You are on page 1of 4

TINJAUAN PUSTAKA sekolah sekitar 0,7-2,3%.

Selama masa remaja, baik perempuan maupunlaki-laki


INFEKSI SALURAN KEMIH sama-sama berisiko tinggi mengalami ISK.4
Dalam suatu penelitian, insidens ISK pada 6 tahun pertama kehidupan
1.1 Latar Belakang adalah sekitar 6,6% anak perempuan dan 1,8% anak laki-laki. Sedangkan pada 3
ISK merupakan penyakit yang relatif sering pada anak. Kejadian ISK bulan pertamapostnatal, ISK paling sering terjadi pada anak laki-laki terutama
tergantung pada umur dan jenis kelamin. Prevalensi ISK pada neonatus berkisar yang belum disirkumsisi.Prevalens ISK pada anak perempuan usia 1-5 tahun
antara 0,1% hingga 1%, danmeningkat menjadi 14% pada neonatus dengan adalah 3% dan usia sekolah 1%,sedangkan pada anak laki-laki usia sekolah
demam, dan 5,3% pada bayi. Pada bayi asimtomatik, bakteriuria didapatkan pada 0,03%.4
0,3 hingga 0,4%.13 Risiko ISK pada anak sebelum pubertas 3-5% pada anak 1.4 Etiologi
perempuan dan 1-2% pada anak laki. Pada anak dengan demam berumur kurang Sekitar 50% ISK disebabkan Escherichia coli, penyebab lain adalah
dari 2 tahun, prevalensi ISK 3-5%.1 Klebsiella, Staphylococcus aureus, coagulase-negative staphylococci, Proteus
ISK perlu mendapat perhatian para dokter maupun orangtua karena dan Pseudomonas sp. dan bakteri gram negatif lainnya. Terdapat beberapa faktor
berbagai alasan, antara lain ISK sering sebagai tanda adanya kelainan pada ginjal predisposisi terjadinya ISK kompleks, diantaranya adalah:5
dan saluran kemih yang serius seperti refluks vesiko-ureter (RVU) atau uropati Outflow obstruction: Striktur uretra, Pelviuretric Junction, Posterior urethral
obstruktif, ISK adalah salah satu penyebab utama gagal ginjal terminal, dan ISK valves, Bladder neck obstruction, Neuropathic bladder, Batu/tumor, Kista ginjal
menyebabkan gejala yang tidak menyenangkan bagi pasien. Diperkirakan 20% Kelainan ginjal: Parut ginjal, Refluks vesikoureter, Displasia ginjal, Ginjal
kasus konsultasi pediatri terdiri dari kasus ISK dan pielonefritis kronik.2 dupleks
1.2 Definisi Benda asing: Indwelling catheter, Batu, Selang nefrostomi
Berdasarkan ada tidaknya komplikasi, ISK dibagi menjadi ISK simpleks Metabolik: Imunosupresi, Gagal ginjal, Diabeter
dan kompleks. ISK simpleks/ sederhana/ uncomplicated UTI adalah terdapat 1.5 Klasifikasi
infeksi pada saluran kemih tetapi tanpa penyulit (lesi) anatomis maupun ISK pada anak dapat dibedakan berdasarkan gejala klinis, lokasi infeksi,
fungsional saluran kemih. dan kelainan saluran kemih. Berdasarkan gejala, ISK dibedakan menjadi ISK
ISK kompleks/ dengan komplikasi/ complicated UTI adalah terdapat asimtomatik dan simtomatik. Berdasarkan lokasi infeksi, ISK dibedakan menjadi
infeksi pada saluran kemih disertai penyulit (lesi) anatomis maupun fungsional ISK atas dan ISK bawah, dan berdasarkan kelainan saluran kemih, ISK
saluran kemih misalnya sumbatan muara uretra, refluks vesikoureter, urolithiasis, dibedakan menjadi ISK simpleks dan ISK kompleks. ISK asimtomatik ialah
parut ginjal, buli-buli neurogenik, dan sebagainya.3 bakteriuria bermakna tanpa gejala. ISK simtomatik yaitu terdapatnya bakteriuria
Berdasarkan letaknya, ISK dibagi menjadi ISK atas dan bawah. ISK atas bermakna disertai gejala dan tanda klinik. Sekitar 10-20% ISK yang sulit
adalah infeksi pada parenkim ginjal atau ureter, lazimnya disebut sebagai digolongkan ke dalam pielonefritis atau sistitis baik berdasarkan gejala klinik
pielonefritis. ISK bawah adalah infeksi pada vesika urinaria (sistitis) atau uretra. maupun pemeriksaan penunjang disebut dengan ISK non spesifik.
