You are on page 1of 41

LAPORAN INDIVIDU

DEPARTEMEN MANAJEMEN KEPERAWATAN


DI RUANG RINRA SAYANG 2 RSUD HAJI
MAKASSAR

DI SUSUN
OLEH :

NURLIAH ACHMAD, S.Kep.


NS 06 17 084

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGK. XVIII


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
MODEL METODE ASUHAN KEPERAWATAN

PROFESIONAL ( MAKP )

A. Pendahuluan
Sistem MAKP adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan
empat unsur yaitu proses keperawatan, pendidikan keperawatan, dan sistem
MAKP. Defenisi tersebut berdasarkan prinsip – prisip nilai yang diyakini dan
akan menentukan kualitas produksi/ jasa layanan keperawatan .jika perawat tidak
memiliki nilai –nilai tersebut sebagai sesuatu pengambilan keputusan yang
independen, maka tujuan pelayanan kesehatan / keperawatan dalam memenuhi
kepuasan pasien tidak akan dapat terwujud (Nursalam 2014 ).
Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)Keberhasilan suatu
asuhan keperawatan kepada pasien sangat ditentukan oleh pemilihan metode
pemberian asuhan keperawatan profesional. Ada 5 metode pemberian asuhan
keperawatan profesional yang sudah ada dan akan terus dikembangkan di masa
depan dalam menghadapi tren pelayanan keperawatan. Untuk memberikan asuhan
keperawatan yang lazim dipakai meliputi metode fungsional, metode tim, metode
kasus, modifikasi metode tim-primer.
1. Metode Fungsional (Bukan MAKP)
Metode fungsional merupakan manajemen klasik yang
menekankan efisiensi, pembagian tugas yang jelas, dan pengawasan yang
baik.Metode ini sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan
tenaga.Perawat senoir menyibukkan diri dengan tugas manajerial,
sedangkan perawat pasien diserahkan kepada perawat junior dan/atau
belum berpengalaman. Kelemahan dari metode ini adalah pelayanan
keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan proses keperawatan.
Setiap perawat hanya melakukan 1-2 jenis intervensi (misalnya merawat
luka).Metode ini tidak memberikan kepuasan kepada pasien maupun
perawat dan persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan
dengan keterampilan saja.
2. Metode Tim
Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang
berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap
sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/grup yang
terdiri atas tenaga profesional, teknikal, dan pembantu dalam satu
kelompok kecil yang saling membantu. Metode ini memungkinkan
pemberian pelayanan keperawatan yang menyeluruh, mendukung
pelaksanaan proses keperawatan, dan memungkinkan komunikasi
antartim, sehingga konflik mudah diatasi dan memberi kepuasan kepada
anggota tim. Namun, komunikasi antaranggota tim terbentuk terutama
dalam bentuk konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu, yang
sulit untuk dilaksanakan pada waktu-waktu sibuk. Hal pokok dalam
metode tim adalah ketua tim sebagai perawat profesonal harus mampu
menggunakan berbagai teknik kepemimpinan, pentingnya komunikasi
yang efektif agar kontinuitas rencana keperawatan terjamin, anggota tim
harus menghargai kepemimpinan ketua tim, model tim akan berhasil bila
didukung oleh kepala ruang.
Tujuan metode keperawatan tim adalah untuk memberikan
perawatan yang berpusat pada klien. Perawatan ini memberikan
pengawasan efektif dari memperkenalkan semua personel adalah media
untuk memenuhi upaya kooperatif antara pemimpin dan anggota tim.
Melalui pengawasan ketua tim nantinya dapat mengidentifikasi tujuan
asuhan keperawatan, mengindentifikasi kebutuhan anggota tim,
memfokuskan pada pemenuhan tujuan dan kebutuhan, membimbing
anggota tim untuk membantu menyusun dan memenuhi standard asuhan
keperawatan.
Walaupun metode tim keperawatan telah berjalan secara efektif,
mungkin pasien masih menerima fragmentasi pemberian asuhan
keperawatan jika ketua tim tidak dapat menjalin hubungan yang lebih baik
dengan pasien, keterbatasan tenaga dan keahlian dapat menyebabkan
kebutuhan pasien tidak terpenuhi.
3. Metode Primer
Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab
penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai pasien
masuk sampai keluar rumah sakit. Mendorong praktik kemandirian
perawat, ada kejelasan antara pembuat rencana asuhan dan
pelaksana.Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan
terus-menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk
merencanakan, malakukan, dan koordinasi asuhan keperawatan selama
pasien dirawat.Konsep dasar metode primer adalah ada tanggung jawab
dan tanggung gugat, ada otonomi, dan ketertiban pasien dan keluarga.
Metode primer membutuhkan pengetahuan keperawatan dan
keterampilan manajemen, bersifat kontinuitas dan komprehensif, perawat
primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil, dan
memungkinkan pengembangan diri sehingga pasien merasa dimanusiakan
karena terpenuhinya kebutuhan secara individu.Perawat primer
mempunyai tugas mengkaji dan membuat prioritas setiap kebutuhan klien,
mengidentifikasi diagnosa keperawatan, mengembangkan rencana
keperawatan, dan mengevaluasi keefektifan keperawatan. Sementara
perawat yang lain memberikan tindakan keperawatan, perawat primer
mengkoordinasikan keperawatan dan menginformasikan tentang
kesehatan klien kepada perawat atau tenaga kesehatan lainnya. Selain itu,
asuhan yang diberikan bermutu tinggi, dan tercapai pelayanan yang efektif
terhadap pengobatan, dukungan, proteksi, informasi, dan advokasi.
4. Metode Kasus
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan
pasien saat dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk
setiap shift, dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang
yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus biasanya
diterapkan satu pasien satu perawat, dan hal ini umumnya dilaksanakan
untuk perawat privat atau untuk keperawatan khusus seperti: isolaso,
intensivecare. Kelebihannya adalah perawat lebih memahami kasus per
kasus, sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih mudah.
Kekurangannya adalah belum dapat diidentifikasi perawat penanggung
jawab, perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan
dasar yang sama
Adapun tugas dari Kepala Ruangan, :
1. Kepala Ruangan
Fungsi:
a) Menentukan standar pelaksanaan kerja.
b) Memberi pengarahan kepada ketua dan anggota tim.
c) Supervisi dan evaluasi tugas staf.
Uraian Tugas:
a) Perencanaan:
 Menunjuk ketua tim yang bertugas di kamar masing-
masing.
 Mengikuti serah terima pasien dari shift sebelumnya.
 Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien.
 Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan
berdasarkan aktifitas dan kebutuhan pasien.
 Merencanakan metode penugasan dan penjadwalan staf.
 Merencanakan strategi pelaksanaan asuhan keperawatan.
 Merencanakan kebutuhan logistik dan fasilitas ruangan
kelolaan.
 Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
b) Pengorganisasian dan ketenagaan:
 Merumuskan metode penugasan keperawatan.
 Merumuskan tujuan dari metode penugasan
keperawatan.
 Merumuskan rincian tugas ketua tim dan anggota tim
secara jelas.
 Membuat rentang kendali diruang rawat.
 Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan,
misal: membuat roster dinas, mengatur tenaga yang ada
setiap hari sesuai dengan jumlah dan kondisi pasien.
 Mengatur dan mengendalikan pelaksanaan asuhan
keparawatan dalam bentuk diskusi, bimbingan dan
penyampaian informasi.
 Mengatur dan mengendalikan logistik dan fasilitas
ruangan
 Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktek.
 Mendelegasikan tugas kepada ketua tim.
 Melakukan koordinasi dengan tim kesehatan lain.
 Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.

