618.24
Ind
DIREKTORAT BINA PELAYANAN MEDIK DASAR
DIREKTORAT JENDERAL BINA PELAYANAN MEDIK
DEPARTEMEN KESEHATAN RI
JAKARTA
2007PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. SasaranBAB |
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Janin
(AKB) di Indonesia masih sangat tinggi. Menurut Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002/2003,
AKI adalah 307 per 100.000 kelahiran hidup sedang AKB
adalah 35 per 1.000 kelahiran hidup. Situasi ini menjadikan
AKI di Indonesia tertinggi di ASEAN, sehingga menempatkan
upaya penurunan AKI sebagai program prioritas.
AKI di Indonesia bervariasi dan AKI merupakan masalah yang
kompleks. Variasi ini antara lain disebabkan oleh perbedaan
norma, nilai, lingkungan, dan kepercayaan masyarakat, di
samping infrastruktur yang ada. Hal lain yang cukup penting
adalah adanya perbedaan kualitas pelayanan kesehatan pada
setiap tingkat pelayanan. Dengan pemberian pelayanan
kesehatan dasar yang berkualitas diperkirakan akan dapat
menurunkan AKI sampai 20%, walaupun dengan sistem
rujukan yang efektif, AKI dapat ditekan sampai 80%.
Dari Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 didapat
bahwa 90% AKI terjadi oleh karena komplikasi kehamilan /
persalinan yaitu perdarahan, infeksi dan eklamsia. Komplikasi
obstetric ini tidak selalu dapat diramalkan sebelumnya dan
mungkin saja terjadi pada ibu hamil yang telah diidentifikasi
normal. Namun apabila ibu memperoleh pelayanan antenatal
yang berkualitas, komplikasi yang dapat diketahui lebih
dini dapat segera mendapatkan pelayanan rujukan yang
efektif.
Pedoman Pelayanan Antenatal 3 |Pada dasarnya pelayanan antenatal bertujuan untuk mem-
fasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu dan janinnya
dengan jalan menegakkan hubungan kepercayaan dengan
ibu, mendeteksi sedini mungkin faktor - faktor penyulit /
komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa, dan
mempersiapkan persalinan yang aman, serta memberikan
pendidikan kepada ibu hamil. Seperti yang ditunjukkan dari
berbagai penelitian, agar dapat efektif dalam peningkatan
keselamatan ibu hamil dan janinnya, maka pelayanan ante-
natal yang diberikan haruslah difokuskan kepada intervensi
yang telah terbukti bermanfaat mengurangi angka kesakitan
dan kematian.
Pelayanan antenatal penting untuk menjamin bahwa proses
alamiah dari kehamilan berjalan normal dan tetap demikian
seterusnya, agar ibu hamil dapat melalui kehamilannya
dengan sehat dan selamat. Diperkirakan sekitar 15% - 20
% dari seluruh ibu hamil akan mengalami keadaan risiko
tinggi dan komplikasi obstetri, yang dapat membahayakan
kehidupan ibu maupun janinnya bila tidak ditangani dengan
memadai. Untuk itu perlu juga dilakukan analisis risiko
bersama ibu hamil dan keluarganya dalam menghadapi dan
mempersiapkan persalinan yang aman. Dari hasil analisis
risiko tersebut dibahas bersama rencana tempat dan
penolong persalinannya kelak.
. TUJUAN
Tujuan umum
Tujuan dari buku pedoman pelayanan antenatal ini secara
umum adalah agar dapat digunakan sebagai acuan bagi
terselenggaranya pelayanan antenatal yang bermutu dalam
upaya peningkatan derajat kesehatan ibu hamil dan janin
yang dikandungnya secara efektif dan profesional di seluruh
fasilitas kesehatan.
4 Pedoman Pelayanan AntenatalTujuan Khusus
Dengan adanya buku pedoman pelayanan antenatal ini di-
harapkan agar dapat :
a.
Terlaksananya pola dasar pelayanan antenatal yang
efektif dalam meningkatkan keselamatan ibu hamil dan
janin yang dikandungnya.
Terlaksananya pelayanan antenatal yang dapat dipakai
sebagai pedoman dalam pelayanan kesehatan ibu hamil
dan tumbuh kembang janinnya.