Batas antara atas dan bawah adalah vesicoureteric junction.3 Membedakan ISK atas atau pielonefritis dengan ISK bawah (sistitis dan
1.3 Epidemiologi urethritis) sangat perlu karena risiko terjadinya parut ginjal sangat bermakna pada
Epidemiologi ISK pada anak bervariasi sangat luas dan dipengaruhi pielonefritis dan tidak pada sistitis, sehingga tata laksananya (pemeriksaan,
beberapafaktor diantaranya adalah usia, jenis kelamin, sampel populasi, metode pemberian antibiotik, dan lama terapi) berbeda. 5,6
pengumpulanurin, kriteria diagnosis dan kultur. Umur dan jenis kelamin ISK dapat dibagi menjadi ISK simpleks (uncomplicated UTI) dan ISK
merupakan faktor yang palingpenting. Insidens tertinggi adalah pada satu tahun kompleks (complicated UTI). ISK kompleks adalah ISK yang disertai kelainan
pertama kehidupan yaitu sekitar 1%,kemudian menurun terutama pada anak laki- anatomik dan atau fungsional saluran kemih yang menyebabkan stasis ataupun
laki. Pada masa neonatus, bakteriuriditemukan sebanyak 1% dan lebih banyak aliran balik (refluks) urin. Kelainan saluran kemih dapat berupa RVU, batu
pada bayi laki-laki (2-4 kali). Prevalens ISKpada bayi baru lahir kurang bulan saluran kemih, obstruksi, anomali saluran kemih, buli-buli neurogenik, benda
sekitar 2,9% sedangkan pada bayi cukup bulan sekitar0,7%. ISK lebih sering asing, dan sebagainya. ISK simpleks ialah ISK tanpa kelainan struktural maupun
terjadi pada anak usia prasekolah yaitu sekitar 1-3% dibandingkandengan usia fungsional saluran kemih.
National Institute for Health and Clinical Excellence (NICE) Anak mencoba untuk menahan kencing agar tidak ngompol, dimana kontraksi
membedakan ISK menjadi ISK atipikal dan ISK berulang. Kriteria ISK atipikal otot kandung kemih ditahan sehingga urin tidak keluar. Hal ini menyebabkan
adalah; keadaan pasien yang sakit berat, diuresis sedikit, terdapat massa abdomen tekanan tinggi, turbulensi aliran urin dan atau pengosongan kandung kemih yang
atau kandung kemih, peningkatan kreatinin darah, septikemia, tidak memberikan tidak tuntas, kemudian semuanya akan menyebabkan bakteriuria. Gangguan
respon terhadap antibiotik dalam 48 jam, serta disebabkan oleh kuman non E. pengosongan kandung kemih dapat terjadi pula pada anak yang tidak BAK secara
coli. ISK berulang berarti terdapat dua kali atau lebih episode pielonefritis akut teratur. Uropati obstruktif menyebabkan hidronefrosis yang akan meningkatkan
atau ISK atas, atau satu episode pielonefritis akut atau ISK atas disertai satu atau risiko ISK karena adanya stasis urin. Instrumentasi pada uretra selama VCUG
lebih episode sistitis atau ISK bawah, atau tiga atau lebih episode sistitis atau ISK atau kateterisasi yang tidak steril dapat menginfeksi kandung kemih oleh bakteri
bawah.7 patogen. Konstipasi dapat meningkatkan risiko terjadinya ISK karena dapat
