Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Maize demand in Bali is supplied from other provinces because productivity is low at
around 3,0 tons ha-1. This assessment have been conducted in Sanggalangit Village,
Gerokgak District, Buleleng, Bali from January to March 2012. The experiment was
designed with factorial randomized block design, three replications. Two treatments were
tested namely cattle manure doses: 0 tha-1, 5 tha-1, 10 tha-1 and 15 tha-1; bio urine dosages:
0 liter ha-1, 25.000 liters ha-1, 50.000 liters ha-1 and 75.000 liters ha-1, so there are 16
treatment combinations. Increasing doses of cattle manure reducing the bulk density of
from 1,228 to 1,159, increasing soil moisture content from 31,11% to 35,17% and increase
total soil pore space of 53,64% to 56,23%, increase C-organic from 0,27% to 1,67%.
Interaction between cattle manure and bio urine increasing N-total up to 36,22%, with
linear equation Y=2,049+7,16×10-2Pk+1,26×10-5U (R2=0.862**) to dry yield so that
optimum dosage has not been found.
Keys words: organic fertilizer, soil character, growth and yield, maize
Pendahuluan
Di Indonesia jagung merupakan komoditas pangan terpenting kedua setelah padi.
Suastika et al. (2004) menyatakan bahwa permintaan jagung dari tahun ke tahun terus
meningkat khususnya untuk pangan. Data tahun 1995 menunjukkan 63% kebutuhan
jagung digunakan untuk pangan, 30,5% untuk pakan ternak dan sisanya untuk kebutuhan
industri. Muhammad dan Akuba (2005) menyatakan bahwa produksi jagung Indonesia
diperkirakan meningkat sebesar 4% per tahun pada tahun 2005-2010. Penggunaan jagung
untuk pakan meningkat 4,9%, untuk pangan meningkat 2%, sedangkan penggunaan jagung
untuk industri meningkat sebesar 3%. Peningkatan produksi jagung diperkirakan tidak
akan dapat mengimbangi permintaan konsumsi sampai 2010. Suplai tahun 2010
diperkirakan 9,9 juta ton sementara permintaan mencapai 15,9 juta ton.
Potensi permintaan komoditas jagung tahun 2005 di Bali sebesar 209.093.766 kg
(Distan dan Fak Ekonomi Unud, 2005), sedangkan produksi jagung di Bali sebesar
88.692.144 kg, sehingga Bali masih kekurangan jagung sebesar kurang lebih 120.401 ton
(Pemprov Bali 2008).
Metodologi
I Nyoman Adijaya dan I Made Rai Yasa : Pengaruh pupuk organik | 300
yang diuji yaitu: Pk0: Pupuk kandang sapi 0 t ha-1 (tanpa pupuk kandang sapi), Pk1: Pupuk
kandang sapi 5 t ha-1, Pk2: Pupuk kandang sapi 10 t ha-1, Pk3: Pupuk kandang sapi 15 t ha-1.
Perlakuan dosis bio urin sapi terdiri dari 4 taraf yaitu: U 0: Bio urin sapi 0 l ha-1, U1: Bio
urin sapi 25.000 l ha-1, U2: Bio urin sapi 50.000 l ha-1, U3: Bio urin sapi 75.000 l ha-1,
sehingga terdapat 16 perlakuan kombinasi.
I Nyoman Adijaya dan I Made Rai Yasa : Pengaruh pupuk organik | 302
Analisis Data
Data dianalisis sidik ragam, jika interaksi antara dosis pupuk kandang dan bio urin
berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji Duncan taraf 5%, jika perlakuan tunggal yang
berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji BNT taraf 5% (Gomez dan Gomez, 1995).
Tabel 2. Pengaruh tunggal dosis pupuk kandang dan bio urin sapi terhadap sifat fisik tanah
saat panen
Bulk density Kadar air tanah Total ruang pori
(g cm-3) (%) (%)
Dosis pupuk kandang sapi (t ha-1)
0 1,228 a 31,11 c 53,64 d
5 1,189 b 34,06 b 55,10 c
10 1,177 c 35,08 ab 55,56 b
15 1,159 d 35,17 a 56,23 a
BNT 5% 0,021 1,034 0,250
Dosis bio urin sapi (l ha-1)
0 1,192 a 33,67 a 55,01 a
25.000 1,188 a 34,17 a 55,19 a
50.000 1,189 a 33,79 a 55,14 a
75.000 1,188 a 33,80 a 55,19 a
BNT 5% - - -
Keterangan: Angka-angka pada perlakuan dan kolom yang sama yang diikuti huruf yang
sama adalah tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%.
