You are on page 1of 4

Penanganan Terkini Hidronefrosis

1 November 2017 · by Dokter Indonesia Online · in Tanpa kategori. ·

Penanganan Terkini Hidronefrosis


Hidronefrosis, secara harfiah berarti air di dalam ginjal, mengacu pada distensi dan
pelebaran renal pelvis dan renal calyx, biasanya disebabkan oleh adanya penyumbatan
aliran urin di ginjal. Apabila tidak diobati, hidronefrosis dapat mengarah ke atrofi
ginjal progresif. Dalam kasus hidroureteronephrosis, ada distensi dari kedua ureter dan
renal pelvis dan kalise. Hidronefrosis adalah pembengkakan ginjal akibat penumpukan
urine. Kondisi ini umumnya terjadi pada salah satu ginjal, namun tidak menutup
kemungkinan untuk terjadi pada kedua ginjal sekaligus. Apabila terdeteksi dan
ditangani secepatnya, hidronefrosis jarang menyebabkan komplikasi jangka panjang.
Namun, jika dibiarkan begitu saja, pembengkakan ginjal ini berpotensi meningkatkan
kemungkinan penderita mengalami infeksi saluran kemih, kerusakan ginjal, atau
bahkan gagal ginjal. Kondisi ini bisa dialami oleh semua orang dari segala usia, bahkan
pada janin yang sedang berkembang dalam kandungan. Meski demikian, artikel ini
akan membahas secara khusus mengenai hidronefrosis yang dialami oleh penderita
dewasa.

Penyebab

 Hidronefrosis bisa disebabkan dari beberapa kejadian patofisiologi yang abnormal.


Kelainan struktural dari persimpangan antara ginjal, ureter, dan kandung kemih yang
menyebabkan hidronefrosis dapat terjadi selama perkembangan janin. Beberapa dari
cacat bawaan telah diidentifikasi sebagai kondisi turunan, namun hubungan genetik
untuk diagnosis dini belum ditentukan. Kelainan struktural lainnya bisa disebabkan
oleh cedera, operasi, atau terapi radiasi.
 Kompresi satu atau kedua ureter dapat juga disebabkan oleh perkembangan janin
yang tidak sempurna. Kompresi bilateral dari ureter dapat terjadi selama kehamilan
yang disebapkan oleh pembesaran rahim. Perubahan kadar hormon selama waktu ini
juga dapat mempengaruhi kontraksi otot kandung kemih, yang dapat memperparah
kondisi tersebut.
 Sumber penyumbatan dapat timbul dari berbagai penyebab lain termasuk batu ginjal,
pembekuan darah, atau retroperitoneal fibrosis.
 Penyumbatan tersebut dapat bersifat sebagian atau keseluruhan dan dapat terjadi di
manapun dari urinary meatus sampai renal calyx renal pelvis.
 Hidronefrosis juga dapat terjadi akibat arus balik urin dari kandung kemih kembali ke
ginjal. Arus balik ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor di atas namun dapat juga
disebapkan oleh kompresi saluran keluar kandung kemih ke uretra akibat pembesaran
prostat atau impaksi tinja di usus besar, serta kontraksi abnormal otot kandung kemih
akibat disfungsi neurologis atau gangguan otot lainnya.
 Pembengkakan ginjal ini bukan termasuk penyakit tersendiri, melainkan gejala atau
komplikasi yang muncul karena penyakit lain yang diderita pasien. Apabila terjadi
gangguan atau sumbatan pada saluran kemih, urine akan terperangkap di dalam ginjal
karena tidak bisa dikeluarkan. Penumpukan inilah yang akan menyebabkan
pembengkakan pada ginjal atau hidronefrosis.
 Kehamilan. Pembesaran rahim selama kehamilan terkadang bisa menekan ureter.
 Batu ginjal yang berpotensi menyumbat ureter.
 Penyempitan ureter akibat terbentuknya jaringan parut karena infeksi, operasi, atau
pengobatan teknik radiasi.
 Pembengkakan kelenjar prostat.
 Berbagai jenis kanker yang terjadi di sekitar saluran kemih, misalnya kanker ginjal,
kanker ovarium, kanker prostat, atau kanker kandung kemih.
 Gangguan atau kerusakan pada saraf-saraf kandung kemih.