1.6 Patogenesis menyebabkan gangguan pengosongan kandung kemih.
Secara umum patogenesis ISK kompleks hampir sama dengan ISK, tetapi Patogenesis ISK adalah berdasarkan adanya pili atau fimbrae pada
terdapat perbedaan yaitu pada ISK kompleks terdapat faktor risiko berupa permukaan bakteri. Terdapat 2 tipe fimbrae yaitu tipe I dan tipe II. Fimbrae tipe I
kelainan anatomi, fungsi dan metabolik dan sering menimbulkan infeksi terdapat pada seluruh strain E.Coli. Karena perlekatan pada sel target dapat
berulang. Hampir seluruh ISK terjadi secara asenden. Bakteri berasal dari flora dihambat oleh D-Mannose, maka fimbrae ini disebut juga mannose sensitive dan
feses, berkolonisasi didaerah perineum dan memasuki kandung kemih melalui tidak berperan dalam pielonefritis. Perlekatan fimbrae tipe II tidak dihambat oleh
uretra. Pada bayi, septikemia karena bakteri gram negatif relatif lebih sering, hal mannose, sehingga disebut juga Mannose resistant, fimbrae ini hanya terdapat
ini mungkin disebabkan imaturitas dinding saluran pencernaan pada saat pada beberapa strain E. coli. Reseptor fimbriae tipe II adalah suatu
kolonisasi oleh Escherichia coli atau karena imaturitas system pertahanan. glikospingolipid yang terdapat pada sel uroepitel dan sel darah merah. Fraksi Gal
Penyebaran secara hematogen lebih sering terjadi pada neonatus. Infeksi 1-4 oligosakaridase adalah resptor. Karena fimbrae tersebut dapat diaglutinasi
nosokomial juga dapat terjadi, biasanya disebabkan operasi atau intrumentasi oleh P blood eritrosit maka disebut sebagai P fimbrae. Bakteri dengan P fimbrae
pada saluran kemih. Bakteri penyebab ISK yang paling sering ditemukan di lebih sering menyebabkan pielonefritis. Sekitar 76-94% strain pielonefritogenik
praktek umum adalah E. coli (lebih dari 90%), sedangkan yang disebabkan E. coli mempunyai P fimbrae, sedangkan strain sistitis sekitar 19-23%.8
infeksi nosokomial (hospital acquired) sekitar 47%.8 Infeksi persisten atau rekuren dari ISK pertama dapat terjadi disebabkan
Awal terjadinya ISK adalah bakteri berkolonisasi di perineum pada anak oleh terapi yang tidak adekuat (misalnya antibiotik yang tidak tepat, lama terapi
perempuan atau di preputium pada anak laki-laki. Kemudian bakteri masuk terlalu pendek atau dosis kurang tepat). Tetapi selain hal tersebut, merupakan
kedalam saluran kemih mulai dari uretra secara asending. Setelah sampai di suatu tanda adanya kelainan yang mendasari di saluran kemih (misalnya batu
kandung kemih, bakteri bermultiplikasi dalam urin dan melewati mekanisme ginjal, kista, abses, benda asing) yang menjadi tempat bakteri berkembang biak.
pertahanan antibakteri dari kandung kemih dan urin. Pada keadaan normal papila Infeksi rekuren dapat merupakan infeksi baru yang disebabkan bakteri yang baru
ginjal memiliki sebuah mekanisme anti refluks yang dapat mencegah urin dan harus dicurigai adanya kelainan anatomi atau fungsi.8,9
mengalir secara retrograd menuju collecting tubulus. Akhirnya bakteri bereaksi 1.7 Manifestasi Klinis
dengan urotelium atau ginjal sehingga menimbulkan respons inflamasi dan Gejala klinik ISK pada anak sangat bervariasi, ditentukan oleh intensitas
timbul gejala ISK. reaksi peradangan, letak infeksi (ISK atas dan ISK bawah), dan umur pasien.
