sarung
tangan atau pincet, angkat balutan, pertahankan bagian
bawah yang kotor jauh dari penglihatan klien,
lepaskan satu demi satu balutan
i. Observasi karakter dsn jumlsh drainase pada balutan
j. Buang balutan kotor pada tempat yang telah
disediakan, hindari kontaminasi dengan pernukaan
luar tempat, lepaskan sarung tangan dengan menarik
bagian dalam keluar, buang ditempat yang telah
disediakan
k. Siapkan alatsteril buka kom dan luangkan larutan
(volume bervariasi tergantung ukuran luka dan
banyaknya drainase) buka spuit dan siapkan bak
instrument, pakai sarung tangan steril
l. Letakan bengkok bersih menempel kulit klien
dibawah inisiasi atau letak luka.
m. Hisap larutan dari dalam spuit, saat memegang ujung
spuit tepat diatas luka, irigasi dengan perlahan tetapi
secara continue dengan tekanan yang cukup untuk
mendorong drainasi dan debris, hindari
menyemburkan atau menyemprotkan larutan, irigasi
tepat diatas luka.
n. Lanjutkan irigasi sampai larutan jernih yang mengalir
kedalam bengkok
o. Dengan kasa steril keringkan tepi luka, bersihkan dari
yang kurang kontaminasi sampai area yang
terkontaminasi, bergerak dengan progresip menekan
dari garis insiasi atau tepi luka.
p. Pasang balutan steril
q. Bantu klien untuk posisi yang nyaman
r. Bereskan peralatan dan cuci tangan
s. Catat pada catatan perawat volume dan tipe larutan,
karakteristik drainase penampilan luka, dan respon
klien
Evaluasi
a. Anamnesis respon pasien
b. Upaya tindak lanjut dirumuskan
c. Salam terapeutik diucapkan dalam mengakhiri
tindakan
17

Dokumentasi
a. Respon klien selama dan sesudah tindakan dicatat
dengan jelas dan ringkas
b. Waktu, paraf dan nama perawat dengan jelas

4. Pencegahan Infeksi Nosokomial

Sebagian besar infeksi ini dapat dicegah dengan strategi yang telah

tersedia dengan relatif murah, yaitu:

a. Mentaati praktik pencegahan infeksi yang dianjurkan, terutama

kebersihan dan kesehatan tangan serta pemakaian sarung tangan

b. Memperhatikan dengan seksama proses yang telah terbukti

bermanfaat untuk dekomptaminasi dan pencucian peralatan dan

benda lain yang kotor, diikuti sterilisasi atau disenfeksi tinggi.

c. Meningkatkan keamanan dalam ruang operasi dan area yang

beresiko tinggi lainnya dimana kecelakaan perlukaan yang sangat

serius dan paparan pada agen penyebab infeksi

Sayang sekali, tidak semua infeksi nosokimial dapat dicegah,

contohnya, beberapa merupakan pengaruh bertambahnya usia,

penyakit kronis seperti diabetes yang tidak terkontrol, penyakit ginjal

berat, kekurangan gizi berat, perawatan dengan obat-obatan tertentu

(seperti anti mikroba, kortikosteroid dan agen-agen lainnya yang

dapat menurunkan imunitas), bertambahnya dampak AIDS (misalnya

infeksi oportunistik) dan radiasi (10).


18

B. Kerangka Teori

Pengetahuan

Sikap Faktor Internal

Motivasi
Pencegahan
Tidak Infeksi
Kepatuhan Implementasi
SOP
Infeksi
Karakteristik Organisasi Evaluasi

Karakteristik Kelompok
Faktor Eksternal
Karakteristik Pekerjaan

Karakteristik Lingkungan

Gambar 2.1 Kerangka Teori


Sumber : Modifikasi Notoadmojo (2012)
19

C. Kerangka Konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat

Faktor Internal Kepatuhan :

1. Pengetahuan
2. Sikap
3. Motivasi
Kepatuhan Perawat dalam
pelaksanaan SPO Perawatan
Luka Pasca Operasi
Faktor Eksternal Kepatuhan :

1. Organisasi
2. Kelompok
3. Pekerjaan
4. Lingkungan

Keterangan :
: Area yang diteliti
: Area Penghubung

Gambar 2.2 Kerangka Konsep


BAB III
METODEOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rencana penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, penelitian

kuantitatif merupakan metode penelitian yang bertujuan menjawab

suatu permasalahan, dengan mengumpulkan teori-teori yang

kemudian disimpulkan, berupa sebuah hipotesis atau jawaban

sementara atau dugaan (8). Sedangkan rencana penelitian ini adalah

Penelitian deskriktif suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan

utama untuk memberikan gambaran atau deskripsi tentang suatu

keadaan secara objektif (25).

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian ini telah dilakukan pada 29 Mei 2017,

Tempat Penelitian ini dilakukan Di bangsal Bedah RSUD Wates

Yogyakarta.

C. Populasi dan Sempel

1. Populasi

Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh

perawat dari Ruang Anggrek dan Edelwis sebanyak 34 Orang.

Bertujuan untuk mengetahui kepatuhan perawat dalam

melaksanakan standar prosedur perawatan luka perawatan luka

20
21

pasca operasi sesuai dengan prosedur tetap RSUD Wates

Yogyakarta.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil dengan

menggunakan teknik sampling, jumlah ditentukan oleh rumus atau

suatu formula, dengan tujuan untuk mewakili populasi dalam suatu

uji olah data dari suatu penelitian tertentu (8).

Kriteria sampel meliputi inklusi dan eksklusi, kriteria

tersebut yang menentukan bias dan tidaknya sampel yang

digunakan, Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada

penelitian ini adalah Total Sampling artinya setiap anggota

populasi digunakan sebagai sempel penelitian dimana seluruh

populasi diambil untuk dijadikan sampel.

Sampel dalam penelitian ini semua perawat yang bertugas

di ruang Anggrek sebanyak 16 Orang dan Ruang Edelwis RSUD

Wates Yogyakarta sebanyak 18 Orang Total 34 Orang. Sampel

yang diambil sesuai dengan kriteria yang ditentukan peneliti dalam

penelitian ini sebagai berikut :

a. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian dapat

mewakili dalam sempel penelitian yang mempunyai syarat-

syarat menjadi sampel. Kriteria penelitian ini antara lain.


22

1) Perawat yang bekerja (tidak cuti tahunan, cuti sakit atau

cuti melahirkan)

2) Perawat yang bersedia menjadi responden dalam penelitian

ini

3) Perawat dengan tingkat pendidikan diploma dan sarjana

b. Kriteria Eksklusi

Kriteria dimana subjek memenuhi kriteria inklusi akan tetapi

dihilangkan karna berbagai sebab. Kriteria eksklusi dalam

penelitian ini adalah:

1) Perawat dengan tingkat pendidikan SPK

2) Kepala Ruang, Perawat sebagai manejemen dan perawat

sebagai bagian dari Pencegahan Pengendalian Penyakit

menular dan Pencegahan pengendalian Infeksi

Nosokomial.

D. Variabel Penelitian

Variabel merupakan konsep artinya penggambaran konsep atau

abstraksi dari suatu fenomena tertentu, variabel penelitian segala

bentuk yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulan

(26). Penelitian tersebut terdiri atas :


23

1. Variabel bebas (independent)

Variabel bebas pada penelitian ini adalah faktor internal

(Pengetahuan, sikap dan motivasi dan faktor eksternal (organisasi,

kelompok, pekerjaan dan lingkungan),

2. Variabel terikat/tergantung (dependent)

Variabel terikat pada penelitian ini, kepatuhan perawat dalam

pelaksanaan Standar prosedur oprasional Perawatan Luka Pasca

operasi.

E. Definisi Opresional

Definisi oprasional adalah mendefinisikan variabel secara

optimal berdasarkan karakteristik yang diamati sehingga

memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran

secara cermat terhadap terhadap suatu objek atau fenomena. Definisi

operasional ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran

dalam penelitian, sedangkan cara pengukuran merupakan cara dimana

variabel dapat diukur dan ditentukan karakteristiknya.

Tabel 3.1 Definisi Oprasional


Definisi Alat Skala
No Variabel Hasil Ukur
Oprasional Ukur data
1. Pengetahuan Kemampuan Kuesioner Ordinal 1. Tinggi
responden jika
menjawab benar >
pertanyaan 75%
tentang 2. Sedang
pengertian jika
SPO, tujuan jawaban
SPO, fungsi benar
SPO, Aspek antara
hukum SPO, 60-75%
24

Kapan SPO 3. Rendah


diperlukan, jika
keuntungan jawaban
SPO dan benar
SPO <60%
Perawatan
Luka Pasca
Operasi
2. Sikap Penilaian/ Kuesioner Nominal 1. Positif
Persepsi jika
responden jawaban
terhadap Ya 50%
SPO yang 2. Negatif
meliputi jika
dukungan, jawaban
profesionalis Ya <
me 50%
keperawatan,
kejelasan
punishman
dan rewerd,
penerapan
SPO.
3. Motivasi Jawaban Kuesioner Nominal 1. Tinggi
responden jika
terhadap jawaban
pertanyaan- Ya 50%
pertanyaan 2. Rendah
yang jika
berhubungan jawaban
dengan Ya <
motivasi baik 50%
dari diri
sendiri, pihak
manajemen
RS dan
alasan.
4. Organisasi Penilaian Kuesioner Nominal 1. Baik
responden jika
terhadap hal- jawaban
hal yang Ya
berhubungan 50%
dengan 2. Kurang
komitmen jika
organisasi jawaban
dan Ya <
hubungan 50%
teman
sekerja/super
visior
25

5. Kelompok Penilaian Kuesioner Nominal 1. Baik


responden jika
terhadap jawaban
interaksi, Ya
struktur, 50%
kebersamaan 2. Kurang
, adanya jika
tujuan, jawaban
suasana Ya <
kelompok 50%
dan dinamika
interdipende
nsi
6. Pekerjaan Penilaiian Kuesioner Nominal 1. Baik
respondent jika
terhadap jawaban
hasil Ya
pekerjaan 50%
2. Kurang
jika
jawaban
Ya <
50%
7. Lingkungan Penilaian Kuesioner Nominal 1. Baik
respondent jika
terhadap jawaban
keterbatasan Ya
responden 50%
untuk 2. Kurang
berinterkasi jika
dengan orang jawaban
lain Ya <
50%
8. Kepatuhan Kepatuhan Kuesioner Nominal 1. Baik
Perawat yang jika
dilakukan nominal
oleh perawat skor >
Sesuai 75%
dengan SPO 2. Cukup
Rumah Sakit 60-75%
3. Kurang
< 60%
26

F. Instrumen Penelitian

1. Jenis Instrumen

Instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan

untuk mengukur suatu fenomena alam maupun sosial yang diamati

dalam penelitian ini instrument yang digunakan adalah kuisioner

yang merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis

respondent untuk dijawab. Lembar kuesioner diadopsi dari Ria

Novita Tersnawati dengan jumlah 74 pertanyaan, skala yang

digunakan adalah skala Guttmen suatu skala dengan bentuk

jawaban yang tegas misal benar atau salah, ya atau tidak dan

sebagainya. Kuesioner yang digunakan adalah untuk

menggambarkan kepatuhan perawat dalam pelaksaaan standar

prosedur operasional perawatan luka pasca operasi yang dilakukan

tidak melalui observasi langsung.