 Demam.
 Mual.
 Perut yang bertambah besar.
 Menggigil.
 Darah pada urine.
 Sakit saat buang air kecil.
 Frekuensi buang air kecil yang meningkat.
 Sering kebelet.
 Tanda-tanda dan gejala hidronefrosis tergantung pada apakah penyumbatan tersebut
terjadi secara akut atau kronis, sebagian atau seluruhnya, unilateral atau bilateral.
Hidronefrosis yang terjadi secara akut dengan onset mendadak (seperti yang
disebabkan oleh batu ginjal) dapat menyebabkan rasa sakit di daerah panggul (antara
pinggul dan tulang rusuk).
S
 ebaliknya, hidronefrosis yang berkembang secara bertahap pada umumnya akan
menyebabkan sakit berkepanjangan. Mual dan muntah juga dapat terjadi.
Penyumbatan yang terjadi pada uretra atau kandung kemih dapat menyebabkan rasa
sakit dan tekanan yang dihasilkan dari distensi kandung kemih. Terhalangnya aliran
urin sering mengakibatkan infeksi saluran kemih yang dapat mengarah pada
pengembangan batu ginjal, demam, dan darah atau nanah dalam urin. Jika
penyumbatan lengkap terjadi, hal tersebut dapat menyebapkan gagal ginjal.
 Tes darah dapat menunjukkan gangguan fungsi ginjal (peningkatan ureum atau
kreatinin) atau ketidakseimbangan elektrolit seperti hiponatremia atau asidosis
metabolik hiperkloremik. Urinalisis mungkin menunjukkan pH tinggi karena
kerusakan sekunder nefron dalam ginjal yang sakit.

 Pada tahap awal pemeriksaan, dokter akan menanyakan gejala serta riwayat kesehatan
Anda dan keluarga. Jika menduga Anda mengidap pembengkakan ginjal, dokter akan
menganjurkan beberapa pemeriksaan lebih lanjut guna memastikan diagnosis.
 Jenis-jenis pemeriksaan hidronefrosis umumnya meliputi tes darah, tes urine, USG,
CT dan MRI scan, serta X-ray menggunakan zat kontras (IVP atau intravenous
pyelogram). Prosedur-prosedur tersebut akan membantu dokter untuk melihat kondisi
kesehatan Anda secara keseluruhan, sekaligus tingkat keparahan pembengkakan
ginjal yang terjadi.

 Pengobatan hidronefrosis dilakukan untuk menghilangkan faktor yang menyumbat,


serta mengeluarkan urin yang terkumpul di bagian yang tersumbat. Oleh karena itu,
masing-masing kasus harus diperlakukan secara berbeda tergantung pada di mana
sumbatan terjadi, dan apakah kasus ini merupakan kasus yang akut atau kronis.
 Penyumbatan akut saluran kemih bagian atas biasanya diobati dengan menyisipkan
tabung nefrostomi. Penyumbatan kronis saluran kemih bagian atas biasanya diobati
dengan diobati dengan menyisipkan stent ureter atau pyeloplasty.
 Penyumbatan saluran kemih bawah (seperti yang disebabkan oleh penyumbatan
kandung kemih sekunder terhadap hipertrofi prostat) biasanya diobati dengan
memasukkan kateter kemih atau kateter suprapubik.
 Untuk semua kasus hidronefrosis, tidak diperlukan adanya operasi.
 Jenis penanganan hidronefrosis akan ditentukan berdasarkan penyebab serta tingkat
keparahan kondisi pasien. Tujuan utama pengobatannya adalah untuk mengeluarkan
penumpukan urine, mengurangi tekanan pada ginjal akibat pembengkakan, mencegah
kerusakan permanen pada ginjal, serta menangani penyakit yang memicu
hidronefrosis.
 Kateterisasi untuk mengeluarkan urine yang menumpuk dalam ginjal merupakan
metode pengobatan yang dijalani sebagian besar pengidap hidronefrosis. Pada kasus-
kasus yang parah, operasi pengangkatan ginjal yang sudah rusak dan terinfeksi
terkadang dibutuhkan sebagai langkah pengobatan.
 Setelah pembengkakan ginjal berkurang dan mereda, penyebab di balik hidronefrosis
harus segera ditangani. Karena penyebabnya beragam, penanganannya pun berbeda-
beda. Contohnya meliputi:
 Obat-obatan atau operasi pengangkatan sebagian prostat untuk menangani
pembengkakan prostat.
 Penggunaan stent yang dimasukkan ke dalam ureter yang menyempit.
 Operasi pengangkatan batu ginjal atau penggunaan gelombang suara untuk
menghancurkan batu ginjal guna mengatasi penyakit batu ginjal.
 Pemberian antibiotik guna mengatasi infeksi.
 Radioterapi atau kemoterapi untuk menangani kanker.

You might also like