Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
AHMAD JOHARI
NIM:13321065
Skripsi Penelitian
Diajukan dalam rangka memenuhi persyaratan
Menyelesaikan studi program Sarjana Keperawatan
AHMAD JOHARI
Ahmad Johari
NIM : 133.210.165
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui,
Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Komisi Penguji,
Mengetahui,
Penguji Utama
Dr.M.Zainul. Arifin,M.Kes
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi
dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Kemampuan Toilet
Training di PAUD Buaian Bunda Desa AIR Hitam Besar Kalimantan Barat”.
Proposal penelitian ini disusun sebagai syarat dalam pendidikan akhir S1
Keperawatan STIKES ICME Jombang tahun akademik 2016/2017 merupakan
bukti nyata bahwa penulis benar–benar melakukan penelitian yang telah
dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2017 di PAUD Desa Air Hitam Besar.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis baik secara langsung maupun
tidak langsung antara lain :
1. Bapak Bambang Tutuko, SH., S.Kep., Ns Selaku ketua STIKES ICME
Jombang.
2. Ibu Innayatur Rosidah, S.Kep., Ns, M.Kep selaku ketua program studi S1
Keperawatan.
3. Ibu Christina T Setiawan, S.Kp., M.Kes selaku pembimbing utama, dengan
penuh kesabaran dan dedikasi tinggi membimbing kami.
4. Ibu Rahaju Wiludjeng SE,MM Selaku pembimbing anggota yang selalu
memberikan semangat / dorongan moril.
5. Ibu Siti olfah selaku Kepala sekolah PAUD Buaian Bunda Desa Air Hitam
Besar.
6. Bapak Badrun dan Ibu Mariah selaku orang tua saya serta keluarga tercinta
serta seluruh teman-teman yang selalu mencurahkan bantuan dan
mendo’akan sehingga proposal Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
7. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan proposal penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal Skripsi ini masih
kurang sempurna, untuk itu kritik dan saran demi perbaikan sangat penulis
harapkan.
Kata Pengantar.................................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
3.2 Hipotesis...........................................................................................................30
BAB IV METODE PENELITIAN
Crosstabs..............................................................................................................70
Nonparametric Correlations.................................................................................71
Rekapitulasi Data Umum.....................................................................................72
Surat Ijin Penelitian..............................................................................................75
Lembar Permohonan Menjadi Responden...........................................................77
Surat Pernyataan Bersedia Menjadi Responden.................................................. 78
Kisi-Kisi Kuesioner..............................................................................................84
Lembar Responden...............................................................................................85
Dokumentasi........................................................................................................ 86
Jadwal...................................................................................................................87
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN
KEMAMPUAN TOILET TRAINING PADA USIA TODDLER DI PAUD
BUAIAN BUNDA AIR HITAM BESAR KALIMANTAN BARAT
Abstrak
PENDAHULUAN
Toilet training merupakan suatu usaha untuk melatih anak agar mengontrol
dalam melakukan buang air kecil dan buang air besar. Dalam melakukan
latihan buang air kecil dan besar pada anak membutuhkan persiapan baik
diharapkan anak mampu mengontrol buang air besar atau kecil secara sendiri
(Hidayat, 2008 : 62). Toilet training adalah pembelajaran melalui orang tua
yang mempunyai anak usia 1 sampai 3 tahun agar mampu melakukan buang
air kecil dan buang air besar pada tempatnya secara benar dan mandiri.
Saat ini masih banyak anak-anak yang belum bisa mengontrol untuk buang
air kecil dan buang air besar, oleh karena itu peran orang tua sangat penting
kegagalan toilet training seperti adanya perlakuan atau aturan yang ketat
bagi orang tua pada anaknya yang dapat mengganggu kepribadian anak atau
kikir. Hal ini dapat dilakukan oleh orang tua apa bila sering memarahi
anaknya pada saat buang air besar atau kecil. Bila orang tua santai dalam
beberapa faktor. Salah satu faktornya yaitu pendidikan orang tua yang juga
training pada anak. Orang tua perlu fokus dan memiliki banyak waktu untuk
melakukan toilet training kepada si kecil. Sebab, latihan itu tidak bisa
Anak-anak yang mulai belajar toilet training dalam usia 2 tahun atau
Akibatnya anak-anak akan lebih sering mengompol (Anna, 2011, 3). Minimal
usia 9 bulan atau ketika balita sudah bisa duduk, toilet training harus sudah
sisi praktisnya dan kenyamanan. Namun pemakaian popok yang terlalu sering
juga menimbulkan iritasi dan anak pun tidak terbiasa untuk buang air di
Kemampuan lain pada manusia yang terkait pada teori kognitif sosial
ini biasanya mengacu pada penggunaan media masa, baik secara positif
juta jiwa penduduk Indonesia pada tahun 2011. Sedangkan menurut survei
seorang ibu. Hal ini akan berpengaruh pada penerapan toilet training pada
pemahaman yang baik tentang manfaat dan dampak toilet training, sehingga
ibu akan mempunyai sikap positif terhadap konsep toilet training. Sikap
2003).
pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pola
Jika orang tua belum berhasil melatih toilet training, maka harus mencoba
besok dan besoknya lagi. Jangan sampai memarahi atau membentak, sebab
hal itu bisa menimbulkan trauma kepada anak dan akan semakin sulit
yang diajarkan orang tua (Koran Jawa Pos, 1 Desember 2012 : 10). Dengan
demikian perlu adanya pengetahuan yang cukup bagi orang tua tentang toilet
training, sehingga pengajaran yang diberikan orang tua kepada anaknya tepat.
Sehingga dampak yang disebabkan oleh karenan pengajaran yang kurang benar
dapat berkurang.
balita usia toddler dapat di peroleh dari tingkat pengetahuan ibu untuk dapat
bisa melatih anak-anaknya BAB dan BAK ditempatnya secara baik dan benar,
ibu dengan kemampuan toilet training pada anak usia toddler di PAUD
Buaian Bunda Air Hitam Besar Kalimantan Barat ” untuk mengetahui sejauh
toilet training pada anak usia toddler di PAUD Buaian Bunda Air Hitam
toilet training pada anak usia toddler di PAUD Buaian Bunda Air
toilet training pada anak usia toddler di PAUD Buaian Bunda Air
ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahua dan referensi tambahan atau
1) Bagi masyarakat
2) Bagi Institusi
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengetahuan
dan raba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh dari mata dan telinga.
(Notoatmodjo, 2003).
1) Tahu (know)
terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
2) Memahami (comprehension )
yang bergizi.
3) Aplikasi (application)
telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi ini dapat
4) Analisis (Analysis)
sturktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitanya satu sama lain.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari pengunaan kata-kata kerja dapat
dan sebagainya.
5) Sintesis (synthesis)
membandingkan antara anak yang cukup gizi dengan anak yang kekurangan
1) Cara tradisional:
2) Cara modern:
2005).
2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan:
a) Pendidikan
seumur hidup.
b) Minat
c) Pengalaman
Brook, 1974) yang dikutip oleh (Azwar 2009), Mengatakan bahwa tidak
kuat. Karena itu sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman
Usia individu terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun.
lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat
seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya daripada orang yang
belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman
dan kematangan jiwanya, makin tua seseorang maka makin kondusif dalam
a) Ekonomi
berbagai hal.
b) Informasi
seseorang.
2.2.1 Kemampuan
Toilet training adalah upaya pelatihan kontrol BAK dan BAB anak yang
dikatakan sedang menjalani toilet training billa dia diajarakan untuk datang
ke toilet saat ingin BAK dan BAB, membuka pakaian seperlunya, melakuakn
perkemihan biasanya lebih mudah dilakukan pada siang hari, sedangkan pada
malam hari sering terjadi kegagalan. Kegagalan ini akan terkompensasi setelah
beberapa tahun. Toilet training dilakukan dalam dua minggu sampai dua bulan
(Schmitt,1991).
Dalam warta warga (2007), tujuan dari pengajaran toilet training adalah
mengajarkan kepada anak untuk mengontrol keinginan BAB atau BAK. Hal
sosial untuk menjaga kebersihan diri dan melakukan BAB atau BAB pada
miksi dan defekasi. Seorang anak yang telah berhasil menjalani toilet trainng
memiliki kemampuan mengunakan toilet pada saat ingin BAB atau BAK.
nyata sebab anak sudah bisa melakukan sendiri hal-hal seperti BAB
atau BAK.
perasaan tertekan pada anak dan jangan berikan hukuman jika gagal. Anak
harus merasakan dirinya mampu melakukan BAB atau BAK dan bisa
1. Teknik lisan
kata-kata sebelum dan sesudah BAB atau BAK. Cara ini harus
yang matang.