Pada penelitian variabel faktor-faktor internal (Kemampuan,

Sikap dan Motivasi) dan eksternal (Organisasi, Kelompok,

Pekerjaan dan Lingkungan) dikumpulkan menggunakan kuesioner.

kuesioner adalah sejumlah pertanyaan yang tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan

tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui. Metode kuesioner

penulis pakai terdapat beberapa keuntungan yaitu tidak perlu ada

hadirnya peneliti, dapat dibagikan serentak kepada banyak


27

responden, dapat dijawab menurut kecepatan masing-masing, dapat

dibuat anonym dan dapat dibuat terstandar. Kuesioner dalam

peneliti ini berisi item pertanyaan kuesioner yaitu jawaban

pertanyaan yang sudah disediakan, responden tinggal memilih

salah satu jawaban yang disediakan.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen penelitian


Pertanyaaan
Variabel Indikator
Favourable Unfavorable
Pengetahuan Pengertian SPO 1,2 3,4
Tujuan SPO 5,6 7,8
Fungsi SPO 9,10 11,12
Aspek Hukum SPO 13,14 15,16
Kapan SPO di perlukan 17,18 19,20
Keuntungan SPO 21,22 23,24
SPO Perawatan Luka 25,26 27,28
Sikap 29-33 34-38
Motivasi Faktor internal 39-40 41-42
Faktor Eksternal 43-45 46-48
Organisasi 49-54 55-56
Kelompok 57-59 60-62
Pekerjaan 63-65 66-68
Lingkungan 69-72 73-74
Total 38 36

G. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat

kevalidan suatu instrument/alat ukur. Sebuah alat ukur dikatakan

valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat

mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. uji

validitasi yang dilakukan menggunakan rumus korelasi prodact

moment, yaitu :
28

r=

Keterangan :

r : Koofisien Validitasi Y: Skor rata-rata dari Y

X : Skor rata-rata dari X N: Jumlah sempel penelitian

Hasil uji validitasi didapatkan r hitung. Ketentuannya adalah

apabila r hitung > r table prodact moment maka butir soal tersebut

valid dan apabila r hitung < r table prodact moment maka butir

soal tersebut tidak valid dan tidak digunakan dalam penelitian.

Peneliti mengadopsi dari Ria Novita Tersnawati yang

terdiri dari 74 butir pertanyaan faktor-faktor dan 32 butir

pertanyaan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan standar prosedur

oprasional perawatan luka pasca operasi berdasarkan prosedur

tetap RSUD Wates Yogyakarta, skala yang digunakan adalah skala

Guttmen. Uji Validitasi instrument kuesioner dilakukan terhadap

20 perawat di RSUD Purworejo, yang terdiri 105 Butir pernyataan

valid dengan nilai r > 0,5 dan pernyataan tidak valid dengan nilai r

< dari 0,5.

2. Relibilitas

Reliabilitas adalah hasil yang sama, hasil yang menunjukan

ketetapan, instrumen yang digunakan untuk mengukur berkali-kali

memiliki nilai yang sama atau tetap.

Untuk menguji reliabilitas dengan menggunakan korelasi

cronbach alpha sebagai berikut:


29

Keteranga :

r = Reliabilitas Instrumen = Jumlah Varian Butir

k = Banyak butir pernyataan = Varian Total

Kriteria pengujian realibilitas adalah apabila hasil uji reliabilitas

dikatakan reliable nilai Corbach alfa > 0,7 pernyataan tersebut

dapat dipercaya untuk mencari data penelitian. Dari hasil uji

Corbach alfa diperoleh 105 butir pertanyaan yang dikatakan valid

dengan nilai 0,99 artinya positif diartikan sebagai validitas isi atau

alat isntrumen untuk dapat digunakan penelitian (8).

H. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data dengan menggunakan metode

kuesioner yang dilakukan dengan memberikan berbagai pernyataan

yang tertulis untuk responden (perawat) yang memuat tentang

Kepatuhan Perawat dalam melaksanakan Standar prosedur oprasional

untuk dijawab oleh perawat untuk memperoleh data primer, metode

angket dengan mengambil data primer adalah suatu cara pengumpulan

data atau suatu penelitian mengenai masalah yang umumnya yang

banyak menyangkut kepentingan umum dengan menggunakan

formulir. Pengambilan data primer dilakukan dengan cara membagikan

kuesioner untuk respondent di RSUD Wates Yogyakarta. Sedangkan


30

data skunder adalah data yang diperoleh tidak langsung dari objek

penelitian sebagai data pendukung.

Pengambilan data dilakukan di ruang anggrek RSUD Wates

Yogyakarta. Pengambilan data dilakukan secara langsung oleh peneliti

dengan membagikan kuesioner kepada perawat yang sedang bertugas,

kemudian perawat tersebut diminta mengisi kuesioner yang telah

diberikan. Kuesioner pengetahuan setiap butir pertanyaan memiliki 2

pilihan jawaban benar atau salah, skor jawaban item favorable adalah 1

untuk jawaban benar dan 0 untuk jawaban yang salah. Sedangkan

untuk pertanyaan unfavorable skor 1 untuk jawaban salah dan 0 untuk

jawaban yang benar. Skor untuk variabel sikap, motivasi, organisasi,

pekerjaan,kelompok dan lingkungan, pertanyaan Favorable diberikan

skor 1 untuk jawaban ya dan 0 untuk jawaban tidak dan pertanyaan

unfavorable diberikan skor 1 untuk jawaban tidak dan 0 untuk

jawaban ya.

I. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Secara garis besar, pengolahan data meliputi 3 langkah yaitu (26) :

a. Persiapan

Kegiatan dalam langkah persiapan antara lain :

1) Mengecek nama dan kelengkapan identitas pengisi. Apa

lagi instrument anonym, perlu sekali dicek sejauh mana


31

atau identitas apa saja yang sangat diperlukan bagi

pengelolahan data lebih lanjut.

2) Mengecek kelengkapan data, artinya memeriksa isi

instrument pengumpulan data (Termasuk pula

kelengkapan lembaran instrument barangkali ada yang

terlepas atau sobek).

3) Mengecek macam isian data. Jika didalam instrument

termuat sebuah atau beberapa item diisi “Tidak Tepat”

atau isian lain bukan dikehendaki peneliti, padahal isian

yang diharapkan tersebut adalah variabel pokok. Maka

item perlu didrop.

b. Tabulasi

1) Memberikan skor terhadap item-item yang perlu diberi

skor

2) Memberikan kode terhadap item-item yang perlu diberi

skor.

a) Jenis kelamin : laki-laki diberi kode 1 dan perempuan

diberi kode 2.

b) Tingkat Pendidikan : Akper diberi kode 1 dan Sarjana

diberi kode 2.

3) Memberikan kode dalam hubungan dan pengolahan data

jika akan menggunakan komputer atau aplikasi SPSS.


32

Dalam hal ini pengolahan data memberikan kode pada

semua variabel, kemudian mencoba menentukan

tempatnya didalam coding sheet, apabila akan dilanjutkan,

sampai kepada petunjuk penempatan setiap variabel pada

kartu kolom. Coding untuk masing-masing variabel adalah

sebagai berikut :

a) Variabel Pengetahuan : Baik diberi kode 3, cukup

diberi kode 2 dan kurang diberi kode 1.

b) Variabel Sikap : Positif diberi kode 1 dan negatif

diberi kode 0

c) Variabel Motivasi : Tinggi diberi kode 1 dan rendah

diberi kode 0.

d) Variabel Organisasi : Baik diberi kode 1 dan kurang

diberi kode 0.

e) Variabel Kelompok : Baik diberi kode 1 dan kurang

diberi kode 0.

f) Variabel Pekerjaan : Baik diberi kode 1 dan kurang

diberi kode 0.

g) Variabel Lingkungan : Baik diberi kode 1 dan kurang

diberi kode 0.

2. Analisa Data

Setelah data diperoleh melauli instrument maka langkah berikutnya

adalah melakukan analisa data sebagai berikut :


33

a. Analisa Univariate

Penelitian analisa univariate adalah analisa yang dilakukan

mengaanalisa tiap variabel dari hasil penelitian. Adapun

penyajian data menggunakan distribusi frekuensi dan data

demografi responden dengan peresentase :

Keterangan :

P = Persentase

F = Jumlah Frekuensi

N = Jumlah Sampel

100% = Konstatntan

Apabila datanya telah terkumpul, maka lalu diklasifikasi, data

kuantitatif yang berbentuk angka-angka (26). Adapun ceklis

yang diterangkan sebagai berikut :

Tabel 3.3 Cuplikan Instrumen Untuk Mengukur Faktor Yang


Berhubungan Dengan Pengetahuan
Jawaban
No. Uraian
Benar Salah
1. SPO adalah suatu pedoman tertulis tentang
proses kerja tertentu
2. SPO berisi tahapan-tahapan kerja

3. Tahapan proses kerja yang tidak baku


termasuk SPO
4. Tahapan proses kerja pada SPO tidak perlu
dilaksanakan secara keseluruhan
5. Tujuan SPO petugas atau pegawai menjaga
konsistensi dan tingkat kinerja petugasatau
pegawai atau tim dalam organisasi atau unit
kerja.
6. Dalam SPO petugas harus mengetahui dengan
34

jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam


organisasi.
7. SPO dapat digunakan untuk melindungi
pegawai dari malpraktik
8. Tujuan SPO adalah untuk mengurangi resiko
kerja.
9. Fungsi SPO memperlancar tugas petugas atau
pegawai atau tim atau unit kerja.
10. Fungsi SPO sebagian dasar hokum bila terjadi
penyimpangan.
11. Fungsi SPO adalah menghindari hambatan-
hambatan kerja dan mudah dilacak.
12. Fungsi SPO tidak mengarahkan petugas atau
pegawai untuk sama-sama disiplin tetapi untuk
mencapai peraturan.
13. Didalam pelaksanaan SPO mengandung suatu
hak dan kewajiban.
14. Pelaksanaan kegiatan keperawatan sesuai
dengan SPO menunjukan keprofesionalan.
15. Perawat berhak untuk memperoleh informasi
yang jujur dari klien dan atau kluarga agar
mencapai tujuan keperawatan yang maksimal.
16. Perawat berhak untuk memperoleh informasi
yang lengkap dari klien dan atau keluarganya
agar mencapai tujuan keperawatan yang
maksimal.
17. SPO harus sudah ada sebelum suatu pekerjaan
dilakukan.
18. SPO digunakan untuk memulai apakah
pekerjaan dilakukan baik.
19. Uji perlu dilakukan, dilaksanakan revisi jika
ada perubahan langkah kerja yang dapat
mempengaruhi lingkungan kerja.
20. SPO dapat disusun sambil suatu pekerjaan
dilakukan.

