You are on page 1of 9

SENSITIVITY OF HENNA LEAVE (Lawsonia inermis L.

) SOLUTION
TOWARD Aeromonas hydrophila

By

Mazdalifah Lubis1, Morina Riauwaty2, Iesje Lukistyowati2


Aquaculture Department, Faculty of Fisheries and Marine Science,
University of Riau, Pekanbaru, Riau Province
lubisifah@gmail.com

ABSTRACT

Research was conducted from Juni to October 2016, at the labory


Examination of Fish Disease, Fisheries and Marine Sciences Faculty of Riau
University. The Purpose of this study was to determine the sensitivity of henna
leave (L. inermis) as antimicrobial to A. hydrophila, the range of Minimal
Inhibitory Concentration (MIC) and the lethal dose (LD50) henna leave (L.
inermis) solution against to catfish (Pangasius hypopthalmus) (7-9 cm) by
immersion. The research method used doses K : Control (Novobiocin); D1: 100%
(10000 ppm); D2: 90% (9000 ppm); D3: 80% (8000 ppm); D4: 70% (7000 ppm);
D5: 60% (6000 ppm); D6: 50% (5000 ppm); D7: 40% (4000 ppm); D8: 30% (3000
ppm); D9: 20% (2000 ppm) dan D10: 10% (1000 ppm). The result showed that
henna leave solution was effectively to inhibit A. hydrophila bacteri at dose 60%
(6000 ppm) with clear zone 9.22 mm and number of colonies 111.00 x 108
cfu/mL. LD50 test was obtained in the dose 5727 ppm among 24 hours.

Key words: Henna Leave, Aeromonas hydrophila, antimicrobial, LD50

1
Student of the Fisheries and Marine Sciences Faculty of Riau University
2
Lecture of the Fisheries and Marine Sciences Faculty of Riau University