Terlaksananya upaya deteksi dini komplikasi,
penatalaksanaan awal dan upaya rujukan serta persiapan
upaya persalinan yang bersih dan aman
C. SASARAN
a.
Dokter dan bidan di seluruh sarana pelayanan kesehatan
dasar milik Pemerintah maupun swasta (Puskesmas
Dengan Tempat Perawatan, Puskesmas, Puskesmas Pem-
bantu, Polindes, Praktek dokter, BKIA, Balai Pengobatan,
Rumah Bersalin, Bidan Praktek Swasta dll)
Dokter dan bidan di seluruh sarana kesehatan rujukan
Pemerintah maupun swasta.
Pedoman Pelayanan Antenatal 5Kebijakan Pelayanan
Antenatal
A. Kebijakan Program
B. Kebijakan TeknisBAB Il
KEBIJAKAN PELAYANAN ANTENATAL
Pelayanan antenatal yang bermutu pada hakekatnya
merupakan suatu pelayanan medik dasar yang sangat strategis
dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu hamil dan
janin yang dikandungnya. Untuk mencapai keinginan tersebut
perlu selalu diperhatikan akses terhadap pelayanan antenatal
yang dapat dijangkau oleh ibu hamil dan keluarganya,
sehingga ibu hamil dapat tetap mengikuti pemeriksaan
antenatal secara berkesinambungan demi kesehatan dan
keselamatan kehamilannya. Disamping itu kualitas pelayanan
yang diberikanpun harus selalu terjaga, sehingga meningkatkan
kesinambungan pemeriksaan antenatal yang pada gilirannya
dapat terpelihara derajat kesehatan kehamilan dan pendeteksian
secara dini terhadap gangguan yang mungkin terjadi selama
proses kehamilan.
A. Kebijakan Program
Kebijakan Departemen Kesehatan dalam upaya mempercepat
penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB) pada dasarnya mengacu kepada intervensi strategis
“Empat Pilar Safe Motherhood’” (Keluarga Berencana, ANC,
Persalinan Bersih dan aman, pelayanan Obstetri Essensial).
Akses terhadap pelayanan antenatal - sebagai pilar kedua
- sudah cukup baik, yaitu 87% pada tahun 1997, namun mutu
pelayanan antenatal itu sendiri masih perlu ditingkatkan
terus.
PedoranFearan mie «9 NRPendekatan pelayanan obstetric dan neonatal kepada setiap
ibu hamil ini sesuai dengan pendekatan Making Pregnancy
Safer (MPS), yang mempunyai 3 ( tiga ) pesan kunci yaitu :
1) Setiap petsalinan ditolong oleh tenaga Kesehatan
terlatih;
2) Setiap komplikasi obstetric dan neonatal mendapat
pelayanan yang adekuat;
3) Setiap perempuan dalam usia subur mempunyai akses
pencegahan dan penatalaksanaan kehamilan yang tidak
diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran.
Pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan sedini mungkin,
segera setelah seorang wanita merasa dirinya hamil. Dalam
pemeriksaan antenatal selain kuantitas (jumlah kunjungan),
perlu diperhatikan pula kualitas pemeriksaannya. Kebijakan
program pelayanan antenatal menetapkan frekuensi
kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4
(empat) kali selama kehamilan, dengan ketentuan waktu
sebagai berikut :
* Minimal 1 (satu) kali pada trimester pertama = K,
* Minimal 1 (satu) kali pada trimester kedua = K,
«Minimal 2 (dua) kali pada trimester ketiga = K, & K,
Apabila terdapat kelainan atau penyulit kehamilan seperti
mual, muntah, keracunan kehamilan, perdarahan, kelainan
letak dan lain - lain frekuensi pemeriksaan disesuaikan
dengan kebutuhan.
Dalam pelaksanaan operasionalnya, dikenal Standar Minimal
Pelayanan Antenatal “7T”, yang terdiri dari :
= Timbang berat badan
= — Ukur Tekanan darah
= Ukur Tinggi fundus uteri
10 Pedoman Pelayanan Antenatal= Pemberian imunisasi TT (Tetanus Toksoid) lengkap
= Pemberian Tablet zat besi, minimal 90 hari selama
kehamilan
= Test terhadap Penyakit Menular Seksual, HIV/AIDS dan
malaria
= Temu wicara / ( konseling ) dalam rangka persiapan
rujukan
Pelayanan antenatal ini sebaiknya diberikan oleh tenaga
kesehatan profesional.