Tabel 3. Pengaruh interaksi antara dosis pupuk kandang dan bio urin sapi terhadap N-total
tanah saat panen
N-total (%)
Perlakuan Dosis pupuk kandang (t ha-1)
0 5 10 15
Dosis bio urin (l ha-1)
0 0,127 c 0,163 ab 0,123 c 0,150 abc
25.000 0,123 c 0,133 bc 0,130 bc 0,137 bc
50.000 0,157 abc 0,137 bc 0,143 abc 0,163 ab
75.000 0,140 abc 0,147 abc 0,173 a 0,143 abc
Keterangan: Angka-angka pada perlakuan dan kolom yang sama yang diikuti huruf yang
sama adalah tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%.
C-organik tanah saat panen meningkat akibat pengaruh tunggal perlakuan pupuk
kandang sapi dan bio urin sapi. Peningkatan dosis pupuk kandang sapi sampai 15 t ha -1
meningkatkan kandungan C-organik tanah dari 0,27% menjadi 1,67% atau meningkat
518,52%, sedangkan peningkatan dosis bio urin sapi sampai 75.000 l ha-1 meningkatkan
kandungan C-organik tanah dari 0,75% menjadi 1,18% atau meningkat 57,33% (Tabel 4).
Syukur dan Indah (2006) yang meneliti pemberian pupuk kandang sapi 10 t ha-1, 20 t ha-1
dan 40 t ha-1 pada tanaman jahe menyatakan bahwa C-organik tanah setelah panen
meningkat masing-masing sebesar 12,55%, 20,55%, dan 36,51% dibandingkan tanpa
pemupukan (1,586%).
Kandungan C- organik tanah mengalami penurunan apabila tidak dilakukan
pemupukan dengan pupuk organik. Pada tanpa pemupukan nilai C-organik lebih rendah
dibandingkan analisis tanah sebelum dilakukan perlakuan dari 1,03% menjadi 0,27% dan
0,75% (Tabel 4). Syukur (2005) dan Syukur dan Harsono (2008) menyatakan kandungan
C-organik mengindikasikan kandungan bahan organik dalam tanah dimana kandungan C-
I Nyoman Adijaya dan I Made Rai Yasa : Pengaruh pupuk organik | 304
organik nilainya sebesar kurang lebih 58% dari bahan organik tanah. Pemberian pupuk
organik diperlukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kandungan C-organik dalam
tanah.
Perlakuan pupuk kandang dan bio urin sapi tudak berpengaruh terhadap pH tanah.
Kisaran pH tanah lokasi percobaan yaitu 6,82 – 6,87 akibat perlakuan pupuk kandang dan
bio urin sapi (Tabel 4).
Tabel 4. Pengaruh tunggal dosis pupuk kandang dan bio urin sapi terhadap C-organik dan
pH tanah saat panen
Perlakuan C- organik (%) pH
Dosis pupuk kandang sapi (t ha-1)
0 0,27 d 6,87 a
5 0,76 c 6,85 a
10 1,26 b 6,82 a
15 1,67 a 6,79 a
BNT 5% 0,239 -
Dosis bio urin (l ha-1)
0 0,75 c 6,86 a
25.000 0,90 bc 6,80 a
50.000 1,12 ab 6,85 a
75.000 1,18 a 6,82 a
BNT 5% 0,239 -
Keterangan: Angka-angka pada perlakuan dan kolom yang sama yang diikuti huruf yang
sama adalah tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%.