PENDAHULUAN Pada tahun 2014 terjadi


Penyakit yang sering kematian pada ikan mas (Cyprinus
berkembang pada kegiatan carpio) dan ikan nila (Oreochromis
akuakultur salah satunya dalam niloticus) di Danau Maninjau
budidaya intensif adalah penyakit Kabupaten Agam yang disebabkan
bercak merah. Penyakit ini lebih bakteri Aeromonas sp. Kematian
sering disebut sebagai Motile ikan mencapai 50 ton dalam kurun
Aeromonad Septicemia (MAS) yang waktu 8 hari dengan kerugian
disebabkan oleh bakteri Aeromonas diperkirakan 7,7 milyar rupiah
hydrophila (Simatupang, 2013). (BKIPM, 2016).
Penanggulangan penyakit yang Muench (1938) dalam Harmita dan
disebabkan bakteri A. hydrophila Radji (2008).
dapat menggunakan bahan alami
seperti tanaman inai. Tanaman inai Pembuatan Media Tumbuh
Bakteri
berfungsi sebagai agen antibakteri
karena mengandung senyawa aktif Media tumbuh untuk
seperti lawson, flavonoid, tannin dan mendapatkan bakteri Aeromonas
alkaloid yang bersifat menghambat hydrophila digunakan media selektif
pertumbuhan bakteri (Raja et al., GSP (Pseudomonas-Aeromonas
2013). Menurut Sofia et al., (2010), Selective Agar) dengan perbandingan
sari daun inai sensitif terhadap 45g/L, kemudian untuk memurnikan
bakteri Vibrio sp. dengan zona bakteri A. hydrophila digunakan
hambat yang terbentuk sebesar 16,5 media TSA (Triptic Soy Agar)
mm. dengan perbandingan 40g/L dan
Berdasarkan uraian di atas media cair TSB (Triptic Soy Broth)
peneliti tertarik untuk melakukan dengan perbandingan 30g/L yang
penelitian yang berjudul sensitivitas masing-masing media dilarutkan
larutan daun inai (L. inermis) dalam 1 liter akuades. Disterilisasi
terhadap bakteri A. hydrophila. terlebih dahulu menggunakan
autoclave pada suhu 121oC dengan
METODE PENELITIAN
tekanan 1 atm selama 20 menit
Metode penelitian yang
(Dwijoseputro, 2010).
digunakan adalah deskriptif dengan
menggunakan metode cakram Penyediaan Isolat Aeromonas
KIRBY-BAUER yaitu menggunakan hydrophila
disk blank berdiameter 6 mm, untuk
mengurangi tingkat kekeliruan maka Aeromonas hydrophila yang
dilakukan ulangan sebanyak 3 kali. digunakan dalam penelitian ini
Penetapan dosis pada berasal dari Stasiun Karantina Ikan
penelitian ini sebagai berikut. K : Pengendalian Mutu dan Keamanan
Kontrol (Novobiocin); D1: 100% Hasil Perikanan Kelas I Pekanbaru.
(10000 ppm); D2: 90% (9000 ppm); Kepadatan bakteri yang digunakan
D3: 80% (8000 ppm); D4: 70% (7000 adalah 108 sel/mL dihitung
ppm); D5: 60% (6000 ppm); D6: 50% menggunakan spektrofotometer.
(5000 ppm); D7: 40% (4000 ppm);
D8: 30% (3000 ppm); D9: 20% (2000 Pembuatan Larutan Daun Inai
ppm) dan D10: 10% (1000 ppm) (Lawsonia inermis L.)
(Silaban, 2008). Uji MIC
Daun inai yang digunakan
menggunakan metode pour plate /
dicuci dengan air mengalir lalu
metode sebar dengan 3 kali ulangan.
dikering anginkan selama ±30 menit
Sedangkan untuk uji toksisitas LD50
di atas wadah berupa nampan. Daun
menggunakan metode Reed and
inai yang sudah dibersihkan
ditimbang sebanyak 50 g kemudian laminar flow. Selanjutnya, diinkubasi
dihaluskan menggunakan mortar. dalam inkubator pada suhu 28o-30oC
Selanjutnya daun inai diperas sarinya selama 18-24 jam. Setelah 24 jam
menggunakan kain kasa yang sudah masa inkubasi maka dapat dilakukan
dicuci dengan akuades steril. Hasil pengamatan zona terang atau zona
perasan daun inai disaring kembali hambat dan diameter diukur
menggunakan kertas saring Whatman menggunakan jangka sorong
nomor 42 µm sehingga didapatkan (Affandi et al., 2009).
larutan stock sebanyak 14 mL.
Larutan tersebut dipanaskan di atas Uji MIC (Minimum Inhibitory
hot plate selama ±3 menit atau Concentration)
sampai suhu larutan daun inai Uji MIC dilakukan untuk
mencapai 40oC, pengukuran suhu mengetahui dosis minimum dari
larutan menggunakan thermometer. larutan daun inai untuk menghambat
Selanjutnya dilakukan pengenceran pertumbuhan bakteri A. hydrophila.
daun inai dari dosis 100%, 90%, Dosis yang digunakan berdasarkan
80%, 70%, 60%, 50%, 40%, 30%, hasil uji sensitivitas, yaitu dosis yang
20% sampai 10%. Larutan daun inai menghasilkan zona hambat terkecil
siap digunakan untuk uji sensitivitas, sampai dosis yang tidak
uji MIC dan uji toksisitas LD50 menghasilkan zona hambat.
(Silaban, 2008). Selanjutnya, dosis tersebut dilakukan
pengenceran hingga didapatkan
Uji Sensitivitas Larutan Daun Inai berbagai dosis. Masing-masing dosis
(Lawsonia inermis L.) terhadap yang telah ditentukan ditambahkan
Bakteri Aeromonas hydrophila 50 µL bakteri A. hydrophila dengan
Pengamatan zona hambat
kepadatan bakteri 108 sel/mL,
dengan menggunakan metode
kemudian divortex agar homogen.
cakram KIRBY-BAEUR dengan disk
Selanjutnya, suspensi bakteri diambil
blank yang berdiameter 6 mm. Tahap
sebanyak 50 µL untuk ditumbuhkan
awal, media TSA padat diberi
pada media TSA dan inkubasi
suspensi bakteri A. hydrophila
selama 18-24 jam pada suhu 28o-
dengan kepadatan bakteri 108 sel/mL
30oC dalam inkubator. Setelah 18-24
sebanyak 50 μL disebarkan secara
jam, pertumbuhan koloni bakteri
merata menggunakan spreader glass.
diamati dan dihitung jumlah koloni
Disk blank diberi larutan daun inai
bakteri menggunakan (Soleha, 2015).
sebanyak 50 μL menggunakan
mikropipet sesuai dosis yang telah Uji Toksisitas LD50 Larutan Daun
ditentukan dan diamkan selama ± 2 Inai (Lawsonia inermis) terhadap
menit. Masing-masing disk blank Ikan Jambal siam (Pangasius
yang sudah diberi larutan daun inai hypopthalmus)
diletakkan pada media TSA yang Uji toksisitas diawali dengan
telah diberi inokulan A. hydrophila, mempersiapkan ikan uji yaitu ikan
hal ini dilakukan secara aseptik di jambal siam (Pangasius
hypothalamus) berukuran 7-9 cm berwarna merah kemudian menjadi
sebanyak 10 ekor per wadah. kuning termasuk ke dalam golongan
Selanjutnya wadah dibersihkan bakteri A. hydrophila.
menggunakan KMnO4 (PK) dan Hasil uji Biokimia
didiamkan selama 24 jam, setelah itu menunjukkan bahwa uji katalase
wadah keringkan. Wadah yang merupakan positif, oksidase bersifat
digunakan bervolume 10 L dan positif, O/F bersifat fermentatif, dan
dicampur dengan larutan daun inai uji motilitas hasilnya positif.
dengan dosis yang digunakan Menurut Munajat dan Budiana
berdasarkan dosis pada uji MIC dan (2003) dalam Fitria (2015),
kontrol. Ikan uji dipelihara selama 24 morfologi koloni A. hydrophila
jam untuk mengamati tingkah laku berbentuk batang pendek, tepi koloni
ikan dan kematian ikan mencapai licin, elevasi koloni cembung dan
50%. Data yang diperoleh berwarna krem pada media TSA.
ditabulasikan dan ditentukan LD50 Bakteri A. hydrophila termasuk
dengan perhitungan metode Reed Gram negatif berbentuk batang dan
dan Muench (1983) dalam Ibrahim et berukuran 0,7 – 0,8 µm, bakteri ini
al., (2012). dapat bergerak karena mempunyai
flagel.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Sensitivitas Larutan Daun