Kebijakan Teknis
Setiap saat kehamilan dapat berkembang menjadi masalah
atau mengalami penyulit/ komplikasi. Oleh karena itu
diperlukan pemantauan kesehatan ibu hamil selama masa
kehamilannya. Penatalaksanaan pelayanan pemeriksaan ibu
hamil secara keseluruhan meliputi hal - hal berikut :
vy Mengupayakan kehamilan yang sehat
Y_ Melakukan deteksi dini penyulit/ komplikasi, melakukan
penatalaksanaan awal serta rujukan bila diperlukan.
Y Persiapan persalinan yang bersih dan aman
vY Perencanaan antisipatif dan persiapan dini untuk
melakukan rujukan jika terjadi penyulit/ komplikasi.
~ Pedoman Pelayanan Antenatal 44BAB Il
Kehamilan
A. Perubahan Fisik
B. Perubahan PsikologisKEHAMILAN
Masa kehamilan dimulai dari saat konsepsi sampai lahirnya
janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9
bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan
dibagi dalam 3 triwulan, yaitu triwulan pertama dimulai dari
konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat
sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai bulan
kesembilan.
Kehamilan menyebabkan perubahan fisik maupun psikologis
dari ibu, serta perubahan sosial di dalam keluarga dalam
menyambut anggota keluarga baru. Perlu pemantauan
perubahan-perubahan fisik yang normal yang dialami ibu serta
tumbuh kembang janin, juga mendeteksi dan menatalaksana
setiap kondisi yang tidak normal.
A. PERUBAHAN FISIK
I. Perubahan Pada Tubuh Ibu Hamil :
1. Trimester Pertama
Tanda-tanda fisik yang kadang dapat terjadi pada ibu
adalah perdarahan sedikit (spotting) sekitar 11 hari
setelah konsepsi, yakni pada saat embrio melekat
pada lapisan uterus. Perdarahan ini biasanya kurang
dari jumlah haid yang normal. Perubahan-perubahan
fisik berikutnya biasanya adalah nyeri dan pembesaran
payudara, kadang diikuti dengan rasa lelah yang sangat
dan sering kencing. Gejala ini akan dialami sampai 3
Pedoman Pelayanan Antenatal 45,
|16
bulan berikutnya. “Morning sickness” (sakit di pagi hari)
berupa mual dan muntah biasanya dimulai sekitar 8
minggu dan mungkin berakhir sampai 12 minggu. Setelah
12 minggu pertumbuhan janin dalam uterus dapat
dirasakan ibu diatas simpisis pubis. Ibu akan mengalami
kenaikan berat badan sekitar 1-2 kg selama kehamilan
trimester pertama.
Trimester Kedua
Uterus akan terus membesar. Setelah 16 minggu uterus
biasanya berada pada pertengahan antara simpisis pubis
dan pusat. Berat badan Ibu bertambah sekitar 0,4-0,5
kg/minggu. Ibu akan mulai merasa mempunyai banyak
energi. Pada 20 minggu fundus Uteri berada dekat
dengan pusat (2-3 jari bawah Pusat). Payudara mulai
mengeluarkan kolostrum. Ibu mulai merasakan gerakan
janinnya. Tampak perubahan kulit yang normal, berupa
cloasma, linea nigra dan striae gravidarum.
Trimester Ketiga
Pembesaran Uterus terus bertambah. Pada minggu ke 28
fundus Uteri berada pada 3jari diatas pusat antara pusat
dan processus xiphoid. Pada minggu ke 32, fundus uteri
berada pada pertengahan pusat dan Procesus Xiphoid
(Px). Minggu ke 36, fundus Uteri mencapai 3 jari dibawah
Procesus Xiphoid (Px). Payudara terasa penuh dan lunak.
Sering kencing kembali terjadi. Sekitar minggu 38 janin
mulai masuk kedalam rongga panggul. Sakit punggung
dan sering kencing meningkat akibat tekanan uterus
terhadap kandung kencing. Tidur mungkin menjadi
sulit. Terasa kontraksi Braxton Hicks ( His Palsu ) yang
meningkat.