21. SPO yang baik akan menjadi pedoman bagi


pelaksana, menjadi alat kumunikasi dan
pengawasan dan menjadikan pekerjaan
diselesaikan secara konsisten.
22. Para pegawai akan tahu apa yang harus dicapai
dalam setiap pekerjaan.
23. SPO tidak bias dipergunakan sebagai salah
satu atau training dan bias digunakan untuk
mengukur kinerja pegawai.
35

24. Para pegawai akan lebih memiliki percaya diri


dalam bekerja.
25. Tujuan SPO perawatan luka mencegah infeksi
26. Mencuci tangan dalam pelaksanaan SPO
perawatan luka termasuk tahap prainteraksi
27. Pada tahap orientasi perawat tidak wajib
memberikan salam kepada pasien maupun
penunggu.
28. Melakukan evaluasi tidak termasuk tahapan
terminasi.

Tabel 3.4 Cuplikan Instrumen Untuk Mengukur Faktor Yang


Berhubungan Dengan Sikap
Jawaban
No. Uraian
Ya Tidak
29. Saya mendukung adanya SPO dan
mengingatkan teman yang lalai dalam
menjalankan SPO
30. Menurut saya SPO sangat membantu
profesionalisme profesi anda sebagai perawat
31. Saya melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
SPO tanpa harus memikirkan inisiatif
32. Menurut saya SPO harus selalu diperbarui
sesuai dengan perkembangan zaman dan
kebutuhan
33. Menurut saya dalam setiap periode tertentu
sebaiknya SPO selalu ditinjau dan diadakan
revisi
34. Dalam melaksanakan SPO saya memerlukan
kejelasan Punishman dan rewerd yang
diterima
35. Pelaksanaan kegiatan keperawatan sesuai SPO
merupakan beban tersendiri untuk saya
36. Saya harus melaksanakan SPO perawatan luka
harus lengkap dan sempurna

37. Saya melaksanakan SPO perawatan luka


karena untuk mencegah infeksi
38. Saya akan selalu mendukung kebijaksanaan
manajemen RS dalam pelaksanaan SPO
keperawatan
36

Tabel 3.5 Cuplikan Instrumen Untuk Mengukur Faktor Yang


Berhubungan Dengan Motivasi
Jawaban
No. Uraian
Ya Tidak
39. Saya ingin selalu melaksanakan kegiatan
keperawatan sesuai dengan SPO dan
berkomitmen terhadap mutu pelayanan sesuai
SPO
40. Saya selalu ingin meningkatkan pengetahuan
tentang SPO keperawatan
41. Saya melaksanakan kegiatan keperawatan
sesuai SPO karena Sanksi jika tidak
dilaksanakan
42. Saya melaksanakan SPO dengan benar karena
berhubungan dengan kredibilitas saya sebagai
seorang perawat
43. Saya melaksanakan SPO keperawatan
tergantung rewerd yang saya terima
44. Saya bangga jika dapat melaksanakan kegiatan
keperawatan sesuai SPO
45. Atasan selalu melakukan pemantauan tentang
kegiatan
46. Pihak manajemen RS selalu memperhatikan
rewerd khusus kepada perawat yang
berprestasi dalam pelaksanaan SPO
47. Atasan selalu menanyakan tentang kegiatan
keperawatan yang saya laksanakan dan juga
menanyakan hambatan-hanbatan selama
pelaksanaan SPO
48. Atasan memberikan perhatian dan pujian
kepada perawat yang melaksanakan kegiatan
keperawatan sesuai dengan SPO

Tabel 3.6 Cuplikan Instrumen Untuk Mengukur Faktor Yang


Berhubungan Dengan Organisasi
Jawaban
No. Uraian
Ya Tidak
49. Manajemen rumah sakit selalu memberikan
sanksi yang tegas dalam penerapan SPO
50. Manajemen rumah sakit selalu mengadakan
pemantauan pelaksanaan SPO kegiatan
Keperawatan
51. Manajemen memberikan peringatan jika
terdapat ketidakpatuhan pelaksanaan SPO
keperawatan
37

52. PPNI memberikan pelatihan contoh penerapan


SPO keperawatan yang benar
53. Manajemen RS selalu mengadakan sosialisasi
jika ada perbaikan SPO
54. Manajemen rumah sakit mengabaikan perawat
yang sering tidak patuh dalam melaksanakan
SPO
55. Manajemen rumah sakit sering tidak bertindak
tegas kepada perawat yang melanggar SPO
56. Manajemen rumah sakit tidak pernah
memberikan diklat penerapan SPO keperwatan

Tabel 3.7 Cuplikan Instrumen Untuk Mengukur Faktor Yang


Berhubungan Dengan Kelompok
Jawaban
No. Uraian
Ya Tidak
57. Saya selalu mengingatkan teman lain jika ada
yang melanggar SPO
58. Teman perawat mengingatkan saya jika saya
tidak tepat atau melanggar penerapan SPO
59. Saya dan teman perawat saling memberitahu
informasi tentang cara pelaksanaan SPO yang
benar
60. Perawat sering mengadakan koordinasi tentang
bagaimana menerapkan SPO dengan benar
61. Saya dan teman perawat memiliki komitmen
yang sama untuk menerapkan SPO dengan
benar
62. Perawat senior memberikan contoh penerapan
SPO yang benar kepada perawat yang lebih
muda

Tabel 3.8 Cuplikan Instrumen Untuk Mengukur Faktor Yang


Berhubungan Dengan Pekerjaan
Jawaban
No. Uraian
Ya Tidak
63. Pekerjaan keperawatan memerlukan standar
prosedur oprasional yang sama

64. SPO digunakan sebagai acuan untuk


melaksanakan kegiatan keperawatan
65. Pekerjaan keperawatan memerlukan ketelitian
dan kepatuhan
66. Pekerjaan keperawatan yang dilakukan sesuai
SPO akan menghasilkan hasil yang baik
38

67. SPO dapat dijadikan aspek hukum legalitas


untuk melindungi pekerjaan keperawatan
68. SPO yang digunakan sesuai prosedur dapat
melindungi perawat dari kesalahan pekerjaan

Tabel 3.9 Cuplikan Instrumen Untuk Mengukur Faktor Yang


Berhubungan Dengan Lingkungan
Jawaban
No. Uraian
Ya Tidak
69. Kondisi lingkungan yang kondusif
70. Hubungan antara teman sekerja terjalin dengan
baik
71. Hubungan dan kumunikasi atasan dan
bawahan berjalan baik dalam suasana yang
kondusif dan memahami budaya rekan sekerja
72. Antara atasan dan bawahan saling
menghormati
73. Sarana dan prasarana kurang mendukung
pekerjaan saya sebagai perawat seperti luas
gedung dan kelengkapan alat-alat yang
mendukung proses pelayanan
74. Kebersihan lingkungan pekerjaan saya kurang
mendukung pekerjaan saya sebagai seorang
perawat

Tabel 3.10 Cuplikan Instrumen Untuk Mengukur Kepatuhan


Perawat Dalam Pelaksanaan Standar Prosedur
Oprasional Perawatan Luka Pasca Oprasi Sesuai
Dengan Prosedur Tetap RSUD Wates
Jawaban
No. Uraian
Ya Tidak
TAHAP PREINTERAKSI
75. Mengeksplorasi Kemampuan diri
TAHAP ORIENTASI
76. Mengecek instruksi dari dokter
77. Memastikan identitas pasien
78. Perawat memberi salam
79. Perawat menjelaskan pada klien tentang
tindakan yang akan dilakukan
80. Perawat melakukan kontrak waktutindakan
pada klien
81. Jaga privacy Klien
TAHAP KERJA
82. Jelaskan prosedur pada klien, gambaran
sensasi yang akan dirasakan selama irigasi
39

83. Susun semua peralatan disamping tempat tidur


klien
84. Posisikan klien sehingga larutan irigasi akan
mengalir daribagian atas tepi luka ke bagian
dalam kom yang diletakan dibawah luka
85. Letakan perlak pengalas dibawah luka klien
86. Perawat cuci tangan
87. Kenakan sarung tangan bersih, sekali pakai
dan lepaskan plester ikatan atau ferbam
88. Lepaskan plester dengan melepaskan ujungnya
dan menarijnya perlahan, sejajar dengan kulit
dan kearah balutan (bila perekat masih tersisa
dikulit, dihilangkan dengan larutan
aseton/bensin)
89. Dengan tangan anda yang telah memakai
sarung tangan atau pincet, angkat balutan,
pertahankan bagian bawah yang kotor jauh
dari penglihatan klien, lepaskan satu demi satu
balutan
90. Observasi karakter dsn jumlsh drainase pada
balutan
91. Buang balutan kotor pada tempat yang telah
disediakan, hindari kontaminasi dengan
pernukaan luar tempat, lepaskan sarung tangan
dengan menarik bagian dalam keluar, buang
ditempat yang telah disediakan
92. Siapkan alat steril buka kom dan luangkan
larutan (volume bervariasi tergantung ukuran
luka dan banyaknya drainase) buka spuit dan
siapkan bak instrument, pakai sarung tangan
steril
93. Letakan bengkok bersih menempel kulit klien
dibawah inisiasi atau letak luka.
94. Hisap larutan dari dalam spuit, saat memegang
ujung spuit tepat diatas luka, irigasi dengan
perlahan tetapi secara continue dengan tekanan
yang cukup untuk mendorong drainasi dan
debris, hindari menyemburkan atau
menyemprotkan larutan, irigasi tepat diatas
luka.
95. Lanjutkan irigasi sampai larutan jernih yang
mengalir kedalam bengkok
96. Dengan kasa steril keringkan tepi luka,
bersihkan dari yang kurang kontaminasi
sampai area yang terkontaminasi, bergerak
dengan progresip menekan dari garis insiasi
40

atau tepi luka.


