Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Khalidah 1210312079
Preseptor :
RSUD ADNAAN WD
2018
Obat Obatan Epilepsi
Diagnosis epilepsi
Monoterapi kedua
atau terapi kombinasi Bebas kejang
Refrakter
adalah pilihan pertama. Pemberian obat dimulai dimulai dari dosis rendah dan
dinaikkan bertahap sampai dosis efektif tercapai atau timbul efek samping. Bebas
kejang dapat dicapai pada 50% pasien dengan monoterapi pertama, namun bila
kontrol kejang gagal tercapai pilihan selanjutnya adalah dengan kombinasi OAE
kontrol kejang setelah monoterapi awal gagal adalah 10-15%. Bila terapi kombinasi
gagal, obat yang memiliki khasiat paling baik dan efek samping paling sedikitlah
yang dipertahankan dan OAE kedua perlahan dihentikan dan digantikan dengan obat
penambahan OAE lini kedua adalah 20-50% dan kemungkinan bebas kejang kurang
dari 10%. Bila OAE lini kedua efektif OAE lini pertama dapat dipertimbangkan
untuk dihentikan. Bila pengobatan dengan OAE lini kedua gagal, terapi dengan OAE
Tabel. Pilihan obat anti epilepsi berdasarkan bangkitan dan sindrom epilepsi
perhari. Dosis dapat ditingkatkan 200 mg perhari dalam rentang dua sampai empat
minggu hingga tercapai dosis kontrol kejang. Efek samping paling umum ialah
diplopia, dizziness, mual dan sakit kepala. Karbamazepin dapat menyebabkan reaksi
johnson.
dan tonik klonik. Dosis awal 200-300mg dengan dosis rumatan 200-400 mg perhari.
Serupa dengan karbamazepin, fenitoin dimulai dengan dosis rendah dosis 100mg/
Asam valproat efektif pada semua tipe kejang terutama pada epilepsi umu
idiopatik. Dosis awal dewasa 500mg satu hingga dua kali sehari. Efek samping
tersering adalah berat badan bertambah karena merangsang nafsu makan, kebotakan,
partia dan umum tonik klonik. Untuk meminimalkan efek sedasinya, dosis awal
sebaiknya dimulai 60mg pada dewasa dan 4mg/kg berat badan pada anak anak.
Penghentian OAE pada dewasa dipertimbangkan setelah 3-5 tahun bebas
bangkitan. Remisi dapat dipertahankan pada 60% pasien walaupun OAE telah
dihentikan. Saat memutuskan kapan OAE dihentikan, terdapat syarat umum untuk
dokter.
3. Harus dilakukan secara bertahap, 25% dari dosis semula setiap bulan dalam jangkat
bukan utama
SUMBER
1. Rugg-Gunn FJ, Sander JW. 2012. Management of chronic epilepsy. BMJ. doi:
10.1136/bmj.e4576
2. Glauser T, Menachem EB, Bourgeois B, Cnaan A, Guerreiro C, Kalviainen R,
Mattson R. 2013. Updated ILAE evidence review of antiepileptic drug
efficacy and effectiveness as initial monotherapy for epileptic seizures and
syndromes. Epilepsia,(13); 1-13.
3. PERDOSSI. 2014. Pedoman tatalaksana epilepsi. Surabaya: Airlangga
University Press.