Pedoman Pelayanan AntenatalPerubahan Pada Janin
Umur janin yang sebenarnya dihitung mulai dari saat
fertilisasi atau karena fertilisasi selalu berdekatan dengan
ovulasi sekurang- kurangnya dari saat ovulasi.
i
Trimester Pertama
Sesuai dengan tingkat pertumbuhannya, janin diberi
berbagai nama. Dari 0- 2 minggu setelah fertilisasi
disebut ovum. 3 - 5 minggu setelah fertilisasi disebut
embrio (mudigah). Pada masa ini pembentukan alat - alat
badan dalam bentuk dasar sudah terjadi. Dari gumpalan
sel yang kecil, embrio berkembang dengan pesat, setelah
5 minggu disebut foetus (janin) yang sudah mempunyaii
bentuk manusia. Pada akhir minggu 12, panjang janin
7 -9 cm, sudah ada pusat - pusat pertulangan, kuku dan
jenis kelaminnya sudah dapat ditentukan. Janin sudah
bergerak sangat halus, sehingga belum dapat dirasakan
oleh ibu. Ginjal sudah membentuk sedikit air kencing.
Trimester Kedua
Pada akhir minggu 16, panjang janin 10 - 17 cm dan
beratnya 100 gram.
Alat kelamin luar sudah dapat ditentukan jenisnya. Kulit
mulai ditumbuhi rambut halus (lanugo).Ibu mungkin
sudah dapat merasakan gerakan janin.
Pada akhir minggu 20, panjang janin 18 -27 cm dan
beratnya sekitar 300 gram. Bunyi jantung sudah dapat
didengar.
Pada akhir minggu 24, panjangnya 28 - 34 cm dan berat
janin 600 gr. Mekonium terdapat di dalam usus, dan
verniks mulai muncul pada kulit janin. Janin mempunyai
periode tidur dan beraktifitas, merespon pada suara, dan
bernafas.
Pedoman Pelayanan Antenatal 47.3. Trimester Ketiga
Pada akhir minggu 32 berat janin 1700 - 1800 gram
dengan, panjang 40-43 cm,permukaan kulit merah dan
keriput seperti orang tua. Pada janin laki-laki testis
telah turun kedalam scrotum.
Pada akhir minggu 36-40, jika ibunya mendapat gizi yang
cukup, kebanyakan berat janinnya antara 3000 - 3500
gram dengan panjang 46 - 50 cm.
B. PERUBAHAN PSIKOLOGIS
1.
18
Trimester Pertama
Pada awal kehamilan, hormon progesteron dan estrogen
dalam tubuh akan meningkat dan ini menyebabkan
timbulnya rasa mual-mual pada pagi hari, lemah, lelah
dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat dan
seringkali membenci kehamilannya. Masalah kejiwaan
yang sering terjadi pada ibu hamil adalah perasaan
takut dan penolakan ibu terhadap kehamilannya,
kekecewaaan, kecemasan dan kesedihan.
Perasaan takut timbul karena kehamilan menyebabkan
perubahan besar pada badan ibu seperti perut membesar,
terasa adanya pergerakan dalam perut, timbulnya
hyperpigmentasi, striae, colostrum dll.
Pada trimester pertama ini seorang ibu akan selalu
mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan dirinya
memang hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada
tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama.
Karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan
rahasia seorang ibu yang mungkin diberitahukannya
kepada orang tertentu atau dirahasiakannya.
Pedoman Pelayanan AntenatalHasrat untuk melakukan hubungan seks, bagi wanita pada
trimester pertama ini berbeda-beda. Walaupun beberapa
wanita mengalami libido seks yang lebih, kebanyakan
mereka mengalami penurunan libido selama periode ini.
Keadaan ini menciptakan kebutuhan untuk berkomunikasi
secara terbuka dan jujur dengan suami. Banyak wanita
merasa kuat kebutuhan untuk dicinta namun tanpa
seks. Libido sangat besar dipengaruhi oleh kelelahan,
rasa mual, pembesaran payudara, keprihatinan dan
kekhawatiran. Semua ini merupakan bagian normal dari
proses kehamilan pada trimester pertama.