2. Teknik modlling
Usaha untuk melatih anak dalam melakukan BAK dan BAB dengan
juga dapat dilakukan dengan membiasakan anak BAB dan BAK dengan
contoh orang tua harus melakukannya dengan benar. Selain itu perlu
diperhatikan ketepatan waktu saat memberikan contoh toilet training,
dan tidak marah saat anak gagal melakuakan BAB atau BAK dengan
Tahap yang akan dilalui anak dalam melakukan roilet training adalah
pekakas toilet pada awal toilet training. Oleh karena itu, apabila dilakukan
di toilet dengan menggunakan popok saat akan BAB atau BAK. Sehingga
telah tiba waktunya untuk mengunakan toilet, anak sudah mengenal toilet
2. Sesuaikan ukuran toilet. Ukuran toilet yang biasanya ada di rumah dan
berat badan orang dewasa. Maka ada kecenderungan bahwa toilet berukuran
jauh lebih besar dari yang dibutuhkan anak. Untuk mengatasi hal ini dapat
3. Gunakan kursi toilet. Kursi atau bangku toilet digunakan sebagai panjatan
menuju toilet yang tinggi dan sebagai pijakan saat duduk di toilet. Hal ini
tumpuan pada toilet. Maka dalam hal ini, toilet harus dibersihkan terlebih
dahulu dengan mengunakan anti kuman. Selain itu anak harus dibiasakan
5. Jangan paksakan pelatihan pada anak jika anak belum siap atau masih
ketakutan menghadapi toilet. Hal ini akan berakibat pada tidak optimalnya
pelatihan toilet tersebut. Pada keadaan ini, gunakan toilet mini sabaagai
a) Kursi atau papan toilet yang digunakan untuk tempat naik dan
dan merasa aman. Selain itu, alat ini juga memungkinkan anak untuk
keberhasilan.
sebaiknya kursi toilet yang digunakan sudah familiar bagi anak. Hal ini
aktual.
BAB atau BAK. Semangati anak dengan katakan ataupun kalimat yang
tanpa bantuan dan atas kesadaran diri, bisa diberikan hadiah yang lebih
karena akan membuat anak merasa gagal dan bisa menjadi tidak
atau basah.
6. Apabila anak sudah mampu mengunakan toilet dengan baik dan cukup
Popok hanya digunakan dimalam hari atau saat tidur. Pelatihan dianggap
sukses memadai jika anak telah mampu pergi ke toilet atas inisiatif
perkembangan anak.
5. Perselisihan antara anak dan orang tua dalam menjalani toilet training.
8. Adanya gangguan fisik atau organik pada anak, misalnya kerusakan sistem
fisikologis berkemih dan defekasi. Hal ini tampak apabila anak terlalu
sering BAB atau BAK, BAB atau BAK mengandung darah, ataupun nyeri
2.2.9 Kriteria anak yang telah siap untuk diajarkan toilet training
Toilet training tidak boleh dilakukan sebelum anak siap. Kesiapan anak
itu sendiri tergantung pada konsep dan kemampuan yang diajarkan sejak anak
membacakan buku tentang usaha BAB atau BAK mandiri kepada anak. Toilet
training saat anak usia berkisar antara 18 sampai 30 bulan. Sebagian besar
anak mulai toilet training pada usia 24 bulan, sebagaian kecil pada 18 bulan.
Pada usia 3 tahun, anak akan mampu berlajar untuk toilet training sendiri
tanpa bantuan.
anak dibutuhkan untuk toilet training. Hal tersebut antara lain (Gilbert, 2003):
1. Anak telah mampu menyadari bahwa pakaian atau popok yang digunakan
3. Anak mampu memberitahu terlebih dahulu jika ia ingin BAB atau BAK
Berikut adalah tanda-tanda anak yang sudah siap diajarkan toilet training:
1. anak telah diajarakan dan mengerti makan kata-kata “pipis” atau “kencing”
(BAK), “eek” atau “beol” (BAB), “bersih”, “jorok”, basah “kamar mandi
2. anak telah mengerti kegunaan toilet. Hal ini diajarkan dengan memberikan
3. anak cenderung memilih dan menyukai popok yang bersih dan kering. Hal
ini diajarkan dengan menstimulasi anak dengan menganti popok jika sudah
ini diajarkan dengan mengubah metode mengganti popok dari aktif menjadi
pasif (menggunakan anak sadar dan datang untuk diganti popoknya)
(Schmit, 1991).
6. Anak mengetahui perasaan ingin atau urgensi BAK atau BAB. Hal ini
2003).
7. Anak dapat menahan dan menunda urgensi BAK atau BAB untuk sementara
8. Anak bersifat optimis dan ingin mandiri, hal ini dapat dilihat dari sikap
9. Anak telah memiliki waktu atau jadwal BAB atau BAK yang teratur
(Gilbert, 2003).
