You are on page 1of 11

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,

Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013


Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN


PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) OLEH BIDAN DESA DI KABUPATEN DEMAK

PUTRI DWIJAYANTI
Putridwijayanti90@gmail.com
Sarjana Kesehatan Masyarakat, Unversitas Diponegoro, Semarang
Peminatan Administrasi Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Diponegoro.

ABSTRACT implementor and the community there is


Maternal mortality (MMR) to be an no conformance so that complicate the
indicator of the success of the process of the implementation of the
development on the health sector. In program. Low level of public knowledge or
Demak Regency MMR was still relatively expectant mothers as well as the lack of
high in 2010 of 98,98 per 100,000 live its communicative implementor is a barrier
births, and is experiencing an increase in to the implementation of the program.
2011 amounting to 121,89 per 100,000 Implementation of P4K haven't run with
live births. One of the attempts to maximum, as seen from the aspect of
overthrow the pregnant women’s communication, resources, disposition,
Childbirth Planning and Prevention of and bureaucratic structure. P4K program
Complications (P4K) are potential implementation for the improvement
breakthrough is an attempt to build needs to be an increase in the level of
community, in particular the concern of the socialization of health service district to
community for the preparation and follow the implementing programme, community
up of rescue the mother and newborn. leaders and the community itself as well
Then to see the implementation of P4K in as the need for motivation in the form of
demak, researchers chose two primary reward to a midwife in every process of
health care that have the highest and monitoring and evaluation on a regular
lowest MMR, i.e. Sayung I primary health basis.
care and Mranggen II primary health care.
This research aims to know the pregnant Keyword(s) : Implementation, P4K,
women’s P4K program implementation in Village Midwife
Demak regency which fit the Edward Bibliography : 35 (1984-2012)
theory that implementation programs
include communication, resources, ABSTRAK
disposition, and bureaucratic structure. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi
This research is qualitative research with indikaor keberhasilan pembangunan pada
the descriptive approach. The population sektor kesehatan. Di kabupaten demak
in this study i.e. the whole village AKI ternyata masih tergolong tinggi yaitu
midwives, with a total of 291 total then pada tahun 2010 sebesar 98,98 per
taken 4 as the main informant with the 100.000 kelahiran hidup, dan mengalami
method of purposive sampling and peningkatan pada tahun 2011 sebesar
triangulation of 7 informants. Results of 121,89 per 100.000 kelahiran hidup. Salah
the study show the P4K implementation is satu upaya untuk menurunkannya yaitu
not running optimal yet that has been seen dengan Program Perencanaan Persalinan
in terms of authority devolution within the dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Ibu
bureaucratic structure has yet to be Hamil yang merupakan upaya terobosan
understood by the implementor in membangun potensi masyarakat,
performing the task, understanding of khususnya kepedulian masyarakat untuk

1
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

persiapan dan tindak penyelamatan ibu melaksanakan tugas, pemahaman


dan bayi baru lahir. Maka untuk melihat implementor dan masyarakat belum ada
pelaksanaan P4K di kabupaten demak, kesesuaian sehingga menyulitkan proses
peneliti memilih 2 puskesmas yang Implementasi program tersebut.
memiliki AKI tertinggi dan terendah, yaitu Rendahnya pengetahuan masyarakat atau
Puskesmas Sayung I dan Puskesmas ibu hamil serta kurangnya komunikatifnya
Mranggen III. Penelitian ini bertujuan implementor merupakan penghambat
untuk mengetahui implementasi program pelaksanaan program. Implementasi P4K
p4k ibu hamil di kabupaten Demak yang belum berjalan dengan maksimal, dilihat
sesuai teori Edward bahwa implementasi dari hasil aspek komunikasi, sumberdaya,
program meliputi komunikasi, disposisi, dan struktur birokrasi. Untuk
sumberdaya, disposisi, dan struktur perbaikan implementasi program P4K
birokrasi. Penelitian ini merupakan perlu adanya peningkatan sosialisasi dari
penelitian kualitatif dengan pendekatan tingkat dinas kesehatan kabupaten
deskriptif. Populasi dalam penelitian ini kepada pelaksana program, tokoh
yaitu seluruh bidan desa dengan total masyarakat dan masyarakat itu sendiri
jumlah total 291 kemudian diambil 4 serta perlu adanya motivasi berupa
sebagai informan utama dengan metode reward kepada bidan dalam setiap proses
purposive sampling dan 7 informan monitoring serta evaluasi secara berkala.
triangulasi. Hasil penelitian menunjukan
Implementasi P4K belum berjalan optimal Kata Kunci : Implementasi, P4K, Bidan
dilihat dari segi pelimpahan wewenang desa
dalam struktur birokrasi belum dapat Kepustakaan : 35 (1985-2012)
dimengerti oleh implementor dalam