Isolat bakteri yang berasal dari Inai (Lawsonia inermis) terhadap
Stasiun Karantina Ikan dan Bakteri Aeromonas hydrophila
Pengendalian Mutu Kelas I Hasil uji sensitivitas
Pekanbaru. Koloni bakteri dapat menunjukkan bahwa penggunaan
dilihat pada Gambar 1. novobiocin (K), larutan daun inai (L.
inermis), dosis 100%, 90%, 80%,
70%, 60%, 50%, 40% dan 30%
memiliki kemampuan zona hambat
yang berbeda, sedangkan dosis 20%
serta 10 % tidak memiliki zona
hambat terhadap pertumbuhan
Gambar 1. Isolat Bakteri bakteri A. hydrophila. Hal ini
A.hydrophila pada Media GSP menunjukkan bahwa larutan daun
Bakteri A. hydrophila yang inai (L. inermis) dapat menghambat
diisolasi pada media GSP akan pertumbuhan bakteri A. hydrophila.
mengubah warna media awalnya Lebih jelasnya dapat dilihat pada
merah akan menjadi kuning. Hal ini Tabel 2.
sesuai dengan Merk (1984) dalam
Fitria (2015), yang menyatakan
bahwa akan terjadi perubahan warna
media GSP yang awal media
Tabel 2. Hasil Pengamatan Zona Terbentuknya zona hambat
Hambat Larutan Daun Inai yang berbeda dipengaruhi oleh
(Lawsonia inermis) terhadap peningkatan dan penurunan dosis
bakteri Aeromonas hydrophila dari berbagai zat yang terkandung
Zona Hambat (mm)
Dosis (%) pada setiap ulangan Rata- dalam larutan daun inai (L. inermis).
I II III rata Zona hambat yang terbentuk dapat
Zona
Hambat
dilihat pada Gambar 2.
(mm)
Novobiocin 1 1 1 1,00