11. Anak mampu berjalan dan duduk diatas toilet (Ferrer-chsncy, 2000).
Menurut Freud, (1923) dalam Papalia (2003), toilet training dilakukan pada
berpendapat bahwa fase anal merupakan salah satu fase penting perkembangan
psikologis seseorang. Dalam fase ini anak pertama kali dihadapkan pada
lingkungan, yaitu menjaga kebersihan dan faktor sosial, yaitu ajarkan orang
tua atau pengasuh. Usia 18 bulan sampai 3 tahun merupakan saat dimana
anak mengalami konflik autonomy versus shame and doubt, yaitu mulai
Mereka ingin memilih apa yang dilakukan dan didapatkan sendiri. Konflik
akan terselesaikan jika orang tua mampu memberikan arahan yang baik dan
tua dalam perlatihan hanaya mengontrol dan memberikan dukungan saja. Hal
(1992) dalam (Berk, 1998), orang tua yang terlalu ikut campur dalam
menjadi pribadi yang penakut dan pemalu, tidak mampu menentukan pilihan,
2.2.11 Toddler
periode ini anak berusaha mencari tahu bagaimana sesuatu berkerja dan
bagaimana mengontrol orang lain melalui kemarahan mengontrol orang lain
melalui kemarahan, penolakan dan tindakan keras kepala. Hal ini merupakan
jumlah dan besarnya sel seluruh bagian tubuh yang secara kuantatif dapat
fungsi alat tubuh yang dicapai melalui tumbuh yang dapat mencapai melalui
Usia 1 tahun merupakan usia yang penuh berbagai hal yang menarik antara
lain berubah dalam cara makan, cara bagerak juga dalam keinginan dan sikap
atau perasaan sikecil apabila disuruh melakukan sesuatu yang tidak ia sukai,
ini akan menyatakan sikap dan nalurinya mengatakan “tidak” baik dengan
menyebutnya negatifisme) kenyataan ini berbeda saat usia dibawah satu tahun,
menyelinap keluar masuk setiap sudut rumah, menyentuh semua benda yang
yang dapat dijatuhkan, manjat apa yang bisa dipanjat, memasukan benda-
benda kecil kedalam benda yang lebih besar dan sebagainya. Pendek kata
Pada usia 2 tahun sikecil akan cenderung mengikuti orang tuanya kesana
belajar bergaul, ia senang sekali menonton anak lain bermain, perasaan takut
dan cemas sering terjadi apabila orang tuanya meninggalkan anak sendiri.
Seandainya orang tua harus berpergian lama atau memutuskan untuk kembali
bekerja dan meminta bantuan orang lain untuk mengawasi anaknya, biasanya
anak tidak rewel pada saat orang tua pergi tetapi pada saat mereka kembali
anak akan terus-menerus melekat pada ayah dan ibunya, tidak mengizikan
siapapun juga mendekatinya, karena ia takut orang tuanya akan pergi lagi,
perasaan takut akan menghambat pada saat tidur ia mau berbaring jika ayah
Anak pada usia 3 tahun biasanya lebih mudah dikendalikan karena anak
muncul pada usia antara 2 ½ - 3 tahun tampak makin berkurang, sikap pada
orang tua bukan saja bersahabat tetapi sangat ramah dan hangat. Anak menjadi
sangat patuh pada orang tuanya, sehingga mereka akan bertingkah laku baik
orang tuanya karena mereka tetap makhluk hidup yang mempunyai pendapat
sendiri. Pada usia 3 tahun anak cenderung meniru siapapun yang dilakukan
karakter anak dibentuk jauh lebih banyak dari petunjuk yang diterima dari
membentuk sikap dasar, baik terhadap pekerjaan, orang tua dan dirinya sendiri
(Hurlock 2002:111).