2
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

LATAR BELAKANG bidan. Kegiatan kedua adalah dengan


Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi membentuk kelompok donor darah agar
indikator keberhasilan pembangunan ada jaminan ketersediaan darah yang
pada sektor kesehatan. Angka kematian dapat digunakan sewaktu-waktu apabila
ibu di Indonesia, ternyata masih tergolong terjadi perdarahan pada ibu hamil,
tinggi. Berdasarkan hasil Survei Dasar bersalin dan nifas. Ketiga, merencanakan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2010, atau menyiapkan sistem transportasi
diketahui bahwa AKI di Indonesia sebesar Keempat ialah perencanaan masalah
214 per 100.000 kelahiran hidup.1 Angka pembiayaan dan menginformasikan
Kematian Ibu untuk lingkup di wilayah ketersediaan bantuan dana apabila
Jawa Tengah dilaporkan bahwa pada dibutuhkan.
tahun 2010 AKI sebesar 104 per 100.000 Perkembangan program belum
kelahiran hidup.2 Namun ada beberapa mendapat respon yang optimal dari
wilayah di Jawa Tengah yang mengalami masyarakat terkait dengan belum
peningkatan kasus AKI, salah satunya terpenuhinya seluruh target penempelan
Kabupaten Demak.2 Diwilayah stiker ataupun dilepasnya stiker yang
kabupaten Demak, tercatat kasus AKI telah tertempel oleh ibu hamil itu sendiri,
meningkat dalam 2 tahun terakhir yaitu hal ini jika dikaitkan dari segi provider
pada tahun 2010 sebesar 98,98 per kesehatan akan berpengaruh pada daya
100.000 kelahiran hidup, dan tahun 2011 ungkitnya sebagai salah satu media
sebesar 121,89 per 100.000 kelahiran program percepatan penurunan AKI.
hidup.3,4,5 Menurut George C.Edward III,
Dikarenakan nilai AKI diberbagai terdapat empat variabel yang saling
lingkup wilayah yang cukup besar dan berkaitan satu sama lain agar
dalam mengatasi kasus komplikasi implementasi kebijakan dapat berhasil,
kehamilan, pada tahun 2008 maka yaitu komunikasi, sumber daya, disposisi,
pemerintah berupaya membuat suatu dan struktur birokrasi.10 Dari beberapa
program untuk menurunkan AKI yaitu sifat kebijakan publik diatas jelas bahwa
Program Perencanaan Persalinan dan kebijakan dirumuskan bukan hanya untuk
Pencegahan Komplikasi (P4K) yang didiamkan melainkan dilaksanakan atau
merupakan salah satu komponen diimplementasikan untuk tujuan yang
pelaksanaan desa siaga yang tertera diinginkan dan kemudian dimonitor serta
dalam rencana strategis Kementrian dilakukan evaluasi dalam perbaikan
Kesehatan. Departemen Kesehatan telah program.11
membuat kebijakan tersebut melalui Namun pada kenyataannya dan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik dari hasil lapangan yang ada program
Indonesia Nomor P4K belum memiliki kontribusi dalam
741/Menkes/Per/VII/2008 tentang penurunan AKI yang signifikan, padahal
dikembangkannya P4K dengan kerjasama lintas sektor yang terlibat
penempelan stiker. Program P4K yang sesuai dengan komponen program
diharapkan bisa membangun potensi memungkinkan untuk dapat menekan
masyarakat, khususnya dalam persiapan kasus.
penyelamatan ibu dan bayi baru lahir. 8
Kegiatan P4K meliputi yang
pertama adalah pencatatan data METODE PENELITIAN
kehamilan yang ada di setiap tempat Jenis penelitian yang
dengan menempelkan stiker perencanaan dilaksanakan merupakan penelitian
persalinan disetiap rumah ibu hamil. Agar kualitatif dengan pendekatan cross
ibu hamil yang bersangkutan kondisinya sectional yang subyeknya hanya
dapat terpantau oleh masyarakat dan diobservasi sekali atau pada saat