c) Pengarahan:
 Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim.
 Memberikan pengarahan kepada ketua tim tentang
pelaksanaan asuhan keperawatan dan fungsi-fungsi
manajemen.
 Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan
berhubungan dengan asuhan keperawatan pasien.
 Memberikan motivasi dalam meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap.
 Melalui supervisi:
Supervisi langsung terhadap pelaksanaan asuhan
keperawatan melalui pengamatan sendiri atau laporan
langsung secara lisan dari ketua tim.
Supervisi tidak langsung dengan cara mengecek, membaca
dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang
dibuat selama dan sesudah proses keperawatan
dilaksanakan.
Memperbaiki, mengatasi kelemahan atau kendala yang
terjadi pada saat itu juga.
 Membimbing bawahan yang kesulitan dalam
melaksanakan tugasnya.
 Memberi pujian kepada bawahan yang melaksanakan
tugas dengan baik.
 Memberi teguran kepada bawahan yang membuat
kesalahan.
 Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan.
 Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
d) Pengawasan:
 Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi
langsung dengan ketua tim maupun anggota tim/
pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang diberikan
secara langsung kepada pasien.
 Melalui evaluasi: mengevaluasi upaya/ kerja ketua tim
dan anggota tim/ pelaksana dan membandingkan dengan
peran masing-masing serta dengan rencana keperawatan
yang telah disusun.
 Memberi umpan balik kepada ketua tim.
 Mengatasi masalah dan menetapkan upaya tindak lanjut.
 Pengendalian logistik dan fasilitas ruangan.
 Memperhatikan aspek etik dan legal dalam pelayanan
keperawatan.
 Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
e) Gaya kepemimpinan yang bisa diterapkan: demokratik,
otokratik, pseudo demokartik, situasional, dll.
f) Peran manajerial: informasional, interpersonal, decisional.
2. Ketua Tim
Fungsi :
a) Membuat perencanaan berdasarkan tugas dan kewenangannya
yang didelegasikan oleh kepala ruangan.
b) Membuat penugasan, supervisi dan evaluasi kinerja anggota
tim/pelaksana.
c) Mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai kebutuhan
pasien.
d) Mengembangkan kemampuan anggota tim/pelaksana.
e) Menyelenggarakan konferensi
Uraian Tugas:
a) Perencanaan:
 Mengikuti serah terima pasien dari shift sebelumnya
bersama kepala ruangan.
 Bersama kepala ruangan melakukan pembagian tugas
untuk anggota tim/pelaksana.
 Menyusun rencana asuhan keperawatan.
 Menyiapkan keperluan untuk pelaksanaan asuhan
keperawatan.
 Memberi pertolongan segera pada pasien dengan
masalah kedaruratan.
 Melakukan ronde keperawatan bersama kepala
ruangan.
 Mengorientasikan pasien baru.
 Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
b) Pengorganisasian dan ketenagaan:
 Merumuskan tujuan dari metode penugasan
keperawatan tim.
 Bersama kepala ruangan membuat rincian tugas untuk
anggota tim/pelaksana sesuai dengan perencanaan
terhadap pasien yang menjadi tanggung jawabnya
dalam pemberian asuhan keperawatan.
 Melakukan pembagian kerja anggota tim/ pelaksana
sesuai dengan tingkat ketergantungan pasien.
 Melakukan koordinasi pekerjaan dengan tim kesehatan
lain.
 Mengatur waktu istirahat untuk anggota tim/ pelaksana.
 Mendelegasikan tugas pelaksanaan proses keperawatan
kepada anggota tim/pelaksana.
 Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
c) Pengarahan:
 Memberi pengarahan tentang tugas setiap anggota tim/
pelaksana.
 Memberikan informasi kepada anggota tim/ pelaksana
yang berhubungan dengan asuhan keperawatan.
 Melakukan bimbingan kepada anggota tim/ pelaksana
yang berhubungan dengan asuhan keperawatan.
 Memberi pujian kepada anggota tim/ pelaksana yang
melaksanakan tugasnya dengan baik, tepat waktu,
berdasarkan prinsip, rasional dan kebutuhan pasien.
 Memberi teguran kepada anggota tim/pelaksana yang
melalaikan tugas atau membuat kesalahan.
 Memberi motivasi kepada anggota tim/pelaksana.
 Melibatkan anggota tim/ pelaksana dari awal sampai
dengan akhir kegiatan.
 Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
d) Pengawasan:
 Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi
langsung dengan anggota tim/ pelaksana asuhan
keperawatan kepada pasien.
 Melalui supervisi: melihat/ mengawasi pelaksanaan
asuhan keperawatan dan catatan keperawatan yang
dibuat oleh anggota tim/ pelaksana serta menerima/
mendengar laporan secara lisan dari anggota
