Professional Documents
Culture Documents
Abstrak
TUJUAN: Tujuan tulisan ini adalah untuk memonitor perawatan diri pada pasien
berdasarkan kriteria ICD 10. Subjek dibagi dalam dua kelompok yang terdiri dari
60 pasien berdasarkan terapi yang didapat (kelompok pertama mendapat rawat jalan
sedangkan kelompok kedua mendapat terapi rumah sakit harian). Pasien memiliki
usia dan jenis kelamin yang berbeda dan mendapat terapi antipsikotik rutin. Mereka
diikutkan dalam prosedur terapi individual dan kelompok psikososial selama terapi
wawancara klinis terstandarisasi dan skala performa personal dan sosial (Personal
and Social Performance scale (PSP scale)), kuesioner data sosiodemografi yang
tak terstandarisasi, dukungan keluarga, dan adanya gangguan mental pada anggota
HASIL: Hasil telah menunjukkan fungsi personal dan sosial yang lebih baik pada
pasien yang memiliki dukungan keluarga, pada mereka yang berkerja, pada mereka
yang tanpa gangguan mental pada anggota keluarga lain, dan pada pasien terapi
Pendahuluan
meningkatkan fungsi personal dan sosial dari pasien dengan skizofrenia yang
emosi, kognisi, dan tingkah laku. Konsekuensi dari penyakit ini yaitu fungsi
Kualitas hidup berarti kemampuan untuk berperan sosial seperti ibu rumah
tangga, pekerja, pelajar, pasangan, dan teman, serta memberikan individu rasa puas
kolaborasi terapi yang lebih baik, terapi farmakologis yang efektif, kontrol
gangguan pasien yang lebih baik, dan merawat dirinya sendiri dengan rasa puas
Tujuan dari studi ini adalah untuk memonitor perawatan diri pada pasien
kriteria ICD 10. Subjek dibagi menjadi dua kelompok yang terdiri dari 60 pasien
sedangkan kelompok kedua mendapat terapi rumah sakit harian. Pasien berbeda
secara usia dan jenis kelamin dan mendapat terapi antipsikotik rutin. Mereka
terapi rumah sakit harian. Subjek dari kedua kelompok dievaluasi pada awal terapi
dan setelah 6 bulan, setelah rawat jalan atau terapi rumah sakit harian.
terstandarisasi, skala performa personal dan sosial (PSP scale)[5], kuesioner data
Hasil
perawatan diri pada 4 (3.3%) pengangguran, 2 (2.7%) pada subjek yang memiliki
(5%) pengangguran, dan 4 (3.3%) pensiunan. Masalah sangat berat (very severe
problem) dari perawatan diri dialami oleh 7 (5.8%) pengangguran dan hanya 1
(0.8%) pensiunan.
Pekerjaan
Perawatan diri Memiliki Total
Pengangguran Pelajar Pensiunan
pekerjaan
Tidak ada 4 (3.3%) 2 (1.67%) 0 2 (1.67%) 8 (6.67%)
Ringan 9 (7.50%) 4 (3.33%) 0 1 (0.83%) 14 (11.67%)
Bermanifestasi 14 (11.67%) 9 (7.50%) 1 (0.83%) 3 (2.50%) 27 (22.50%)
Jelas 24 (20.0%) 6 (5.0%) 0 4 (3.33%) 34 (28.33%)
Berat 23 (19.17%) 3 (2.50%) 1 (0.83%) 2 (1.67%) 29 (24.17%)
Sangat berat 7 (5.83%) 0 0 1 (0.83%) 8 (6.67%)
Total 81 (67.50%) 24 (20.0%) 2 (1.67%) 13 (10.83%) 120 (100%)
Kruskal-Wallis H = 7.13, p = 0.028
dalam modalitas skala perawatan diri, (pelajar tidak dimasukkan dalam analisis
jelas atau berat dalam merawat dirinya sendiri, sedangkan subjek yang memiliki
Distribusi modalitas pada Skala Perawatan Diri pada subjek dengan riwayat
keluarga gangguan psikis positif atau negatif digambarkan dalam Tabel 2. TIdak
ada masalah perawatan diri dari keluarga dengan dan tanpa riwayat gangguan psikis
yaitu 3 (2.5% dan 5 (4.2%) orang. Dari Tabel 2, kelompok subjek dengan riwayat
(15%) dan pada kelompok subjek dengan riwayat keluarga gangguan psikis negatif,
23 (19.2%) subjek mengalami masalah berat. Dua subjek (1.7%) dari keluarga
tanpa riwayat gangguan psikis dan 6 (5%) dari keluarga dengan riwayat gangguan
Uji perbedaan dari modalitas Skala Perawatan Diri dengan dan tanpa
signifikansi p < 0.05. Subjek dengan kategori berat dan sangat berat lebih sering
ditemukan pada mereka yang memiliki anggota keluarga dengan gangguan mental.