3
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

penelitian saja. Nasution menjelaskan Ibu hamil menyatakan pelayanan bidan


bahwa desain penelitian kualitatif tidak sudah cukup baik, tetapi untuk penjelasan
dapat ditentukan sebelumnya. Masalah P4K, kunjungan rumah, ibu hamil
yang pada mulanya sangat umum dalam menyatakan kurang paham dan merasa
proses selanjutnya difokuskan pada hal- perlu lebih diingatkan dan diberi tahu kan
hal yang lebih spesifik dan fokus ini masih lagi. Mengenai pertanyaan persentase
dapat berubah.26 cakupan ibu hamil yang mendapatkan
Ciri khusus metode kualitatif adalah stiker, serta pelayanan KB pasca bersalin
pengungkapan fenomena tanpa harus seluruh informan menyatakan tidak ada
menyajikan penjelasan kuantitatif. Tujuan perbedaan. Informan utama dan informan
penelitian kualitatif adalah triangulasi menyatakan semua berjalan
mengembangkan konsep-konsep yang baik dan sudah mendapatkan pelayanan
membantu pemahaman lebih mendalam tersebut. Stiker juga sudah termasuk di
atas fenomena sosial dan perilaku dalam dalam buku KIA, semua desa dan ibu
setting alamiah dalam arti peneliti tidak hamil sudah mendapatkan fasilitas
berusaha untuk memanipulasi setting tersebut. Pada pertanyaan mengenai
penelitian melainkan studi terhadap suatu kendala seluruh informan utama tidak
fenomena di mana fenomena tersebut memiliki perbedaan, informan menyatakan
ada.27 tidak ada kendala dalam kegiatan
Metode kualitatif ini digunakan tersebut. Hampir seluruh informan
dengan beberapa pertimbangan. Pertama, triangulasi juga mendukung pernyataan
lebih mudah menyesuaikan apabila dari informan utama, termasuk ibu hamil
berhadapan dengan kenyataan lapangan yang mendapatkan program. Tetapi ada 1
(adaptif). Kedua, metode kualitatif informan triangulasi yaitu bidan
berhubungan secara langsung dengan koordinator yang menyatakan ada
khalayak sasaran, sehingga diperoleh kendala dari ibu hamil yang bekerja,
pemahaman yang lebih mendalam. dengan begitu ibu hamil susah ditemui
Ketiga, metode kualitatif lebih peka atau dan tidak rutin periksa.
sensitif dan lebih dapat menyesuaikan diri
dengan pengaruh bersama terhadap pola- 2. KOMUNIKASI
pola nilai yang dihadapi.26 a. Transmisi
Jika dibandingkan, hasil
HASIL wawancara mendalam antara informan
1. IMPLEMENTASI utama dengan informan triangulasi,
Kegiatan dari P4K selama ini terdapat kesesuaian di beberapa
mengalami sedikit perbedaan pendapat pertanyaan, seperti pertanyaan tentang
dari informan utama dengan informan dari mana mendapatkan sumber informasi
triangulasi ibu hamil. Informan utama P4K. Secara umum informan menjawab
menyatakan telah melaksanakan mendapatkan informasi tersebut dari
pendataan ibu hamil, pencatatan ANC, Dinas Kesehatan Kabupaten Demak
menjelaskan apa itu P4K, kunjungan (DKK). Begitu juga dengan informan
rumah, hingga pemberian stiker P4K pada triangulasi yaitu staff kesga yang
ibu hamil. Begitu pula dengan informan menjawab sama.
triangulasi yaitu bidan koordinator dan Pada pertanyaan mengenai siapa
staff kesga menyatakan hal yang sama yang menyampaikan informasi P4K
dengan nforman utama. Namun informan terdapat perbedaan persepsi antara
triangulasi lain yaitu ibu hamil sebagai informan utama dengan informan
penerima program, menyatakan triangulasi. Penyampaian informasi P4K
pelayanan yang dilakukan hanya sekedar secara bertingkat yaitu bidan
pemeriksaan dan pemberian stiker saja. mendapatkan informasi dari dinas bagian