100% 11,90 12,20 11,75 11,95


90% 11,25 12,50 11,10 11,26
80% 10,50 10,65 10,20 10,45
70% 9,60 9,85 9,50 9,65
60% 9,20 9,40 9,05 9,22 Gambar 2. Zona hambat larutan daun
50% 8,45 8,60 8,30 8,45 inai terhadap bakteri A. hydrophila
40% 7,40 7,75 7,05 7,40
30% 6,05 6,70 6,55 6,43 Zona hambat yang dihasilkan
20% - - - - dari larutan daun inai diduga karena
10% - - - - kandungan senyawa utama lawson
yang berperan sebagai antibakteri.
Berdasarkan Tabel 2, diketahui
Hal ini sesuai dengan pernyataan
bahwa masing-masing rata-rata zona
(Rajwar, 2013), yang menyatakan
hambat yang terbentuk adalah dosis
bahwa tumbuhan inai mengandung
100% menghasilkan zona hambat
zat lawson yang berfungsi sebagai
sebesar 11,95 mm dan merupakan
anti-viral, bakteriostatik dan anti
zona hambat kuat. Hal ini sesuai
jamur, dan tannin pada tanaman inai
pendapat Susanto et al., (2012),
juga dapat menghambat
bahwa zona hambat atau nilai
pertumbuhan bakteri.
sensitivitas bakteri ≥ 10-15 mm
Menurut Pratiwi (2008),
merupakan zona hambat yang
senyawa metabolit sekunder tannin
tergolong kuat. Sedangkan pada
mampu menghambat pertumbuhan
dosis 30% menghasilkan zona
bakteri dengan cara mengkoagulasi
hambat sebesar 6,43 mm merupakan
protoplasma bakteri.
zona hambat sedang. Menurut
Uji MIC (Minimum Inhibitory
Susanto et al., (2012), zona hambat
Concentration)
atau nilai sensitivitas bakteri ≥ 5-10
Pada uji MIC dilakukan
mm tergolong sedang. Pada dosis
peningkatan dosis, hal ini
20% dan 10% tidak ada zona
dikarenakan dosis 20% sampai 40%
hambat. Hal ini menunjukkan bahwa
tidak mampu menghambat
larutan daun inai (L. inermis) dapat
pertumbuhan bakteri dibuktikan
menghambat pertumbuhan bakteri A.
dengan adanya koloni bakteri > 300
hydrophila.
koloni bakteri. Dosis yang digunakan
menjadi 60%, 58%, 56%, 54%, 52%
dan 50%. Hasil uji MIC dapat dilihat larutan yang dapat menyebabkan
pada Tabel 3. kematian 50% selama 24 jam pada
Tabel 3. Hasil Perhitungan Jumlah ikan Jambal siam yang diujikan
Koloni Aeromonas sebanyak 10 ekor. Dosis yang
hydrophila Setelah diberi digunakan berdasarkan hasil uji MIC
Perlakuan Larutan Daun
yaitu dosis 50% (5000 ppm), 52%
Inai (Lawsonia inermis)
(5200 ppm), 54% (5400 ppm), 56%
Jumlah Koloni Rata-rata (5600 ppm), 58% (5800 ppm) dan
Dosis (100 µl) Jumlah
(%) Bakteri
60% (6000 ppm) dan kontrol. Hasil
I II III
(cfu/mL) uji toksisitas dapat dilihat pada Tabel
50% 203 200 202 201,00 x 108 4.
52% 182 178 180 180,00 x 108 Tabel 4. Hasil Perhitungan
54% 160 158 160 159,33 x 108 Penentuan LD50 Menurut
56% 142 138 141 140,33 x 108 Metode Reed and
58% 135 129 130 131,33 x 108 Muench (1938) Selama
60% 113 108 112 111,00 x 108 24 Jam
Dosis Mati Hidup Akumulasi Ratio %
Berdasarkan Tabel 4, (ppm) Kematian Kematian