97. Pasang balutan steril
98. Bantu klien untuk posisi yang nyaman
99. Bereskan peralatan dan cuci tangan
100. Catat pada catatan perawat volume dan tipe
larutan, karakteristik drainase penampilan
luka, dan respon klien
TAHAP TERMINASI
101. Anamnesis respon pasien
102. Upaya tindak lanjut dirumuskan
103. Salam terapeutik diucapkan dalam mengakhiri
tindakan
104. Respon klien selama dan sesudah tindakan
dicatat dengan jelas dan ringkas
105. Waktu, paraf dan nama perawat dengan jelas

Data dalam cuplikan ceklis diatas mengandung data kuantitatif, yaitu

banyaknya centangan yang terdapat pada kolom.

Dalam analisa data berikut, peneliti akan menganalisa suatu

data yang ditinjau dari dua hal, misalnya antara kenyataan dan

ketentuan yang ada. Maksud rumusan yang dikemukan dalam bagian

bab ini adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan

rumus-rumus atau aturan yang ada, sesuai dengan pendekatan

penelitian atau desain yang diambil (26). Untuk mempermudah cara

mengikuti uraian pengolahan data, akan disajikan secara sistematik

yang telah dikemukakan dalam bab IV. Adapun caranya sudah

dijelaskan dibagian terdahulu.

J. Etika Penelitian

Penelitian ini tidak memiliki resiko berbahaya terhadap

responden. Penelitian yang menggunakan subyek manusia tidak boleh


41

bertentangan dengan etika, hal-hal yang perlu dituliskan dalam

penelitian, meliputi :

1. Self determination, Yaitu respondent diberikan kebebasan untuk

menentukan apakah bersedia atau tidak menjadi responden untuk

mengikuti kegiatan penelitian sukarela setelah mendapatkan

secara jelas tentang manfaat dan prosedur oengambilan data.

Apabila responden setuju maka responden diminta mengisi

lembar persetujuan (Informed Consend) dan mendatanginya dan

sebaliknya apabila responden tidak bersedia, maka peneliti tetap

menghormati hak responden, pada penelitian ini sebanyak 30

orang yang menjadi responden, kemudian mereka

menandatangani lembar persetujuan.

2. Privacy, Yaitu peneliti tetap menjaga kerahasiaan semua

informasi yang telah diberikan oleh responden dan hanya

digunakan untuk kepentingan penelitian. Informasi oleh

responden tidak diketahui oleh orang lain sehingga respoden

dapat secara bebas untuk menentukan pilihan jawaban dari

kuesioner tanpa takut diintimidasi oleh pihak lain.

3. Confiddentiality (kerahasiaan), yaitu informasi yang telah

dikumpulkan dari responden dijamin kerahasiaan oleh peneliti.

Responden diberikan jaminan bahwa data yang diberikan tidak

akan berdampak terhadap karir dan pekerjaan. Data yang sudah


42

diperoleh oleh peneliti disimpan dan dipergunakan hanya untuk

pelaporan penelitian.

4. Protaction from discomfort, yaitu responden bebas dari rasa tidak

nyaman selama pengambilan data berlangsung untuk

mengantisipasi hal ini, peneliti memberikan penjelasan tentang

tujuan penelitian, teknik pengambilan data dan lamanya pengisian

kuesioner sebelum pengambilan data berlangsung sehingga pada

saat penelitian, seluruh responden diharapkan tidak ada yang

mengeluh tentang ketidaknyamanan selama pengambilan data

berlangsung.

K. Jalannya penelitian

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan peneliti yang dilakukan peneliti adalah

pengajuan judul kepada dosen pembimbing, mengikuti sosialisai

panduan dan bimbingan skripsi, pengajuan judul kepada dosen

pembimbing skripsi, melakukan studi pendahuluan, pembuatan

proposal skripsi, konsultasi proposal, seminar proposal, mengurus

surat ijin penelitian serta menyiapakan instrumen/alat ukur yang

sudah valid dan reliable untuk penelitian serta melakukan uji etik

(ethical clearance). Tahap ini diperkirakan selesai pada tanggal 29

Mei 2017

2. Tahap Pelaksanaan
43

Tahap pelaksanaan penelitian dimulai pada 29 Mei 2017, tahap

pelaksanaan penellitian sebagai berikut :

a. Peneliti mengurus surat ijin untuk melakukan penelitian di

RSUD Wates Yogyakarta.

b. Peneliti datang ketempat penelitian untuk memberikan

pengarahan atau informasi kepada para respondent dan

memberitahukan tujuan kedatangan peneliti.

c. Asisten peneliti yaitu kepala ruang. Peneliti memberikan

lembar Informed Consent disertai dengan lembar kuesioner

yang akan dikerjakan oleh respondent.

d. Peneliti melakukan pengumpulan data kuesioner yang telah

dikerjakan oleh respondent.

e. Peneliti mengolah data kuesioner standar prosedur

operasional perawatan luka pasca operasi yang telah diisi

oleh respoden untukmengetahui gambaran kepatuhan perawat

dalam pelaksanaan standar prosedur oprasional perawatan

luka pasca operasi.

3. Tahap Akhir

Setelah melakukan tahapan-tahapan diatas kemudian peneliti

mengolah data yang telah terkumpul serta menganalisa data,

kemudian peneliti melakukan uji statistic dan menulis laporan

penelitian yang telah dilakukan kurang lebih 7 hari dan kemudian

hasil dari laporan penelitian tersebut di seminarkan.


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 34

perawat maka hasil penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Gambaran RSUD Wates Yogyakarta

RSUD Wates merupakan salah satu RSU Pratama tipe B

yang diresmikan dengan SK Menkes RI Nomer :

720/Menkes/SK/IV2010. Pelayanan yang diberikan di RSUD

Wates yaitu IGD, ICU, ICCU, Pelayanan rawat jalan, pelayanan

rawat inap yang terdiri dari ruang VVIP, VIP, Kelas Utama, Kelas

I, Kelas II, Kelas III, ICU dan Perinatal. Pelayanan Rawat Inap di

RSUD Wates berupa rawat inap penyakit dalam, rawat inap

penyakit syaraf, rawat inap penyakit bedah, rawat inap penyakit

anak dan rawat inap penyakit obstetri. Pelayanan rawat jalan di

RSUD Wates berupa poliklinik penyakit dalam, poliklinik penyalit

bedah, poliklinik penyakit anak, poliklinik penyakit syaraf,

poliklinik penyakit obstetrik, ginokologi dan KB, poliklinik

penyakit THT, poliklinik penyakit mata, poliklinik penyakit gigi

dan mulut, poliklinik penyakit kulit serta poliklinik fisioterapi.

RSUD Wates telah menggunakan prosedur tetap perawatan luka

pasca operasi (27).

44
45

Penelitian ini mengambil lokasi di ruang Anggrek dan

Edelwis RSUD Wates Yogyakarta. Ruang anggrek merupakan

ruang dengan kapasitas 25 tempat tidur ruang ini merupakan ruang

bedah, jumlah perawat di ruang anggrek sebanyak 17 orang terdiri

dari kepala ruang dan 16 perawat pelaksana dan ruang edelwis

dengan kapasitas 25 tempat tidur ruang ini merupakan ruang

campuran, jumlah perawat di ruang edelwis sebanyak 19 orang

terdiri dari kepala ruang dan 18 perawat pelaksana.

2. Karakteristik Responden

Hasil penelitian terhadap karakteristik perawat yang

melipuri usia, jenis kelamin, pendidikan, lama kerja, status

kepegawaian, status pernikahan, penah mengikuti pelatihan infeksi

nosokomial diruang anggrek dan Saraf RSUD Wates Yogyakarta

disajikan pada Tabel 4.1 berikut :

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi perawat berdasarkan usia, jenis


kelamin, pendidikan, lama kerja, status kepegawaian,
status pernikahan, pernah mengikuti pelatihan
infeksi nosokomial diruang bedah RSUD Wates
Yogyakarta Bulan Mei 2017

Karakteristik Frekuensi Presentase


Usia
20-30 Tahun 19 55.9
31-40 Tahun 13 38.2
> 40 Tahun 2 5.9
Jumlah 34 100%
Sumber : Data Primer, 2017

Karakteristik Frekuensi Presentase


Jenis Kelamin
Laki-Laki 5 14.7
Perempuan 29 85.3
Jumlah 34 100%
46

Sumber : Data Primer, 2017

Karakteristik Frekuensi Presentase


Pendidikan
Akper 28 76.5
Sarjana 8 23.5
Jumlah 34 100%
Sumber : Data Primer, 2017

Karakteristik Frekuensi Presentase


Pendidikan
Akper 28 76.5
Sarjana 8 23.5
Jumlah 34 100%
Sumber : Data Primer, 2017

Karakteristik Frekuensi Presentase


Lama kerja
0-1 Tahun 7 20.6
1-4 Tahun 19 55.9
> 5 Tahun 8 23.5
Jumlah 34 100%
Sumber : Data Primer, 2017

Karakteristik Frekuensi Presentase


Status Kepegawaian
PNS 15 44.1
Non PNS 19 55.9
Jumlah 34 100%
Sumber : Data Primer, 2017

Karakteristik Frekuensi Presentase


Status Pernikahan
Menikah 26 76.5
Belum Menikah 8 23.5
Jumlah 34 100%
Sumber : Data Primer, 2017

Status Pernikahan
Menikah 26 76.5
Belum Menikah 8 23.5
Jumlah 34 100%
Sumber : Data Primer, 2017
47

Karakteristik Frekuensi Presentase


Pernah mengikuti
pelatihan Infeksi
Nosokomial
Tidak Pernah 30 88.2
Pernah 4 11.8
Jumlah 34 100%
Sumber : Data Primer, 2017

Tabel 4.1 menunjukan bahwa yang berumur kurang dari 30

tahun berjumlah 19 perawat (55%). Perawat yang memiliki jenis

kelamin perempuan berjumlah 29 perawat (85%), berpendidikan

D-III berjumlah 26 perawat (28%). Lama bekerja 1 sampai 4 tahun

berjumlah 19 perawat (55%). Status kepegawaian PNS berjumlah

non PNS 19 perawat (55%). Status pernikahan menikah berjumlah

26 perawat (76%), Perawat yang tidak pernah mengikuti pelatihan

nosokomial berjumlah 30 (88%).