Secara umum perkembangan anak Toddler (Thompson, 2003:58) dibagi
menjadi 3 yaitu :
1. Perkembangan kognitif
2. Bahasa
3. Sosial
orang tuanya mereka dapat enak berinteraksi dengan anak lain mau
tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin
(Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan itu harus dimiliki seorang ibu untuk dapat
mandiri dalam melakukan BAB atau BAK pada tempatnya, Bila orang tua
santai dalam memberikan aturan dalam toilet training maka anak akan dapat
Pada toilet training selain melatih balita mengontrol buang air kecil dan
besar juga dapat bermanfaat dalam pendidikan seks. Sebab saat balita
pengaturan impuls atau rangsangan dan insthink batita dalam melakukan buang
air besar dan air kecil. Perlu diketahui bahwa buang air besar merupakan
suatu alat pemuasan untuk melepaskan ketegangan dengan latihan ini balita
Dengan demikian perlu adanya pengetahuan yang cukup bagi orang tua
tentang toilet training, sehingga pengajaran yang diberikan orang tua kepada
1. Yeni Frestina, Chori Elsera, Dian Wahyu A (tahun 2012) dengan judul
Hubungan pengetahuan dengan sikap ibu dalam toilet training pada anak
tingkat pengetahuan dengan sikap ibu dalam toilet training pada anak usia
pendidikan ibu dengan kebrhasilan toilet training pada balita umur 1-3
sebagian besar berhasil sebanyak 18 orang (60%), dan sebagian kecil gagal
Hasil uji chi square diperoleh nilai = 0,029. Hal ini bermakna ada
ibu dengan dengan kemandirian toilet training pada anak redarsi mental
di SLB Negeri dengan menggunakan metode deskriptif korelatif
Faktor pendukung
toilet training:
1) Cara pengunaan Kriteria tingkat Kriteria kemampuan;
toilet kemampuan: 1. sangat baik
2) Sesuaikan ukuran 1. Sangat Baik 2. baik
toilet 2. Baik 3. cukup
3) Gunakan kursi 3. Cukup 4. kurang
toilet 4. Kurang 5. sangat kurang
4) Jaga kebersiha 5. Sangat Kurang (Arikonto, 2005)
5) Jangan paksakan (Arikunto, 2005)
pelatihan pada
anak
(Gilbert, 2003)
BAB III
Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1
Kemampuan toilet
Tingkat pengetahuan training
ibu - Sangat Baik
- Baik - Baik
- Cukup - Cukup
- kurang - Kurang
- Sangat Kurang
kemampuan toilet training pada anak toddler di PAUD Buaian Bunda Air
dengan baik.
2. Kemampuan toilet training adalah (Soelaiman, 2007:112) kemampuan
agar bisa melakukan secara mandiri dan tidak BAB dan BAK disembarang
tempat.
3.2 Hipotesis
pada anak usia toddler di PAUD Buaian Bunda Air Hitam Besar.
BAB 1V
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan juni 2017,
yang berlokasi di PAUD Buaian Bunda desa Air Hitam Besar Kalimantan
Barat.
2003).
pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach). Artinya,
tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan
(Notoatmodjo, 2010).
Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
dimana variabel independen dan dependen dinilai hanya satu kali saja dan
penelitian yang ditulis dalam bentuk kerangka atau alur penelitian, mulai
Sampel
Seluruh ibu yang mempunyai usia teddler di PAUD Buaian Bunda
desa Air Hitam Besar sebanyak 32 ibu.
Sampling
Total sampling
Pengumpulan Data
1. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner tingkat
pengetahuan ibu
2. Pengumpulan data dengan menggunakan lembar observasi
kemampuan toilet training
Analisa Data
Setelah data terkumpul data lalu di proses melalui editing, coding,
skoring, dan tabulating
Penyajian Data
Data yang sudah dianalisa disajikan dalam bentuk tabel distribusi.
4.4.1 Populasi
yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai
anak usia tooddler di PAUD Buaian Bunda desa Air Hitam Besar Kec.
4.4.2 Sampel
Sampel adalah bagian atau jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, misal karena keterbatan dana, tenaga dan
waktu maka peneliti akan mengambil sampel dari populasi itu. Apa yang
Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative
(Sugiyono, 2011).
Sampel penelitian ini diambil dari seluruh ibu yang mempunyai anak usia
tooddler di PAUD Buaian Bunda desa Air Hitam Besar Kec. Kendawangan
4.4.3 Sampling
jumlah sampel sama dengan populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah
semua ibu yang mempunyai anak usia tooddler di PAUD Buaian Bunda desa
Air Hitam Besar Kec. Kendawangan Kab. Ketapang yang bersedia menjadi
responden berjumlah 32 ibu. Sampel disini adalah semua ibu yang mempunyai
anak usia tooddler di PAUD Buian Bunda desa Air Hitam Besar, Keadaan
responden dilihat dari umur, jenis kelamin, (pria dan wanita), tingkat
usia tooddler di PAUD Buaian Bunda desa Air Hitam Besar Kec.
a. Kriteria inklusi
2003).
b. Kriteria ekslusi
2008).
Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian
pengetahuan ibu.
toilet training.
4.6 Definisi Operasional
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau
2008).