tim/pelaksana tentang tugas yang dilakukan.
 Memperbaiki, mengatasi kelemahan atau kendala yang
terjadi pada saat itu juga.
 Melalui evaluasi:
 Mengevaluasi kinerja dan laporan anggota tim/
pelaksana dan membandingkan dengan peran
masing-masing serta dengan rencana keperawatan
yang telah disusun.
 Penampilan kerja anggota tim/ pelaksana dalam
melaksanakan tugas.
 Upaya peningkatan kemampuan, keterampilan dan
sikap.
 Memberi umpan balik kepada anggota tim/
pelaksana.
 Mengatasi masalah dan menetapkan upaya tindak
lanjut.
 Memperhatikan aspek etik dan legal dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan.
 Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
e) Gaya kepemimpinan yang bisa diterapkan: demokratik,
otokratik, pseudo demokartik, situasional, dll.
f) Peran manajerial: informasional, interpersonal, decisional.
3. Anggota tim/ perawat pelaksana:
Fungsi :
a) Perencanaan:
 Bersama kepala ruang dan ketua tim mengadakan serah
terima tugas.
 Menerima pembagian tugas dari ketua tim.
 Bersama ketua tim menyiapkan keperluan untuk
pelaksanaan asuhan keperawatan.
 Mengikuti ronde keperawatan bersama kepala ruangan.
 Menerima pasien baru.
 Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
b) Pengorganisasian dan ketenagaan
 Menerima penjelasan tujuan dari metode penugasan
keperawatan tim.
 Menerima rincian tugas dari ketua tim sesuai dengan
perencanaan terhadap pasien yang menjadi tanggung
jawabnya dalam pemberian asuhan keperawatan.
 Melaksanakan tugas yang diberikan oleh ketua tim.
 Melaksanakan koordinasi pekerjaan dengan tim
kesehatan lain.
 Menyesuaikan waktu istirahat dengan anggota tim/
pelaksana lainnya.
 Melaksanakan asuhan keperawatan.
 Menunjang pelaporan dan pendokumentasian tindakan
keperawatan yang dilakukan.
c) Pengarahan
 Menerima pengarahan dan bimbingan dari ketua tim
tentang tugas setiap anggota tim/ pelaksana.
 Menerima informasi dari ketua tim berhubungan dengan
asuhan keperawatan.
 Menerima pujian dari ketua tim.
 Dapat menerima teguran dari ketua tim apabila
melalaikan tugas atau membuat kesalahan.
 Mempunyai motivasi terhadap upaya perbaikan.
 Terlibat aktif dari awal sampai dengan akhir kegiatan.
 Menunjang pelaporan dan pendokumentasian.
d) Pengawasan
 Menyiapkan dan menunjukkan bahan yang diperlukan
untuk proses evaluasi serta terlibat aktif dalam
mengevaluasi kondisi pasien.
 Menunjang pelaporan dan pendokumentasian.
Adapun rencana bulanandan tahunan yang dilakukan dan dibentuk yaitu:
1. Rencana Bulanan Kepala Ruangan
Setiap akhir bulan Kepala Ruangan melakukan evaluasi hasil
keempat pilar atau nilai MPKP dan berdasarkan hasil evaluasi tersebut
kepala ruangan akan membuat rencana tindak lanjut dalam rangka
peningkatan kualitas hasil. Kegiatan yang mencakup rencana bulanan
karu adalah:
a) Membuat jadwal dan memimpin case conference.
b) Membuat jadwal dan memimpin pendidikan kesehatan
kelompok keluarga
c) Membuat jadwal dinas
d) Membuat jadwal dan memimpin rapat bulanan perawat
e) Membuat jadwal dan memimpin rapat tim kesehatan
f) Membuat jadwal supervisi dan penilaian kinerja ketua tim dan
perawat pelaksana
g) Melakukan audit dokumentasi
h) Membuat laporan bulanan
2. Rencana Bulanan Ketua Tim
Setiap akhir bulan ketua tim melakukan evaluasi tentang
keberhasilan kegiatan yang dilakukan ditimnya.Kegiatan-kegiatan
yang mencakup rencana bulanan katim adalah:
a) Mempresentasikan kasus dalam case conference
b) Meminpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga
c) Melakukan supervisi perawat pelaksana.
3. Rencana tahunan
Setiap akhir tahun Kepala Ruangan melakukan evaluasi hasil
kegiatan dalam satu tahun yang dijadikan sebagai acuan rencana
tindak lanjut serta penyusunan rencana tahunan berikutnya. Rencana
kegiatan tahunan mencakup :
a) Menyusun laporan tahunan yang berisi tentang kinerja
MPKP baik proses kegiatan (aktifitas yang sudah
dilaksanakan dari 4 pilar praktek professional) serta evaluasi
mutu pelayanan.
b) Melaksanakan rotasi tim untuk penyegaran anggota masing-
masing tim.
c) Penyegaran terkait materi MPKP khusus kegiatan yang
masih rendah pencapaiannya. Ini bertujuan mempertahankan
kinerja yang telah dicapai MPKP bahkan meningkatkannya
dimasa mendatang.
d) Pengembangan SDM dalam bentuk rekomendasi peningkatan
jenjang karier perawat (pelaksana menjadi katim, katim
menjadi karu), rekomendasi untuk melanjutkan pendidikan
formal, membuat jadual untuk mengikuti pelatihan-pelatihan.