3. Pengetahuan

Data pengetahuan diperoleh dengan menggunakan

kuesioner yang berjumlah 28 item dengan skor 0 dan 1, hasil ukur

berdasarkan definisi oprasional yaitu tinggi jika benar lebih 75%,

sedang jika jawaban benar antara 60-75% dan rendah jika jawaban

benar kurang dari 60%. Hasil rekapitulasi skor pengetahuan dapat

di golongkan seperti Tabel 4.2 berikut :


48

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi Pengetahuan Perawat Diruang


Bedah Bulan Mei 2017

Pengetahuan Frequency Percent


Tinggi 7 20.6
Sedang 27 79.4
Total 34 100%

Sumber : Data Primer, 2017

Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui mayoritas responden memiliki

pengetahuan tentang SPO perawatan luka pasca operasi katagori

sedang yaitu berjumlah 27 perawat (79%).

4. Sikap

Data sikap diperoleh menggunakan kuesioner yang

berjumlah 10 item dengan skor 1 dan 0, hasil ukur berdasarkan

definisi oprasional yaitu positif jika jawaban benar antara 50% dan

negatif jika jawaban benar kurang dari 50%. hasil rekptulasi skor

sikap perawat dapat digolongkan seperti Tabel 4.3 berikut ini :

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi Sikap Perawat diruang bedah


Bulan Mei 2017
Sikap Frequency Percent
Positif 32 94.1
Negatif 2 5.9
Total 34 100%
Sumber : Data Primer, 2017

Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui mayoritas responden memiliki

sikap yang positif berjumlah 32 perawat (94%).


49

5. Motivasi

Data motivasi perawat diperoleh menggunakan kuesioner

yang bejumlah 10 item dengan skor 1 dan 0, tinggi jika jawaban

benar antara 50% dan rendah jika jawaban benar kurang dari 50%.

hasil rekaptulasi skor motivasi perawat dapat digolongkan seperti

Tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi Motivasi Perawat Diruang


Bedah Bulan Mei 2017
Motivasi Frequency Percent
Positif 24 70.6
Negatif 10 29.4
Total 34 100.0
Sumber : Data Primer, 2017

Berdasarkan Tabel 4.4 mayoritas responden memiliki motivasi

Positif yaitu berjumlah 24 perawat (70%).

6. Karakteristik Organisasi

Data karakteristik organisasi diperoleh dengan

menggunakan kuesioner yang berjumlah 8 item dengan skor 1 dan

0, baik jika jawaban benar antara 50% dan kurang baik jika

jawaban benar kurang dari 50%. hasil rekapitulasi skor

karakteristik organisasi dapat digolongkan seperti Tabel 4.5 berikut

ini :

Tabel 4.5 Distribusi frekuensi Karakteristik Organisasi


Diruang Bedah Bulan Mei 2017
Karakteristik organisasi Frequency Percent
Positif 30 88.2
Negatif 4 11.8
Total 34 100.0
Sumber : Data Primer, 2017
50

Berdasarkan Tabel 4.5 diketahi mayoritas responden memiliki

karakteristik kelompok positif bejumlah 30 perawat (88%).

7. Karakteristik Kelompok

Data karakteristik kelompok diperoleh menggunakan

kuesioner yang berjumlah 6 item dengan skor 1 dan 0. baik jika

jawaban benar antara 50% dan kurang baik jika jawaban benar

kurang dari 50%. Hasil rekapitulasi skor karakteristik kelompok

dapat digolongkan seperti Tabel 4.6 berikut ini :

Tabel 4.6 Distribusi frekuensi Karakteristik Kelompok


Diruang Bedah Bulan Mei 2017
Karakteristik Kelompok Frequency Percent
Positif 30 88.2
Negatif 4 11.8
Total 34 100.0
Sumber : Data Primer, 2017

Berdasarkan Tabel 4.6 diketahui mayoritas responden memiliki

karakteristik kelompok Positif berjumlah 30 perawat (88%).

8. Karakteristik Pekerjaan

Data karakteristik pekerjaan diperoleh menggunakan

kuesioner yang berjumlah 6 item dengan skor 1 dan 0. baik jika

jawaban benar antara 50% dan kurang baik jika jawaban benar

kurang dari 50%. Hasil rekapitulsi skor karakteristik pekerjaan

dapat digolongkan seperti Tabel 4.7 berikut ini :


51

Tabel 4.7 Distribusi frekuensi Karakteristik Pekerjaan


Diruang Bedah Bulan Mei 2017
Karakteristik Pekerjaan Frequency Percent
Positif 31 91.2
Negatif 3 8.8
Total 34 100.0
Sumber : Data Primer, 2017

Berdasarkan Tabel 4.7 diketahui mayoritas responden memiliki

karakteristik pekerjaan positif berjumlah 31 perawat (91%) .

9. Karakteristik Lingkungan

Data karakteristik responden diperoleh menggunakan

kuesioner yang berjumlah 6 item dengan skor 1 dan 0, baik jika

jawaban benar antara 50% dan kurang baik jika jawaban benar

kurang dari 50%. hasil rekapitulasi skor karakteristik lingkungan

dapat digolongkan seperti Tabel 4.8 berikut ini:

Tabel 4.8 Distribusi frekuensi Karakteristik Lingkungan


Diruang Bedah Bulan Mei 2017
Karakteristik Lingkungan Frequency Percent
Positif 32 94.1
Negatif 2 5.9
Total 34 100.0
Sumber : Data Primer, 2017

Berdasarkan Tabel 4.8 diketahui mayoritas responden memiliki

karakteristik lingkungan positif berjumlah 32 perawat (94%).

10. Kepatuhan Perawat Dalam Pelaksanaan Standar Prosedur

Operasional Perawatan Luka Pasca Operasi Sesuai Dengan

Prosedur Tetap RSUD Wates Yogyakarta

Data karakteristik responden diperoleh menggunakan

kuesioner yang berjumlah 31 item dengan skor 1 dan 0, baik jika


52

jawaban benar antara 50%, cukup 60-75% dan kurang baik jika

jawaban benar kurang dari 50%. hasil rekapitulasi skor

karakteristik lingkungan dapat digolongkan seperti Tabel 4.9

berikut ini:

Tabel 4.9 Distribusi frekuensi Kepatuhan Perawat dalam


pelaksanaan Standar Prosedur Operasional
Perawatan Luka Pasca Operasi Diruang Bulan
Mei 2017
Kepatuhan Perawat Frequency Percent
Baik 34 100.0
Sumber : Data Primer, 2017

Berdasarkan Tabel 4.9 diketahui mayoritas responden memiliki

Kepatuhan perawat dalam pelaksanaan standar prosedur

operasional perawatan luka pasca operasi baik berjumlah 34

perawat (100%).

B. Pembahasan

1. Pengetahuan

Hasil penelitian menunjukan mayoritas responden memiliki

pengetahuan yang sedang tentang standar prosedur oprasional yaitu

berjumlah 27 Perawat (79%), pada penelitan Ria Novita

Tersnawati menunjukan mayoritas responden memiliki

pengetahuan yang baik tentang standar prosedur operasional yaitu

86,2%. Berdasarkan teori notoatdmojo pengetahuan merupakan

hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan

pengindraan terhadap suatu objek tertentu, pengindraan terjadi


53

melalui panca indra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran,

penciuman rasa dan raba. Pengetahuan atau kognetif merupakan

domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang.

Prilaku yang didasari pengetahuan umumnya bersifat langgeng

(22).

Pendidikan responden terbanyak adalah D-3 Keperawatan

berjumlah 26 perawat yang boleh dikatakan cukup. hal tersebut

memiliki hubungan dengan tingkat pengetahuan responden dengan

Standar Prosedur Operasional. Semakin tinggi pendidikan

seseorang maka semakin banyak informasi yang bias diterima dan

semakin mudah orang tersebut menerima informasi sehingga akan

menambah pengetahuan yang biasanya akan mempengaruhi prilaku

dalam kehidupan sehari-hari (22).

2. Sikap

Responden terbanyak memiliki sikap positif terhadap

standar prosedur oprasional yaitu berjumlah 32 perawat (94%),

pada penelitian Ria Novita Tersnawati responden terbanyak

memiliki sikap positif terhadap standar prosedur operasional yaitu

78,3%. Menurut notoadtmojo sikap merupakan reaksi atau respon

yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau obyek

sehingga suatu sikap belum tentu akan diwujudkan dalam bentuk

suatu tindakan. Faktor-faktor lain termasuk faktor pendukung


54

seperti fasilitas yag ada juga diperlukan untuk mengubah sikap

menjadi tindakan positif (22).

3. Motivasi

Responden terbanyak memiliki motivasi positif dalam

melaksaakan Standar prosedur Oprasional yaitu berjumlah 24

perawat (70%), pada penelitian Ria Novita Tersnawati responden

terbanyak memiliki motivasi tinggi dalam melaksanakan standar

prosedur operasional yaitu 91,3%. Menurut notoadtmojo motivasi

merupakan suatu tenaga yang terdapat dalam diri manusia yang

menimbulkan megarahkan dan mengorganisasi tingkalaku

(prilaku). Prilaku ini timbul karena adanya dorongan faktor internal

dan eksternal. Prilaku dipadang sebagai reaksi atau respon terhadap

suatu stimulus mengungkapkan bahwa prilaku terjadi karena

adanya motivasi atao dorongan yang mengarahkan individu untuk

bertindak sesuai dengan kepetingan atau tujuan yang ingin dicapai.

Karena tanpa doringan tadi tidak aka ada kekuatan yang

mengarahkan individu pada suatu mekanisme timbulnya prilaku.

(22)

4. Karakteristik Organisasi

Responden terbanyak memiliki karakteristik organisasi

katagori positif berjumlah 30 perawat (88%), berdasarkan

penelitian Ria Novita Tersnawati responden terbanyak memiliki

karakteristik organisasi katagori baik yaitu 87,0%. Menurut


55

notoadtmojo prilaku atau kepatuhan seseorang ditentukan oleh

banyak faktor. Ada kalanya prilaku seorang dipengaruhi oleh

kemampuannya, ada pula oleh kebutuhanya da nada juga

dipengaruhi oleh pengharapan, organisasi, kelompok, pekerjaan

dan lingkungannya. Oleh karena banyak faktor yang

mempengaruhi prilaku manusia, maka sering kali suatu organisasi

akan mendapatkan kesulitan dalam menciptakan suatu keadaan

yang memimpin kearah tercapainya evektifitas pelaksanaan kerja

(22).