Mekanisme tubuh terhadap invasi bakteri terdiri dari mekanisme Sebagian ISK pada anak merupakan ISK asimtomatik, umumnya ditemukan pada
fungsional, anatomis dan imunologis. Pada keadaan anatomi normal, anak umur sekolah, terutama anak perempuan dan biasanya ditemukan pada uji
pengosongan kendung kemih terjadi reguler, drainase urin baik dan pada saat tapis (screening programs). ISK asimtomatik umumnya tidak berlanjut menjadi
setiap miksi, urin dan bakteri dieliminasi secara efektif. Pada tingkat seluler, pielonefritis dan prognosis jangka panjang baik.
bakteri dihancurkan oleh lekosit polimorfonuklear dan komplemen. Maka setiap Pada masa neonatus, gejala klinik tidak spesifik dapat berupa apati,
keadaan yang mengganggu mekanisme pertahanan normal tersebut dapat anoreksia, ikterus atau kolestatis, muntah, diare, demam, hipotermia, tidak mau
menyebabkan risiko terjadinya infeksi.8,9 minum, oliguria, iritabel, atau distensi abdomen. Peningkatan suhu tidak begitu
Pada anak perempuan, ISK kompleks sering terjadi pada usia toilet tinggi dan sering tidak terdeteksi. Kadang-kadang gejala klinik hanya berupa
training karena gangguan pengosongan kandung kemih terjadi pada usia ini. apati dan warna kulit keabu-abuan (grayish colour).10
Pada bayi sampai satu tahun, gejala klinik dapat berupa demam, Stigmata kelainan kongenital saluran kemih lain seperti: arteri umbilikalis
penurunan berat badan, gagal tumbuh, nafsu makan berkurang, cengeng, kolik, tunggal, telinga letak rendah, dan supernumerary nipples harus diperhatikan.13
muntah, diare, ikterus, dan distensi abdomen. Pada palpasi ginjal anak merasa Pemeriksaan Penunjang
kesakitan. Demam yang tinggi dapat disertai kejang. Laboratorium
Pada umur lebih tinggi yaitu sampai 4 tahun, dapat terjadi demam yang Urinalisis sampel urin segar dan tidak disentrifugasi (lekosituria > 5/LPB atau
tinggi hingga menyebabkan kejang, muntah dan diare bahkan dapat timbul dipstick positif untuk lekosit) dan biakan urin adalah pemeriksaan yang penting
dehidrasi. Pada anak besar gejala klinik umum biasanya berkurang dan lebih dalam penegakkan diagnosis ISK. Diagnosis ISK ditegakkan dengan biakan urin
ringan, mulai tampak gejala klinik lokal saluran kemih berupa polakisuria, yang sampelnya diambil dengan urin porsi tengah dan ditemukan pertumbuhan
disuria, urgency, frequency, ngompol, sedangkan keluhan sakit perut, sakit bakteri > 100.000 koloni/ml urin dari satu jenis bakteri, atau bila ditemukan >
pinggang, atau pireksia lebih jarang ditemukan.11 10.000 koloni tetapi disertai gejala yang jelas dianggap ISK. Cara pengambilan
Pada pielonefritis dapat dijumpai demam tinggi disertai menggigil, gejala sampel lain yaitu melalui kateterisasi kandung kemih, pungsi suprapubik dan
saluran cerna seperti mual, muntah, diare. Tekanan darah pada umumnya masih menampung urin melalui steril collection bag yang biasa dilakukan pada bayi.
normal, dapat ditemukan nyeri pinggang. Gejala neurologis dapat berupa iritabel Akurasi cara pengambilan urin tersebut memberikan nilai intepretasi yang
dan kejang. Nefritis bakterial fokal akut adalah salah satu bentuk pielonefritis, berbeda.