B. Pelaksanaan Kegiatan Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP)


Ada beberapa tahapan atau langkah-langkah yang harus dilakukan
dalam penerapan(implementasi)MPKP, adapun tahap-tahap tersebut, yaitu :
1. Timbang terima / Operan
Sebelum konferensi dilakukan terlebih dahulu operan
dinas/shiftdilaksanakan. Operan merupakan teknik atau cara untuk
menyampaikandan menerima laporan menyangkut keadaan pasien/klien
dan dilakukansetiap hari. Operan pasien harus dilakukan seefektif
mungkin denganpenjelasan singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan
mandiri perawat,kolaboratif yang telah dilakukan dan belum dilakukan
serta perkembanganpasien saat itu.Informasi yang disampaikan harus
akurat agar nantinyaasuhan keperawatan dapat berjalan secara
berkesinambungan. Operandilakukan oleh perawat primer ke perawat
primer(penanggung jawab)dinas sore atau dinas malam(ruang MPKP
dengan tiga tim)secara tulisdan lisan,(Nursalam, 2013).

a. Pelaksanaan operan
1) Metode
2) Media
3) Pengorganisasian
4) Uraian Kegiatan
b. Evaluasi
1) Struktur (Input)
Pada operan, sarana dan prasarana yang menunjang telahtersedia
antara lain : catatan operan, status klien dan kelompok shiftoperan.
Kepala ruang selalu memimpin kegiatan operan yangdilaksanakan
pada pergantian shift yaitu malam ke pagi, pagi kesore. Kegiatan
operan pada shift sore ke malam di pimpin olehperawat primer yang
bertugas saat itu.
2) Proses
Proses operan dipimpin oleh kepala ruang dan dilaksankan
olehseluruh perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti
shift.Perawat primer mengoperkan ke perawat primer berikutnya
yangakan mengganti shift. Operan pertama dilakukan di Nurse
Stattionkemudian ke ruang perawatan, pasien dan kembali lagi ke
NurseStation.Isi operan mencakup jumlah pasien, diagnosis
keperawatan,intervensi yang belum/sudah dilakukan. Setiap pasien
tidak lebihdari lima menit saat klarifikasi ke pasien.
3) Hasil
Operan dapat dilaksanakan setiap pergantian shift.Setiapperawat
dapat mengetahui perkembangan pasien.Komunikasi antarperawat
berjalan dengan baik.
2. Konferensi
Setelah melaksanakan operan selanjutnya konferensi
dilaksanakan,konferensi merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap
hari samaseperti operan, konferensi sebaiknya dilakukan di ruangan
tersendirisehingga dapat mengurangi distraksi dari luar(Sitorus, 2011).
Konferensibertujuan untuk :
a. Membahas masalah setiap pasien/klien berdasarkan standar
asuhan(renpra)yang telah dibuat PP (perawat primer)
b. Menetapkan klien yang menjadi tanggung jawab masing-masing
PA
c. Membahas intervensi tindakan keperawatan untu setiap
pasien.klienberdasarkan prosedur renpra yang telah ditetapkan.
d. Mengidentifikasi tugas PA untuk setiap klien yang menjadi
tanggungjawabnya.
3. Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan ialah kegiatan yang bertujuan untuk
mengatasimasalah keperawatan klien/pasien dan dilakukan oleh perawat
selainmelibatkan pasien/klien untuk membahas dan melaksanakan
asuhankeperawatan.Ronde keperawatan dilaksanakan oleh PP bersama
denganPA dan sebaiknya dilaksanakan setiap hari.Ronde penting
dilaksanakandengan tujuan untuk supervisi kegiatan PA dan sebagai
sarana bagi PPuntuk mendapatkan data tambahan tentang kondisi
klien/pasien(Sitorus, 20011). Pada kondisi tertentu ronde dapat
dilaksanakan oleh kepalaruangan, perawat asosiet yang juga perlu
melibatkan seluruh anggota timkesehatan.
Langkah-Langkah Kegiatan Ronde Keperawatan :
a. Praronde : Menentukan kasus dan topik(masalah yang tidak
teratasi danmasalah yang langka, menentukan tim ronde, mencari
sumber atau literatur,Membuat proposal, Mempersiapkan pasien,
diskusi tentang diagnose keperawatan, data pendukung, asuhan
keperawatan yang diberikan, danhambatan selama perawatan
pasien/klien.
b. Pelaksanaan ronde : Penjelasan keadaan pasien/klien oleh perawat
primer yangberfokus pada masalah keperawatan dan rencana
tindakan yang akan dilakukanatau telah dilakukan serta memilih
prioritas yang perlu dibahas/diskusikan,diskusi antaranggota tim
tentang kasus tersebut, pemberian justifikasi olehperawat primer
atau clinical care manager(konselor)/kepala ruangan
tentangmasalah pasien serta intervensi tindakan yang akan
dilaksanakan.
c. Pascaronde : Evaluasi,revisi, dan perbaikan. Kesimpulan dan
rekomendasipenegakan diagnosis; intervensi keperawatan
selanjutnya ( Nursalam 2013).
4. Penerimaan pasien baru
Penerimaan pasien baru metode dalam menerima kedatangan
pasien baru (pasien dan/ keluarga) di ruangan perawatan pelayanan
keperawatan, khususnya pada rawat inap atau keperawatan intensif.
Nursalam (2015).
Adapun tahapan penerimaan pasien baru:
 Menyiapkan kelengkapan administrasi
 Menyiapkan kelengkapan kamar sesuai pesanan
 Menyiapkan format penerimaan pasien baru
 Menyiapkan buku status pasien dan format pengkajian
keperawatan
 Menyiapkan Informed consent sentralisasi obat
 Menyiapkan nursing kit
 Menyiapkan lembar tata tertip pasien, keluarga,dan pengunjung
ruang
5. Sentralisasi obat (Pengelolaan Obat)
Tehnik pengelolaan obat kontrol penuh ( sentralisasi) adalah
pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan pada pasien
diserahkan sepenuhnya pada perawat. Pengeluaran dan pembagian obat
sepenuhnya dilakukan oleh perawat.Keluarga wajib mengetahui dan ikut
serta mengontrol penggunaan obat.Obat yang telah diresepkan dan telah
diambil oleh keluarga diserahkan kepada perawat dengan menerima
lembar serah terima obat. Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis
obat, jumlah dan sediaan dalam kartu kontrol dan diketahui oleh keluarga /
klien dalam buku masuk obat. Keluarga atau klien selanjutnya
mendapatkan penjelasan kapan/ bilamana obat tersebut akan habis. Obat
yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat dalam kotak
obat. (Hidayah, 2014)
Sentralisasi obat dilakukan dengan maksud agar penggunaan
obatsecara lebih bijaksana dan menghindari pemborosan obat,
sehinggakebutuhan asuhan keperawatan dapat tercapai sepenuhnya.
(Nursalam, 2013)
Adapun alur pelaksanaan sentralisasi obat, dapat dilihat pada
baganberikut ini :
Bagan 2.5
Alur Pelaksanaan Sentralisasi Obat (Nursalam, 2013)