I Nyoman Adijaya dan I Made Rai Yasa : Pengaruh pupuk organik | 306
Tabel 6. Pengaruh interaksi antara dosis pupuk kandang dan bio urin sapi terhadap berat
biji kering oven, berat biji kadar air 12% dan indeks panen
Indeks
Berat biji kering oven Berat biji kadar air 12%
panen
Perlakuan
tan-1 (g) ha-1 (t) tan-1 (g) ha-1 (t) (%)
Pk0 U0 19.65 k 1,64 k 21,52 j 1,79 j 22,58 j
Pk0 U1 30.32 j 2,52 j 33,14 i 2,76 i 31,06 i
Pk0 U2 33.27 hij 2,77 hij 36,36 ghi 3,03 hi 33,06 hi
Pk0 U3 35.59 fgh 2,97 fgh 39,10 efg 3,26 efgh 34,56 efgh
Pk1 U0 30.98 ij 2,58 ij 33,87 hi 2,82 i 31,52 i
Pk1 U1 34.68 ghi 2,89 ghi 38,01 fgh 3,17 gh 33,96 gh
Pk1 U2 37.32 defg 3,11 defg 41,24 def 3,44 defg 35,69 defg
Pk1 U3 39.68 cde 3,31 cde 43,43 cde 3,62 cde 37,08 cde
Pk2 U0 35.08 fgh 2,92 fgh 38,44 fg 3,20 fgh 34,23 fgh
Pk2 U1 35.93 efgh 2,99 efgh 39,61 efg 3,30 efgh 34,80 efgh
Pk2 U2 39.05 def 3,25 def 42,92 de 3,57 def 36,70 def
Pk2 U3 43.19 bc 3,60 bc 47,41 bc 3,95 bc 39,07 bc
Pk3 U0 37.36 defg 3,11 defg 40,81 defg 3,40 defgh 35,69 defg
Pk3 U1 40.23 cd 3,35 cd 44,15 cd 3,68 cd 37,41 cd
Pk3 U2 44.19 b 3,68 b 48,73 b 4,06 b 39,61 b
Pk3 U3 50.78 a 4,23 a 55,76 a 4,65 a 42,99 a
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
adalah tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5%.
Peningkatan hasil ekonomis terlihat dari meningkatnya berat biji tan-1 dan ha-1.
Peningkatan dosis pupuk kandang sapi sampai 15 t ha -1 dan bio urin sapi sampai 75.000 l
ha-1 masih meningkatkan hasil (berat biji kering oven dan berat biji kadar air 12% ha -1)
secara nyata (Tabel 6). Hasil analisis regresi yang dilakukan terhadap variabel berat biji
kering oven ha-1 mendapatkan persamaan linier dengan persamaan Y = 2,049 + 7,16×10 -2
Pk + 1,26×10-5U (R2 = 0,862**), sedangkan hubungan antara dosis pupuk kandang sapi dan
bio urin sapi dengan berat biji kadar air 12% ha -1 dengan persamaan Y = 2,242 + 7,9×10-2
Pk + 1,39×10-5U (R2 = 0,862**).
Kesimpulan
1. Pengaruh tunggal pupuk kandang sapi memperbaiki sifat fisik tanah dengan
menurunkan bulk density, meningkatkan kadar air dan total ruang pori. Peningkatan
dosis pupuk kandang sampai 15 t ha-1 menurunkan bulk density saat panen dari 1,228
menjadi 1,159, meningkatkan kadar air tanah dari 31,11% menjadi 35,17% dan
meningkatkan total ruang pori tanah dari 53,64% menjadi 56,23%.
2. Peningkatan dosis pupuk kandang dan bio urin sapi memperbaiki sifat kimia tanah. N-
total tanah saat panen meningkat akibat interaksi pupuk kadang dan bio urin sapi
menjadi 0, 173% pada kombinasi perlakuan dosis pupuk kandang sapi 10 t ha -1 dengan
bio urin sapi 50.000 l ha-1 dibandingkan tanpa pemupukan (0,127%). C-organik tanah
Daftar Pustaka
Adijaya, I.N. 2009. Respon Bawang Merah Terhadap Pemupukan Organik di Lahan
Kering. Cibinong: Makalah disampaikan pada Diklat Fungsional Peneliti
Tingkat Pertama di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, 4-21 Juli 2009.
Agung, I.G.A.M.S., Suprapto, Nurjaya, I.G.M.O. 2003. Pengaruh Kerapatan Tanaman
Jagung (Zea mays L.) dan Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.)
terhadap Hasil Jagung dan Kacang Tanah dalam Sistem Tumpangsari di Lahan
Kering. Jurnal Agritrop 22(1):8-13.
Agus, F., Yustika R.D., Haryati, U. 2006. Penetapan Berat Volume Tanah. Sifat Fisik
Tanah dan Metode Analisisnya. Dalam Kurnia, U., dkk. (Ed.). Sifat Fisik dan
Metode Analisisnya. Bogor: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Sumberdaya Lahan Pertanian. Hal. 25-34.
BPP Gerokgak. 2009. Programa Penyuluhan Pertanian dan Peternakan Tahun 2009.
(laporan). Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Gerokgak, Kabupaten Buleleng. 41
hal.
BPTP Bali dan Bappeda Prov. Bali. 2007. Proses Membuat Bio Urin. (leaflet). Denpasar:
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali bekerjasama dengan Bappeda
Provinsi Bali.