4
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

kesga atau bikor, lalu bikor disampaikan 3. SUMBERDAYA


oleh orang dinas, sedangkan masyarakat a. Dana
atau ibu hamil mendapatkan informasi Pada pertanyaan asal atau sumber
P4K melalui bidan desa. Pernyataan dana ada yang menjawab tidak tau, ada
informan utama menjawab dengan sesuai, yang menjawab dinas dan operasional
tetapi terjadi ketidaksesuaian terdapat di puskesmas ada pula yang menjawab
salah satu informan triangulasi ibu hamil, APBD dan provinsi. Namun informan
yaitu dengan menjawab tidak tau triangulasi ibu hamil yang menerima
mengenai penyampaian informasi P4K. program tersebut pun menjawab hal yang
Pada pertanyaan mengenai berbeda juga, ada yang menjawab gratis
intensitas penyampaian informasi yang dan membayar.
terjadi dalam komunikasi terdapat Pada pertanyaan mengenai
perbedaan. Dimana 3 informan triangulasi mekanisme penurunan dana terdapat
menjawab 1 bulan hingga 1 tahun 1 perbedaan. Informan utama yaitu bidan
sampai 2 kali. Sedangkan ada 2 informan desa hampir semua menjawab penurunan
utama menyatakan intensitas dilakukan 1 hanya satu informan yang menjawab tidak
minggu dan waktu yang tidak tertentu, tau. Hal tersebut didukung oleh 2 informan
berbeda dengan 2 informan utama yang triangulasi yaitu masing-masing bidan
lain dengan menjawab sama dengan koordinator, yang juga menjawab
informan triangulasi. penurunan di dalam pengalokasian dana
2. KOMUNIKASI setiap tahunnya. Namun berbeda dengan
a. Kejelasan 1 informan triangulasi, yaitu staff kesga
Jika dibandingkan, hasil yang menyatakan bahwa semua baik-baik
wawancara mendalam antara informan saja dan sesuai sasaran.
utama dengan informan triangulasi terlihat
bahwa terdapat ketidak sesuaian dalam b. SDM
aspek kejelasan dalam pertanyaan Pada pertanyaan mengenai
seberapa jauh pemahaman tentang P4K pelatihan untuk SDM terdapat kesesuaian
setelah menerima informasi. Informan pada semua pernyataan informan utama
utama mengatakan sudah paham tentang dan informan triangulasi. Semua informan
P4K setelah menerima informasi. Begitu menyatakan adanya pelatihan yang
juga dengan 3 informan triangulasi yaitu diberikan untuk SDM saat awal program
dua bidan koordinator dan staff kesga, P4K dikeluarkan.
menyatakan sudah sangat paham tentang Mengenai kuantitas dan kualitas
P4K. Hal tersebut berbeda dengan SDM dinyatakan tidak ada kendala, hal ini
pernyataan 4 informan triangulasi ibu dinyatakan oleh seluruh informan utama
hamil yang menyatakan tidak paham dan informan triangulasi.
dalam penerimaan informasi P4K yang di
dapatkan. c. Sarana prasarana
b. Konsistensi Mengenai pertanyaan tentang
Hasil wawancara mendalam apakah sarana prasarana sudah tersedia
antara informan utama dengan informan semua, informan utama dan informan
triangulasi terlihat bahwa terdapat triangulasi memiliki pernyataan yang
kesesuaian dalam aspek konsistensi yaitu berbeda, 2 informan utama menyatakan
informasi yang disampaikan sama ketersediaan dalam sarana prasarana
walupun di sampaikan oleh pihak yang belum cukup sedangkan 2 informan
berbeda serta informasi yang disampaikan utama yang lain menyatakan sudah
tidak membingungkan dan menimbulkan cukup. Namun dalam informan triangulasi,
ambigu. semua informan rata-rata menyatakan

5
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

sudah cukup ketersediaan sarana menyatakan kurang mengerti tentang


prasarana pendukung P4K. pentingnya stiker P4K.
Mengenai kendala yang dialami, Pada pertanyaan mengenai
kendala terdapat dalam pemenuhan tanggapan tentang adanya P4K tidak ada
sarana prasarana berupa kosong nya perbedaan antar seluruh informan, yang
persediaan buku KIA, stiker dan alat-alat menyatakan bahwa dengan adanya P4K,
periksa. Hal tersebut diatasi dengan membantu sekali dalam persiapan
usaha bidan sendiri atau dari persediaan persalinan, dan bisa lebih waspada
puskesmas. Pernyataan tersebut yang terhadap kemungkinan-kemungkinan
dinyatakan oleh informan utama dan yang terjadi pada ibu hamil.
informan triangulasi. Tetapi berbeda
dengan informan triangulasi yaitu ibu 5. STRUKTUR BIROKRASI
hamil yang menyatakan tidak ada a. SOP
kendala. Pada pernyataan informan utama
Pada pernyataan mengenai dari dan informan triangulasi mengenai
mana sumber sarana prasarana yang struktur organisasi yang ada, 2 informan
tersedia, tidak ada perbedaan dari utama menyatakan ada struktur
pernyataan seluruh informan yang organisasi dari tingkat puskesmas. Hal itu
menyatakan dari dinas atau APBD didukung oleh informan triangulasi bidan
kabupaten. koordinator di dalam puskesmas tersebut
yang menyatakan ada struktur yang
3. DISPOSISI dibuat dalam menjalankan P4K. Namun
a. Komitmen informan triangulasi lain, yaitu staff kesga
Pada pertanyaan mengenai menyatakan tidak ada struktur organisasi
kendala yang dialami dalam menjalankan dari tingkatan atas, hal tersebut hanya
P4K, tidak ada perbedaan dari pernyataan diberikan melalui lisan dan pemberitahuan
seluruh informan. Kendala yang dialami saja.
dalam melaksanakan program ini berasal Untuk pertanyaan mengenai
dari pihak masyarakatnya sendiri. kendala, seluruh informan utama
Informan utama dan triangulasi menjawab tidak ada kendala yang terjadi
mengatakan beberapa masyarakat malu dalam hal koordinasi. Namun salah 1
dan tidak mau untuk menempelkan stiker. informan triangulasi yaitu bidan
Mengenai komitmen di dalam P4K, koordinator, mengatakan bahwa kendala
terdapat perbedaan antara informan terjadi pada lintas sektor luar yang
utama dan informan triangulasi. Dari 4 menurut informan kurang aktif dan kurang
informan utama, 2 informan menyatakan dalam hal kerja sama. Dengan adanya
tidak memiliki komitmen di dalam P4K. kendala dalam hal tersebut, informan
Namun 2 informan lagi menyatakan melakukan usaha semaksimal mungkin,
bahwa adanya komitmen dalam agar kerja sama dengan lintas sektor
menjalankanP4K. berjalan dengan lancar dan baik.
b.Kemauan, keinginan sikap
Pernyataan dari seluruh informan PEMBAHASAN
menyatakan hal yang sama, yaitu 1. IMPLEMENTASI
berpendapat bagus dan mempermudah Ada banyak variabel yang
dalam mendata adanya ibu hamil atau mempengaruhi keberhasilan implementasi
beresiko. Lima dari 7 informan triangulasi kebijakan, baik yang bersifat individual
menyatakan hal yang sama, tetapi maupun kelompok atau institusi, Satu hal
perbedaan terdapat pada 2 informan yang terpenting adalah implementasi
triangulasi yaitu ibu hamil yang kebijakan haruslah menampilkan