4.6 Table Definisi Operasional
kemampuan toilet training yang digunakan oleh peneliti. Yaitu alat ukur
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara
maksud untuk memperoleh data yang sesuai baik data kualitatif maupun data
Sebelum diberikan kepada responden maka kuesioner harus valid dan reliable,
untuk peneliti melakukan uji validitas dan uji reliabilitas terhadap kuesioner
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
N x. y x y
rxy
N x 2
x N y 2 y
2 2
Keterangan:
rxy : Korelasi
N : Jumlah sampel
1. Uji reliabilitas
variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,6.
(Arikunto, 2010):
k b
2
rxy 1
k 1 2 t
Keterangan:
rxy : Realibilitas
1. Univariat
training.
2008).
F
𝑃 = N x 100
P= Presentasi
F= Frekuensi
1. 100% : Seluruhnya
4. 50% : Setengah
7. 0% : Tidak satupun
2. Bivariat
pada usia toddler di PAUD Buaian Bunda desa Air Hitam Besar.
- Jika nilai sig p > α (0,05), maka Ho diterima, yang artinya tidak ada
pada usia toddler di PAUD Buaian Bunda desa Air Hitam Besar.
1. Editing
2. Coding
data. Misalnya skala penilaian satu untuk jawaban benar dan nol untuk
jawaban salah.
penelitian ini dibagi menjadi data umum dan data khusus sebagai
berikut:
4. Data umum
1) Responden
2) Umur
3) Jenis kelamin
4) Pendidikan
5) Pekerjaan
5. Data khusus
1) Pengetahuan
2) Kemampuan
3. Scoring
4. Entry data
kontigensi.
5. Tabulating
disiapkan.
berikut:
1. Informed concent
tersebut.
2. Anonimity
pada lembar pengumpulan data atau hasil peneliti yang akan disajikan
(Hidayat, 2010).
3. Confidentially
Pada bab ini penulis akan menyajikan hasil dan pembahasan dari
Kemampuan Toilet Training Pada Usia Toddler di PAUD Buaian Bunda Air
Bunda Air Hitam Besar Kalimantan Barat, dengan jumlah responden 32 ibu.
ibu. Hasil penelitian ini akan disajikan dalam data umum dan data khusus.
usia toddler di PAUD Buaian Bunda Air Hitam Besar Kalimantan Barat.
di PAUD Buaian Bunda Air Hitam Besar Kalimantan Barat. Adalah 17-25
PAUD Buaian Bunda Air Hitam Besar Kalimantan Barat. Adalah 2-2,5 tahun
1. Laki-Laki 12 37,50%
2. Perempuan 20 62,50%
Total 32 100,0%
responden di PAUD Buaian Bunda Air Hitam Besar Kalimantan Barat Adalah
1. SD 8 25,00%
2. SMP 10 31,25%
3. SMA 14 43,75%
Total 32 100,0%
1. Bekerja 12 37,50%
Total 32 100,0%
responden di PAUD Buaian Bunda Air Hitam Besar Kalimantan Barat adalah
Pada Usia Toddler di PAUD Buaian Bunda Air Hitam Besar Kalimantan
Barat”.
Sangat baik - -
Baik - -
Cukup 12 37,5%
Kurang 18 56,2%
Total 32 100,0%
Training Pada Usia Toddler di PAUD Buaian Bunda Air Hitam Besar
Kalimantan Barat.
Uji rank
Kemampuan total spearman
Sangat
Cukup Kurang kurang
Pengeta cukup Count 12 8 2 22
huan % of Total 37.5% 25.0% 6.2% 68.8%
kurang Count 0 10 0 10 0,008
% of Total 0% 31.2% 0% 31.2%
Total Count 12 18 2 32
% of Total 37.5% 56.2% 6.2% 100.0%
5.2 Pembahasan
dan raba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh dari mata dan telinga.
(Notoatmodjo, 2003).
di PAUD Buaian Bunda Air Hitam Besar Kalimantan Barat. Adalah 17-25
menjalankan peran orang tua yang baik diperlukan kekuatan fisik dan
psikologis.
masalah anak.
responden di PAUD Buaian Bunda Air Hitam Besar Kalimantan Barat adalah
yang Bekerja sejumlah 20 orang atau 62,50%. Pendapat Nursalam (2003)
bahwa adanya suatu pekerjaan pada seseorang akan menyita banyak waktu
Pengatahuan Ibu di PAUD Buaian Bunda Air Hitam Besar Kalimantan Barat
5.2.2 Kemampuan
Toilet training adalah latihan mengontrol buang air besar dan buang air
kecil, usia yang tepat untuk berlatih sekitar 1,5 tahun-2 tahun sangat
besar umur responden di PAUD Buaian Bunda Air Hitam Besar Kalimantan
mencapai kemampuan toilet training yang optimal adalah 24-36 bulan. Hal ini
dikarenakan pada usia ini perkembangan bahasa anak baik verbal maupun non
verbal sudah mampu mengkomunikasikan kebutuhannya dalam bereliminasi.