5. Karakteristik Kelompok

Responden terbanyak memiliki karakteristik kelompok

katagori positif yaitu berjumlah 30 perawat (88%), berdasarkan

penelitian Ria Novita Tersnawati responden terbanyak memiliki

karakteristik kelompok katagori baik yaitu 82,8%. Menurut

notoadtmojo prilaku atau kepatuhan seseorang ditentukan oleh

banyak faktor. Ada kalanya prilaku seorang dipengaruhi oleh

kemampuannya, ada pula oleh kebutuhanya da nada juga

dipengaruhi oleh pengharapan, organisasi, kelompok, pekerjaan

dan lingkungannya. Oleh karena banyak faktor yang

mempengaruhi prilaku manusia, maka sering kali suatu organisasi

akan mendapatkan kesulitan dalam menciptakan suatu keadaan

yang memipin kearah tercapainya evektifitas pelaksanaan kerja

(22).
56

6. Karakteristik Pekerjaan

Responden terbanyak memiliki karakteristik pekerjaan

katagori positif yaitu berjumlah 31 perawat (91%), berdasarkan

penelitian Ria Novita Tersnawati responden terbanyak memiliki

karakteristik pekerjaan katagori baik yaitu 87%. Menurut

notoadtmojo prilaku atau kepatuhan seseorang ditentukan oleh

banyak faktor. Ada kalanya prilaku seorang dipengaruhi oleh

kemampuannya, ada pula oleh kebutuhanya dan ada juga

dipengaruhi oleh pengharapan, organisasi, kelompok, pekerjaan

dan lingkungannya. Oleh karena banyak faktor yang

mempengaruhi prilaku manusia, maka sering kali suatu organisasi

akan mendapatkan kesulitan dalam menciptakan suatu keadaan

yang memipin kearah tercapainya evektifitas pelaksanaan kerja

(22).

7. Karakteristik Lingkungan

Responden terbanyak memiliki karakteristik lingkungan

katagori positif yaitu berjulah 32 perawat (84%), berdasarkan

penelitian Ria Novita Tersnawati responden terbanyak memiliki

karakteristik lingkungan katagori baik yaitu 87,0%. Menurut

notoadtmojo prilaku atau kepatuhan seseorang ditentukan oleh

banyak faktor. Ada kalanya prilaku seorang dipengaruhi oleh

kemampuannya, ada pula oleh kebutuhanya da nada juga

dipengaruhi oleh pengharapan, organisasi, kelompok, pekerjaan


57

dan lingkungannya. Oleh karena banyak faktor yang

mempengaruhi prilaku manusia, maka sering kali suatu organisasi

akan mendapatkan kesulitan dalam menciptakan suatu keadaan

yang memipin kearah tercapainya evektifitas pelaksanaan kerja

(22).

8. Kepatuhan perawat dalam pelaksanaan standar prosedur oprasional

perawatan luka pasca operasi

Responden terbanyak memiliki kepatuhan yang baik

berjumlah 34 Perawat (100%). Berdasarkan penelitian Ria Novita

Tersnawati tidak menjelaskan secara pasti mengenai hasil

kepatuhan perawat dalam pelaksanaan standar prosedur

operasional. Menurut notoadtmojo prilaku atau kepatuhan

seseorang ditentukan oleh banyak faktor (22).


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Karakteristik responden perawat sebagian besar berusia dibawah

30 tahun.

2. Faktor internal sebagian besar perawat mempunyai pengetahuan

dalam katagori sedang tentang pelaksanaan standar prosedur

operasional perawatan luka pasca operasi. Sebagian besar perawat

mempunyai sikap dalam katagori positif tentang pelaksanaan

standar prosedur operasional perawatan luka pasca operasi.

3. Faktor Eksternal Sebagian besar perawat mempunyai karakteristik

organisasi dalam katagori positif tentang pelaksanaan standar

prosedur operasional perawatan luka pasca operasi. Sebagian besar

perawat mempunyai karakteristik kelompok dalam katagori positif

tentang pelaksanaan standar prosedur operasional perawatan luka

pasca operasi. Sebagian besar perawat mempunyai karakteristik

pekerjaan dalam katagori positif tentang pelaksanaan standar

prosedur operasional perawatan luka pasca operasi. Sebagian besar

perawat mempunyai karakteristik lingkungan dalam katagori positif

tentang pelaksanaan standar prosedur operasional perawatan luka

pasca operasi.

58
59

4. Sebagian besar perawat mempunyai kepatuhan dalam katagori baik

tentang pelaksanaan standar prosedur operasional perawatan luka

pasca operasi.

B. Saran

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Bagi penelitian berikutnya dapat menambah sampel penelitian dan

menggunakan teknik yang lebih mendalam sehingga dapat

meningkatkan kualitas hasil penelitian. yang sesuai profesionalisme

seorang perawat dan dalam rangka meningkatkan kualitas

pelayanan kesehatan.

2. Bagi Perawat

Perawat meningkatkan kepatuhan dalam penerapan Standar

Prosedur Oprasional Perawatan luka pasca operasi dengan baik

sebagai bentuk tindakan

3. Bagi RSUD Wates Yogyakarta

a. Standar prosedur operasional sebagai pedoman praktik perlu

untuk diupdate, dievalusi dan disosialisasikan secara

mendalam oleh perawat dan selalu disesuaikan dengan

perkembangan zaman.

b. Standar prosedur operasional sebagai pedoman praktik perlu

dipahami dan dilaksanakan secara baik oleh setiap perawat

seehingga memerlukan kepatuhan dalam pelaksanaan


60

4. Bagi Universitas Alma Ata Yogyakarta

Menambah daftar pustaka untuk literatur atau Refrensi bagi civitis

akademik Universitas Alma Ata Yogyakarta yang akan melakukan

penelitian dengan topik yang sama mengenai pentingnya kepatuhan

perawat dalam pelaksanaan standar prosedur oprasional perawatan

luka pasca operasi dalam mengendalikan infeksi nosokomial.


DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes RI, Undang-undang Republik Indonesia tentang rumah sakit.


Publishing; 2009 Tersedia dalam:
http://www.depkes.go.id/resources/download/peraturan/UU%20No.%204
4%20Th%202009%20ttg%20Rumah%20Sakit.PDF[Diakses pada 13
April 2017].
2. Devi, Jurnal Keperawatan Hubungan Motivasi dengan Kepatuhan
Perawat Luka Post Oprasi Sesuai dengan SPO di RSUD Batang,
Publishing; 2013. Tersedia dalam: http://www.e-skripsi.stikesmuh-
pkj.ac.id/e-skripsi/index.php?p=fstream-pdf&fid=562&bid=621 [Diakses
pada 13 April 2017].
3. Himatusujanah, Jurnal Keperawatan Hubungan Tingkat Kepatuhan
Pelaksanaan Protap Perawatan Luka Dengan Kejadian Infeksi Luka Post
Sectio Caesarea di Ruang Mawar I RSUD Dr. Moewardi Surakarta,
Publishing; 2008. Tersedia dalam:
journals.ums.ac.id/index.php/BIK/article/download/3731/2401 [Diakses
pada 13 April 2017].
4. Herpan, Jurnal Kesehatan Masyarakat Analisis Kinerja Perawat dalam
Pengendalian Infeksi Nosokomial di RSU PKU Muhammadiyah Bantul
Yogyakarta. Publishing; 2012. Terseda dalam;
http://journal.uad.ac.id/index.php/KesMas/article/viewFile/1053/780
[Diakses pada 13 April 2017].
5. Ircham M, Cara Mudah Menyusun Judul Penelitian KTI Skripsi Tesis
Menyusun Kuesioner dan Panduan Wawancara. Yogyakarta: Fitramaya,
2014.
6. Ircham M, Teknik Menyusun Kuesioner dan Panduan Wawancara.
Yogyakarta: Fitramaya, 2014.
7. Ircham M, Bio Statistika, Yogyakarta: Fitramaya, 2014.
8. Ircham M, Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Fitramaya, 2014.
9. Imram R, Rimba P, Elsa MR, Analisis Motivasi Kerja Perawat di Ruang
Rawat Inap RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II, Jurnal
Keperawatan dan Kebidanan, 2015; 3(2): 82-90.
10. Linda, Panduan Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas Pelayanan
Kesehatan dengan Sumber Daya Terbatas, Jakarta: Tridasa Printer, 2004.
11. Leiksen, Jurnal Keperawatan Hubungan Tingkat Pendidikan Dan Sikap
dengan Pelaksanaan Prosedur Tetap Perawatan Luka di Ruang
Perawatan Bedah Badan Rumah Sakit Daerah Kabupaten Bangal.
Publishing; 2015 Tersedia dalam:
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/6735 [Diakses
pada 13 April 2017].
12. Nursalam. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik
Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika, 2016.

61
62

13. Notoatmodjo, Metodeologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rinka Cipta.


2012.
14. Menkes RI, Peraturan Mentri kesehatan tentang kesehatan keselamatan
kerja. Publishing; 2011 Tersedia dalam:
http://bprs.kemkes.go.id/v1/uploads/pdffiles/peraturan/21%20PMK%20N
o.%201691%20ttg%20Keselamatan%20Pasien%20Rumah%20Sakit.pdf
[Diakses pada 13 April 2017].
15. Parry, Poter, Fundamentals Of Nursing Fundamental keperawatan Buku
1Edisi, Jakarta: Selemba medika, 2010.
16. Ratih, Jurnal Kesehatan Masyarakat Sistem Informasi Survailans Infeksi
Luka Operasi Untuk Membantu Pengambilan Keputusan Klinis dan
Administrasi di Kamar Operasi Badan Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
H. Soewondo Kendal. Publishing; 2005 Tesedia dalam:
http://eprints.undip.ac.id/14412/1/2003MIKM2292.pdf [Diakses pada 13
April 2017].
17. Riyadi, Standard Operating Procedure dalam praktik klinik keperawatan
dasar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012.
18. Salwa A, Mohammad, Nursing Guidline and Its Effect on Nurse’
Knowledge and Patient Safety Regarding Nosocomial Infection Control
Measures in Burn Unit, Jurnal of Nursing and Health Sciense, 2016; 5(5):
06-16.
19. Zeineb M, El-sayed, Amel G, Nurs’ Knowledge and Practice for
Prevention of Infiction in Burn Unit at a University Hospital: Suggested
Nursing Guidelines, Jurnal Of Nursing and Health Sciensce, 2015; 4(4):
62-69
20. Jabarudin, Luluk , Churaerie L, Hubungan Pengetahuan Perawat dengan
Prilaku Pencegahan Infeksi Nasokomial di ruang penyakit dalam RSUD
Sultan Imanuddin Kalimantan Tengah, Jurnal Borneo Cendakia, 2017;
1(1): 60-69.
21. Kamus besar bahasa Indonesia, Kepatuhan, Tersedia dalam:
http://kbbi.web.id/patuh [Diakses pada 13 April 2017].
22. Notoatmodjo, Pendidikan dan Prilaku Kesehatan, Jakarta: Rinka Cipta,
2012.
23. Ria Novita Tersnawati, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan
Perawat Dalam Melaksanakan Standar Oprasional ProsedurPerawatan
Infus Ruang Paviliun RSUD Saras Husada Purworejo, 2012.
24. Suyanti Verawati, Pengalaman Perawat Dalam Melaksanakan Standar
Oprasional Perawatan Luka Appendectomy Di Ruang Mawar RSUD dr.
Soediran Mangun Sumarso Wonogiri, Tersedia dalam:
http://www.stikeskusumahusada.ac.id/digilib/files/disk1/24/01-gdl-
suyantiver-1200-1-jurnals-f.pdf [Diakses pada 13 April 2017].
25. Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, Bandung: CV Alfabeta, 2012
26. Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rinka
Cipta, 2010.
63