6
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

keefektifan dari kebijakan itu sendiri (Riant bidan desa sebenarnya sudah cukup baik
Nugroho : 2006). 14 yang diterima, hanya saja saat
Berdasarkan hasil penelitian, pelaksanaan pemberian informasi ke
program P4K di kabupaten Demak telah masyarakatnya yang kurang baik.
terlaksana dari tahun 2008 hingga Implementasi dalam pemenuhan data
sekarang. P4K dalam pelayanan pemeriksaan serta
Bidan desa menyatakan selama ini laporan setiap bulan pun dijalankan.
program dijalankan setiap ada kelas ibu Sebaiknya perlu adanya reward dan
hamil, dan selalu diterangkan pada waktu punishment dalam peningkatan kualitas
kontak langsung dengan ibu hamil saat kerja harus diadakan, agar bidan yang
periksa kehamilan. benar-benar menjalankan merasa
Kontak dengan ibu hamil dan memiliki perbedaan dari bidan lain yang
keluarga dinyatakan oleh bidan desa kurang aktif.
sebagai salah satu kegiatan pelaksanaan
dari P4K. Namun ibu hamil yang 2. KOMUNIKASI
menerima program menyatakan tidak ada Menurut Leo Agustino komunikasi
kunjungan rumah, pengisian stikerpun merupakan salah satu variabel penting
diserahkan oleh ibu hamil nya sendiri, dan yang mempengaruhi implementasi
hasil dari lapangan terlihat beberapa stiker kebijakan publik, komunikasi sangat
hanya ditempelkan tanpa adanya tulisan. menentukan keberhasilan pencapaian
Penempelan hanya sekedar formalitas tujuan dari implementasi kebijakan publik.
yang dilakukan oleh ibu hamil, karena Implementasi yang efektif akan berjalan,
sebagian besar ibu hamil hanya jika para pembuat keputusan mengetahui
mendapatkan informasi untuk ditempelkan apa yang akan mereka kerjakan.
saja di depan rumah. Begitupun dengan Informasi yang diketahui para pengambil
pencatatan ibu hamil didapat dari ibu yang keputusan hanya bisa didapat melalui
periksa saat datang langsung ke komunikasi yang baik. Terdapat tiga
puskesmas atau yang periksa ke rumah indikator yang digunakan dalam mengukur
bidan itu sendiri. keberhasilan variabel komunikasi.
Penggalangan donor darah Penyampaian informasi mengenai
diusahakan oleh bidan desa sendiri pelaksanaan program P4K sudah berjalan
apabila terjadi komplikasi atau resiko- dengan baik, dan penyampaian yang
resiko lain. Persediaan darah sudah diterima oleh bidan desa antar bidan
disiapkan apabila ada ibu yang koordinator dari Dinas Kesehatan tidak
membutuhkan. Begitu juga dengan mengalami penyampaian yang berubah-
transportasi, bidan desa dan DKK ubah atau ambigu, dan program selalu
menyatakan belum ada transportasi dilakukan oleh bidan desa. Namun pada
khusus untuk P4K. hasil lapangan, tidak semua bidan desa
Pelaksanaan serta pelayanan mengontrol secara penuh aktifitas ibu
pemeriksaan kegiatan P4K sebenarnya hamil tetapi hanya bertugas memberikan
sudah berjalan cukup baik, Mulai dari arahan terhadapat pentingnya stiker.
pemeriksaan ANC, pelayanan kehamilan, Melalui pengamatan peneliti
KB, nifas, dinyatakan bidan dan terhadap proses pelaksanaan, faktor
masyarakat sudah dilakukan, hanya saja bidan desa sebagai implementor juga
untuk penjelasan lebih lanjut tentang perlu mendapat perhatian karena tidak
informasi P4K tidak begitu dijalankan dan semua bidan desa memiliki sikap yang
masyarakat pun masih tidak mengerti peduli untuk memperhatikan masyarakat.
adanya stiker. Hal ini dapat dibuktikan dengan
Dari keempat variabel tersebut banyaknya ibu hamil yang kurang
variabel komunikasi dari atasan hingga mengerti arti pentingnya penempelan