yang merupakan nefritis bakterial interstitial yang dulu dikenal sebagai Ultrasonografi
nefropenia lobar.11 Pemeriksaan ultrasonografi (USG) sering digunakan untuk menggantikan
Pada sistitis, demam jarang melebihi 380C, biasanya ditandai dengan urografi intravena sebagai skrining inisial, karena lebih cepat, non-invasif, aman,
nyeri pada perut bagian bawah, serta gangguan berkemih berupa frequensi, nyeri tidak mahal, sedikit menimbulkan stres pada anak, dapat diulang untuk
waktu berkemih, rasa diskomfort suprapubik, urgensi, kesulitan berkemih, kepentingan monitoring dan mengurangi paparan radiasi. Dengan pemeriksaan
retensio urin, dan enuresis.12 USG dapat terlihat formasi parut ginjal, tetapi beberapa parut juga dapat luput
1.8 Diagnosis dari pemeriksaan karena pemeriksaan USG sangat tergantung dengan
Anamnesis keterampilan orang yang melakukan USG tersebut. Dan pemeriksaan dengan
Adanya riwayat sering ngompol, muntah, diare, gagal tumbuh, demam dengan USG saja tidak cukup, kombinasi dengan pemeriksaan foto polos abdomen dapat
penyebab yang tidak jelas dapat terjadi pada anak dengan ISK. Informasi membantu memberikan informasi mengenai ukuran ginjal, konstipasi, spina
mengenai bladder control, pola BAK dan pancaran air kencing juga penting bifida occulta, kalsifikasi ginjal dan adanya batu radioopak. Secara teori,
dalam diagnosis. Gejala poliuri, polidipsi dan penurunan nafsu makan obstruksi dan RVU dapat mudah dideteksi, tetapi kadang-kadang lesi yang
menunjukkan kemungkinan adanya gagal ginjal kronik, begitu pula dengan ditemukan dikatakan sebagai kista jinak atau penyakit polikistik apabila
adanya gejala pancaran air kencing lemah, teraba massa/benjolan atau nyeri pada pemeriksaan USG tersebut tidak diikuti dengan pemeriksaan radiologi.
abdomen, menunjukkan kemungkinan suatu striktur atau katup uretra. Pada anak Urogafi Intravena
sekolah gejala ISK umumnya terlokalisir pada saluran kemih yaitu disuri, Urografi intravena adalah pemeriksaan saluran kemih yang paling sering
polakisuri dan urgensi. dilakukan apabila dicurigai adanya refluks atau parut. Dengan urografi intravena
Pemeriksaan Fisik dapat diketahui adanya duplikasi ginjal dan ureter, dimana sangat sulit dideteksi
Pemeriksaan fisik harus dilakukan dengan teliti dengan tujuan untuk memeriksa dengan USG. Kelainan lain yang dapat pula dideteksi dengan urografi adalah
adanya kondisi-kondisi yang dapat menjadi predisposisi terjadinya ISK. Meliputi horseshoe kidney dan ginjal/ureter ektopik. Kekurangan urografi intravena adalah
pemeriksaan fisik secara umum yang berhubungan dengan gejala ISK misalnya kurang sensitif dibandingkan Renal Scintigraphy dalam mendeteksi
demam, nyeri ketok sudut kosto-vertebral atau nyeri tekan supra simfisis, teraba Pyelonephritis dan parut ginjal. Tingkat radiasi yang tinggi dan risiko dari reaksi
massa pada abdomen atau ginjal teraba membesar. dan pemeriksaan neurologis kontras juga menjadi hal yang harus dipertimbangkan.
terutama ekstremitas bawah. Pemeriksaan genitalia eksterna yaitu inspeksi pada
orifisium uretra (fimosis, sinekia vulva, hipospsdia, epispadia), anomali pada
penis yang mungkin berhubungan dengan kelainan pada saluran kemih dan Renal Cortical Scintragphy (RCS)7
adanya testis yang tidak turun pada prune-bell syndrome harus dilakukan.
