You are on page 1of 18

6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah

seseorang melakukan pengamatan terhadap suatu objek tertentu.

Sebelum seseorang berperilaku yang baru, maka seseorang harus

terlebih dahulu tahu apa arti atau manfaat perilaku tersebut bagi

dirinya atau orang lain (Hardjojo, 2012).

Pengetahuan dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal.

Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana

diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang

tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi,

bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak

berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat bahwa peningkatan

pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal saja,

akan tetapi dapat diperoleh dari pendidikan non formal (Wawan &

Dewi, 2011).

Definisi pengetahuan di atas menunjukkan bahwa manusia

menjadi peran utama dalam menerima pengetahuan setelah objek.

Pengetahuan adalah hasil pengindraan terhadap suatu objek yang

telah ada, di respom oleh manusia sebagai suatu kebenaran atau


7

kesalahan yang di dapat melalui pendidikan formal maupun

pendidikan nonformal.

b. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan merupakan faktor penting seterbentuknya tindakan

seseorang. Terdapat 6 tingkatan dalam pengetahuan yaitu

(Hardjojo, 2012) :

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat

ini adalah mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dan

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah

diterima. Tahu merupakan tingkat pengetahuan paling rendah.

Menguraikan, mengidentifikasi dan menyatakan merupakan

kata kerja untuk mengukur pengetahuan.

2) Memahami (Comprehention)

Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang

obyek yang diketahui dan dimana dapat memberikan

pandangan yang benar terhadap materi.

3) Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan utnuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi

sebenranya. Dengan mengaplikasika dalam rumus-rumus,

metode, prinsip, dan konteks situasi lainnya.


8

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi

atau suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih di

dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu

sama lain.

5) Sintesis (Syntetic)

Sitesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun,

merencanakan, meringkas terhadap formulasi baru dari

formulasi yang ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan penilaian-penilaian terhadap suatu materi atau objek

yang dilakukan sendiri atau yang sudah ada.

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Wawan & Dewi (2011) Pengetahuan seseorang dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1) Faktor Internal

a) Pendidikan

Seseorang yang memberikan bimbingan bagi orang

lain untuk mencapai cita-citanya dengan keselamatan dan

kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapat

informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan

sehingga dapat mmeningkatkan kualitas hidup. Semakin


9

tinggi pendidikan seseorang semakin mudah menerima

informasi.

b) Pekerjaan

Pekerjaaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi

lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang

membosankan, berulang dan banyak tantangan. Bekerja

yang pada umumnya menyita banyak waktu khususnya

pada ibu-ibu, akan berpengaruh terhadap kehidupan

keluarga karena waktu yang banyak tersita untuk bekerja

dari pada berkumpul dengan keluarga.

c) Umur

Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan

pemahaman seseorang akan lebih baik dalam berfikir dan

bekerja. Masyarakat mempercayai bahwa seseorang yang

lebih dewasa akan dipercayai oleh orang yang belum tinggi

kedewasaaanya.

2) Faktor Eksternal

a) Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada

disekitar manusia dan lingkungan yang ada di sekitar

mampu mempengaruhi seseorang dalam berperilaku. Tidak

hanya pada diri sendiri namun pada beberapa kelompok.


10

b) Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang berbeda-beda pada

masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam

menerima informasi.

d. Kriteria Tingkat Pengetahuan

Wawan & Dewi (2011) pengetahuan seseorang dapat diketahui

dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu :

1) Baik : Hasil presentase 76%-100%

2) Cukup : Hasil Presentase 56%-75%

3) Kurang : Hasil Presentase < 56%

e. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan

wawancara atau angket yang menyatakan tentang isi materi yang

ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman

pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat

disesuaikan dengan tingkatan dominan (Notoatmodjo, 2011).

Rumus Pengukuran Pengetahuan:

P = F/N x 100%

Keterangan:

P : Adalah persentase
F : Frekuensi item soal benar
N : Jumlah soal
11

2. Hipertensi

a. Pengertian

Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan

tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dana tau

tekanan diastolik sama atau lebih besar 95 mmHg (Padila, 2013).