7
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

stiker, fungsinya dan pengertian dari P4K anggaran khusus yang jelas dan lancar,
tersebut. Dikarenakan kurangnya sarana prasarana yang digunakan masih
penjelasan dari bidan desa karena kurang dan tenaga pelaksana yang sudah
sebagian besar bidan desa hanya cukup baik,
menganggap inti program adalah Menurut penelitian Tri ayu pawestri
penempelan stiker tanpa ditekankan agar (2010), tercapai atau tidaknya tujuan
ibu hamil mempunyai kualitas organisasi sangat ditentukan oleh adanya
pengetahuan dalam menghadapi proses sumber daya yang handal. Salah satu
sebelum dan sesudah kehamilan secara sumberdaya organisasi yang sangat
lengkap. penting adalah sumberdaya manusia atau
Bidan koordinator dan bidan desa per orangan yang akan melaksanakan
telah mengupayakan agar masalah- kegiatan tersebut. Untuk menyampaikan
masalah yang terjadi dalam pelaksanaan pesan melalui penyuluhan diperlukan
program dapat dikomunikasikan, media edukatif yang mampu menarik
disampaikan dan diselesaikan bersama- perhatian dari ibu hamil yang acuh dalam
sama. Hal ini dilakukan dengan adanya pelaksanaan program. Apabila manusia,
pertemuan walaupun tidak secara khusus orang dan anggota organisasi mau
tentang P4K, serta memberikan arahan bekerja, berinisiatif dan berdedikasi, dapat
tentang kesulitan dan pemberitahuan diharapkan terlaksananya berbagai
terbaru tentang program tertentu dari DKK kegiatan yang telah ditetapkan yang
sekaligus pengecekan laporan. nantinya akan menjamin tercapainya
tujuan organisasi. Pimpinan sebaiknya
dapat mencari, menempatkan, melatih
3. SUMBERDAYA dan mengembangkan kemampuan
Belum tersedianya dana yang sumber daya sedemikian rupa sehingga
cukup dalam program P4K, namun bidan dapat diserahkan tanggung jawab dalam
sebagai pelaksana tidak begitu mengerti melaksanakan tugasnya.35
masalah turunnya dana, karena merasa
dana dan fasilitas yang ada selalu kurang 4. DISPOSISI
dan diatasi dengan biaya sendiri atau Berdasarakan hasil penelitian,
operasional dari puskesmas. disposisi sangat berpengaruh dalam
Sarana prasarana (alat/fasilitas) keberhasilan implementasi P4K di
program P4K sangat minim karena di kabupaten demak yaitu:
lapangan pun hanya ada sesekedarnya 1. Komitmen
saja dan yang penting dilaksanakan dan Merupakan seberapa besar dedikasi
ada laporan. Dalam hal ini hanya bidan yang dimiliki oleh para bidan atau
yang mempunyai sikap dan keinginan pelaksana program dalam implementasi
untuk mengembangkan kemampuan yang P4K di Kabupaten Demak.
lebih fleksibel dalam penggunaan sarana Mengenai komitmen di dalam P4K,
prasarana. Minimnya fasilitas juga tidak semua bidan memiliki komitmen
menjadi faktor penentu bagi bidan dalam yang kuat dalam menjalankan P4K.
bekerja secara optimal. Kesadaran dari para pegawai dan
Berdasarkan hasil penelitian pelaksana belum sepenuhnya dimiliki di
ketersediaan SDM dalam kualitas dan masing-masing individu. Didukung juga
kuantitas dinyatakan cukup, dari segi dengan kultur atau budaya masyarakat
kualitas bidan serta pendidikan standar yang maih kuat dengan kebiasaan atau
bidan yang ada sudah sangat baik. Dari adat setempat yang memacu semakin
uraian diatas diperoleh hasil bahwa sulit program tersebut dijalankan.
sumberdaya meliputi pendanaan, sarana 2. Kemauan, keinginan dan sikap
prasrana, dan tenaga. Belum adanya