27. Andi Hartono, Gambaran Prilaku Perawat Dalam Melaksanakan Cuci


tangan Diruang Anggrek Dan Wijaya Kusuma RSUD Wates, Yogyakarta,
2016.
28. RSUD Wates Kulon Progo, Protap Keperawatan Menajemen Perawatan
Luka, Yogyakarta, 2009.
LAMPIRAN

63
SURAT PERMOHONAN UNTUK MENJADI RESPONDEN

Perihal : Permohonan Pengisian Kuesioner Penelitian


Lampiran : Kuesioner Penelitian

Dengan hormat,

Dalam rangka penulisan skripsi sebagai salah satu syarat untuk


mendapatkan gelar sarjana keperawatan (S.Kep) di Universitas Alma Ata
Yogyakarta atas nama Ditha Nugraha Nuryahuthama, maka untuk maksud ini
kepada bapak/ibu diajukan sejumlah pertanyaan. Dengan kerendahan hati saya
memohon dengan sangat kepada bapak/ibu untuk mengisi kuesioner yang telah
disediakan.
Kuesioner ini bukan untuk membuat penilaian terhadap diri bapak/ibu atau
tes pisikologi dari atasan atau dari manapun, maka dari itu bapak/ibu tidak perlu
takut atau ragu-ragu dalam memberikan jawaban yang sejujurnya. Artinya semua
jawaban yang diberikan bapak/ibu adalah benar jawabanyang diminta adalah
sesuai dengan kondisi yang dirasakan bapak/ibuselama ini. Oleh karena itu, data
dan identitas bapak/ibu akan dijamin kerahasiaannya.
Setiap jawaban yang diberikan merupakan bantuan yang tidak ternilai
harganya bagi peneliti, atas perhatian dan kerjasamanya saya ucapkan
terimakasih.

Yogyakarta, Mei 2017


Teriring Salam Hormat Dan Doa
Saya

Ditha Nugraha Nuryahuthama


PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
(INFORMED CONCERN)

Setelah mendapat penjelasan tentang penelitian yang akan dilaksanakan maka


saya:
Nama :
Umur :
Alamat :
Menyatakan bersedia menjadi responden dalam penelitian yang akan dilaksanakan
oleh:
Nama : Ditha Nugraha Nuryahuthama
NIM : 150100695
Status : Mahasiswa S-1 Keperawatan Universitas Alma Ata Yogyakarta
Judul : Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan perawat
dalam pelaksanaan standar prosedur operasional perawatan luka
pasca operasi
Demikian lembar persetujuan ini saya isi dengan sebenar-benarnya agar dapat
dipergunakan sebagaimana perlunya.

Yogyakarta, Mei 2017


Responden

( )
LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN

Saya, Ditha Nugraha Nuryahuthama dari Universitas Alma Ata


Yogyakarta akan melakukan penelitian yang berjudul Faktor-faktor yang
berhubungan dengan kepatuhan perawat dalampelaksanaan Standar Prosedur
Oprasional Perawatan Luka Pasca Operasi Di RSUD Wates Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan
dengan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan standar prosedur oprasional
perawatan luka pasca operasi di ruang Anggrek dan Edelwis RSUD Wates
Yogyakarta yang meliputi Gambaran RSUD Wates Yogyakarta dan karakteristik
responden.
Peneliti mengajak (Bapak/Ibu/saudara) untuk ikut serta dalam penelitian
yang membutuhkan 34 responden perawat ruang anggrek dan ruang edelwis pada
bulan mei-juni 2017 dengan cara mengisi kuesioner yang telah kami sediakan.

A. Kesukarelaan Untuk Menjadi Responden


Anda bebas memilih keikut sertaan dalam penelitian ini tanpa ada
paksaan. Bila anda sudah memutuskan untuk ikut, anda bias juga bebas
untuk mengundurkan diri/berubah pikiran setiap saat tanpa
mempengaruhi pelayanan dan hak anda sebagai perawat.

B. Prosedur Penelitian
Apabila anda bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini, anda diminta
untuk mentandatangani lembar persetujuan untuk menjadi
responden/informed consent, selanjutnya anda dipersilahkan untuk
mengisi lembar kuesioner

C. Kewajiban Responden Penelitian


Sebagai responden penelitian, anda berkewajiban untuk mengisi semua
pernyataan dalam kuesioner yang telah disediakan sesuai dengan
keadaan yang anda alami tanpa adanya paksaan dan tekanansiapapun
juga.

D. Resiko dan Efek Samping


Penelitian ini merupakan penelitian non intervensi, sehingga tidak ada
resiko dan efek samping apapun bagi responden.

E. Manfaat
Manfaat penelitian ini bagi responden adalah dapat memberikan
masukan kepada RS dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan.

F. Kerahasiaan
Semua informasi yang berkaitan dengan identitas responden akan
dirahasiakan dan hanya diketahui oleh peneliti. Hasil penelitian akan
dipublikasikan tanpa ada identitas responden.
G. Kompensasi
Sebagai tanda cinta, peneiti akan memberikan souvenir untuk
responden.

H. Pembiayaan
Semua biaya yang terkait dalampenelitian ini akan ditanggung oleh
peneliti.

I. Informasi Tambahan
Anda diberikesempatan untuk menanyakan semua hal yang belum
jelas sehubungan dengan penelitian ini dengan menghubungi no hp
peneliti di nomer 082226442126, alamat email
dithanugrahanuryahuthamagmail.com atau biasa menghubungi komite
etik FK UGM ke nomer 0274 588688 atau 08112666869

Demikian penjelasan ini peneliti sampaikan, semoga dapat memberi


gambaran lebih jelas mengenai rencana jalanya penelitian ini. Atas perhatianya
saya ucapkan terimakasih.

Hormat Peneliti

Ditha Nugraha Nuryahuthama


INSTRUMEN PENELITIAN

Tanggal :
No. Respondent :

Petunjuk pengisian
Bapak/Ibu diharapkan :
1. Menjawab setiap pertanyaan yang tersedia dengan memberikan tanda
checklist ( ) pada tempat yang disediakan
2. Semua pertanyaan harus dijawab
3. Setiap pertanyaan diisi dengan satu jawaban
4. Bila ada yang kurang mengerti silahkan bertanya kepada peneliti

A. DATA DEMOGRAFI
1. Kode Sempel : (diisi oleh peneliti)
2. Inisial respondent :
3. Usia :
4. Jenis Kelamin : 1. ( ) Laki-laki
2. ( ) Perempuan
5. Tingkat Pendidikan : 1. ( ) Akper
2. ( ) Sarjana
6. Lama Bekerja : 1. ( ) < 1 Tahun
2. ( ) 1-4 Tahun
3. ( ) > 5 Tahun
7. Status Kepegawaian : 1. ( ) PNS
2. ( ) Non PNS
8. Status Pernikahan : 1. ( ) Menikah
2. ( ) Belum Menikah

Anda pernah mengikuti pelatihan infeksi nosokomial :


1. ( ) Tidak Pernah
2. ( ) Pernah. Sebutkan…………………………………………....

B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN


1. PENGETAHUAN

Jawaban
No. Uraian
Benar Salah
1. SPO adalah suatu pedoman tertulis tentang
proses kerja tertentu
2. SPO berisi tahapan-tahapan kerja
3. Tahapan proses kerja yang tidak baku
termasuk SPO
4. Tahapan proses kerja pada SPO tidak perlu
dilaksanakan secara keseluruhan
5. Tujuan SPO petugas atau pegawai menjaga
konsistensi dan tingkat kinerja petugasatau
pegawai atau tim dalam organisasi atau unit
kerja.
6. Dalam SPO petugas harus mengetahui dengan
jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam
organisasi.
7. SPO dapat digunakan untuk melindungi
pegawai dari malpraktik
8. Tujuan SPO adalah untuk mengurangi resiko
kerja.
9. Fungsi SPO memperlancar tugas petugas atau
pegawai atau tim atau unit kerja.
10. Fungsi SPO sebagian dasar hokum bila terjadi
penyimpangan.
11. Fungsi SPO adalah menghindari hambatan-
hambatan kerja dan mudah dilacak.
12. Fungsi SPO tidak mengarahkan petugas atau
pegawai untuk sama-sama disiplin tetapi untuk
mencapai peraturan.
13. Didalam pelaksanaan SPO mengandung suatu
hak dan kewajiban.
14. Pelaksanaan kegiatan keperawatan sesuai
dengan SPO menunjukan keprofesionalan.
15. Perawat berhak untuk memperoleh informasi
yang jujur dari klien dan atau kluarga agar
mencapai tujuan keperawatan yang maksimal.
16. Perawat berhak untuk memperoleh informasi
yang lengkap dari klien dan atau keluarganya
agar mencapai tujuan keperawatan yang
maksimal.
17. SPO harus sudah ada sebelum suatu pekerjaan
dilakukan.
18. SPO digunakan untuk memulai apakah
pekerjaan dilakukan baik.
19. Uji perlu dilakukan, dilaksanakan revisi jika
ada perubahan langkah kerja yang dapat
mempengaruhi lingkungan kerja.
20. SPO dapat disusun sambil suatu pekerjaan
dilakukan.
21. SPO yang baik akan menjadi pedoman bagi
pelaksana, menjadi alat kumunikasi dan
pengawasan dan menjadikan pekerjaan
diselesaikan secara konsisten.
22. Para pegawai akan tahu apa yang harus dicapai
dalam setiap pekerjaan.
23. SPO tidak bias dipergunakan sebagai salah
satu atau training dan bias digunakan untuk
mengukur kinerja pegawai.
24. Para pegawai akan lebih memiliki percaya diri
dalam bekerja.
25. Tujuan SPO perawatan luka mencegah infeksi
26. Mencuci tangan dalam pelaksanaan SPO
perawatan luka termasuk tahap prainteraksi
27. Pada tahap orientasi perawat tidak wajib
memberikan salam kepada pasien maupun
penunggu.
28. Melakukan evaluasi tidak termasuk tahapan
terminasi.