Pengadaan KARDEX(daftar obat, tekanan darah, nadi, suhu,


danpemeriksaan laboratorium). Format daftar infus sesuai dengan
kebutuhanmasing-masing rumah sakit. Format tersebut harus diisi dengan
jelas danlengkap(waktu pelaksanaan, tanggal, jam, jenis tindakan, dosis obat,
namaobat/cairan infus pada setiap catatan perkembangan pasien atau
lembarterintegrasi perawat-dokter). Nama penanggung jawab dan
tandatanganperawat atau dokter serta menyertakan lembar informed consent
(Sitorus, 2011).
6. Perencanaan pulang (Discharge Planning)
Perencanaan pulang (Discharge Planning) merupakan suatu proses
yang dinamis dan sistematis dari penilaian,persiapan serta koordinasi yang
dilakukan untuk memberikan kemudahanpengawasan pelayanan
kesehatan. Perencanaan pulang diperlukan olehpasien/klien dan harus
berpusat pada masalah pasien/klien, yaitupencegahan, terapeutik,
rehabilitatif, serta perawatan rutin yang sebetulnya (Swenberg, 2000 yang
dikutip Nursalam, 2013).
Perawatan di rumah sakit akan lebih berarti jika dilanjutkan
denganperawatan di rumah. Akan tetapi, untuk saat ini perencanaan
pulang bagipasien yang dirawata belum optimal sepenuhnya karena peran
perawatmasih terbatas pada pelaksanaan kegiatan yang rutin
dilaksanakan,misalnya hanya memberikan informasi tentang jadwal
kontrol ulang (Nursalam, 2015)
Faktor-faktor yang dikaji dalama Discharge Planning, adalah :
a. Pengetahuan pasien dan keluarga tentang penyakit, terapi,
pengobatandan perawatan yang diperlukan
b. Kebutuhan psikologis dan hubungan interpersonal di dalam
lingkupkeluarga
c. Bantuan yang diperlukan pasien/klien
d. Pemenuhan kebutuhan aktivitas setiap hari seperti makan,
minum,eiminasi, istirahat dan tidur, berpakaian, personal hygiene,
safety,communication, spiritual, rekreasi, dan lain-lain.
e. Sumber dan sistem pendukung di masyarakat
f. Fasilitas yang ada di rumah dan harapan pasien/keluarga
setelahdirawat
g. Kebutuhan perawatan dan supervisi di rumah
Menurut Neylor (2003) dikutip oleh Kristina (2007) dalam
Nursalam (2013), ada beberapa tindakan keperawatan yang dapat
diberikan kepadapasien/klien sebelum diperbolehkan pulang, antara
lain:
a. Pendidikan kesehatan : harapannya, melalui pendidikan
kesehatandapat mengurangi angka kekambuhan atau komplikasi
danmeningkatkan pengetahuan pasien serta keluarga mengenai
perawatanpascarawat di rumah sakit.
b. Program pulang bertahan : bertujuan untuk melatih pasien/klien
untukkembali ke lingkungan keluarga dan masyarakat. Meliputi
apa yangharus dilakukan pasien/klien di rumah sakit dan apa yang
harusdilakukan oleh keluarga.
c. Rujukan : integritas pelayanan kesehatan harus mempunyai
hubunganlangsung antara perawat komunitas atau praktik
kemandirian perawatdengan rumah sakit sehingga dapat
mengetahui perkembangan pasiendi rumah.
1.) Supervisi kinerja perawat dalam melakukan asuhan keperawatan
Supervisi kinerja perawat merupakan upaya untuk membantu
pembinaan dan peningkatankemampuan perawat pelaksana agar mereka
mampu melaksanakan tugassecara seefisien dan seefektif mungkin
sesuai dengan standar asuhan(remora)yang telah ditetapkan. Cahyati,
2000 yang dikutip Kuntoro, 2010 dalam Suyanto (2012) mendefensikan
supervisi sebagai suatu pengamatan dan pengawasansecara langsung
terhadap pelaksanaan pekerjaan yang bersifat rutin.
Pelaksana supervisi dilaksanakan oleh :
a. Kepala ruang
 Bertanggung jawab dalam supervise pelayanan keperawatan
padapasien/klien di ruang perawatan
 Merupakan ujung tombak penentu berhasil atau tidaknya
tujuanpelayanan kesehatan di rumah sakit
 Mengawasi perawat pelaksana dalan melaksanakan
parktikkeperawatan di ruang perawatan sesuai dengan
pendelegasian.
b. Pengawasan keperawatan
Bertanggung jawab dalam mensupervisi pelayanan kepada
kepala ruang yang ada di instalasinya.
c. Kepala seksi perawatan
Mengawasi instalasi dalam melaksanakan tugas secara langsung
danseluruh perawat secara tidak langsung.
Tahap Supervisi :
a. PraSupervisi
 Supervisor menetapkan kegiatan apa yang akan disupervisi
 Supervisor menetapkan tujuan
b. Pelaksanan Supervisi
 Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan alat ukur
atauinstrument yang telah dibuat
 Supervisor mendapat beberapa hal atau bagian-bagian
yangmemerlukan pembinaan
 Supervisor memanggil PP dan PA untuk mengadakan
pembinaandan klarifikasi masalah keperawatan yang ada
 Pelaksanaan supervisi dengan inspeksi, interview, dan validasi
datasekunder (Tanya jawab dengan perawat)
c. PascaSupervisi (3F) :
 Supervisor (pengawas) memberikan penilaian supervisi(F-
Fair)
 Supervisor memberikan Feed back dan klarifikasi
 Supervisor memberikan reinforcement dan follow up perbaikan
2.) Dokumentasi Keperawatan
Ada empat aspek kunci pada model pelayanan, keempat aspek
kuncitersebut antara lain: Planning (perencanaan), Development
(perkembanganpasien / klien), Implementation(tindakan keperawatan),
Evaluation(evaluasi hasil) (Nursalam, 2013).
Tahap-tahap pada asuhan keperawatan wajib dibuatkan sebuah
catatanatau pendokumentasian.Dokumentasi keperawatan merupakan
komponenpenting pada sistem pelayanan keperawatan, karena dengan
memilikipendokumentasian yang baik, maka informasi tentang kondisi
kesehatanklien dapat diketahui secara berkesinambungan.Selain