Renal cortical scintragphy telah menggantikan urografi intravena sebagai teknik Tabel 1. Dosis antibiotika parenteral (A), oral (B) dan profilaksis (C) untuk
standard dalam deteksi skar dan inflamasi ginjal. RCS dengan glucoheptonate pengobatan ISK
atau Dimercaptosuccinic acid (DMSA) yang dilabel dengan technetium yang Obat Dosis mg/kg/hari Frekuensi/ (umurbayi)
memiliki sensitifitas dan spesifitas yang tinggi. DMSA scan mempunyai (A) Parenteral
kemampuan lebih baik dalam deteksi dini perubahan inflamasi akut dan skar Ampisilin 100 Tiap 12 jam (bayi<1 minggu)
permanen dibandingkan dengan USG atau urografi intravena. Computerized Tiap 6-8 jam (bayi>1 minggu)
Tomography (CT) juga sensitif dan spesifik dalam mendeteksi pielonephritis Sefotaksim 150 Dibagi tiap 6-8 jam
akut, tetapi belum terdapat penelitian yang membandingkan CT dengan Gentamisin 5 Tiap 12 jam (bayi<1 minggu)
skintigrafi. CT juga lebih mahal dibandingkan skintigrafi dan pasien terpajan Tiap 24 jam (bayi>1 minggu)
radiasi dalam tingkat yang tinggi, selain itu penggunaanya belum ditunjang oleh Seftriakson 75 Sekalisehari
bukti penelitian Seftazidim 150 Dibagi setiap 6-8 jam
Voiding Cystourethrography (VCUG)7 Sefazolin 50 Dibagi sertiap 8 jam
VCUG biasanya dilakukan apabila terdapat kelainan yang bermakna pada Tobramisin 5 Dibagi setiap 8 jam
pemeriksaan USG seperti hidronefrosis, disparitas panjang ginjal atau penebalan Ticarsilin 100 Dibagi setiap 6 jam
dinding kandung kemih. VUR merupakan kelaianan yang paling sering (B) Oral --- Rawat Jalan, anti biotik oral (pengobatan standar)
ditemukan dengan VCUG yaitu sekitar 40%. Kapan waktu yang tepat dilakukan Amoksisilin 20-40 mg//kghari q8h
VCUG masih kontroversi, mengingat dapat timbulnya efek transien infeksi. Ampisilin 50-100 mg/kg/hari q6h
Apabila tersedia, VCUG radionuklid lebih baik dibandingkan VCUG kontras Augmentin 50mg/kg/hari q6h
pada anak perempuan karena dapat mengurangi efek radiasi pada gonad. Sefaleksin 50 mg/kg/hari q6-8h (C) maintenance Chemotherapy/
Pemeriksaan VCUG merupakan tindakan invasif dan traumatik bagi anak Sefiksim 4 mg/kg/hari prophylaxix :
sehingga tidak rutin dilakukan. Nitrofurantoin 6-7 mg/kg/hari q6h
Isotop Cystogram Sulfisoksazol 120-150 mg/kg/hari q6-8h
Meskipun Isotope Cystogram menyebabkan ketidaknyamanan seperti Trimetoprim 6-12 mg/kg/hari q6h
kateterisasi kandung kemih pada VCUG, isotope cystogram memiliki dosis sulfometoksazol 30-60 q6-8h
radiasi 1% dari VCUG, dan monitoring kontinyunya juga lebih sensitif untuk
identifikasi refluks dibandingkan fluoruskopi, intermiten VCUG.
1.9 Tata laksana
Prinsip tata laksana ISK pada anak sebagai berikut:
a) Konfirmasi diagnosis ISK
b) Eradikasi infeksi pada waktu serangan/ulangan
c) Selidiki saluran kemih
d) Perlu tindakan bedah pada uropati obstruktif, kalkuli, neuropathic
bladder, dll
e) Cegah infeksi berulang
f) Perlu follow up selanjutnya
Pemilihan jenis antibiotic secara empiris sedapat mungkin berdasarkan
pola sensitivitas kuman terhadap antibiotik di indikasi pelayanan kesehatan
setempat.

You might also like