Selain itu perkembangan motorik anak pada usia ini juga menunjukkan
responden di PAUD Buaian Bunda Air Hitam Besar Kalimantan Barat Adalah
mungkin disebabkan oleh beberapa faktor yaitu sistem saraf anak laki-laki
berkembang lebih lama, wanita cenderung jadi pengasuh utama sehingga anak
laki-laki yang menjadi figur panutan sering anak perempuan, anak laki-laki
toilet training di PAUD Buaian Bunda Air Hitam Besar Kalimantan Barat
buang air kecil dan buang air besar pada anak membutuhkan persiapan secara
anak anak mampu mengontrol buang air besar atau kecil secara mandiri
Training Pada Usia Toddler di PAUD Buaian Bunda Air Hitam Besar
Kalimantan Barat.
ordinal. Setelah dianalisis dengan bantuan spss for windows 16 diperoleh nilai
p=0.008 (lihat tabel 5.7) pada penelitian ini derajat eror α = 0,05 setelah
Pengetahuan ibu tentang toilet training adalah suatu kemampuan ibu untuk
anak, dalam proses melatih toilet training bukan sebuah proses yang mudah
dan cepat, di butuhkan waktu yang lama yaitu kurang lebih 8-10 bulan, maka
ibu harus bersabar dalam memberikan latihan toilet training (Dr.Schum cit
moot, 2002).
Hal ini sesuai dengan pendapat Wijono (2004) apabila pelanggan merasa
harapan dan kebutuhannya terpenuhi maka pelanggan puas, namun bila tidak
adalah ketidakpuasan.
Ibu Dengan Kemampuan Toilet Training Pada Usia Toddler di PAUD Buaian
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.1.1 Tingkat pengetahuan ibu di PAUD Buaian Bunda Air Hitam Besar
6.1.2 Kemampuan toilet training di PAUD Buaian Bunda Air Hitam Besar
Training Pada Usia Toddler di PAUD Buaian Bunda Air Hitam Besar
6.2 Saran
6.2.1 Dengan adanya tingkat pengetahuan ibu yang cukup maka dari itu ibu
6.2.2 Untuk kemampuan toilet training yang kurang maka dari itu ibu harus
mandiri.
6.2.3 Untuk peneliti selanjutnya diharapkan perlu melakukan penelitian
Cronbach's
Case Processing Summary Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
N %
item1 8.7778 28.944 .472 .938
Cases Valid 9 90.0
item2 9.0000 29.500 .184 .945
Excludeda 1 10.0
item3 9.0000 25.750 .936 .927
Total 10 100.0
item4 9.0000 25.750 .936 .927
a. Listwise deletion based on all variables in the
item5 9.0000 25.750 .936 .927
procedure.
item6 9.4444 31.278 -.146 .951
Statistics
pengetahuan
N Valid 32
Missing 0
Mean 2.3125
Median 2.0000
pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Statistics
kemampuan
N Valid 32
Missing 0
Mean 3.6875
Median 4.0000
kemampuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cases
kemampuan
kurang Count 0 10 0 10
Total Count 12 18 2 32
Symmetric Measures
Asymp. Std.
Value Errora Approx. Tb Approx. Sig.
N of Valid Cases 32
Correlations
pengetahuan kemampuan
N 32 32
N 32 32
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa Program Studi
NIM : 133.210.165
Pengetahuan Ibu Dengan Kemampuan Toilet Training Pada Usia Toddler (Studi di
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Tingkat
Kerahasiaan semua informasi yang telah diberikan akan dijaga dan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian saja. Jika saudara tidak bersedia menjadi
responden, maka diperbolehkan untuk tidak ikut berpartisipasi dalam penelitian ini
dan apabila selama pengambilan data terdapat hal-hal yang tidak diinginkan, maka
Hormat Saya
(AHMAD JOHARI)
SURAT PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI RESPONDEN
NIM :133.210.165
Bahwa saya diminta untuk berperan serta dalam skripsi ini sebagai responden
Sebelumnya saya telah diberikan penjelasan tujuan skripsi ini dan saya telah
mengerti bahwa peneliti akan merahasiakan identitas, data maupun informasi yang
ketidaknyamanan bagi saya, peneliti akan menghentikan pada saat ini dan saya
Demikian persetujuan ini saya buat secara sadar dan sukarela, tanpa ada
Bersedia,
Menjadi responden dalam skripsi
Air Hitam Besar................................