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu

kondisi di mana tekanan darah dalam arteri meningkat secara

kronik. Tekanan darah yang meninggi merupakan salah satu

penyebab utama gagal jantung. Di katakana tinggi apabila

mencapai 140/90 mmHg atau lebih (Rifiani dkk, 2014).

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang dapat

mengakibatkan kelainan jantung. Normalnya tekanan darah pada

manusia adalah 120/80 mmHg. Dan seseorang yang dikatakn

hipertensi jika memiliki tekanan darah di atas 140/90 mmHg

(Wulandari, 2009).

b. Jenis

1) Hipertensi Primer

Hipertensi primer artinya hipertensi yang belum diketahui

penyebabnya dengan jelas. Berbagai faktor diduga sebagai

penyebab hipertensi primer, seperti bertambahnya umur, stress

psikologis, dan faktor keturunan. Sekitar 90% pasien hipertensi

masuk dalam kategori ini (Wulandari, 2009).


12

2) Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder suatu kondisi yang penyebabnya dapat

di ketahui. Meskipun muncul secara tiba-tiba dan meyebabkan

tekanan darah lebih tinggi dari pada hipertensi primer. Berbagai

kondisi pemicunya antara lain gangguan fungsi ginjal,

pemakaian kontrasepsi oral, dan terganggunya keseimbangan

hormon yang merupakan faktor pengatur tekanan darah

(Wulandari, 2009).

Penyebab umum hipertensi sekunder adalah (Astikawati,

2010) :

a) Penyakit parenkim ginjal dan renovaskuler, yang

mengganggu regulasi volume dan/atau mengaktivkan

sistem renin-angiotensin-aldosteron.

b) Gangguan endokrin, seringkali pada korteks adrenal, dan

terkait dengan oversekresi aldosterone, kortisol dan/atau

katekolamin.

c) Kontrasepsi oral, yang dapat menaikan ABP melalui

aktivitas renin-angiotensin-aldosteron dan

hiperinsulineamia.

c. Klasifikasi

Menurut petunjuk WHO-ISH yang baru (WHO-ISH 1999)

dalam Nurarif & Hardi klasifikasi hipertensi meyerupai JNC VI,


13

dengan definisi tekanan darah optimal <120/80 mmHg dan tekanan

darah normal nila tekanan darah <130/85 mmHg.

Tabel. 2.1 Klasifikasi Derajat Tekanan Darah menurut WHO-ISH


1999 (Nurarif & Hardhi, 2015).

Sistolik Diastolic
No. Kategori
(mmHg) (mmHg)
1. Optimal <120 <80
2. Normal <130 <85
3. Normal tinggi 130-139 85-89
4. Hiertensi derajat 1 (ringan) 140-159 90-99
Subgroup : perbatasan 140-149 90-94
5. Hipertensi derajat 2 (sedang) 160-179 100-109
6. Hipertensi derajat 3 (berat) ≥180 ≥110
7. Hipertensi sistolik ≥140 <90
Subgroup : perbatasan 140-149 <90

d. Etiologi

Hipertensi disebabkan oleh berbagai faktor yang sangat

mempengaruhi satu sama lain. Kondisi masing-masing orang tidak

sama sehingga faktor penyebab hipertensi pada setiap orang sangat

berlainan. Berikut ini faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya

hipertensi secara umum (Westriningsih, 2011).

1) Toksin

Toksin adalah zat-zat sisa pembuangan yang seharusnya

dibuang karena bersifat racun. Dalam keadaan biasa, hati kita

akan mengeluarkan sisa-sisa pembuangan melalui saluran usus

dan kulit. Sementara ginjal mengeluarkan sisa-sisa

pembuangan melalui saluran kencing atau kantong kencing.