diketahui masing-masing perlakuan Hidup Mat


i
Total

dapat menghambat pertumbuhan 0 0 10 51 0 51 0/51 0

bakteri A. hydrophila. Larutan daun 5000 0 10 41 0 41 0/41 0

inai memiliki aktivitas antibakteri 5200 2 8 31 2 33 2/33 6

karena mengandung senyawa 5400 3 7 23 5 28 5/28 18

fitokimia yaitu flavonoid, tannin dan 5600 4 6 16 9 25 9/25 36

alkaloid yang bersifat bakteristatik 5800 5 5 10 14 24 14/24 58

yang mampu menghambat 6000 5 5 5 19 24 19/24 79

pertumbuhan bakteri (Raja et al.,


Keterangan: menujukkan nilai LD50 pada dosis antara 5600-
2013). . 5800

Salah satu senyawa antibakteri


Berdasarkan Tabel 4,
yang terdapat dalam larutan daun
perhitungan LD50 menurut Reed dan
inai adalah flavonoid, senyawa ini
Muench menunjukkan nilai LD50 24
mampu menghambat pertumbuhan
jam adalah 5727 ppm. Hal ini
bakteri. Aktivitas biologis senyawa
menunjukkan bahwa larutan daun
flavonoid bekerja dengan cara
inai tidak bersifat racun bagi ikan
merusak dinding sel bakteri (Arun,
Jambal siam pada dosis di bawah
2010).
5727 ppm. Menurut Jayaraman et al.,
Uji Toksisitas (LD50) Larutan (2008) bahwa senyawa fitokimia
Daun Inai (Lawsonia inermis) yang terkandung dalam daun inai
terhadap Ikan Jambal siam salah satunya adalah saponin.
(Pangasius hypopthalmus) Senyawa saponin dari larutan daun
Uji toksisitas larutan daun inai inai menyebabkan mortalitas pada
dilakukan untuk mendapatkan dosis ikan uji (jambal siam).
hydrophila pada dosis 60% (6.000
ppm) dengan rata-rata zona hambat
sebesar 9,22 mm. Dosis minimum
(Minimum Inhbitory Concentration)
larutan daun inai yaitu 60% (6000
ppm) dengan rata-rata jumlah koloni
yang tumbuh 111,00 x 108 sel/mL.
Gambar 3. Grafik Kematian Ikan Hasil uji toksisitas LD50 larutan daun
Jambal Siam Perendaman 24 Jam inai terhadap ikan Jambal siam
(Pangasius hypoptalmus) dengan
Grafik menunjukkan semakin cara perendaman selama 24 jam
tinggi dosis larutan daun inai yang adalah 5727 ppm.
digunakan maka semakin tinggi juga
persentase kematian ikan Jambal
siam. Dosis larutan daun inai yang DAFTAR PUSTAKA
aman digunakan pada ikan adalah Affandi, A. A. Fauzia., dan S.D.
dosis ≤ 5727 ppm. Lesmana. 2008. Penentuan
Peningkatan dosis larutan daun Dosis Hambat Minimal dan
inai menyebabkan ikan tidak dapat Dosis Bunuh Minimal Larutan
beradaptasi. Hal ini dikarenakan Povidon Iodium 10% Terhadap
senyawa toksik yang terdapat dalam Staphylococcus aureus
larutan daun inai semakin meningkat Resisten Metisilin (MRSA)
juga. dan Staphylococcus aureus
Senyawa toksik yang terdapat Sensitif Metisilin (MSSA).
dalam larutan daun inai mengubah [Jurnal]. Fakultas Kedokteran
kondisi ikan Jambal siam yang pada Bagian Mikrobilogi
awalnya normal menjadi terganggu Universitas Riau. 6 hlm.
hingga menyebabkan kematian.
Menurut Jayaraman (2008), senyawa Arun, P., K.G. Purushotham., J.
Jayarani., and V. Kumari.
toksik dalam daun inai adalah
2010. In Vitro Antibacterial
saponin, memiliki rasa pahit dan Activity and Flavonoid
bersifat toksik bagi hewan berdarah Contents of Lawsonia inermis
dingin, mempunyai aktivitas (Henna). [Jurnal]. International
hemolisis, dan dapat merusak sel Journal PharmTech Research.
darah merah, menghambat proses 4 hlm. 2 (2); 1178-1181. ISSN:
pernapasan dan juga sebagai 0974-4304.
