You are on page 1of 4

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)

RISIKO PERILAKU KEKERASAN


Diajukan untuk penatalaksanaan asuhan keperawatan jiwa

Disusun oleh :
Shelly Fatimah Nurfarida
NIM 402017055

Program Studi Ners

STIKES ‘AISYIYAH BANDUNG

Jln. Banteng Dalam No.6 Bandung

Tahun 2017/2018
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

RISIKO PERILAKU KEKERASAN

Nama Pasien : Tn. R

Hari/tanggal : Selasa/ 5 Juni 2018

Pertemuan ke :3

Fase : SP 3

A. Proses Keperawatan
B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Pertemuan ke : 3
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
“Assalamu’alaikum pak, Masih ingat dengan saya? Nama saya
Shelly yang bertugas pagi ini dari jam 7 sampai jam 2 siang nanti”
b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana keadaan bapak hari ini ?”
“Bagaimana kalau kita ngobrol-ngobrol tentang apa yang bapak
rasakan selama ini ? Kita akan ngobrol juga tentang meminta dan
menolak dengan baik. Bagaimana ? Apakah bapak mau ? Bapak
mau ngobrol dengan saya jam berapa ? Bapak mau ngobrol
dengan saya berapa lama ? Bapak mau ngobrol-ngobrol
dimana?”
c. Kontrak
a. Topik
“Bagaimana jika hari ini kita berbincang-bincang tentang
meminta dan menolak dengan baik?”
b. Waktu
“Bapak mau berbincang-bincang dengan saya berapa menit?
15 menit atau 20 menit?”
c. Tempat
“Bapak lebih menyukai berbincang-bincang dimana? Di ruang
makan?”
2. Fase Kerja
“Apakah bapak masih ingat dengan latihan fisik pertama tentang tarik
napas dalam? Kalau iya, coba bapak praktekan? Apakah bapak
sudah mencoba latihan fisik yang ke-2 mengenai pukul kasur atau
pukul selimut yang digulung? Kalau iya, coba bapak praktekan!”. Jika
klien dapat menyebutkan evaluasi SP 1 dan SP 2, komunikasi
dilanjutkan ke SP 3“Baiklah, tampaknya bapak sudah bisa
mempraktekan katihan fisik 1 dan latihan fisik 2 tentang tarik napas
dalam dan memukul kasur.”
“Sekarang saya punya cara ke-3 untuk mengontrol amarah bapak.
Apakah bapak mau tahu caranya? Caranya adalah apabila meminta
sesuatu kepada teman atau perawat menggunakan kata-kata yang
baik, misalkan dengan bilang punten atau permisi terlebih dahulu.
Mari kita praktekan! Lalu apabila sudah bisa meminta dengan cara
yang baik, bapak bisa menolak ajakan teman atau ajakan perawat
dengan cara yang baik pula, yaitu dengan bilang punten atau maaf
sambil mengatupkan kedua tangan seraya akan memberi salam. Mari
kita praktekan lagi pak! (latihan cara meminta dan menolak dengan
cara yang baik).
“Bagus sekali bapak, tampaknya bapak sudah paham dengan apa
yang saya sampaikan. Bapak bisa mencobanya misalkan saat bapak
ingin meminta air minum kepada perawat atau menolak ajakan teman
sekamar untuk bermain.”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
“Apa yang bapak rasakan setelah ngobrol-ngobrol dengan
saya?”
“Bisa bapak sebutkan lagi apa yang sudah kita bicarakan tadi?”
b. Rencana tindak lanjut
“Bapak sudah bagus sekali dapat mempraktekan cara meminta
dan menolak dengan baik, nanti sore atau jika ada kesempatan
bapak bisa mencobanya kepada teman sekamar bapak atau kepada
perawat yang sedang berjaga.”
4. Kontrak yang akan datang
a. Topik
“Baiklah, besok kita akan lanjutkan cara mengontrol rasa marah
dengan berdo’a dan berdzikir ya pak! Apakah bapak bersedia?”
b. Waktu
“Bapak mau berbincang-bincang dengan saya berapa menit? 15
menit atau 20 menit?”
c. Tempat
“Bapak ingin kita berbincang-bincang dimana? Bagaimana kalau
di ruang makan kembali?”

You might also like