Peneliti Responden
............................................... ...................................................
Kuesioner Penelitian
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Kemampuan Toilet Training
Pada Usia Toddler Di PAUD Buaian Bunda Desa Air Hitam Besar Kec.
KendawanganKab. Ketapang Prov. Kalimantan Barat
Tanggal Survei.................................. Nomor Responden............................
Petunjuk Pengisian
1. Bacalah setiap pertanyaan dengan teliti dan seksama
2. Setiap pernyataan harus diisi dengan satu jawaban, yang sesuai dengan apa
yang anda rasakan dan anda alami yang sesungguhnya yaitu :
YA : Apabila hal pernyataan selalu dilakukan
TIDAK : Apabila hal pernyataan tidak pernah dilakukan.
3. Berilah tanda check list (√) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan
saudara rasakan.
4. Isi keterangan bila check list (√) lainnya.
5. Bila ada hal-hal yang kurang jelas bisa langsung ditanyakan.
Perempuan
Umur : 20-30
31-40
41-50
Lainnya.............
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
Pekerjaan : Buruh
Swasta
Wiraswasta
PNS, TNI/POLRI
Untuk mengisi tabel di bawah ini dengan cara beri tanda ceklis (√ ) untuk
jawaban tentang pertanyaan yang saya berikan.
No Pernyataan Ya TidaK
1 Faktor Internal
Pendidikan
1. Ibu tahu tentang toilet training (pelatihan toilet).
2. Ibu pernah mendengar tentang toilet training.
3. Ibu pernah belajar tentang toilet training.
4. Ibu tahu tujuan toilet training.
Minat
5. Ibu dapat membuat jadwal rutin pergi ke toilet agar anak
disiplin dan terbiasa.
6. Ibu mengajarkan membersihkan alat kelamin dengan
benar agar anak terhindar dari kuman dan penyakit.
Pengalaman
7. Waktu dulu ibu pernah dipaksakan untuk melakukan toilet
training.
8. Waktu dulu ibu pernah mendapatkan hadiah saat
melakukan toilet training.
9. Ibu sebelumnya pernah ditanya dalam hal toilet training.
2 Faktor eksternal
Ekonomi
10. Ibu dapat membeli alat bantu (kursi toilet) untuk
menjaga keamanan anak pada saat di toilet.
11. Ibu dapat membeli buku panduan toilet training pada
anak
Informasi
12. Ibu tahu informasi tentang pentingnya toilet training
pada usia 1-3 tahun.
13. Ibu pernah mendengar informasi tentang toilet training.
14. Ibu tahu informasi cara menggunakan toilet pada anak
usia 1-3 tahun.
Kebudayaan / lingkungan
15. Ibu membiasakan melakukan toilet training di
lingkungannya pada usia toddler (1-3 tahun).
16. Ibu tidak mengajarkan BAB dan BAK di lingkungan
(Depan Rumah, Teras, Bawah Pohon dan lain-lain).
Lembar Observasi
“Kemampuan toilet training”
Mohon kepada ibu dan bapak untuk berkenan mengisi kuesioner ini dengan
sebaik-baiknya, dengan mengisi jawaban yang telah disediakan.
Data Umum Anak :
1. Nama :
2. Jenis kelamin :
3. Umur :
Untuk mengisi tabel di bawah ini dengan cara beri tanda ceklis (√ ) untuk
jawaban tentang pertanyaan yang saya berikan.
NO Pernyataan ya tidak
1 Cara penggunaan toilet
2. Anak bisa duduk atau jongkok saat BAB dan Anak bisa
dan BAK.
ukuran anaknya.
BAK.
1. Pendidikan 2 1,2,
2. Minat 1 3
3. Pengalaman 2 4,5
4. Ekonomi 2 6,7
5. Informasi 2 8,9
6. Budaya/Lingkungan 2 10,11
KISI-KISI LEMBAR OBSERVASI
2. Kemampuan Toilet Training
No Kemampuan Toilet Jumlah Soal No Soal
Training
1. Cara penggunaan toilet 3 1,2,3
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Konsultasi Judul
2 Studi Kepustakaan
3 Penyusunan
Laporan
4 Bimbingan
Proposal
5 Ujian Proposal
6 Revisi Proposal
7 Pengambilan Data
8 Pengolahan Data
9 Penyusunan
Laporan Skripsi
10 Ujian Skripsi
11 Revisi