Apabila hati dan ginjal kita terluka atau terbebani, maka

fungsi pembersihan toksin yang biasanya dapat dilakukan


14

menjadi tidak dapat dilakukan. Akibatnya toksin di dalam

tubuh kita akan menyebar ke dalam darah. Darah yang

mengandung toksin tersebut jika tidak dapat dihilangkan atau

dinetralisir akan dapat menyebabkan kematian.

2) Genetik

Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan

menyebabkan keluarga tersebut mempunyai risiko mederita

hipertensi. Individu dengan orang tua hipertensi mempunyai

risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada

individu yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat

hipertensi. Ada baiknya mulai sekarang kita memeriksa riwayat

kesehatan keluarga sehingga kita dapat melakukan antisipasi

dan pencegahan.

3) Umur

Kepekaan terhadap hipertensi akan meningkat seiring

dengan bertambahnya umur seseorang. Individu yang berumur

di atas 60 tahun, 50-60% mempunyai tekanan darah lebih besar

atau sama dengan 140/90 mmHg. Hal ni merupakan pengaruh

degenerasi yang terjadi pada orang yang bertambah usia.

4) Jenis Kelamin

Setiap jenis kelamin memiliki struktur organ da hormone

yang berbeda. Demikian juga pada perempuan dan laki-laki.

Berkaitan dengan hipertensi, laki-laki mempunyai risiko lebih


15

tinggi untuk menderita hipertensi lebih awal. Laki-laki juga

mempunyai risiko yang lebih besar terhadap morbiditas dan

mortalitas kardiovaskuler. Sedangkan pada perempuan,

biasanya lebih rentan terhadap hipertensi ketika mereka sudah

berumur di atas 50 tahun. Sangatlah penting bagi kita untuk

kesehatan sejak dini. Terutama mereka yang memiliki sejarah

keluarga terkena penyakit.

5) Etnis

Setiap etnis memiliki kekhasan masing-masing yang

menjadi ciri khas dan perbedaan satu dengan lainnya.

Hipertensi banyak terjadi pada orang berkulit hitam dari pada

yang berkulit putih. Belum diketahui secara pasti penyebabnya,

tetapi pada kulit hitam ditemukan kadar renin yang lebih

rendah dan sensitivitas terhadap vasopressin yang lebih besar.

6) Stress

Stress tidak smapai menyebabkan hipertens permanen.

Namun, stress yang berat dapat mengakibatkan kenaikan

tekanan darah yang akan terjadi kerusakan pembuluh darah,

jantung, dan ginjal. stress akan memicu timbulnya hipertensi

karena akan membawa pada kebiasaan buruk yang terukti akan

meningkatkan risiko tekanan darah tinggi (Yulianti &

Maloedyn, 2006).
16

7) Kegemukan

Kegemukan (obesitas) juga merupakan salah satu faktor

yang menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit berat,

salah satu hipertensi. Penelitian epidemologi meyebutkan

adanya hubungan antara berat badan dengan tekanan darah baik

pada pasien hipertensi maupun normotensi. Pada populasi yang

tidak ada peningkatan berat badan seiring umur, tidak dijumpai

peningkatan tekanan darah sesuai peningkatan umur. Yang

sangat mempengaruhi tekanan darah adalah kegemukan pada

tubuh bagian atas dengan peningkatan jumlah lemak pada

bagian perut atau kegemukan terpusat (obesitas sentral).

8) Nutrisi

Sodium adalah penyebab penting terjadinya hipertensi

primer. Asupan garam tinggi akan menyebabka pengeluaran

berlebihan dari hormone natriouretik yang secara tidak

langsung akan meningkatkan tekanan darah. Asupan garam

tinggi dapat menimbulkan perubahan tekanan darah yang dapat

terdeteksi yaitu lebih dari 14 gram per hari atau jika

dikonversikan ke dalam takaran sendok makan adalah lebih

dari 2 sendok makan.

9) Merokok

Penelitian terbaru menyatakan bahwa merokok menjadi

salah satu faktor risiko hipertensi yang dapat dimodifikasi.