itu,pendokumentasian merupakan sebuah catatan otentik dan legal
mengenaipelaksanaan asuhan keperawatan.Secara khusus,
dokumentasi memilikifungsi sebagai sarana komunikasi tidak langsung
antar profesi kesehatan,sumber data dalam pemberian asuhan
keperawatan dan penelitian, sebagaibukti konkrit atas tanggung jawab
dan tanggung gugat terhadap segala tindakan yang dilaksanakan oleh
perawat profesional kepada setiap pasien/klien.
Pembuatan catatan keperawatan juga mempunyai tujuan, sebagai
berikut :
a. Sebagai alat komunikasi antar perawat dengan tenaga
kesehatanlainnya
b. Sebagai dokumentasi legal dan mempunyai aspek hokum
c. Meningkatkan mutu asuhan keperawatan
d. Sebagai literatur atau bahan rujukan dalam peningkatan ilmu dan
kiatkeperawatan
e. Memiliki nilai riset penelitian dan pengembangan ilmu
keperawatan
Kegiatan pendokumentasian sering dilakukan pada minggu ke I-
IIuntuk uji coba dan aplikasi dilaksankan minggu III-IV, secara garis
besar model pendokumentasian PIE (planning, intervention, and
evaluation) yang berorientasi pada masalah (POR/problem oriented
record), yangmeliputi :
a. Pengkajian keperawatan : pengumpulan data(LLARB; legal,
lengkap,akurat, relevan dan baru), data-data melalui pemeriksaan
TTV(tanda-tanda vital), pemeriksaan fisik IPPA(inspeksi,
palpasi, perkusi danauskultasi), pemeriksaan
penunjang(laboratorium, rontgen, dan lain-lain), data biologis,
psikologis, dan spiritual lewat wawancara danobservasi, format
pengkajian data awal menggunakan model ROS(review of
system), data demografi pasien, riwayat kesehatan
ataukeperawatan, observasi dan pemeriksaan fisik,
pemeriksaanpenunjang/diagnostik.
Format pengkajian keperawatan (Sitorus, 2011):
 Diisi lengkap dalam 24 jam pertama klien masuk(untuk
klien baru)
 Format pengkajian diisi oleh PP dengna lengkap atau
oleh PA,yang mencakup : identitas klien, identitas
keluarga, tanda vital saatklien masuk
 Keluhan utama saat klien masuk, kemudian beri tanda
check list(√)pada kotak yang dimaksud.
 Selanjutnya mengisi titik-titik yang kososng dengan
penjelasansesuai yang didapat dari klie/keluarga.
 Format ini hanya ditandatangani oleh PP
Bila data pengkajian dimasukkan kedalam proses
keperawatan, format SOAPIE dapat digunakan (S/subjektif,
O/objektif, A/assassement, P/planning, I/intervention,
E/evaluation) (Rosyidi, 2013).
b. Diagnosa keperawatan : dihubungkan dengan penyebab
kesenjangandan pemenuhan pasien, diagnosa dibuat sesuai
dengan wewenangperawat dengan memperhatikan masalah atau
kesenjangan yang ada.
c. Perencanaan(intervensi): terdiri atas berbagai komponen, antara
lain :
1) Prioritas masalah, kriteria :
 Masalah yang mengancan kehidupan merupakan
prioritasmasalah
 Masalah yang mengancam kesehatan merupakan
prioritaskedua
 Masalah yan mempengaruhi perilaku merupakan
prioritasketiga
2) Tujuan asuhan keperawatan, memenuhi kriteria(NOC_
NursingOutcome Criteria)sesuai standar pencapaian :
 Tujuan dirumuskan secara singkat
 Disusun berdasarkan diagnosa keperawatan
 Spesifik pada diagnosis keperawatan
 Dapat diukur
 Dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah
 Punya target waktu pencapaian
3) Rencana tindakan didasarkan pada NIC(Nursing
InterventionClassification)sesuai dengan ketetapan, biasanya
meliputi tigakomponen : DET
keperawatan(diagnose/observasi, edukasi/healtheducation),
tindakan/independen, dependen, dan interdependen).
(Nursalam, 2013). Kritera :
 Berdasarkan tujuan asuhan keperawatan
 Tindakan alternative secara tepat
 Melibatkan pasien dan keluarga
 Mempertimbangkan latar belakang social buadaya
pasien dankeluarga
 Mempertimbangkan kebijaksanaan dan peraturan yang
berlaku
 Menjamin rasa aman dan nyaman bagi pasien
 Menggunakan format yang baku
4) Tindakan keperawatan(Implementasi): pada tahap
pelaksanaanatau implementasi keperawatan terdapat
beberapa kegiatan lanjutandari tahap sebelumnya, seperti;
validasi rencana keperawatan +pendokumentasian rencana
keperawatan + pemberian asuhankeperawatan +
pengumpulan data lanjutan.
5) Evaluasi
Dilaksanakan secara periodik, sistematis dan terencana
untukmenilai perkembangan pasien/klien setelah tindakan
keperawatan kriteria :
 Setiap tindakan keperawatan dilakukan evaluasi
 Evaluasi hasil menggunakan indikator perubahan
fisiologis dantingkah laku pasien
 Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan
untukdiambil tindakan selanjutnya
 Evaluasi melibatkan pasien dan tim kesehatan
lainnya
 Evaluasi dilaksanakan dengan standar(tujuan yang
ingindicapai dan standar praktik keperawatan).
Komponen evaluasi, mencakup aspek (KAPP; kognitif,
afektif,psikomotor, perubahan psikologis):
 Kognitif(pengetahuan klien tentang penyakitnya)
 Afektif (sikap klien terhadap tindakan yang
dilakukan)
 Psikomotor(tindakan atau upaya klien dalam
prosespenyembuhan
 Perubahan biologis (vital sign, system& imunologis)
Interpretasi (keputusan) dalam evaluasi hasil :
 Masalah teratasi
 Masalah tidak teratasi, harus dilakukan pengkajian
danperencanaan tindakan selanjutnya
 Sebagian masalah teratasi, modifikasi rencana
tindakandiperlukan
 Timbulnya suatu masalah kesehatan atau
keperawatan yangbaru.
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam.2015. Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan


Profesional, Edisi 5. Jakarta : Salemba Medika.

Hidayah, R. 2013. Manajemen Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)


Dalam Peningkatan Ketenagaan Profesional Pasien Di Rumah Sakit. Vol.IX
No.6/2013,(online),(file:///C:/Users/acer/Downloads/DOC%20MANAJEMEN
/70-160-1-PB.pdf), diakses tanggal 9 November 2016

Rosyidi MN, Kholid. 2013. Menejemen kepemimpinan dalam keperawatan. Jakarta :


CV. Trans Info Media.
LEMBAR OBSERVASI TUGAS KEPALA RUANGAN
DI RUANG RINRA SAYANG 2 RSUD HAJI MAKASSAR
TAHUN 2018

Hari/Tanggal observasi: April 2018


Dilakukan
No. Tugas Kepala Ruangan Keterangan
Ya Tidak
1 Perencanaan:
a. Menunjuk ketua tim yang bertugas √
di kamar masing-masing
b. Mengikuti serah terima pasien dari √
shift sebelumnya
c. Mengidentifikasi tingkat √
ketergantungan pasien
d. Mengidentifikasi jumlah perawat √
yang dibutuhkan berdasarkan
aktifitas dan kebutuhan pasien
e. Merencanakan metode penugasan √
dan penjadwalan staf
f. Merencanakan strategi pelaksanaan √
asuhan keperawatan
g. Merencanakan kebutuhan logistik √
dan fasilitas ruangan kelolaan
h. Melakukan pelaporan dan √
pendokumentasian
2 Pengorganisasian dan ketenagaan:
 Merumuskan metode penugasan √
keperawatan.
 Merumuskan tujuan dari metode √
penugasan keperawatan.
 Merumuskan rincian tugas ketua √
tim dan anggota tim secara jelas.
 Membuat rentang kendali diruang √
rawat.
 Mengatur dan mengendalikan
tenaga keperawatan, misal: √
membuat roster dinas, mengatur
tenaga yang ada setiap hari sesuai
dengan jumlah dan kondisi pasien.
 Mengatur dan mengendalikan
pelaksanaan asuhan keparawatan
dalam bentuk diskusi, bimbingan √
dan penyampaian informasi.
 Mengatur dan mengendalikan
logistik dan fasilitas ruangan √

 Mengatur dan mengendalikan



situasi lahan praktek.
 Mendelegasikan tugas kepada

ketua tim.
 Melakukan koordinasi dengan tim

kesehatan lain.
 Melakukan pelaporan dan

pendokumentasian.
3 Pengarahan:
a. Memberi pengarahan tentang √
penugasan kepada ketua tim.
b. Memberikan pengarahan kepada
ketua tim tentang pelaksanaan √
asuhan keperawatan dan fungsi-
fungsi manajemen.
c. Menginformasikan hal-hal yang
dianggap penting dan berhubungan √
dengan asuhan keperawatan pasien.
d. Memberikan motivasi dalam
meningkatkan pengetahuan, √
keterampilan dan sikap.
e. Melalui supervisi:
1) Supervisi langsung
terhadap pelaksanaan √
asuhan keperawatan
melalui pengamatan
sendiri atau laporan
langsung secara lisan dari
ketua tim.
2) Supervisi tidak langsung
dengan cara mengecek, √
membaca dan memeriksa
rencana keperawatan serta
catatan yang dibuat
selama dan sesudah proses
keperawatan
dilaksanakan.
f. Memperbaiki, mengatasi
kelemahan atau kendala yang √
terjadi pada saat itu juga.
g. Membimbing bawahan yang
kesulitan dalam melaksanakan √
tugasnya.
h. Memberi pujian kepada bawahan
yang melaksanakan tugas dengan √
baik.
i. Memberi teguran kepada bawahan √
yang membuat kesalahan.
j. Melibatkan bawahan sejak awal √
hingga akhir kegiatan.
k. Melakukan pelaporan dan √
pendokumentasian.
4 Pengawasan:
a. Melalui komunikasi: mengawasi √
dan berkomunikasi langsung
dengan ketua tim maupun anggota
tim/ pelaksana mengenai asuhan
keperawatan yang diberikan secara
langsung kepada pasien.
b. Melalui evaluasi: mengevaluasi √
upaya/ kerja ketua tim dan anggota
tim/ pelaksana dan
membandingkan dengan peran
masing-masing serta dengan
rencana keperawatan yang telah
disusun.
c. Memberi umpan balik kepada √
ketua tim.
d. Mengatasi masalah dan √
menetapkan upaya tindak lanjut.
e. Pengendalian logistik dan fasilitas √
ruangan.
f. Memperhatikan aspek etik dan √
legal dalam pelayanan
keperawatan.
g. Melakukan pelaporan dan √
pendokumentasian.
LEMBAR OBSERVASI TUGAS KETUA TIM
DI RUANG RINRA SAYANG 2 RSUD HAJI MAKASSAR
TAHUN 2018
Hari/Tanggal observasi: April 2018