Di antara subjek yang tidak memiliki masalah merawat diri, jumlah paling
banyak ditemukan pada mereka yang mendapat dukungan keluarga – 5 (4.17%) dan
juga dominan pada kelompok subjek dengan masalah ringan – 7 (5.83%). Dua
puluh subjek (16.7%) dengan kesulitan jelas dalam perawatan diri mendapat sedikit
persepsi subjek mengenai dukungan yang mereka dapat dari keluarganya secara
statistik signifikan (p < 0.01). Pada subjek yang tidak merasa keluarganya
mendukung, masalah berat perawatan diri lebih umum ditemukan. Pada subjek
yang mendapat sedikit dukungan keluarga, secara signifikan terdapat lebih banyak
masalah berat dalam merawat diri, dibandingkan dengan subjek yang mendapat
banyak dukungan keluarga yang seringkali tidak mengalami masalah perawatan diri
(Tabel 3).
rumah sakit harian, yang mengalami kesulitan ringan perawatan diri sebanyak 34
masalah berat dalam merawat dirinya sendiri. Terdapat perbedaan yang secara
statistik signifikan antara subjek yang diterapi harian di rumah sakit dan mereka
yang dirawat jalan. Pasien yang diterapi harian di rumah sakit tidak menalami
Diskusi
Hasil yang didapat dari studi ini menunjukkan fungsi psikososial yang tak
memuaskan pada kedua kelompok pasien. Diamati kualitas hidup yang buruk dari
pasien dengan skizofrenia. Hampir semua dari pasien pengangguran, sekitar 30%
masyarakat.
Hasil kami dan yang dilaporkan dalam literatur menyajikan gejala depresif
fungsi, yang secara statistik bermakna pada mereka yang mendapat terapi rumah
sakit harian. Hasil kami sejalan dengan yang ditemukan peneliti lain, yang
kehidupan sosial[1,2,4,9].
NICE rec. untuk terapi dan penyembuhan pasien dengan skizofrenia yang
berdasarkan terapi komunitas berupa terapi individu, terapi komunitas, terapi rawat
jalan, layanan intervensi, dan terapi rumah sakit harian. NICE rec. merupakan terapi
CBT, intervensi keluarga, dan terapi seni dalam periode penyembuhan untuk
mengembalikan integrasi dan sosialiasi secara lebih cepat dan lebih baik[21].
Data dari literatur secara umum menunjukkan fungsi psikososial yang jelek
dan kualitas hidup yang buruk pada pasien dengan gangguan skizofrenik[9].
menilai kualitas hidup (quality of life (QOL)) pada pasien dengan skizofrenia dan
menemukan fungsi yang lebih jelek pada pasien ini dibandingkan pasien psikiatrik
lainnya[10]. Sullivan dkk. melakukan studi pada populasi pasien skizofrenik yang
untuk menilai kualitas hidup, mereka mendapatkan hasil bahwa kualitas hidup yang
lebih jelek pada ketiga kelompok subjek skizofrenik daripada yang sehat.
Perbedaan paling besar diamati pada kepuasan kehidupan sosial, keuangan, dan
pekerjaan.
Malm dkk. menggunakan kuesioner semistruktural (QOLC) untuk menilai
kualitas hidup 40 subjek skizofrenik 2 tahun setelah rawat inap terakhir dan
menemukan rasa tidak puas pada hampir semua aspek kehidupan dan khususnya
Shtasel dkk. dalam studinya pada pasien skizofrenik menemukan fungsi yang lebih
menikah memiliki kualitas hidup yang lebih baik daripada yang tidak menikah[15,16].
Pada aspek edukasi, banyak studi menunjukkan kualitas hidup yang lebih jelek pada
negatif skizofrenia, dan gejala depresi dengan tingkat kepuasan kualitas hidup yang
rendah[17,18].
Hubungan antara terapi pada pasien ini dan kualitas hidupnya diamati pada
banyak studi. Hasil yang didapatkan membuktikan fungsi psikososial yang lebih
baik dengan penggunaan antipsikotik generasi kedua dan kualitas hidup yang lebih
baik pada subjek yang mendapat terapi integrasi psikofamarkologi dan psikososial