Reaksi pertama seorang pria ketika mengetahui bahwa
dirinya akan menjadi ayah adalah timbulnya kebanggaan
atas kemampuannya mempunyai keturunan bercampur
dengan keprihatinan akan kesiapannya untuk menjadi
ayah dan menjadi pencari nafkah untuk keluarganya.
Seorang calon ayah mungkin akan sangat memperhatikan
keadaan ibu yang sedang mulai hamil dan menghindari
hubungan seks karena takut akan menciderai janinnya.
Ada pula pria yang hasrat seksnya terhadap wanita
hamil relatif lebih besar. Di samping itu respons yang
diperlihatkannya, seorang ayah perlu dapat memahami
keadaan ini dan menerimanya.
Trimester Kedua
Pada masa ini biasanya merupakan saat ibu merasa sehat.
Tubuh sudah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih
tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamilpun sudah
berkurang. Perut ibupun belum terlalu besar, sehingga
belum dirasakan sebagai beban. Ibu sudah menerima
kehamilannya dan dapat mulai menggunakan energi
dan pikirannya secara lebih konstruktif. Pada trimester
ini pula ibu dapat merasakan gerakan janinnya, dan ibu
Pedoman Pelayanan Antenatal 9mulai merasakan kehadiran janinnya sebagai seseorang
di luar dari dirinya sendiri. banyak ibu merasa terlepas
dari rasa kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti
yang dirasakan pada trimester pertama dan merasakan
meningkatnya libido.
3. Trimester Ketiga
Trimester ketiga disebut periode menunggu dan waspada,
sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu
kelahiran janinnya. Gerakan janin dan membesarnya
perut merupakan 2 hal yang mengingatkan ibu akan
janinnya. Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa
janinnya akan lahir sewaktu-waktu. Ini menyebabkan ibu
meningkatkan kewaspadaannya terhadap timbulnya tanda
dan gejala persalinan. Ibu seringkali merasa khawatir dan
takut kalau-kalau janin yang dilahirkannya tidak normal.
Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi janinnya
dan akan menghindari orang atau benda apa saja yang
dianggapnya membahayakan janinnya. Seorang ibu
mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya
fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan.
Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali
dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek.
Disamping itu ibu mulai merasa sedih karena akan
berpisah dari janinnya dan kehilangan perhatian khusus
yang diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu
memerlukan keterangan dan dukungan dari suami,
keluarga dan bidan. Tugas dari pemberi pelayanan
antenatal bukan untuk menghilangkan rasa takut, tetapi
membantu ibu untuk mengatasinya. Dengarkan dengan
sabar agar pasien dapat mencurahkan isi hatinya, berikan
pengertian dan pimpin pasien keluar dari masalahnya.
Selain itu pengertian terhadap keadaan calon ibu dari
keluarga, terutama suami sangat diperlukan.
20 Pedoman Pelayanan AntenatalBAB Il
Kehamilan
A. Perubahan Fisik
B. Perubahan PsikologisKEHAMILAN
Masa kehamilan dimulai dari saat konsepsi sampai lahirnya
janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9
bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan
dibagi dalam 3 triwulan, yaitu triwulan pertama dimulai dari
konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat
sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai bulan
kesembilan.
Kehamilan menyebabkan perubahan fisik maupun psikologis
dari ibu, serta perubahan sosial di dalam keluarga dalam
menyambut anggota keluarga baru. Perlu pemantauan
perubahan-perubahan fisik yang normal yang dialami ibu serta
tumbuh kembang janin, juga mendeteksi dan menatalaksana
setiap kondisi yang tidak normal.
A. PERUBAHAN FISIK
I. Perubahan Pada Tubuh Ibu Hamil :
1. Trimester Pertama
Tanda-tanda fisik yang kadang dapat terjadi pada ibu
adalah perdarahan sedikit (spotting) sekitar 11 hari
setelah konsepsi, yakni pada saat embrio melekat
pada lapisan uterus. Perdarahan ini biasanya kurang
dari jumlah haid yang normal. Perubahan-perubahan
fisik berikutnya biasanya adalah nyeri dan pembesaran
payudara, kadang diikuti dengan rasa lelah yang sangat
dan sering kencing. Gejala ini akan dialami sampai 3
Pedoman Pelayanan Antenatal 45,
|