17

Merokok merupakan faktor risiko yang potensial untuk

ditadakan dalam upaya melawan arus peningkatan hipertensi

khususnya dan penyakit kardiovaskuler secara umum di

Indonesia.

10) Narkoba

Kompone-komponen zat adiktif dalam narkoba dapat

memicu peningkatan tekanan darah. Sangatlah penting untuk

menjalani pola hidup sehat agar terhindar dari hipertensi.

11) Alkohol

Pengunaan alcohol secara berlebihan juga akan memicu

tekanan darah seseorang. Selain tidak bagus bagi tekanan

darah, akohol juga membuat kecanduan yang akan sangat

menyulitka untuk lepas. Menghentikan kebiasaan

mengonsumsi alcohol sangatlah baik, tidak hanya bagi

hipertensi kita tetapi juga untuk kesehatan kita secara

keseluruhan.

12) Kafein

Kopi adalah bahan minuman yang bnayak mengandung

kafein. Kandungan kafein selain tidak baik pada tekanan darah

dalam jangka panjang pada orang-orang tertentu juga

menimbulkan efek yang tidak baik seperti tidak bisa tidur,

jantung berdebar-debar, sesak nafas, dan lain-lain.


18

13) Kurang Olahraga

Akibatnya, menjadi kurang gerak dan kurang olahraga.

Kondisi inilah yang memicu kolesterol tinggi dan juga adanya

tekanan darah yang terus menguat sehingga memunculkan

hipertensi.

14) Kolesterol Tinggi

Kandungan lemak yang berlebihan dalam darah dapat

menyebabkan timbuan kolesterol dapat dinding pembuluh

darah. Hal ini membuat pembuluh darah menyempit dan

akibatnya tekanan darah akan meningkat. Sudah sangat layak

kita harus mengendalikan kolesterol kita sedini mungkin.

e. Manifestasi Klinis (Utaminingsih, 2015)

1) Sakit kepala

2) Perdarahan dari hidung (mimisan)

3) Migren atau sakit kepala sebelah

4) Wajah kemerahan

5) Mata berkunang-kunang

6) Sakit tengkuk

7) Kelelahan

8) Mual

9) Muntaah

10) Sesak napas


19

f. Pathway

Faktor predisposisi : usia, jenis kelamin. Merokok. Stress, kurag


olahraga, genetik, alcohol, konsentrasi garam, obesitas.
Hipertensi
Kerusakan vaskuler pembuluh darah

Perubahan struktur
Penyumbatan pembuluh darah

Vasokontriksi

Gangguan sirkulasi

Ginjal Jaringan Otak

Suplai O2 pada
Vasokontriksi Retensi pembuluh Suplai O2 ke otak
jaringan
pembuluh darah darah otak meurun
menurun
ginjal
fatigue
Tekanan darah Nyeri akut Resiko
pada ginjal ketidakefektifan
Intoleran perfusi jaringa
Respon RAA aktivitas otak

Merangsang aldosteron

Retensi natrium

Edema

Kelebihan volume cairan

Skema 2.1 Patway hipertensi (Kusuma, 2015).

g. Komplikasi

Hipertensi yang tidak di kendalikan akan menimbulkan

penyakit lainnya. Berikut ini komplikasi penyakit yang dapat

timbul (Wulandari, 2009) :


20

1) Stroke

Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan

pecahnya pembuluh darah otak (stroke). Stroke sendiri

merupakan kematian jaringan otak yang terjadi karena

berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Biasanya kasus

ini terjadi secara mendadak dan menyebabkan kerusakan otak

dalam beberapa menit (complete stroke).

2) Gagal Jantung

Tekanan darah yang terlalu tinggi memaksa otot jantung

bekerja lebih berat untuk memompa darah dan meyebabkan

pembesaran otot jantung kiri sehingga jantung mengalami

gagal fungsi. Pembesaran pada otot jantung kiri disebabkan

kerja keras jantung untuk memompa darah.