Buckman, H.O., Brady, N.C. 1982. Ilmu Tanah. Jakarta: Terjemahan Soegiman. Penerbit
Bhatara Karya Aksara. 788 hal.
Distan Prov. Bali dan Fak. Ekonomi Unud. 2005. Peluang Pasar Komoditas Pertanian
Tanaman Pangan dan Hortikultura di Provinsi Bali. (laporan). Denpasar:
Kerjasama Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali dengan Fakultas
Ekonomi Universitas Udayana. 65 hal.
Flaig, W. 1984. Soil Organic Matter as a Source of Nutrients. Organic Matter and Rice.
Los Banos Laguna, Philippines: International Rice Research Institute. p. 73-92.
Gomez, A.K., Gomez, A.A. 1995. Prosedur Statistik Untuk Penelitian. Jakarta:
Universitas Indonesia Press. 698 hal.
Indradewa, D., Kastono, D., Soraya, Y. 2005. Kemungkinan Peningkatan Hasil Jagung
dengan Pemendekan Batang. Jurnal Ilmu Pertanian 12(2):117-124.
I Nyoman Adijaya dan I Made Rai Yasa : Pengaruh pupuk organik | 308
Kuntyastuti, H., Rahmania, A.A. 2001. Pemanfaatan Pupuk Alternatif Organik dan
Anorganik pada Kedelai di Lahan Sawah. Prosiding Seminar Nasional
Pengembangan Teknologi Pertanian dalam Upaya Optimalisasi Potensi Wilayah
Mendukung Otonomi Daerah. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial
Ekonomi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Kuntyastuti, H., Sunarsedyono, Ismail, C. 1989. Pengaruh Pupuk Organik dan Anorganik
terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung. Jurnal Penelitian Tanaman Pangan
3(1):25-31.
Muhammad, F., Akuba, R.H. 2005. Agropolitan. Inovasi Membangun Pertanian.
Innovation Forever, Innovation or Die. Gorontalo: Penerbit Balitbangpedalda
Provinsi Gorontalo. 176 hal.
Muku, O.M. 2002. Pengaruh Jarak Tanam Antar Barisan dan Macam Pupuk Organik
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum
L.) di Lahan Kering. (tesis). Denpasar: Universitas Udayana.
Negara, I.M.S., Simpen, Arsa, Diantariani, Miwada. 2007. Teknik Penampungan dan
Fermentasi Air Kencing Sapi Bali di Desa Dauh Yeh Cani, Badung Menjadi
Pupuk Organik Ramah Lingkungan. Denpasar: Universitas Udayana. 5 hal.
Pemprov. Bali. 2008. Programa Penyuluhan Sektor Pertanian Provinsi Bali. Denpasar:
Pemerintah Provinsi Bali. 35 hal.
Poerwowidodo. 1992. Telaah Kesuburan Tanah. Bandung: Penerbit Angkasa. 275 hal.
Purnomo, J. 2005. Respons of Maize Variety in Low Irradiation. Jurnal Agrosains 7(1):86-
93.
Sirappa, M.P. 2002. Penentuan Batas Kritis dan Dosis Pemupukan N untuk Tanaman
Jagung di Lahan Kering pada Tanah Typic Usthorthents. Jurnal Ilmu Tanah dan
Lingkungan 3(2):25-37.
Soepardi, G. 1979. Sifat dan Ciri Tanah. Bogor: Departemen Ilmu Tanah. Fakultas
Pertanian, IPB. 648 hal.
Suastika, D.K.S., Kasim, F., Sudana, W., Hendrayana, R., Suhariyanto, K., Gerpacio, R.V.,
Pingali, P.L. 2004. Maize in Indonesia. Mexico, D.F. : CIMMYT: Production
Systems, Constrains and Research Priorities. 41 p.
Suprijadi, Abdulrachman, S., Juliardi, I., Pahim. 2002. Pemupukan Berimbang Pada
Tanaman Padi di Lahan Sawah Irigasi dan Tadah Hujan. Prosiding Seminar
Sistem Produksi Tanaman Pangan Berwawasan Lingkungan. Bogor: Pusat
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian.
Suratmini, N.P. 2004. Pengaruh Dosis Pupuk Nitrogen dan Pupuk Kandang Sapi Terhadap
Hasil, Kadar Gula Biji dan Kadar Protein Kasar Brangkasan Jagung Manis (Zea
mays saccharata Sturt). (tesis). Denpasar: Universitas Udayana.
Sutejo, M.M. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. 177 hal.
I Nyoman Adijaya dan I Made Rai Yasa : Pengaruh pupuk organik | 310