8
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

Kemauan, keinginan, dan sikap para spesifikasikan tentang keleluasaan


pegawai terkait tugas pokok dan bawahan, memberikan kesempatan pada
fungsinya dalam pelaksanaan P4K di bawahan untuk berpartisipasi dan
kabupaten demak. Pemberian stiker P4K menetapkan kontrol umpan balik. Dengan
untuk ibu hamil sangat penting dan salah ini maka bawahan akan menerima
satu kegiatan yang paling mendukung di pertanggung jawaban untuk hasil-hasil
dalam berlangsungnya P4K tersebut yang akan menerima pertanggung
dijalankan. Namun dalam kenyataannya di jawaban untuk hasil-hasil yang akan
lapangan, ibu hamil tidak mengerti apa diharapkan. Ketua organisasi atau
guna dari adanya stiker itu diberikan, penanggung jawab program dapat
kurangnya kemauan dan sikap para mendelegasikan wewenang kepada
pelaksana program menjadikan anggota organisasi lainnya bila dianggap
masyarakatpun belum memahami dan perlu dan bermanfaat untuk pencapaian
mengerti guna dari penempelan stiker keberhasilan program. 34
serta penting nya informasi P4K tersebut. Program P4K belum memiliki
Kurangnya kemauan dan kepedulian bentuk dan tanggung jawab yang jelas
implementor dalam menyampaikan dalam implementasinya. Sesuai temuan
informasi P4K dan tidak ada intensitas dilapangan menunjukkan bahwa beberapa
yang rutin dan jelas dalam menyampaikan implementor ada yang belum memiliki
hal tersebut, menjadikan ketidak tahuan dasar tanggung jawab yang jelas karena
ibu hamil dan masyarakat dalam mereka hanya cenderung melaksanakan
pentingnya P4K tersebut. tugas sesuai dengan instruksi dari bidan
Menurut Indiahno, Salah satu koordinator yang merupakan perpanjang
faktor yang berpengaruh terhadap tangan dari DKK Hanya 1 instansi
keberhasilan dan kegagalan implementasi puskesmas saja yang memiliki dan
suatu kebijakan adalah disposisi. menyatakan tahu dan ada, di lain
Disposisi adalah watak dan karakteristik puskesmas, implementor lain tidak
yang dimiliki oleh implementor program mengetahui tentang struktur organisasi
atau kebijakan. Karakter yang penting yang ada di dalam puskesmas nya
dimiliki oleh implementor adalah kejujuran, sendiri. Meskipin begitu upaya
komitmen dan sifat demokratis. semaksimal mungkin telah dilakukan agar
Implementor yang memiliki komitmen program tetap berjalan.
tinggi dan jujur akan senantiasa bertahan Namun implementor menyatakan
diantara hambatan yang ditemui dalam sudah memahami SOP yang ada dalam
program atau kebijakan. Komitmen dan program secara lengkap, lemahnya
kejujuran membawanya semakin antusias struktur birokrasi dalam implementasi
dalam melaksanakan tahap-tahap program seharusnya mendapat perhatian
program secara konsisten. 13 dari berbagai pihak khususnya melalui
unit yang paling dekat dengan
5. STRUKTUR BIROKRASI implementor. Kurangnya pembekalan
Menurut Handoko pendelegasian yang utuh ini dapat mengancam
wewenang atau tanggung jawab dari keberlangsungan dan efektifitas program.
atasan kepada bawahan, merupakan DKK harus mempunyai metode yang lebih
suatu proses yang diperlukan agar efektif dalam meningkatkan pengetahuan
organisasi dapat berfungsi lebih efisien implementor sebagai pelaksana kunci di
dan efektif. Delegasi memungkinkan lapangan agar memiliki etos kerja yang
bawahan untuk tumbuh dan berkembang. optimal.
Langkah utama dalam melakukan
pendelegasian wewenang atau tanggung
jawab adalah penjelasan penugasan, KESIMPULAN

9
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

Faktor-faktor yang mempengaruhi DAFTAR PUSTAKA


keberhasilan implementasi P4K oleh 1. SDKI.Survei Demografi dan
bidan desa di Kabupaten Demak adalah Kesehatan Indonesia.Jakarta 2010
pelaksanaan ke 4 variabel yang dilakukan 2. Dinkes Propinsi Jawa
dengan efektif dan semaksimal mungkin Tengah.Profil Kesehatan.Jawa
Komunikasi (transmisi, kejelasan, dan Tengah,2010.
konsistensi) Sumberdaya (SDM, dana, 3. Dinkes Kabupaten Demak. Profil
sarana prasarana), Disposisi ( komitmen, Kesehatan. Demak 2009, Dinkes
kemauan, keinginan, dan sikap) Struktur Kabupaten Demak. Profil
birokrasi. Kesehatan. Demak 2009,
4. Dinkes Kabupaten Demak. Profil
Kesehatan. Demak 2010,
SARAN 5. Dinkes Kabupaten Demak. Profil
1. Bagi Dinas Kesehatan Kota Kesehatan. Demak 2011,
Semarang 6. Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu
a. Melengkapi sarana dan Kebidanan. Yayasan Bina
prasarana yang be ru pa Pustaka, Jakarta 1999
s t ik e r P 4K d an buku k ia 7. United Nations. Laporan Tujuan
u n tuk ib u h am il Pembangunan Millenium. United
b. Melakukan pendekatan dan Nations. New York. 2008. ( http:
sosialisasi dengan rutin antar //www.targetmdgs.org/index.php )
bidan koordinator dan bidan diakses tanggal 21 maret 2012
desa 8. Anonim.ibu selamat, bayi sehat,
c. Meningkatkan pelatihan suami siaga
terhadap SDM yang ada (http://www.depkes.go.id/index.php
dalam pelaksanaan P4K /berita/press-release/790-ibu
selamat-bayi-sehat-suami-
2. Bagi Puskesmas siaga.htm (Diakses pada tanggal
a. Frekuensi sosialisasi dan 7 Mei 2012)
penyuluhan lebih 9. Rahmawati, A. Implementasi
ditingkatkan, sebaiknya rutin Kebijakan Pemerintah Kota
dan berkesinambungan untuk Semarang untuk Meningkatkan
mendapatkan sasaran yang Kesejahteraan Gelandangan Kota
maksimal.. Semarang. Fakultas Hukum
b. Memantau penerapan SOP Universitas Negeri Semarang.
pelayanan P4K yang Semarang 2007 (Diakses pada
dilakukan oleh bidan desa. tanggal 17 Mei 2012)
c. Perlu ditingkatkan lagi 10. Subarsono. Analisis Kebijakan
koordinasi antar bidan Publik Konsep, Teori dan Aplikasi.
koordinator dan bidan desa Pustaka Pelajar. Yogyakarta. 2005
agar informasi pada 11. Kusumanegara, Solahuddin.
masyarakat atau ibu hamil Model Dan Aktor Dalam Proses
sesuai dengan SOP yang ada. Kebijakan Publik. Edisi pertama.
d. Perlu ditingkatkan dan Penerbit Gava Media.Yogyakarta.
memperhatikan komitmen dari 2010
bidan desa itu sendiri 12. Suwitri, Sri. Konsep Dasar
Kebijakan Publik. Cetakan
pertama. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro Semarang
, 2008.