3) Gagal Ginjal

Tingginya tekanan darah membuat pembuluh darah dalam

ginjal tertekan dan akhirnya meyebabkan pembuluh darah

rusak. Akibatnya fungsi ginjal menurun hingga mengalami

gagal ginjal. Ada dua jenis kelainan ginjal akibat hipertensi,

yaitu nefrosklerosis benigna dan nefrosklerosis maligna.

Nefrosklerosis benigna terjadi pada hipertensi yang sudah

berlangsung lama sehingga terjadi pengendapan pada

pembuluh darah akibat proses menua. Hal ini menyebabkan

permeabilitas (kelenturan) dinding pembuluh darah berkurang.


21

Sementara itu, nefrosklerosis maligna merupakan kelainan

ginjal yang dtandai dengan naiknya tekanan diastolic di atas

130 mmHg yang disebabkan terganggunya fungsi ginjal.

4) Kerusakan Pada Mata

Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan

kerusakan pembuluh darah dan saraf pada mata.

h. Pencegahan

Berikut ini cara pencegahan dan mengontrol risiko terkena

hipertensi (Wulandari, 2009) :

1) Diet rendah garam

Batasi mengonsumsi makanan yang mengandung garam

atau natrium tinggi seperti ikan asin, telur asin, kecap asin,

cemilan asin, serta makanan yang diawetkan dan mengandung

zat monosodium glutamate, seperti ikan sarden, daging

kalengan, sayur kalengan, serta jus dan buah kalenga. Natrium

bisa menybabkan menumpukya cairan tubuh yang pada banyak

orang bisa menimbulkan tekanan darah.

2) Diet rendah lemak

Kurangi konsumsi makanan berlemak atau berminyak,

seperti daging berlemak, daging kambing, susu full cream, dan

kuning telur. Hindari konsumsi daging kambing, buah durian,

serta minuman berkafein seperti kopi.


22

3) Menurunkan kelebihan berat badan karena orang gemuk lebih

berisiko terkena hipertensi.

4) Memperhatikan pola makan

Konsumsi makanan secara seimbang dan bervariasi.

Perbanyak makanan berserat seperti sayuran dan buah-buahan.

5) Berolahraga secara teratur

Olahraga seperti lari, aerobic, atau bersepeda yang

dilakukan secara teratur dapat membantu menurunkan tekanan

darah. Untuk penderita yang sudah berumur, atau 45 tahun ke

atas biasanya dianjurkan jalan pagi 30-45 menit, 3-4 kali per

minggu, di lakukan teratur.

6) Berhenti merokok dan minumam beralkohol.

7) Stress berlebihan di tempat kerja dapat memicu timbulnya

hipertensi. Kendalikan stres dengan melakukan latihan

relaksasi seperti meditasi dan yoga.

8) Memeriksakan tekanan darah secara priodik. Apalagi, jika

memang memiliki riwayat keturunan hipertensi, harus lebih

waspada akan terkena hipertensi pada usia muda. Untuk itu,

periksakan setiap bulan sekali sangat dianjurkan, atau sewaktu-

waktu jika terjadi keadaan yang tidak sewajarnya, misalnya

pusing atau gejala-gejala sakit yang lain.


23

B. Kerangka Teori

Hipertensi : Gambaran Tingkat Tingkat Pengetahuan :


Pengetahuan
1. Pengertian Masyarakat 1. Baik
2. Jenis 2. Cukup
C. 3. Kurang
3. Klasifikasi
/
4. Etiologi (Wawan & Dewi, 2011)
5. Manifestasi klinis
6. Patofisiologi
7. Komplikasi
8. Pencegahan

(Wulandari, 2009)

Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan :

1. Internal
a. Pendidikan
b. Pekerjaan
c. Umur
2. Eksternal
a. Lingkungan
b. Sosial budaya

(Wawan & Dewi, 2011)

Skema 2.2 Kerangka teori (Wawan & Dewi, 2011; Wulandari, 2009).

You might also like