2. SIKAP
Jawaban
No. Uraian
Ya Tidak
29. Saya mendukung adanya SPO dan
mengingatkan teman yang lalai dalam
menjalankan SPO
30. Menurut saya SPO sangat membantu
profesionalisme profesi anda sebagai perawat
31. Saya melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
SPO tanpa harus memikirkan inisiatif
32. Menurut saya SPO harus selalu diperbarui
sesuai dengan perkembangan zaman dan
kebutuhan
33. Menurut saya dalam setiap periode tertentu
sebaiknya SPO selalu ditinjau dan diadakan
revisi
34. Dalam melaksanakan SPO saya memerlukan
kejelasan Punishman dan rewerd yang
diterima
35. Pelaksanaan kegiatan keperawatan sesuai SPO
merupakan beban tersendiri untuk saya
36. Saya harus melaksanakan SPO perawatan luka
harus lengkap dan sempurna
37. Saya melaksanakan SPO perawatan luka
karena untuk mencegah infeksi
38. Saya akan selalu mendukung kebijaksanaan
manajemen RS dalam pelaksanaan SPO
keperawatan
3. MOTIVASI
Jawaban
No. Uraian
Ya Tidak
39. Saya ingin selalu melaksanakan kegiatan
keperawatan sesuai dengan SPO dan
berkomitmen terhadap mutu pelayanan sesuai
SPO
40. Saya selalu ingin meningkatkan pengetahuan
tentang SPO keperawatan
41. Saya melaksanakan kegiatan keperawatan
sesuai SPO karena Sanksi jika tidak
dilaksanakan
42. Saya melaksanakan SPO dengan benar karena
berhubungan dengan kredibilitas saya sebagai
seorang perawat
43. Saya melaksanakan SPO keperawatan
tergantung rewerd yang saya terima
44. Saya bangga jika dapat melaksanakan kegiatan
keperawatan sesuai SPO
45. Atasan selalu melakukan pemantauan tentang
kegiatan
46. Pihak manajemen RS selalu memperhatikan
rewerd khusus kepada perawat yang
berprestasi dalam pelaksanaan SPO
47. Atasan selalu menanyakan tentang kegiatan
keperawatan yang saya laksanakan dan juga
menanyakan hambatan-hanbatan selama
pelaksanaan SPO
48. Atasan memberikan perhatian dan pujian
kepada perawat yang melaksanakan kegiatan
keperawatan sesuai dengan SPO
4. KARAKTERISTIK ORGANISASI
Jawaban
No. Uraian
Ya Tidak
49. Manajemen rumah sakit selalu memberikan
sanksi yang tegas dalam penerapan SPO
50. Manajemen rumah sakit selalu mengadakan
pemantauan pelaksanaan SPO kegiatan
Keperawatan
51. Manajemen memberikan peringatan jika
terdapat ketidakpatuhan pelaksanaan SPO
keperawatan
52. PPNI memberikan pelatihan contoh penerapan
SPO keperawatan yang benar
53. Manajemen RS selalu mengadakan sosialisasi
jika ada perbaikan SPO
54. Manajemen rumah sakit mengabaikan perawat
yang sering tidak patuh dalam melaksanakan
SPO
55. Manajemen rumah sakit sering tidak bertindak
tegas kepada perawat yang melanggar SPO
56. Manajemen rumah sakit tidak pernah
memberikan diklat penerapan SPO keperwatan

5. KARAKTERISTIK KELOMPOK
Jawaban
No. Uraian
Ya Tidak
57. Saya selalu mengingatkan teman lain jika ada
yang melanggar SPO
58. Teman perawat mengingatkan saya jika saya
tidak tepat atau melanggar penerapan SPO
59. Saya dan teman perawat saling memberitahu
informasi tentang cara pelaksanaan SPO yang
benar
60. Perawat sering mengadakan koordinasi tentang
bagaimana menerapkan SPO dengan benar
61. Saya dan teman perawat memiliki komitmen
yang sama untuk menerapkan SPO dengan
benar
62. Perawat senior memberikan contoh penerapan
SPO yang benar kepada perawat yang lebih
muda
6. KARAKTERISTIK PEKERJAAN
Jawaban
No. Uraian
Ya Tidak
63. Pekerjaan keperawatan memerlukan standar
prosedur oprasional yang sama
64. SPO digunakan sebagai acuan untuk
melaksanakan kegiatan keperawatan
65. Pekerjaan keperawatan memerlukan ketelitian
dan kepatuhan
66. Pekerjaan keperawatan yang dilakukan sesuai
SPO akan menghasilkan hasil yang baik
67. SPO dapat dijadikan aspek hukum legalitas
untuk melindungi pekerjaan keperawatan
68. SPO yang digunakan sesuai prosedur dapat
melindungi perawat dari kesalahan pekerjaan

7. KARAKTERISTIK LINGKUNGAN
Jawaban
No. Uraian
Ya Tidak
69. Kondisi lingkungan yang kondusif
70. Hubungan antara teman sekerja terjalin dengan
baik
71. Hubungan dan kumunikasi atasan dan
bawahan berjalan baik dalam suasana yang
kondusif dan memahami budaya rekan sekerja
72. Antara atasan dan bawahan saling
menghormati
73. Sarana dan prasarana kurang mendukung
pekerjaan saya sebagai perawat seperti luas
gedung dan kelengkapan alat-alat yang
mendukung proses pelayanan
74. Kebersihan lingkungan pekerjaan saya kurang
mendukung pekerjaan saya sebagai seorang
perawat
8. KEPATUHAN DALAM PELAKSANAAN STANDAR
PROSEDUR OPRASIONAL PERAWATAN LUKA PASCA
OPERASI BERDASARKAN PROSEDUR TETAP RSUD WATES
YOGYAKARTA
Jawaban
No. Uraian
Ya Tidak
TAHAP PREINTERAKSI
75. Mengeksplorasi Kemampuan diri
TAHAP ORIENTASI
76. Mengecek instruksi dari dokter
77. Memastikan identitas pasien
78. Perawat memberi salam
79. Perawat menjelaskan pada klien tentang
tindakan yang akan dilakukan
80. Perawat melakukan kontrak waktutindakan
pada klien
81. Jaga privacy Klien
TAHAP KERJA
82. Jelaskan prosedur pada klien, gambaran
sensasi yang akan dirasakan selama irigasi
83. Susun semua peralatan disamping tempat tidur
klien
84. Posisikan klien sehingga larutan irigasi akan
mengalir daribagian atas tepi luka ke bagian
dalam kom yang diletakan dibawah luka
85. Letakan perlak pengalas dibawah luka klien
86. Perawat cuci tangan
87. Kenakan sarung tangan bersih, sekali pakai
dan lepaskan plester ikatan atau ferbam
88. Lepaskan plester dengan melepaskan ujungnya
dan menarijnya perlahan, sejajar dengan kulit
dan kearah balutan (bila perekat masih tersisa
dikulit, dihilangkan dengan larutan
aseton/bensin)
89. Dengan tangan anda yang telah memakai
sarung tangan atau pincet, angkat balutan,
pertahankan bagian bawah yang kotor jauh
dari penglihatan klien, lepaskan satu demi satu
balutan
90. Observasi karakter dsn jumlsh drainase pada
balutan
91. Buang balutan kotor pada tempat yang telah
disediakan, hindari kontaminasi dengan
pernukaan luar tempat, lepaskan sarung tangan
dengan menarik bagian dalam keluar, buang
ditempat yang telah disediakan
92. Siapkan alat steril buka kom dan luangkan
larutan (volume bervariasi tergantung ukuran
luka dan banyaknya drainase) buka spuit dan
siapkan bak instrument, pakai sarung tangan
steril
93. Letakan bengkok bersih menempel kulit klien
dibawah inisiasi atau letak luka.
94. Hisap larutan dari dalam spuit, saat memegang
ujung spuit tepat diatas luka, irigasi dengan
perlahan tetapi secara continue dengan tekanan
yang cukup untuk mendorong drainasi dan
debris, hindari menyemburkan atau
menyemprotkan larutan, irigasi tepat diatas
luka.
95. Lanjutkan irigasi sampai larutan jernih yang
mengalir kedalam bengkok
96. Dengan kasa steril keringkan tepi luka,
bersihkan dari yang kurang kontaminasi
sampai area yang terkontaminasi, bergerak
dengan progresip menekan dari garis insiasi
atau tepi luka.
97. Pasang balutan steril
98. Bantu klien untuk posisi yang nyaman
99. Bereskan peralatan dan cuci tangan
100. Catat pada catatan perawat volume dan tipe
larutan, karakteristik drainase penampilan
luka, dan respon klien
TAHAP TERMINASI
101. Anamnesis respon pasien
102. Upaya tindak lanjut dirumuskan
103. Salam terapeutik diucapkan dalam mengakhiri
tindakan
104. Respon klien selama dan sesudah tindakan
dicatat dengan jelas dan ringkas
105. Waktu, paraf dan nama perawat dengan jelas
CURRICULUM VITAE

Nama : Ditha Nugraha Nuryahuthama

Tempat, tanggal lahir : Balikpapan, 08 Oktober 1994

Email : dithanugrahanuryahuthama@gmail.com

Facebook : Ditha Nugraha Nuryahuthama

No. Hp atau WA : 082226442126

Pendidikan

1. 1999 – 2000
Pernah Taman Kanak – kanak islam RAUDHATUL ATFAL Balikpapan
2. 2005 – 2006
Pernah Sekolah Dasar Negeri 007 Balikpapan
3. 2008 – 2009
Pernah Sekolah Menegah Pertama Negeri 13 Balikpapan
4. 2009 – 2012
Sekolah Menegah Atas Negeri 7 Balikpapan Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam
5. 2012 – 2015
Diploma Tiga di Akademi Perawatan Karya Bakti Husada Bantul Yogyakarta
6. 2016 – Sekarang
Sedang Menempuh Gelar Sarjana dan Profesi Ners di Universitas Alma Ata
Yogyakarta

Pengalaman Berorganisasi

1. PASKIBRA (Pasukan Pengibar Bendera)


2. OSIS SMAN 7 Balikpapan
3. BEM dan SEMA di Akademi Perawatan Karya Bakti Husada Yogyakarta
4. Relawan atau Korps Sukarela PMI Bantul Yogyakarta

You might also like