10
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

13. Indiahono, Dwiyanto. Kebijakan 26. Nasution, S. Metode Penelitian


Publik Berbasis Dynamic Policy Naturalistik Kualitatif. Bandung :
Analisys. Edisi pertama. Penerbit Tarsito; 1996
Gava Media.Jogjakarta. 2009 27. Anonim. Buku Pedoman Obat
14. Nugroho, Riant. Public Policy. Bebas dan Terbatas; 2009.
Penerbit PT Elex Media 28. Meleong, L.J. Metodologi
Komputindo Kelompok Gramedia. Penelitian Kualitatif Edisi Revisi.
Jakarta. 2008 Remaja Rosdakarya Bandung,
15. Dunn, William N. Pengantar Bandung. 2007
Analisis Kebijakan Publik Edisi 29. Herdiansyah, H. Metodologi
Kedua. Gajah Mada University Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu
Press, Yogyakarta 2003 Sosial. Salemba Humanika.
16. Winarno, Budi. Kebijakan Publik Jakarta. 2010
Teori dan Proses edisi revisi. 30. Corbin, J. Strauss, A. Dasar-dasar
Media Pressindo. Yogyakarta. Penelitian Kualitatif. Yogyakarta:
2008. Pustaka Pelajar, 2003
17. Tangkilisan, Hessel N.S. 31. Irwanto, E.H;Hadisoepadma, A.P.
Implementasi Kebijakan Publik & Wismanto, Y.B. Psikologi Umum
Transformasi Pikiran George : Buku Panduan Mahasiswa.
Edward. Penerbit Lukman Offset. Jakarta : Gramedia; 1997.
Yogyakarta, 2003 32. Notoatmodjo , S. Metedologi
18. Agustino, Leo. Dasar-dasar Penelitian Kesehatan. PT. Asdi
Kebijakan Publik. Cetakan kedua. Mahasatya. Jakarta. 2005
Penerbit Alfabeta.Bandung. 2008 33. Agustino, Leo. Politik & Kebijakan
19. Subarsono, AG. Analisis Kebijakan Publik. Bandung: AIPI Bandung,
Publik Konsep, Edisi ketiga Teori 2006.
dan Aplikasi. Pustaka Pelajar, 34. Handoko hani T. Manajemen.Ed
Yogyakarta , 2008. kedua. Yogyakarta : BPFE. 1984
20. Depkes RI. Pedoman Praktis 35. Pawestri, Tri ayu. 2010. Analisis
Program Perencanaan Persalinan Implementasi Kebijakan P4K di
dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Kabupaten Rembang. Skripsi Ilmu
dengan stiker. Depkes RI, Jakarta. Kesehatan Masyarakat Universitas
2009 Diponegoro. Semarang.
21. Wiyono, D, Manajemen Mutu
Pelayanan Kesehatan, Teori ,
Strategi dan Aplikasi, Airlangga
university Press, Surabaya,2000.
22. Koentjoro,T. Regulasi Kesehatan
di Indonesia, Andi, Yogyakarta,
2007
23. Depkes RI, pedoman
pelaksanaan pelayanan
kesehatan dasar di puskesmas
2004
24. Departemen Kesehatan RI. Bidan
di Desa.Jakarta. 1992
25. Syafrudin. Kebidanan Komunitas.
EGC. Jakarta. 2009

11

You might also like