You are on page 1of 7

INSPEKSI PEMELIHARAAN DAN

METODE PERBAIKAN
POLBAN

Reza Farhandasi / 171158014


Teuku Fareadh Hasyimi / 171158019

Magister Terapan Rekayasa Infrastruktur


Politeknik Negeri Bandung
2018
INSPEKSI PEMELIHARAAN DAN METODE PERBAIKAN
POLBAN

Pendahuluan
Non destructive testing (NDT) adalah pengujian atau inspeksi terhadap konstruksi beton dimana untuk menjamin bahwa material yang
kita gunakan masih aman dan belum melewati batas kerusakan toleransi. NDT biasanya dilakukan sebanyak 2 kali.
1. Selama dan diakhir proses fabrikasi, untuk menentukan suatu komponen dapat diterima setelah melalui tahap-tahap fabrikasi
2. NDT dilakukan setelah komponen dilakukan dalam jangka waktu tertentu
Penelitian pada paper ini dilakukan pada tahap pertama yaitu dengan melakukan pengujian cast in situ (cor ditempat) untuk dijadikan
sebagai bagian dari kendali mutu komponen. Penelitian ini melakukan pengujian dengan 2 metode yaitu :
• Menggunakan metode Ultrasonic, yaitu dengan menggunakan gelombang ultrasonic. Pada prinsipnya gelombang ultra sonic
dipancarkan dalam material dan didapat gelombang baliknya untuk mengetahui gambaran posisi dari crack. dalam hal ini
menggunakan alat UPV (ultrasonic pulse velocity)
• Pengujian kekerasan dengan cara dinamik, pengujian ini merupakan pengujian kekerasan yangg dilakukan dengan cara mengukur
tinggi pantulan dari bola baja atau hammer intan yang dijatuhkan dari ketinggian tertentu. Dalam hal ini menggunakan alat
hammer test .
Dari paper ini hanya merujuk pada hasil yang lebih baik dari perbandingan hasil pengujian menggunakan kedua alat tersebut.
Assessing the strength of reinforced concrete structures through Ultrasonic
Pulse Velocity and Schmidt Rebound Hammer tests
(Menilai kekuatan struktur beton bertulang menggunakan UPV dan Hammer test)
POLBAN oleh
Mahdi Shariati
Nor Hafizah Ramli-Sulong,
Mohammad Mehdi Arabnejad K. H.,
Payam Shafigh and Hamid Sinaei

Studi eksperimental menggunakan Ultrasonic Pulse Velocity (UPV) dan Schmidt Rebound Hammer
(hammer test) sebagai Pengujian konstruksi bersifat tidak Merusak (NDT). yang disajikan dalam makalah ini untuk
membangun korelasi antara kekuatan tekan tes kompresi dan nilai-nilai NDT. Kedua tes telah digunakan untuk
menentukan kualitas beton dengan menerapkan model analisis regresi antara kuat tekan beton in-situ pada bangunan
dan tes nilai-nilai yang ada. Para anggota utama dari sebuah struktur yang ada termasuk kolom, balok dan slab
dilibatkan dalam penelitian ini. Hubungan antara kuat tekan beton yang dikumpulkan dari menabrak catatan
pengujian dan diperkirakan hasil dari catatan NDT menggunakan analisis regresi dibandingkan bersama-sama
untuk mengevaluasi prediksi mereka untuk kekuatan beton. Hasil pengujian menunjukkan bahwa metode hammert
test yang lebih efisien dalam memprediksi kekuatan beton dalam kondisi tertentu. Dihasilkan kurva kalibrasi
kekuatan estimasi ini dibandingkan dengan hasil lainnya dari literatur yang diterbitkan sebelumnya.
Analisis dan hasil
Dari hasil pengujian didapat Kalibrasi kurva untuk setiap metode uji yang diambil menggunakan analisis regresi.
Hubungan korelasi antara prediksi dan kuat tekan beton diwakili dari hasil hammer test dan UPV. Kita berasumsi
POLBAN kuat tekan beton yaitu k-300 atau fc 25 yang didapat dari hasil JMF yang ada pada tabel didalam paper.

1. Hasil pengujian yang didapat dari hammer test dari benda uji mendapatkan garis lurus yang ditunjukan oleh
grafik perbandingan hammer test dan kuat tekan paling baik.

Jumlah data yang digunakan dalam korelasi adalah 18. dan Nilai R2 = 93,6%, yang menunjukkan korelasi di mana
sebagian besar standar error nya adalah (S.E) = 2.1024. cukup signifikan dari hasil 95% yang paling akurat yaitu (fc
± 4.42 MPa) artinya dalam hal ini kita menggunakan asumsi awal untuk mendapatkan fc 25 dapat menggunakan
rumus diatas yang dibuktikan dengan nilai R=30 pada grafik diatas.
2. Sedangkan pengujian UPV yang didapat dari benda uji mendapatkan garis lurus yang ditunjukan oleh grafik
perbandingan UPV dan kuat tekan.
POLBAN

Jumlah data yang digunakan dalam korelasi adalah 18 dan Nilai R2 = 91,9%, yang menunjukkan korelasi di mana
sebagian besar standar error nya adalah (S.E) = 3,3746 dengan syarat 95% ketelitian. hasil ini tidak seakurat dari
persentasi yang dihasilkan oleh hammer test yang dapat dilihat dari nilai (fc ± 11,39 MPa). dalam hal ini kita
menggunakan asumsi awal untuk mendapatkan fc 25 dapat menggunakan rumus diatas yang dibuktikan dengan nilai
V = 3,8 pada grafik diatas.
INSPEKSI PEMELIHARAAN DAN METODE PERBAIKAN
POLBAN

Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kita ambil dari penelitian ini adalah :
1. Metode hammer test tampaknya lebih baik dalam memprediksi kuat tekan beton dibandingkan metode UPV yang dibuktikan dari hasil
perbandingan kuat tekan pada masing-masing grafik.
2. Bahwa penggunaan kedua metode ini secara individual yaitu UPV dan Hammer test tidak tepat untuk memprediksi keakuratan kekuatan beton.
3. Penggunaan Hammer test untuk menghitung kekuatan beton selama dan diakhir proses fabrikasi seperti yang sudah dijelaskan pada slide
pendahuluan tidak disarankan kecuali menggunakan kalibrasi khusus.
4. kurva kalibrasi penulis yang di tunjukan pada grafik di bawah ini lebih tinggi dari pada penelitian sebelumnya. Hal ini di indikasikan dari
berbagai faktor seperti proporsi agregat, rasio air dan semen, proses curing juga bisa menjadi penyebab perbedaan.
Sekian dan Terima Kasih
POLBAN

Reza Farhandasi / 171158014


Teuku Fareadh Hasyimi / 171158019

Magister Terapan Rekayasa Infrastruktur


Politeknik Negeri Bandung
2018

You might also like