Dilakukan
No. Tugas Ketua Tim Keterangan
Ya Tidak
1 Perancanaan:
a. Mengikuti serah terima pasien √
dari shift sebelumnya bersama
kepala ruangan.
b. Bersama kepala ruangan √
melakukan pembagian tugas
untuk anggota tim/pelaksana.
c. Menyusun rencana asuhan √
keperawatan.
d. Menyiapkan keperluan untuk √
pelaksanaan asuhan keperawatan.
e. Memberi pertolongan segera pada √
pasien dengan masalah
kedaruratan.
f. Melakukan ronde keperawatan √
bersama kepala ruangan.
g. Mengorientasikan pasien baru. √
h. Melakukan pelaporan dan √
pendokumentasian
2 Pengorganisasia dan ketenagaan:
a. Merumuskan tujuan dari metode √
penugasan keperawatan tim.
b. Bersama kepala ruangan membuat √
rincian tugas untuk anggota
tim/pelaksana sesuai dengan
perencanaan terhadap pasien yang
menjadi tanggung jawabnya
dalam pemberian asuhan
keperawatan.
c. Melakukan pembagian kerja √
anggota tim/ pelaksana sesuai
dengan tingkat ketergantungan
pasien.
d. Melakukan koordinasi pekerjaan √
dengan tim kesehatan lain.
e. Mengatur waktu istirahat untuk √
anggota tim/ pelaksana.
f. Mendelegasikan tugas √
pelaksanaan proses keperawatan
kepada anggota tim/pelaksana.
g. Melakukan pelaporan dan √
pendokumentasian.

3 Pengarahan:
a. Memberi pengarahan tentang √
tugas setiap anggota tim/
pelaksana.
b. Memberikan informasi kepada √
anggota tim/ pelaksana yang
berhubungan dengan asuhan
keperawatan.
c. Melakukan bimbingan kepada √
anggota tim/ pelaksana yang
berhubungan dengan asuhan
keperawatan.
d. Memberi pujian kepada anggota √
tim/ pelaksana yang
melaksanakan tugasnya dengan
baik, tepat waktu, berdasarkan
prinsip, rasional dan kebutuhan
pasien.
e. Memberi teguran kepada anggota √
tim/pelaksana yang melalaikan
tugas atau membuat kesalahan.
f. Memberi motivasi kepada √
anggota tim/pelaksana.
g. Melibatkan anggota tim/ √
pelaksana dari awal sampai
dengan akhir kegiatan.
h. Melakukan pelaporan dan √
pendokumentasian.
4 Pengawasan:
 Melalui komunikasi: mengawasi √
dan berkomunikasi langsung
dengan anggota tim/ pelaksana
asuhan keperawatan kepada
pasien.
 Melalui supervisi: melihat/ √
mengawasi pelaksanaan asuhan
keperawatan dan catatan
keperawatan yang dibuat oleh
anggota tim/ pelaksana serta
menerima/ mendengar laporan
secara lisan dari anggota
tim/pelaksana tentang tugas yang
dilakukan.
 Memperbaiki, mengatasi √
kelemahan atau kendala yang
terjadi pada saat itu juga.
 Melalui evaluasi:
 Mengevaluasi kinerja dan √
laporan anggota tim/ pelaksana
dan membandingkan dengan
peran masing-masing serta
dengan rencana keperawatan
yang telah disusun.
 Penampilan kerja anggota tim/ √
pelaksana dalam
melaksanakan tugas.
 Upaya peningkatan √
kemampuan, keterampilan dan
sikap.
 Memberi umpan balik kepada √
anggota tim/ pelaksana.
 Mengatasi masalah dan √
menetapkan upaya tindak
lanjut.
 Memperhatikan aspek etik dan √
legal dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan.
 Melakukan pelaporan dan √
pendokumentasian.
LEMBAR OBSERVASI TUGAS PERAWAT PELAKSANA (PP)
DI RUANG RINRA SAYANG 2 RSUD HAJI MAKASSAR
TAHUN 2018

Hari/Tanggal observasi: Mei 2018

Dilakukan
No. Tugas Anggota Tim Keterangan
Ya Tidak
1 Perencanaan:
a. Bersama kepala ruang dan ketua √
tim mengadakan serah terima
tugas.
b. Menerima pembagian tugas dari √
ketua tim.
c. Bersama ketua tim menyiapkan √
keperluan untuk pelaksanaan
asuhan keperawatan.
d. Mengikuti ronde keperawatan √
bersama kepala ruangan.
e. Menerima pasien baru. √
f. Melakukan pelaporan dan √
pendokumentasian
2 Pengorganisasian dan ketenagaan:
a. Menerima penjelasan tujuan dari √
metode penugasan keperawatan
tim.
b. Menerima rincian tugas dari ketua √
tim sesuai dengan perencanaan
terhadap pasien yang menjadi
tanggung jawabnya dalam
pemberian asuhan keperawatan.
c. Melaksanakan tugas yang √
diberikan oleh ketua tim.
d. Melaksanakan koordinasi √
pekerjaan dengan tim kesehatan
lain.
e. Menyesuaikan waktu istirahat √
dengan anggota tim/ pelaksana
lainnya.
f. Melaksanakan asuhan √
keperawatan.
g. Menunjang pelaporan dan √
pendokumentasian tindakan
keperawatan yang dilakukan.
3 Pengarahan:
a. Menerima pengarahan dan √
bimbingan dari ketua tim tentang
tugas setiap anggota tim/
pelaksana.
b. Menerima informasi dari ketua tim √
berhubungan dengan asuhan
keperawatan.
c. Menerima pujian dari ketua tim. √
d. Dapat menerima teguran dari ketua √
tim apabila melalaikan tugas atau
membuat kesalahan.
e. Mempunyai motivasi terhadap √
upaya perbaikan.
f. Terlibat aktif dari awal sampai √
dengan akhir kegiatan.
g. Menunjang pelaporan dan √
pendokumentasian.
4 Pengawasan:
a. Menyiapkan dan menunjukkan √
bahan yang diperlukan untuk
proses evaluasi serta terlibat aktif
dalam mengevaluasi kondisi
pasien.
b. Menunjang pelaporan dan √
pendokumentasian.

You might also like