You are on page 1of 2

Distribusi zat terlarut dalam tubuh tergantung dari apakah zat itu bisa melewati

membran sel, entah itu dengan difusi sederhana, dimediasi oleh protein atau
vesikel. Air bisa bergerak bebas untuk masuk maupun keluar hampir di setiap
sel melewati ion channels dan channel-channel air spesial yang terdiri dari
aquaporin.

Tubuh manusia paling banyak diisi oleh air, misalnya pada bayi sebanyak 65%
dari berat tubuh total dan terus munurun seiring bertambahnya umur hingga
menjadi 52% untuk laki-laki dan 46% untuk perempuan di usia 60 keatas. 33%
adalah cairan interstitial yang isinya 75% cairan ekstraselular dan plasma
ekstraselular yang isinya 25% air.

Klinisi memperkirakan banyaknya cairan yang hilang dengan persamaan


penurunan berat badan dan kehilangan cairan. Seliter air sama dengan 1 kg,
maka jika seorang bayi mengalami diare dan berat badannya menurun 0.5 kg,
bisa diasumsikan bahwa cairan yang hilang sebanyak 500 ml dan itu adalah
jumlah cairan yang harus diganti. Selain cara tadi, volume air dalam tubuh kita
juga bisa diketahui dengan air radioaktif, tritium, heavy water, deuterium dan
antipyrine.

Selain air bebas bergerak, air juga mendistribusikan dirinya sendiri ke seluruh
tubuh sampai mencapai equilibrium, dengan kata lain, air tidak akan berhenti
bergerak sampai titik equilibrium tercapai. Pergerakan air melewati membran
dipengaruhi oleh gradien konsentrasi akan zat terlarut dan disebut osmosis.
Misalnya ada 2 kompartemen, A dan B. A memiliki konsentrasi lebih rendah dan
B memiliki konsentrasi lebih tinggi. Maka, air akan bergerak ke kompartemen B.

Fluid intake kita sehari-hari bersumber dari konsumsi cairan dan kandungan air
dari makanan. Normalnya bertotal 2100 ml/hari ditambah hasil oksidasi glukosa
sebanyak 200 ml, menjadi 2300 ml/hari (bervariasi tergantung cuaca, kebiasaan,
aktivitas fisik, dll.).

Fluid output melalui evaporasi dari saluran pernapasan dan difusi melalui kulit
yang normalnya bertotal 700 ml/hari yang merupakan kehilangan cairan yang
tidak disadari/insensible water loss. Selain itu, air juga dikeluarkan melalui feses
dan urin.

Kompartemen cairan tubuh ada 2, yaitu cairan ekstraselular dan cairan


interselular. Cairan ekstraselular dibagi 2 menjadi cairan interstitial dan plasma
darah. Kompartemen lain yang lebih kecil adalah cairan transelular yang
termasuk didalamnya adalah cairan sinovial, peritoneal, perikardial, ruang
intraocular, dan cairan cerebrospinal.

Kehilangan cairan yang abnormal salah satunya adalah hiponatremia. Natrium


adalah 90% dari konsentrasi cairan ekstraselular. Jika konsentrasi natrium
plasma dibawah <142 mEq/L hiponatremia dan jika >142 mEq/L adalah
hipernatremia. Hiponatremia disebabkan oleh diare dan muntah-muntah.
Komplikasinya bisa terjadi edema sel dan perubahan drastis karena
hiponatremia bisa berpengaruh pada jaringan, fungsi organ dan otak seperti
edema (bisa menyebabkan kejang, koma hingga kerusakan permanen) dan
gejala-gejala neurologis seperti sakit kepala, mual, letargi, dan disorientasi.

Sumber :
1. Silverthorn Human Physiology Integrated Approach
2. Harrison’s Internal Medicine
3. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology

You might also like