senyawa protein spesifik yang
Badan Karantina Ikan Pengendalian
bersifat toksik. Mutu dan Keamanan Hasil
Perikanan. 2016.
www.bkipm.kkp.go.id. Diakses
KESIMPULAN Pada 20 Desember 2016 Pukul
Larutan daun inai mampu 01.00.
menghambat pertumbuhan bakteri A.
Dewi, A. 2010. Isolasi dan Integrative Biology 3(1): 44-
Identifikasi Senyawa 49.
Flavonoid dari Daun Sirih
Merah (Pipper betle L.var Munajat, A. dan N.S. Budiana. 2003.
rebrum). [Jurnal]. Malang: Pestisida Nabati Untuk
Jurusan Kimia Fakultas Sains Penyakit Ikan. Jakarta: Penebar
dan Teknologi Universitas Swadaya. 88 hlm.
Islam Negeri Maulana Malik
Pratiwi, S.T. 2008. Mikrobiologi
Ibrahim Malang. 37 hlm.
Farmasi. Jakarta: Penerbit
Erlangga. 110 hlm.
Dwijoseputro, D. 2010. Dasar-Dasar
Mikrobiologi. Jakarta: Raja, W., M. Ovais., and A. Dubey.
Djambatan Press. 2013. Phytochemical
Screening and Antibacterial
Fitria, D. 2015. Sensitivitas Kulit Activity of Lawsonia inermis
Buah Manggis (Garcinia Leaf Extract. [Jurnal].
mangostana L.) terhadap International Journal of
Bakteri Aeromonas Microbiological Research 4
hydrophila. [Skripsi]. (1): 33-36. 4 hlm. ISSN: 2079-
Fakultas Fakultas Perikanan 2093.
dan Ilmu Kelautan, Rajwar, S., and K. Pankaj. 2013.
Universitas Riau. Pekanbaru. Diabetic Effects of
Polyherbal Formulation of
Harmita., dan Radji, M. 2008. Buku
(Lawsonia inermis) and
Ajar Analisis Hayati. Edisi 3.
(Azadirachta indica).
Jakarta: Penerbit Buku
[Jurnal]. Journal of Drug
Kedokteran. EGC.
Delivery & Therapeutics.
Ibrahim, M., A. Akhyar., dan Y.N. Vol. 2013, 3(2): 45-51.
Ihsani. 2012. Uji Lethal Dose
(LD50) POLIHERBAL Silaban, G.M.P. 2008. Sensitivitas
(Curcuma xanthorriza, Bakteri Vibrio sp. dan
Kleinhovia hospital, Nigella Pseudomonas sp. Terhadap
sativa, Arcangelisia flava dan Ekstrak Buah Pare
Ophiocephalus striatus) pada (Momordica Charanthia L).
Heparmin terhadap Mencit [Skripsi]. Pekanbaru: Fakultas
(Mus musculus). [Jurnal]. Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Research and Development 57 hlm.
PT. Royal Medicalink
Pharmalab. 6 hlm. Simatupang, N., dan D. Anggraini.
2013. Potensi Tanaman Herbal
Jayaraman, S.K., M.M. Saravanan., Sebagai Antimikrobial pada
and S. Illanchezian. 2008. Ikan Lele Sangkuriang
Antibacterial, antifungal and (Clarias sp.). [Jurnal]. Program
tumor cell suppression Studi Budidaya Perairan
potential of Morinda citrifolia Fakultas Perikanan Universitas
fruit extract. [Jurnal]. Sriwijaya. Jurnal Akuakultur
International Journal of Rawa Indonesia. 10 hlm. ISSN:
2303-2960.
Sofia, C., Supartik., I.
Wahyuningsih., dan U.
Komaruddin. 2010. Alternatif
Antibakterial Alami dari
Sumberdaya Lokal: Uji
Laboratorium terhadap Cuka
Aren (Arenga pinnata), Daun
Pacar Inai (Lawsonia inermis)
dan Daun Asam Jawa
(Tamarindus indica). Balai
Budidaya Air Payau (BBAP),
Ujung Batee, Nanggore Aceh
Darussalam. 5 hlm.

Soleha, T. U. 2015. Uji Kepekaan


Terhadap Antibiotik. [Jurnal].
Fakultas Kedokteran Bagian
Mikrobiologi Universitas
Lampung. Juke UniLa 5(9):
119-123. 5 hlm.

Susanto, D., Sudrajat dan Ruga.


2012. Studi Kandungan Bahan
Aktif Tumbuhan Meranti
Merah (Shorea leprosula Miq)
sebagai Sumber Senyawa
Antibakteri. [Jurnal]. Journal
Mulawarman Scientifie. Vol.
11 (2): 181-190.

You might also like